Anda di halaman 1dari 10

PENETAPAN KADAR PARACETAMOL

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS


TUJUAN
Memahami Uji Linieritas  dalam proses
validasi analisis penetapan kadar
Paracetamol dengan menggunakan
spektrofotometri UV-VIS
LANDASAN TEORI
Tujuan utama yang harus dicapai dari suatu kegiatan analisis kimia adalah
dihasilkannya data uji yang valid. Secara sederhana hasil uji yang valid
dapat digambarkan sebagai hasil uji yang mempunyai akurasi
(accuracy) dan presisi (precission) yang baik. Menurut ISO/IEC, Validasi
diartikan sebagai kegiatan konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan
bukti yang objektif bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud
khusus harus terpenuhi. Beberapa manfaat validasi metode analisis adalah
untuk mengevaluasi kerja suatu metode analisis, menjamin prosedur
analisis, menjamin keakuratan dan kedapat ulangan hasil prosedur
analisis, dan mengurangi risiko penyimpangan yang mungkin timbul.
Terdapat 8 parameter validasi metode analisis yakni spesifisitas, ketelitian,
ketepatan, linieritas, kisaran, limit deteksi, limit kuantitasi, ketangguhan,
sedangkan parameter yang harus dipenuhi untuk validasi metode analisis
produk obat-obatan meliputi spesifisitas, linieritas, kisaran, limit deteksi,
limit kuantisasi, ketelitian dan ketepatan.
• Paracetamol merupakan zat aktif pada obat yang
banyak digunakan dan dimanfaatkan sebagai analgesik
dan antipiretik. Paracetamol tergolong kedalam
kelompok besar antiinflamasi nonsteroid (Non Steroid
Antiinflamatory Drugs/NSAIDS) Dalam Farmakope
Indonesia Edisi IV (Hal:649-650), Parasetamol
mempunyai beberapa sinonim yakni Parasetamolum,
Asetaminofen, dan 4-hidroksiasetanilida. Dengan rumus
kimia C8H9NO2 dan berat molekul 151,16, senyawa ini
berwujud serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau
dengan rasa sedikit pahit. Paracetamol bersifat mudah
larut dalam etanol, air mendidih dan dalam NaOH 1N.
ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
1. Gelas piala 1. Paracetamol p.a
2. Neraca digital 2. Etanol
3. Lumpang 3. aquadest
4. Spektrofotometer uv-vis
5. Labu ukur
6. mikroburet
CARA KERJA
• Pembuatan Larutan Baku :
Parasetamol (p.a.) ditimbang teliti sebanyak
60 mg, dimasukkan ke dalam labu tentukur
10,0 mL, ditambah etanol hingga 10 mL, lalu
dipipet 1 mL ke dalam labu tentukur 10 mL,
dan ditambah etanol hingga 10 mL.
• Pembuatan Kurva Baku :
Sebanyak 50 mg parasetamol (p.a.) yang
ditimbang teliti dimasukkan ke dalam labu
tentukur 50 mL, ditambah etanol hingga 50 mL,
lalu dipipet 1 mL ke dalam labu tentukur 10 mL,
ditambah dengan etanol hingga 10 mL, dipipet
sebanyak 5 mL dan diencerkan hingga 50 mL,
kemudian dipipet kembali sebanyak 1, 2, 3, 4, 5,
6 dan 7 mL, masing-masing dicukupkan
volumenya dengan etanol hingga 10 mL. Serapan
masing-masing diukur pada gelombang 245 nm.
HASIL PENGAMATAN
NO Konsentrasi Absorbansi (y) xy X2
(ppm) (x)
1 1 0,0198 0,0198 1
2 2 0,1876 0,3752 4
3 3 0,2765 0,8295 9
4 4 0,3869 1,5476 16
5 5 0,4617 2,3085 25
6 6 0,5771 3,4626 36
7 7 0,6982 4,8874 49
jumlah 28 2,6078 13,4306 140
Rata-rata 4 0,372542857 1,918657143 20
Intersep (A) -0,0559
Slope (b) 0,1071
r (square) 0,992
r 0,9960
GRAFIK KURVA KALIBRASI
PEMBAHASAN
• Dari data diatas, didapat nilai r sebesar 0,9960.
Nilai r dikatakan baik apabila nilanya mendekati
1. Suatu metode bersifat linear jika nilai R2nya
lebih besar dari 0,98. Dalam pengukuran didapat
nilai R2 sebesar 0,992.Maka, dapat disimpulkan
bahwa metode analisis memiliki nilai linieritas
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai