Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KUANTITATIF BAHAN AKTIF DALAM

SEDIAAN SEMI SOLID


(SULFAMETOKSAZOL)
Flamboyan Ayu1,Mega Hijriawati1,Nafrah Hayura Ivan1, Willyborodus Yoga1, Shasti Widhia1
1
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

ABSTRAK
Sulfametoksazol merupakan obat antibakteri golongan sulfonamid. Tujuan dari praktikum ini untuk
melakukan preparasi sampel sediaan semi solid untuk analisis kuantitatif sulfametoksazol, memilih
metode analisis senyawa dengan gugus fungsi amin aromatis secara titrimetri dan menghitung
konsentrasi sulfametoksazol dalam sediaan semi solid dengan nitrimetri. Titrasi Nitrimetri
merupakan metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku Natrium
Nitrit dan didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam
nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium. Penentuan kadar sulfametoksazol
dilakukan sebanyak 3 kali dengan kadar rata rata sebesar 16,49%.
Kata kunci : Sulfametoksazol, Titrasi, Nitrimetri, Kadar

ABSTRACT
Sulfametoksazol is antibacterial drugs in sulfonamide grup. The purpose of this lab to doing sampel
preparation for semi solid form for quantitative analyze sulfametoksazol, choose methods analyze
coumpond with amin aromatis fuctional grup and determine the levels of sulfametoksazol.
Nitrimetri titration is a method of assay quantitatively using a standard solution of Sodium Nitrite
and based on the reaction of the reaction between the diazotized primary aromatic amine with
nitrous acid under acidic conditions to form a diazonium salt. Determination of sulfamethoxazole
done 3 times with an average grade of 16.49%.
Keywords : Sulfametoksazol, Titration, Nitrimetri, Content

PENDAHULUAN Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan


Metode titrasi Nitrimetri merupakan metode sangat berguna untuk enetapkan kadar-kadar senyawa
penetapan kadar secara kuantitatif dengan antibiotik sulfonamida dan juga senyawa-senyawa
menggunakan larutan baku Natrium Nitrit dan anasetika lokal golongan asam amina benzoat. Metode
didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara titrasi diazotasi disebut juga nitrimetri yaitu metode
amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam penetapan kadar secara kualitatif dengan menggunakan
suasana asam membentuk garam diazonium. Dalam larutan baku NaNO₂.
Nitrimetri, berat ekivalen suatu senyawa sama dengan Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi
berat molekulnya karena 1 mol senyawa bereaksi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan
dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam.
garam diazonium (Gandjar, 2007) Titik akhir titrasi diazotasi tercapai apabila pada
penggoresan larutan yang dititrasi pada pasta kanji
iodida atau kertas kanji iodida akan terbentuk warna
biru juga ( Gandjar, 2007 )
Sulfametoksazol merupakan obat antibakteri
golongan sulfonamid. Obat ini biasa dikombinasi
dengan trimetoprim untuk meningkatkan potensinya,
dengan nama generik kotrimoksazol, tetapi

1
sulfametoksazol sangat sukar larut dalam air. pada suhu kamar dan akan terlihat vaselin memadat
Kelarutannya 1 : 3400 (Nichols, 1995) pada permukaan larutan.Vaselin dipisahkan dari
METODE larutan. Kemudian larutan didinginkan hingga suhu
Alat 150C dan ditambahkan KBr. Setelah dingin
Beaker glass, batang pengaduk, buret dan statif, ditambahkan indicator yaitu trepeolin oo 5 tetes dan
corong, erlenmeyer, mortar dan stamper, neraca metilen blue 3 tetes. Kemudian dititrasi dengan larutan
analitis, penangas air, pipet tetes, plat tetes, spatel NaNO2 hingga terjadi perubahan warna menjadi biru
Bahan kehijaun. Dilakukan sebanyak 3x.
Asam Sulfanilat, Aquadest, Es, HCl 4N, KBr, Metilen
blue, Natrium Nitrit 0,1N, Pasta HASIL
kanjiiodide,Sulfametoksazol, Seng(II), Treopelin OO Standarisasi NaNO2 dengan asam sulfanilat
No Perlakuan Hasil Gambar
Pembuatan Pasta Kanji Iodida 1. Menimbang Larutan

Sebanyak 750 mg KI dilarutkan dalam 5 ml air. asam bening

Sebanyak 2 g ZnCl2 dilarutkan dalam 10 ml air. Kedua sulfanilat dan

larutan dicampurkan dan ditambah 100 ml air. Larutan dilarutkan

dipanaskan hingga mendidih. Tambahkan suspensi 2 g dalam 25mL

pati dalam 35 ml air dan diaduk. Didihkan selama 2 aquadest dan

menit lalu didinginkan ditambahkan


dengan HCl

Pembuatan Natrium Nitrit 0,1 N dalam 1 L 4N


2. Didinginkan Perubahan Erlenmeyer 1
Timbang dengan seksama 7,3 gram NaNO2. Larutkan
hingga warna dari
dengan aquadest ad 1000 mL.
mencapai warna
0
suhu 15 C , ungu
Standarisasi NaNO2 dengan asam sulfanilat
kemudian menjadi
Asam sulfanilat ditimbang sebanyak 100 mg,
ditambahkan biru
kemudian masukkan dalam Erlenmeyer dan
KBr dan kehijauan
ditambahkan dengan larutan HCl 4N sebanyak 5 mL
ditambahkan
dan aquadest sebanyak 25 mL kemudian dikocok Erlenmeyer 2
indicator V1 = 7.2
hingga larut. Kemudian asam sulfanilat dititrasi dengan
(tropeolin dan mL
larutan natrium nitrit hingga mencapai titik akhir
metilen blue) V2 = 7 mL
dengan terjadinya perubahan warna menjadi biru
kehijaun. Lakukan sebanyak 2 kali/diplo.

Penetapan Kadar Sulfametoksazol dalam salep


1 2
Sampel sulfametoksazol yang akan diukur kadarnya Massa asam 100mg 100mg
ditimbang sebanyak 400 mg kemudian dilarutkan sulfanilat
dalam 16mL asam asetat glasial , 32 mL aquadest dan Volume akhir 7.2mL 7Ml

12 mL dan dikocok hingga larut dalam Erlenmeyer titrasi


1 mL NaNo2 0,1 N ≈ 17,319 mg Asam Sulfanilat
kemudian dipanaskan di penangas air sambil sesekali
V = (7.2mL + 7 mL)/2 = 7.1 mL
digoyang-goyang untuk memudahkan pemisahan
V1 x N1 = ekuivalen as.sulfanilat
vaselin, setelah zat aktif larut, larutan dibiarkan dingin
2
massa as . sulfanilat
7.1mL x [N NaNO2] =
173.19
100 mg
7.1mL x [N NaNO2] =
173.19
[N NaNO2] = 0.081N
5. Ditotolkan Terbentuk

Penetapan Kadar Sulfametoksazol dalam salep pada lapisan warna biru


tipis pasta kehitaman
No Perlakuan Hasil Gambar
1. Menimbang Larutan kanji
400 mg bening
Penetapan Kadar
sampel dan
Volume x N x BE
dilarutkan 1. Sampel 1 : x 100 % =
massa sampel
dalam 32mL
aquadest dan 3.2 x 0.081 x 253.28
x 100 % = 16.45%
ditambahkan 399.1
dengan HCl Volume x N x BE
2. Sampel 2 : x 100 % =
4N massa sampel
2. Dipanaskan di
atas penangas 3.25 x 0.081 x 253.28
x 100 % = 16.62%
401.1
air
3. Didinginkan Vaselin Volume x N x BE
3. Sampel 3 : x 100 % =
pada suhu terpisah, massa sampel
kamar , dan larutan
3.2 x 0.081 x 253.28
vaselin bening x 100 % = 16.35%
400.5
dipisahkan
4. Didinginkan Perubahan Erlenmeyer 1
Kadar rata – rata
hingga warna dari
mencapai warna 16.45 %+16.62 %+16.35 %
= 16.49%
3
suhu 150C , ungu
kemudian menjadi
PEMBAHASAN
ditambahkan biru
Nitrimetri merupakan penetapan kadar secara
KBr dan kehijauan
kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium
ditambahkan V1 =
nitrit. Nitrimetri disebut juga dengan metode titrasi
indicator 3.2mL Erlenmeyer 2
diazotasi. Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan
(tropeolin dan V2 = 3.25
kadarnya dengan metode nitrimetri adalah senyawa
metilen blue) mL
yang mengandung gugus amin aromatis primer salah
V3 = 3.2
satunya yaitu sulfametoksazol. Penetapan kadar
mL
senyawa ini dilakukan untuk mengetahui kemurnian

Erlenmeyer 3 zat tersebut dalam satu sampel. Dalam nitrimetri, berat


ekivalen suatu senyawa sama dengan berat molekulnya
karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam
nitrit dan menghasilkan 1 mol garam diazonium.

3
Dengan alasan ini pula, untuk nitrimetri, konsentrasi dengan cara titrasi. Setelah dititrasi dengan natrium
larutan baku sering dinyatakan dengan molitas (M) nitrit, HCL akan membentuk suasana menjadi asam
karena maloritasnya sama dengan normalitasnya. dan berinteraksi dengan natrium nitrit membentuk
Dalam nitrimetri senyawa dengan gugus amin aromatis asam nitrit, kemudian asam nitrit akan berinteraksi
sekunder harus dihidrolisis atau di reduksi terlebih dengan sampel sulfametoksazol membentuk garam
dahulu menjadi senyawa dengan gugua amin aromatis diazonium. Reaksi diazotasi dapat dituliskan:
primer. NaNO2 + HCl → NaCl + HNO2
Analisa suatu zat atau senyawa dapat C6H2 – NH2 + HNO2 + HCl→ C6H2 – N2Cl + H2O
dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kualitatif dan (Zulfikar, 2010).
secara kuantitatif, tergantung dari kebutuhan analisis Percobaan ini digunakan natrium nitrit bukan
tersebut. Pada praktikum kali ini, dilakukan anasisa asam nitrit, karena sifat asam nitrit yang tidak stabil
secara kuantitatif terhadap sampel berupa sediaan semi (3HNO3 → H2O + 2NO + HNO3), maka digunakan
solidsenyawa sulfametoksazol. Golongan garamnya : Natrium nitrit (NaNO2). Titrasi dilakukan
sulfometaksazol merupakan senyawa yang biasanya di bawah suhu 15C. Hal ini karena garam diazonium
digunakan secara sistematik untuk pengobatan dan tidak stabil dan jika suhunya lebih tinggi bisa terurai
pencegahan penyakit infeksi pada manusia. menjadi fenol dan natrium. Titrasi juga harus dilakukan
Mempunyai spectrum antibakteri yang luas dan hanya pada suasana asam dengan rentang pH 2-4 hal ini
bersifat bakteriostatik, namun pada kadar yang tinggi dilakukan supaya natrium nitrit dapat berubah menjadi
di dalam urin dapat bersifat bakterisid. Rumus dasar asam nitrit.
dari golongan sulfametaksazol mempunyai gugus amin Sebagai penunjuk titik akhir titrasinya,
aromatis primer, sehingga digunakan metode nitrimetri digunakan indikator metilen biru dan tropeolin OO.
untuk menganalisa senyawa ini. Kedua indikator ini adalah indikator dalam, dalam
Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan suasana asam treopelinOO berwarna merah dan biru
kadar sulfametoksazol nomer 3. Tujuan dalam metilen berwarna biru. Kalau terdapat natrium nitrit
praktikum kali ini adalah dapat melakukan preparasi berlebih maka warna treopelinOO akan berubah
sample sediaan semisolid untuk anilisis kuantitatif zat menjadi kuning. Dengan demikian perubahan warna
aktif, mampu memilih metode analisis senyawa dengan dari ungu menjadi ungu muda (dekat titik akhir)
gugus fungsi amin aromatis, dan mampu menghitung berubah menjadi biru hijau (titik akhir titrasi).Titrasi
konsentrasi zat aktif dalam sediaan semisolid dengan dengan memakai indikator dalam dapat dilakukan pada
nitrimetri. temperature kamar, untuk ini diperlukan adanya KBr
Reaksi diazotasi adalah reaksi antara amin sebagai katalis.
aromatis primer dengan asam nitrit yang berasal dari Untuk memastikan titik akhir titrasi dilakukan
natrium nitrit dalam suasana asam untuk membentuk pengecekan dengan indicator luar berupa pasta kanji
garam diazonium (Wiadnya, 2012). KI. Pasta kanji diteteskan satu tetes pada pelat tetes.
Sebelum penentuan kadarnya, sampel dalam Larutan sulfametoksazol yang ingin dipastikan titik
bentuk semi solid perlu dilakukan preparasi terbelih akhir titrasinya, dilewatkan pada pelat tetes yang
dahulu dengan menimbang 400 mg sampel kemudian menggandung pasta kanji KI. Apabila larutan
melarutkan dalam 16 ml asetat glasial, 32 ml air, dan sulfametoksazol berubah warna menjadi biru ke
12 ml asam klorida, dipanaskan sampai sesekali di hitaman pada pelat tetesnya yang menggandung pasta
goyang agar vaselin terpisah dan memadat di kanji, artinya larutan sulfametoksazol telah berada di
permukaan larutan. Setelah itu didinginkan larutan titik ahkir titrasi. Untuk meyakinkan apakah benar-
0
dalam 15 C terlebih agar zat aktif segera di identifikasi benar sudah di titik akhir titrasi, maka ditunggu hingga
4
lima menit, jika tidak terjadi perubahan warna maka cepat HNO3 belum bereaksi dengan sampel begitu
sulfametoksazol memang telah berada di titik akhit diteteskan dengan indicator luar akan menimbulkan
titrasi. Pada pasta kanji iodide akan terjadi perubahan warna biru langsung, maka hasil tidak akurat. pH harus
warna menjadi biru. HNO2 akan bereaksi dengan asam karena apabila keasaman kurang maka titik akhir
sampel dan akan membentuk garam diazonium, namun titrasi tidak jelas dan garam diazonium yang terbentuk
tidak semua HNO2 itu akan bereaksi dengan sampel. tidak sempurna karena garam diazonium tidak stabil
Ketika larutan digoreskan pada plat tetes, adanya pada suasana netral atau basa. Pemakaian KBr boleh
kelebihan / sisa asam nitrit akan mengoksidasi iodida dilakukan ataupun tidak, tetapi apabila ditambahkan
mejadi iodium dan dengan adanya amilum akan KBr harus memiliki suhu dibawah 150C, KBr berfungsi
menghasilkan warna biru segera karena iodium sebagai pemercepat reaksi. Selain itu KBr berfungsi
bereaksi dengan amilum. Berikut reaksiya : sebagai stabilisator, yang akan mencegah penguraian
2HI + 2HONO →I2+ 2NO + 2H2O HNO2 menjadi gas N2, yang dapat menguap. Bila
I2 + kanji→ kani iod (biru) menggunakan indicator luar, hati-hati pada reaksi titik
(Zulfikar, 2010). akhir palsu. Titik akhir dicapai bila saat digoreskan
Keuntungan pemakaian indikator luar adalah pada pasta kanji-KI langsung terbentuk warna biru.
perubahan warna jelas sedangkan kerugiannya antara Bila lama-kelamaan pasta-kanji-KI menjadi biru bukan
lain adalah pelaksanaan tidak praktis karena kita harus titik akhir, hal ini bisa terjadi karena oksidasi udara
menggoreskan, dan jika tidak menggunakan indicator atau garam diazonium yang bereaksi dengan K.
dalam percobaan ini memerlukan reaksi orientasi untuk
memperkirakan titik akhir reaksi sampel. KESIMPULAN
Titrasi yang dilakukan sebanyak tiga kali Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
dengan volume masing-masing hasil titrasi sebanyak dan berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan
3,2ml; 3,25 ml; dan 3,2 ml. Sebelum titrasi dilakukan bahwa kenormalan NaNO2 adalah 0.081N dan kadar
disiapkan titrant natium nitrit sebagai larutan baku. sulfametaksazol nomer 3 adalah 16,49%. Metode
Pembakuan natrium nitrit dilakukan dengan analisis kadar sediaan semi solid sampel
menggunakan asam sulfanilat. Prosesnya yaitu, asam Sulfametoksazol ditentukan dengan tirasi nitrimetri
sulfanilat ditimbang dengan sakasama sebanyak 100mg dengan kadar sebesar 16,49%.
dan dimasukkan dalam erlenmeyer. Dilarutkan dengan
25mL aquadest. Ditambah HCl 4N sebanyak 5mL. DAFTAR PUSTAKA
Dimasukkan 5 tetes tropeolin 00 0.1% dan 3 tetes Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman,
Metilen Blue 0.1%. Didinginkan sampai suhu 150C lalu 2007, Kimia Farmasi Analisis,
ditambah KBr sebanyak 10mg. Dititrasi sebanyak dua Pustaka        Pelajar, Yogyakarta.
kali dengan volume titrasi pertama 7,2 ml dan volume Nichols, W. K., 1995, Anti-Infectives in: Gennaro, A.
titrasi kelua 7 ml, kemudian rata-rata volume tersebut R., (Ed.), The Science and practice of
dikonversikan menjadi normalitas sesuai rumus Pharmacy, 19th Ed., Vol. II, Mack
pengenceran. Sehingga, didapatkan bahwa kenormalan Publishing Company, Easton, 1263 – 1336.
NaNO2 adalah 0,081 N. Hasil perhtungan Wiadnya IBR, Ganden S, Handoko D. 2012.
menunjukkan kadar sulfametoksazol pada 400 mg Pengembangan Metode Analisis
adalah 16,49 %. Melamindalam Produk Susu Berbasis Reaksi
Penetesan NaNO2 dari buret jangan terlalu Diazotasi dengan Senyawa Pengkoplingan β-
cepat karena pembentukan garam diazonium naftol. Jurnal Matematika dan Ilmu
memerlukan waktu yang lama. Bila penetesan terlalu Pengetahuan Alam, vol 15 No.1.
5
Zulfikar. 2010. Volumetri. Tersedia online di analisis/volu metric [Diakses pada 5 April
http:www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia- 2016]
kesehatan/larutan/p emisahan-kimia-dan-

6
7

Anda mungkin juga menyukai