Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) DALAM KRIM

PEMUTIH YANG BEREDAR DI BOLAANG MONGONDOW


MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
(SSA)

Moh. Adam Mustapa, Monalisa Manoppo *)


*) Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan
Universitas Negeri Gorontalo

E-mail: mad.mustapa@gmail.com

ABSTRAK

Di Bolaang Mongondow banyak beredar kosmetik krim pemutih wajah. Diduga


beberapa kosmetik yang beredar tersebut mengandung merkuri yang dapat
membahayakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu dilakukan analisis
kandungan merkuri secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif menggunakan
tiga reagen pereaksi yaitu KI, NaOH dan HCl sedangkan pengujian kuantitatif
menggunakan alat Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kelima sampel yang diuji secara
kualitatif, tiga diantaranya positif mengandung merkuri. Kemudian hasil uji
kuantitatif yang dihitung memakai konsentrasi yang diperoleh dari pembacaan alat
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) yaitu sampel A dalam 1 pot (15 g)
mengandung 5,373 ppm merkuri (Hg), sampel B dalam 1 pot (15 g) mengandung
6,048 ppm merkuri (Hg) dan sampel C dalam 1 pot (10 g) mengandung 3,056
ppm merkuri (Hg).

Kata Kunci : Analisis Merkuri, Krim Pemutih, Spektrofotometri Serapan Atom


(SSA)
ABSTRACT

In Bolaang Mongondow, many cosmetic of whitening cream distributed widely


and it is expected that some of the cosmetics contain mercury which can endanger
public health. Therefore, the analysis of mercury (Hg) is conducted qualitatively
and quantitatively to detect theexistence of that chemical within the cream. The
qualitative test is done using three reagentswhich are KI, NaOH and HCl while
quantitative test is done using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS).

The result shows that of the five samples tested qualitatively, three of them
positively contain mercury (Hg). Then the quantitative test results are calculated
using the concentration obtained from the reading of Atomic Absorption
Spectrophotometry (AAS) device show that thesample A in 1 pot (15 g) contains
5.373 ppm mercury (Hg), sample B in 1 pot (15 g) contains 6.048 ppm mercury
(Hg) and sample C in 1 pot (10 g) contains 3.056 ppm mercury (Hg).

Keywords : Analysis of Mercury (Hg), Whitening Cream, Atomic Absorption


Spectrophotometry (AAS)

PENDAHULUAN dari itu perlu penjelasan lebih


Kosmetik sejak dulu dikenal terperinci mengenai kosmetik
sebagai penunjang penampilan agar (Djajadisastra, 2005).
tampak lebih menarik. Penggunaan Kosmetik adalah sediaan atau
kosmetik harus disesuaikan dengan paduan bahan yang untuk digunakan
aturan pemakaiannya. Misalnya, pada bagian luar badan (kulit,
harus sesuai dengan jenis kulit, rambut, kuku, bibir dan organ
warna kulit, iklim, cuaca, waktu kelamin bagian luar), gigi dan
penggunaan, umur, dan jumlah rongga mulut untuk membersihkan,
pemakaiannya sehingga tidak menambah daya tarik, mengubah
menimbulkan efek yang tidak
diinginkan. Sebelum menggunakan
kosmetik, sangatlah penting untuk
mengetahui lebih dulu apa yang
dimaksud dengan kosmetik, manfaat
dan pemakaian yang benar. Maka
penampakan, melindungi merkuri yaitu dapat menjanjikan
supaya tetap dalam keadaan baik, kulit putih dalam waktu singkat.
memperbaiki bau badan tetapi tidak Krim pemutih merupakan
dimaksudkan untuk mengobati atau campuran bahan kimia dan atau
menyembuhkan suatu penyakit bahan lain dengan khasiat dapat
(Iswari, 2007). Seiring dengan memutihkan kulit atau memucatkan
berkembangnya zaman, bentuk noda hitam pada kulit. Krim yang
kosmetik semakin praktis dan mudah mengandung merkuri berkhasiat
digunakan. Masyarakat menganggap untuk memutihkan kulit dalam waktu
bahwa kosmetik tidak akan singkat karena kemampuannya
menimbulkan hal-hal yang dalam menghambat pembentukan
membahayakan karena hanya melananin pada permukaan kulit.
ditempelkan dibagian luar kulit saja, Akan tetapi, zat ini memberikan efek
pendapat ini tentu saja salah karena negatif bagi kesehatan karena dapat
ternyata kulit mampu menyerap terakumulasi dibawah kulit (Syafnir
bahan yang melekat pada kulit. dan Putri, 2011).
(Wasitaatmadja, 1997). Merkuri termasuk logam berat
Menurut survei, krim pemutih berbahaya yang dalam konsentrasi
yang banyak beredar di Bolmong ini kecilpun dapat bersifat racun.
dapat memberikan kulit putih mulus Pemakaian merkuri pada krim juga
dalam waktu singkat akan tetapi dapat menimbulkan banyak hal,
dampak negatif dari krim ini yaitu mulai dari perubahan warna kulit
dapat menimbulkan ketergantungan. yang pada akhirnya dapat
Ketergantungan tersebut akan menyebabkan bintik - bintik hitam
dirasakan pada pemakaian lebih dari pada kulit, alergi, iritasi kulit serta
dua minggu. Apabila para konsumen pemakaian dalam dosis tinggi dapat
berhenti menggunakan krim pemutih menyebabkan otak, ginjal dan
ini, maka wajah mereka pun akan gangguan perkembangan janin,
kembali hitam, kusam, berminyak, bahkan paparan dalam jangka
berjerawat, dll. Hal ini seperti ciri– pendek dalam dosis tinggi juga dapat
ciri krim pemutih yang mengandung menyebabkan muntah- muntah, diare
dan kerusakan paru-paru serta kemudian dipublikasikan pada tahun
merupakan zat karisogenik (dapat 1954 (Haris dan Gunawan, 1992).
menyebabkan kanker) pada manusia Spektrofotometri serapan atom
(BPOM, 2007). (SSA) adalah suatu alat yang
Penelitian Livia tahun 2011 digunakan pada metode analisis
mengenai pengujian kandungan untuk penentuan unsur-unsur logam
merkuri menyimpulkan bahwa dari dan metaloid yang berdasarkan pada
10 sampel kosmetik, seluruhnya penyerapan cahaya oleh atom
ditemukan kandungan merkuri (Hg) (Rohman, 2007). Metode SSA dalam
yang tergolong dalam kategori hal ini mempunyai keunggulan
tinggi. Akibat dari penggunaan selektivitas dan sensitivitas yang
bahan merkuri dalam kadar tinggi cukup baik untuk analisis merkuri
dapat menyebabkan dampak negatif total dalam sampel (Elmer, 1982).
pada kesehatan manusia. Selain itu, Berdasarkan uraian diatas maka
adanya penggunaan merkuri dalam peneliti melakukan penelitian tentang
konsentrasi tinggi juga dikuatkan analisis kandungan merkuri (Hg)
oleh hasil penelitian yang dilakukan dalam krim pemutih yang beredar di
oleh Gianti pada tahun 2013. Hasil Bolaang Mongondow secara
dari penelitian yang terkait analisis spektrofotometri serapan atom
kosmetik racikan dokter (SSA).
menjabarkan bahwa dari ketiga METODE PENELITIAN
sampel produk kosmetik yang Desain Penelitian
diteliti, seluruhnya mengandung Penelitian ini merupakan
kadar merkuri cukup tinggi dan dapat penelitian eksperimen murni untuk
menimbulkan alergi hingga menganalisis kandungan merkuri
terjadinya kanker kulit. (Hg) pada krim pemtih yang beredar
Metode spektrofotometri di Bolaang Mongondow dengan
serapan atom diperkenalkan pertama menggunakan Spektrofotometri
kali oleh Walsh pada tahun 1953 dan Serapan Atom (SSA).
dikembangkan di exhibitionof Lokasi dan Waktu Penelitian
physical institute Melbourne
Penelitian ini dilaksanakan di 2. Dimasukkan kedalam cawan
Laboraturium Pembinaan dan porselin
Pengujian Mutu Hasil Perikanan 3. Ditambahkan 5 mL HNO3 (P)
(LPPMHP) dari bulan November- 4. Dipanaskan dan disaring.
Desember 2017. Analisis Kualitatif
Sampel Larutan uji sebanyak 1 mL
Sampel yang digunakan yaitu ditambahkan 1-2 tetes larutan KI
krim pemutih wajah merek A, B, C, 0,5 N, HCL dan NaOH 2 N. Hasil
D, dan E yang beredar di Bolaang menunjukkan positif Hg jika
Mongondow. terbentuk endapan merah orange,
endapan putih dan endapan
Alat dan Bahan kuning.
Alat-alat yang digunakan yaitu Analisis Kuantitatif
batang pengaduk, botol 1. Pembuatan larutan uji
polypropylene, cawan porselin, Sampel sebanyak 0,5 g
corong gelas, gelas kimia, labu takar, dimasukkan kedalam cawan
pipet tetes, penangas listrik, porselin, kemudian ditambahkan
penyangga dan statip, pipet HNO3 (P) 5 mL, lalu dipanaskan
volumetrik, sendok plastik, dan disaring. Dimasukkan
seperangkat alat spektrofotometer kedalam labu takar 100 mL
serapan atom, timbangan analitik dan kemudian cukupkan dengan
wadah polystyrene. aquadest sampai pada tanda batas.
Bahan-bahan yang digunakan 2. Pembuatan Larutan Induk /
yaitu aquadest, SnCl2, HCL, HNO3, Baku Merkuri (Hg)
H2SO4, KI, NaOH, 5 sampel krim Dibuat larutan standar 5 ppb,
pemutih dan larutan standar merkuri. 10 ppb, 20 ppb dan 25 ppb dari
Metode Kerja sediaan larutan stok primer 1000
Pembuatan Larutan Uji bpj. Pertama larutan stok 1000 bpj
1. Ditimbang dengan teliti sampel terlebih dahulu dijadikan 100 bpj
sebanyak 2 gram dengan cara dipipet 10 mL dari
larutan stok primer 1000 bpj dan
encerkan dengan larutan HNO3- dan absorban masing-masing
H2SO4 (1:1) 20%/1 sampai 100 sampel.
mL sehingga konsentrasi menjadi PEMBAHASAN
100 bpj. Kemudian dipipet 1 mL Tabel 1. Hasil uji kualitatif
Pereaksi
dari 100 bpj dan encerkan dengan
larutan HNO3-H2SO4 (1:1) 20%/1 No
Sampel
KI NaOH HCl

sampai 100 mL sehingga 1 A + + +


konsentrasi menjadi 1 bpj yang
2 B + + +
setara dengan 1000 bpm. Dipipet
3 C + + +
0,5 mL, 1 mL, 2 mL dan 2,5 mL
dan masing-masing dimasukkan 4 D - - -

kedalam labu takar 100 mL dan 5 E - - -


diencerkan dengan larutan HNO3-
H2SO4 (1:1) 20%/1 sampai 100 Tabel 4.2 Hasil analisis kuantitatif
mL, sehingga konsentrasi masing- (perhitungan kadar memakai konsentrasi alat)
Konse Bera Kadar Kadar
masing menjadi 5 ppb, 10 ppb, 20
Sa Berat ntrasi t total total
ppb dan 25 ppb. m sampel yang sam merku rata-
pel (g) dibaca pel ri rata
3. Pembuatan Kurva Kalibrasi
X (ppb) rata- (ppm) Hg
Kurva kalibrasi diperoleh rata (ppm)
(g)
dengan mengukur arus puncak
A1 0,5047 0,5398 0,5 0,1347 0,1625
dari larutan standar merkuri pada A2 0,5047 0,7374 0,1740
A3 0,5047 0,7637 0,1789
berbagai konsentrasi yaitu 5 ppb,
B1 0,5008 0,8364 0,5 0,1949 0,2013
10 ppb, 20 ppb dan 25 ppb. B2 0,5008 0,8275 0,1931
B3 0,5008 0,9450 0,2160
4. Analisis kadar merkuri
C1 0,5023 0,4374 0,5 0,1149 0,1283
Sampel A1, A2, A3, B1, B2, C2 0,5023 0,4497 0,1172
C3 0,5023 0,6275 0,1527
B3, C1, C2 dan C3 yang telah
didestruksi, direduksi
menggunakan SnCl2 kemudian
dianalisis kadar merkuri satu-
persatu menggunakan metode
SSA, akan terbaca konsentrasi
Tabel 4.3 Hasil analisis kuantitatif nitrat pekat karena asam nitrat pekat
(perhitungan kadar memakai persamaan
merupakan asam yang paling efektif
regresi linier)
Konse Bera Kadar Kadar dan paling sering digunakan dalam
Sa Berat ntrasi t total total
destruksi (Dewi, 2011). Reaksi yang
m sampel yang sam merku rata-
pel (g) dibaca pel ri rata terjadi antara logam merkuri dan
X (ppb) rata- (ppm) Hg
asam nitrat pekat adalah :
rata (ppm)
(g) Hg + 2NO3 + 4H+ Hg2+ +
A1 0,5047 0,5398 0,5 0,2246
2NO2 + 2H2O.
A2 0,5047 0,7374 0,2139 0,2252
A3 0,5047 0,7637 0,2171 4.2.1 Kualitatif
B1 0,5008 0,8364 0,5 0,2241 Pada uji kualitatif, ada tiga
B2 0,5008 0,8275 0,4123 0,2879
B3 0,5008 0,9450 0,2275 reagen yang digunakan yaitu dengan
C1 0,5023 0,4374 0,5 0,2279 menambahkan larutan KI 0,5 N,
C2 0,5023 0,4497 0,2282 0,9222
C3 0,5023 0,6275 2,3104 NaOH 2 N dan HCl 6 M. Cara
pengujiannya yang pertama yaitu
Telah dilakukan penelitian masing–masing sampel dibuat
Analisis Kandungan Merkuri dalam larutan uji, kemudian larutan uji
Krim Pemutih yang beredar di tersebut ditambahkan 1-5 tetes
Bolaang Mongondow pada tanggal larutan KI 0,5 N, hasil menunjukkan
27 November sampai tanggal 6 positif Hg apabila terbentuk endapan
Desember 2017 dengan dua tahap merah merkurium (II) Iodida. Reaksi
pengujian yaitu secara kualitatif dan yang terjadi : Hg2+ + 2I– HgI2
kuantitatif. Sebelum sampel diuji (Svehla, 1979).
secara kualitatif dan kuantitatif Pengujian yang kedua yaitu
terlebih dahulu dilakukan larutan uji ditambahkan 1-5 tetes
pengolahan sampel dengan cara larutan NaOH 2 N, terbentuk
digesti basah. endapan kuning. Hal ini menandakan
Metode digesti dipilih untuk bahwa larutan uji positif
penyiapan sampel karena didasarkan mengandung merkuri karena natrium
pada sifat merkuri (Hg) yang mudah hidroksida encer P apabila
menguap (Connors, 1982). Pada ditambahkan secara perlahan akan
metode ini, digunakan larutan asam menghasilkan endapan kuning
merkurium (II) Oksida. Reaksi yang kuantitatif dengan mengunakan alat
2+ –
terjadi : Hg + 2OH HgO spektrofotometri serapan atom.
+ H2O (Svehla, 1979). Dasar pemilihan metode ini
Pengujian yang ketiga yaitu disebabkan karena sifat logam
larutan uji ditambahkan 1-5 tetes merkuri yang mudah menguap
HCl 6 M, terbentuk endapan putih, sehingga analisis dalam mesin SSA
hal ini menunjukkan bahwa larutan dilakukan dengan sistem tanpa nyala
uji positif mengandung merkuri dan juga dipilih metode ini karena
karena untuk memisahkan merkuri menggunakan metode sederhana dan
dari larutan uji dengan memerlukan waktu analisis yang
menambahkan HCl 6 M, maka akan cukup singkat serta sangat sensitif
mengendap sebagai garam klorida untuk konsentrasi sangat kecil
yang berwarna putih. Reaksi yang (Robinson, 1996). Dilakukan
+ –
terjadi : 2 Hg + 2 Cl Hg2Cl2 pengukuran larutan baku merkuri
(Widiarto, 2011). (Hg). Fungsi dari larutan baku yaitu
Berdasarkan tabel 1. Hasil digunakan sebagai larutan
analisis kualitatif menunjukkan pembanding merkuri (Hg) yang telah
bahwa dari kelima sampel yaitu A, diketahui konsentrasinya. Larutan
B, C, D dan E yang diuji baku merkuri dibuat dengan
menggunakan tiga reagen yaitu konsentrasi 5 bpm (berat per milion),
larutan KI 0,5 N, NaOH 2 N dan HCl 10 bpm (berat per milion), 15 bpm
6 M terdapat tiga sampel hasil yang (berat per milion) dan 20 bpm (berat
menunjukkan bahwa terjadi per milion). Kemudian didapatkan
perubahan warna atau positif hasil pengukuran larutan baku dan
mengandung merkuri. Ketiga sampel dibuat kuva kalibrasi antara
tersebut yaitu yang diberi kode A, B konsentrasi larutan baku dengan
dan C. serapan, sehingga didapat persamaan
4.2.2 Kuantitatif regresi linier y = 0,05412x + 0,2949
Ketiga sampel yang positif dengan nilai koefisien korelasinya (r)
mengandung merkuri pada uji yaitu 0,9980. Koefisien korelasi ini
kualitatif dilanjutkan dengan uji menunjkkan hasil yang linier, karena
memenuhi kriteria penerimaan yaitu sebanyak 6,039 mg/kg (ppm).
0,99 ≤ r < 1, sehingga penggunaan Kemudian sampel C Hasil rata–rata
tersebut dapat digunakan untuk yang didapat dari pembacaan alat
analisis merkuri dengan hasil yang yaitu 0, 1283 mg/kg (ppm) setiap 0,5
baik (Priyambodo, 2007). Kemudian g, dalam 1 pot mengandung 10 g
sampel dianalisis dengan krim pemutih. Jadi, dalam 1 pot krim
menggunakan Spektrofotometri pemutih mengandung merkuri
Serapan Atom (SSA) dengan tiga sebanyak 5,132 mg/kg (ppm).
kali pengujian. Berdasarkan PERMENKES RI
Dari hasil analisis yang No.445/MENKES/PER/1998 tentang
diperoleh menunjukkan adanya daftar bahan, zat warna, substratum,
senyawa merkuri yang terkandung zat pengawet dan tabir surya pada
pada krim tersebut (dapat dilihat kosmetik menyatakan bahwa raksa
pada tabel 2). Dihitung kadar dan senyawanya dilarang digunakan
merkurinya dengan menggunakan dalam kosmetik dan juga peraturan
konsentrasi yang diperoleh secara kepala BPOM RI Nomor
otomatis dari alat spektrofotometri Hk.03.1.23.07.11.6662 tahun 2011
serapan atom (SSA). Hasil rata–rata tentang persyaratan cemaran mikroba
yang didapat dari pembacaan alat dan logam berat dalam kosmetik
yaitu 0,1625 mg/kg (ppm) setiap 0,5 menyatakan bahwa cemaran logam
g, untuk sampel A dalam 1 pot berat Hg dalam kosmetik tidak lebih
mengandung 15 g krim pemutih. dari 1 mg/kg atau 1 mg/L (ppm).
Jadi, dalam 1 pot krim pemutih Berdasarkan hasil pengujian
mengandung merkuri sebanyak tersebut, membuktikan bahwa krim
4,875 mg/kg (ppm). Selanjutnya yang beredar di Bolaang
sampel B Hasil rata–rata yang Mongondow mengandung merkuri
didapat dari pembacaan alat yaitu dengan kadar melebihi batas
0,2013 mg/kg (ppm) setiap 0,5 g, persyaratan yang ditetapkan oleh
dalam 1 pot mengandung 15 g krim Pemerintah Badan Pengawas Obat
pemutih. Jadi, dalam 1 pot krim dan Mankanan Republik Indonesia.
pemutih mengandung merkuri Adanya merkuri dalam krim pemutih
yang digunakan setiap hari dan
Abdul Rohman and Erni Wijayanti.
berulang kali akan mengakibatkan
2015. Development And
bahaya bagi kesehatan. Pemakaian Validation Of Atomic
Absoption Spectrometry
merkuri pada krim juga dapat
Fot The Determination Of
menimbulkan banyak hal, mulai dari Zink And Mercury
Analyzer For
perubahan warna kulit yang pada
Determination Of Mercury
akhirnya dapat menyebabkan bintik- In Cream Cosmetics.
Journal of food and
bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi
pharmaceutical sciences
kulit serta pemakaian dalam dosis 23-26.
tinggi dapat menyebabkan kerusakan
Alvira Anggriana Mohamad, Sunarto
permanen pada susunan syaraf otak, Kadir, Lia Amalia. 2014.
Uji Kandungan Merkuri
ginjal dan gangguan perkembangan
(Hg) Pada Kosmetik
janin (BPOM, 2007). Pemutih Wajah Yang
Dipasarkan Di Media
Online. Gorontalo : UNG
KESIMPULAN Jurusan Kesehatan
Masyarakat.
1. Hasil uji kuantitatif menunjukkan
dari kelima krim pemutih yang Badan Pengawasan Obat Dan
Makanan Republik
diuji, tiga krim pemutih yang
Indonesia. 2007. Public
positif mengandung merkuri (Hg). Warning/Peringatan
Tentang Kosmetik Yang
2. Hasil analisis kuantitatif yang uji
Mengadung Bahan Dan
menggunakan spektrofotometri Zat Warna Yang Dilarang.
Jakarta.
serapan atom (SSA) diperoleh
kadar rata-rata sampel A = 0,1625 Christiani. 2009. Analisis
Kandungan Logam
mg/kg, B = 0,2013 mg/kg dan C =
Merkuri (Hg) Dalam Krim
0,1283 mg/kg. Sedangkan dalam Pemutih Yang Beredar Di
Kota Palu Sulawesi
1 pot krim pemutih mengandung
Tengah. Palu.
A = 4,875 ppm, B = 6,039 ppm
Darmono. 1995. Logam dalam
dan C = 5,132 ppm.
Sistem Biologi Makhluk
Hidup. Jakarta :
Universitas Indonesia
Press.
DAFTAR PUSTAKA
Djajadisastra. 2005. Teknologi Pemtih Wajah Yang Dijual
Kosmetik. Tanggerang : Pedagang Kaki Lima Di
Departemen Farmasi Pasar 45 Kota Manado.
FMIPA Universitas Manado : UNSRAT FKM.
Indonesia.
Palar, H. 1994. Pencamaran dan
Elmer, P. 1982. Analytical Methods Toksiologi Logam Berat.
for Anatomic Absorption Jakarta : PT Rineka Cipta.
Spectrophotometry. USA :
Connecticut. Putriyani. 2009. 100% Cantik.
Jakarta : Penerbit Best
Iswari. 2007. Ilmu Pengetahuan Publisher Jin.
Kosmetik. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama. Rostamailis. 2005. Penggunaan
Kosmetik Dasar
Kenkel, J. 2003. Analytical Kecantikan dan Berbusana
Chemistry for Technicians, Yang Serasi. Jakarta : PT
Lewis Publisher. New Rineka Cipta.
York : A CRC Press
Company. Syafnir, L. dan Putri, A. P. 2011.
Pengujian Kandungan
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Merkuri dalam Sediaan
Kimia Analitik. Jakarta : Kosmetik dengan
UI Press. Spektrofotometri Serapan
Atom. Prosiding Seminar
Khopkar, S. M. 2002. Konsep Dasar Nasional Penelitian dan
Kimia Analitik. Jakarta : PKM Sains, Tekhnologi,
UI Press. dan Kesehatan, ISSN :
2089-3582.
Kissi Parengkuan, Fatimawali,
Gayatri Citraningtyas. Tranggono, R dan Latifah, F,. 2007.
2013. Analisi Kandungan Ilmu Pengetahuan
Merkuri Pada Krim Kosmetik. Jakarta : PT
Pemtih Yang Berear Di Gramedia Pustaka Utama.
Kota Manado. Jurnal
Ilmiah Farmasi – Wasitaatmadja, S. 1997. Penuntun
UNSRAT vol. 2 No. 01. Ilmu Kosmetik Medik.
Jakarta : Universitas
Muliyawan, D dan Suriana, N. 2013.
Indonesia Press.
A-Z Tentang Kosmetik.
Jakarta : Gramedia
Pustaka Media.

Palandeng, H., Polii, B., Porong, P.


2013. Analisis Kandungan
Merkuri Pada Kosmetik

Anda mungkin juga menyukai