Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Riset

Pendidikan Kimia

ARTICLE DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.xxx.xx

Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Kandungan Merkuri (Hg) dalam Krim Pemutih
menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom

Putty Zinda Febrila1, Indang Dewata2, dan Desy Kurniawati3


123
Pascasarjana Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Padang
Sumatera Barat, Indonesia

Corresponding author: puttyzinda21@gmail.com

Abstrak
Salah satu kosmetik yang banyak digunakan saat ini adalah krim pemutih yang berkhasiat untuk mencerahkan
kulit. Saat ini banyak ditemukan krim pemutih yang mengandung bahan kimia berbahaya yaitu merkuri. Pada
penelitian ini, dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif merkuri pada 5 sampel krim pemutih yang diambil
secara acak. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan pereaksi KI dan menunjukkan kelima sampel
mengandung merkuri. Kemudian, dilanjutkan dengan penetapan kadar merkuri pada sampel dengan metode
Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang 253,7 nm. Dari hasil validasi, didapatkan persamaan
regresi dari kurva kalibrasi adalah Y = 0,016779x - 0,04377dengan batas deteksi dan kuantisasi sebesar 2,1552
µg/L dan 7,184 µg/L. Uji akurasi ditunjukkan dengannilai persen perolehan kembali berada pada rentang 88-97%
dan uji presisi ditunjukkan dengan nilai % SBRsebesar 0,044-1,57%. Hasil analisis kuantitatif terhadap lima
sampel menunjukkan bahwa semua sampelmengandung logam merkuri dengan kadar 51,576 bpj sampai 3886,776
bpj.

Kata kunci
Krim pemutih; Merkuri; Spektrofotometri Serapan Atom.

Abstract
One of the cosmetics that is widely used today is whitening cream which is efficacious for brightening the
skin. Currently, there are many whitening creams that contain dangerous chemicals, namely mercury. In
this study, qualitative and quantitative analysis of mercury was carried out on 5 samples of whitening
cream taken at random. Qualitative analysis was carried out using KI reagent and showed that all five
samples contained mercury. Then, proceed with the determination of mercury levels in the sample using
the Atomic Absorption Spectrophotometry method at a wavelength of 253.7 nm. From the validation
results, the regression equation from the calibration curve is Y = 0.016779x - 0.04377 with detection and
quantization limits of 2.1552 µg/L and 7.184 µg/L. The accuracy test is indicated by the percent recovery
value in the range of 88-97% and the precision test is indicated by the % SBR value of 0.044-1.57%. The
results of the quantitative analysis of the five samples showed that all samples contained mercury metal at
levels of 51.576 ppm to 3886.776 ppm.

Keywords
Whitening cream; Mercury; Atomic Absorption Spectrophotometry.

1.…Pendahuluan

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.x, No.x | 1


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.xxx.xx

Kosmetik berasal dari bahasa Yunani Merkuri yang ditambahkan pada kosmetik
Kosmetikos yang artinya keahlian dalam yang umum digunakan adalah merkuri klorida
menghias. Menurut buku kamus Bahasa Indonesia dan merkuri amido klorida. Mekanisme kerja
kosmetik berarti obat atau bahan untuk merkuri dalam memutihkan kulit berbeda-beda
mempercantik wajah, kulit, rambut dan bergantung dari jenis senyawanya. Merkuri
sebagainya [1]. Kosmetik saat ini telah menjadi klorida di dalam kulit akan melepaskan asam
kebutuhan sehari-hari yang tidak terlepas dari klorida yang menyebabkan terjadinya
kehidupan manusia, baik wanita maupun pria pengelupasan kulit lapisan epidermis, sedangkan
untuk menunjang penampilan [2]. Penggunaan senyawa merkuri amido klorida memiliki aktivitas
kosmetik harus disesuaikan dengan aturan menghambat kerja enzim tirosinase yang berperan
pemakaiannya, misalnya harus sesuai dengan dalam proses pembentukan melanin. Melanin
jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu adalah pigmen coklat tua yang dihasilkan oleh
penggunaan, umur, dan jumlah pemakaiannya melanosit dan disimpan dalam sel-sel epidermis
sehingga tidak menimbulkan efek yang tidak kulit yang berfungsi untuk melindungi lapisan
diinginkan. Sebelum menggunakan kosmetik, epidermis dan dermis dari radiasi ultraviolet [1].
sangatlah penting untuk mengetahui terlebih Merkuri (Hg) bersifat toksik dan karsinogen
dahulu cara pemakaian dan manfaat kosmetik bagi tubuh walaupun dengan konsentrasi yang
yang digunakan [3]. kecil. Merkuri yang ditambahkan dalam krim
Seiring dengan berkembangnya ilmu pemutih berpotensi sebagai bahan pereduksi
pengetahuan dan teknologi, beragam kosmetik (pemucat) kulit. Pemakaian krim pemutih wajah
muncul di pasaran. Selain itu, bentuk kosmetik yang mengandung merkuri awalnya membuat
pun semakin beragam, praktis dan mudah kulit cerah, kenyal, bersih, putih dan tidak
digunakan [4]. Sebagian masyarakat menganggap berjerawat [7]. Namun, jika digunakan dalam
bahwa kosmetik tidak akan menimbulkan hal-hal jangka panjang dapat menimbulkan perubahan
yang membahayakan karena hanya ditempelkan warna pada kulit, muncul flek hitam, alergi, iritasi
di bagian luar kulit saja. Pendapat ini tentu salah pada kulit, dan kanker kulit. Penumpukan merkuri
karena ternyata kulit mampu menyerap bahan pada tubuh menyebabkan gangguan metabolik
yang melekat pada kulit. Dari banyak kosmetik dan neurologis, penurunan kecerdasan, kanker
yang beredar di masyarakat, tidak semua hingga kematian [8].
kosmetik memenuhi aturan farmasetika yaitu Kandungan merkuri pada krim pemutih wajah
aman, berkhasiat dan berkualitas [1]. dapat dianalisis dengan Spektrofotometri Serapan
Salah satu kosmetik yang banyak digunakan Atom (SSA). Metode SSA diperkenalkan pertama
adalah krim pemutih wajah (whitening cream) kali oleh Wash pada tahun 1953 dan
sehingga harus diproduksi dan diedarkan sesuai dikembangkan di exhibitionof physical institute
persyaratan keamanan, kemanfaatan dan mutu [5]. Melbourne kemudian dipublikasikan pada tahun
Krim pemutih merupakan campuran bahan kimia 1954 [3]. Spektrofotometer serapan atom
yang berkhasiat untuk mengurangi digunakan untuk mengukur kadar logam salah
hiperpigmentasi kulit sehingga kulit tampak lebih satunya merkuri berdasarkan penyerapan cahaya
putih dan cerah. Saat ini banyak ditemukan krim oleh atom. Metode spektrofotometri serapan atom
pemutih wajah yang mengandung bahan kimia dipilih karena memiliki tingkat kepekaan,
berbahaya, salah satunya adalah merkuri. Merkuri ketelitian dan selektivitas yang tinggi dalam
atau disebut juga air raksa atau hydrargyrum analisis logam, serta waktu pengerjaannya singkat
merupakan elemen kimia dengan simbol Hg dan dan sederhana [5].
termasuk logam berat dengan wujud cair dan Penelitian Harmawan dan Irmawati (2017)
berwarna keperakan [6]. Merkuri merupakan mengenai analisa kadar logam berat merkuri (Hg)
bahan aktif yang sering ditambahkan dalam krim pada krim pemutih yang beredar di daerah Percut
pemutih [1]. Salah satu tanda kosmetik Sei Tuan Sampali secara spektrofotometer
mengandung merkuri adalah hasilnya cepat serapan atom (SSA) menyimpulkan bahwa dari
terlihat, sekitar 2-4 minggu [1]. kelima sampel yang diujikan, seluruhnya positif

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 2


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.xxx.xx

mengandung merkuri dengan kadar yang


tergolong sangat tinggi dan melebihi standar yang 3. Hasil dan Pembahasan
ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Dalam penelitian ini dilakukan uji kualitatif
Makanan Republik Indonesia Nomor dan kuantitatif terhadap sampel. Uji kualitatif
HK.03.1.23.07.11.6662 tahun 2011 yaitu 1 mg/L dilakukan dengan destruksi basah dan uji
maka dapat dinyatakan kelima sampel krim kuantitatif menggunakan Spektrofotometri
pemutih tersebut tidak layak digunakan dan jauh Serapan Atom (SSA).
dari standar aman [8]. Penelitian lain juga
dilakukan oleh Trisnawati, dkk (2017) mengenai Preparasi Sampel
identifikasi kandungan merkuri pada beberapa Proses preparasi sampel merupakan suatu
krim pemutih yang beredar di pasaran (studi proses yang penting dalam penelitian. Tujuan dari
dilakukan di Pasar DTC Wonokromo Surabaya). preparasi sampel adalah untuk memutuskan ikatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian senyawa organik menjadi bentuk logam sehingga
krim pemutih wajah di pasaran memiliki kadar dapat dianalisis. Dalam penelitian ini, dilakukan
merkuri cukup tinggi sehingga tidak memenuhi destruksi sampel yang telah dipilih secara acak
syarat yang ditetapkan oleh BPOM [6]. Penelitian dengan metode destruksi basah. Metode destruksi
relevan juga dilakukan oleh Rohaya, dkk (2017) basah ini biasanya menggunakan asam-asam kuat
yaitu analisis kandungan merkuri (Hg) pada krim baik campuran ataupun tunggal untuk proses
pemutih wajah tidak terdaftar yang beredar di oksidasinya. Tahapan dalam proses destruksi
pasar Inpres Kota Palu. Hasil penelitian sampel yaitu sampel ditimbang seberat ± 0,15
menunjukkan dari sepuluh sampel yang diujikan gram di masukkan ke dalam labu alas bundar.
semuanya mengandung merkuri (Hg) dengan Kemudian ditambahkan campuran HCl pekat dan
kandungan yang tinggi sehingga tidak aman HNO3 pekat sebanyak 1 mL dengan perbandingan
digunakan pada kulit [9]. 3:1. Campuran tersebut dimasukkan secara
perlahan melalui dinding labu alas bundar dan
2. Metodologi Penelitian ditambahkan sebanyak ± 15 mL aqua DM
kemudian diaduk sampai larutan dan sampel
Alat dan Bahan tercampur. Labu alas yang berisi larutan dan
Erlenmeyer, timbangan analitis, beaker glass, sampel dihubungkan dengan pendingin atau
gelas ukur, waterbath, corong, labu ukur, kodensor agar sampel dan larutan yang
Spetrofotometer Serapan Atom, pipet mikro, hot dipanaskan tidak menguap. Larutan HNO3
plate, batang pengaduk, alat-alat kaca lainnya [1]. berfungsi sebagai agen pengoksidasi utama
Bahan-bahan yang digunakan yaitu aquadest, sehingga sampel akan mudah larut, sedangkan
SnCl2, HCL, HNO3, KI, 5 sampel krim pemutih HCl berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat
dan larutan standar merkuri [3]. proses terputusnya logam merkuri (Hg) dengan
senyawa organik yang berada di dalam sampel
Prosedur Penelitian [10]. Adapun reaksi yang terjadi pada larutan
Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini sampel adalah sebagai berikut.
antara lain: pengambilan sampel, pengolahan
sampel, pembuatan larutan baku merkuri, 3Hg + 8HNO3 → 3Hg+ + 6NO3- + 2NO↑ + 4H2O
pembuatan kurva kalibrasi, validasi metode
analisis dan analisis sampel. Pengolahan sampel Metode destruksi basah juga dilakukan
meliputi: persiapan sampel, proses destruksi dengan bantuan panas yang bertujuan untuk
basah dan pembuatan sampel simulasi serta mempercepat proses oksidasi dan mempercepat
destruksi sampel simulasi. Validasi metode proses pemutusan ikatan senyawa kompleks
analisis yang dilakukan meliputi: penentuan batas antara logam merkuri (Hg) dengan senyawa
deteksi, batas kuantitasi, linearitas, uji akurasi dan organik dalam krim pemutih wajah. Pemanasan
presisi. Selanjutnya dilakukan analisis kadar pada proses destruksi ini dilakukan pada suhu
analit dalam sampel [10]. rendah yaitu 80°C yang dilakukan diatas hot plate

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 3


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.xxx.xx

selama ± 3 jam dalam lemari asam agar uap yang Untuk memastikan bahwa metode analisis
dihasilkan dari proses destruksi dapat langsung telah sesuai dengan yang diharapkan dan akurat
keluar melalui udara bebas dan tidak meracuni maka sebelum menetapkan kadar suatu sampel
lingkungan [13]. dilakukan validasi metode terlebih dahulu dan
Setelah sampel terdestruksi sempurna yang menyesuaikan kondisi optimum pada alat
ditandai dengan dihasilkannya larutan jernih, Spektrofotometri Serapan Atom yang memiliki
kemudian sampel dimasukkan ke dalam labu ukur beberapa parameter untuk logam merkuri (Hg)
100 mL dan digenapkan dengan aqua DM sampai yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
tanda batas, kemudian dikocok sampai homogen
serta dimasukkan ke dalam botol. Tabel 2. Parameter SSA untuk Logam Merkuri
Parameter Kondisi Optimum
Analisis Kualitatif Logam Merkuri (Hg)
Analisis kualitatif dilakukan sebagai uji Panjang gelombang 253, 7
pendahuluan untuk mengetahui keberadaan logam Gas A Argon (50 Psi)
merkuri dalam krim pemutih wajah yang Gas B Udara
dijadikan sebagai sampel dengan pereaksi warna. Vapor mode & gas flow Cold Vapor
Dalam penelitian ini, pereaksi yang digunakan Lampu Mercury HC Lamp-Hg
adalah KI 0,5 N. Adapun hasil uji kualitatif dapat Coded
dilihat pada tabel berikut. Reductant SnCl2 2% (1 mL/min)
Acid HNO3 0,05 (1mL/min)

Tabel 1. Hasil Analisis Kualitatif Pengaturan alat SSA untuk logam Hg berbeda
Sampel Pereaksi KI 0,5 N dengan pengaturan pada logam lainnya seperti
1 Positif logam Pb, perbedaan itu terletak pada proses
2 Positif atomisasinya, dimana pada logam Hg proses
3 Positif atomisasi dilakukan tanpa nyala atau VGA
4 Positif (Vapor Generation Accessory). Metode VGA ini
5 Positif bertujuan untuk menghindari hilangnya logam
merkuri (Hg) yang memiliki sifat mudah
menguap dan proses atomisasi pada metode ini
dengan menggunakan bantuan pereduktan yaitu
SnCl2 2% [10]. Adapun reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut.
Gambar 1. Hasil Analisis Kualitatif terhadap
Hasil Destruksi Hg2+ + SnCl2 → Hg0 + Sn4+ + 2Cl-
Ketrangan :
Positif KI Terbentuk endapan merah jingga Sebelum dilakukan penetapan kadar merkuri
Negatif KI Tidak terbentuk endapan merah di dalam sampel, maka terlebih dahulu dilakukan
jingga validasi metode yang merupakan suatu parameter
yang dijadikan sebagai acuan untuk menegaskan
Dari hasil pengujian tersebut, sampel positif bahwa metode analsis telah akurat, spesifik, dan
mengandung merkuri (Hg) apabila terbentuk sesuai dengan yang diharapkan.
endapan merah merkurium (II) Iodida. Reaksi
yang terjadi: Kurva Kalibrasi Standar Merkuri
Hg2+ + 2I- → HgI2 Kurva kalibrasi merupakan suatu metode yang
banyak digunakan dalam penentuan konsentrasi
analit dalam suatu sampel untuk menunjukkan
Analisis Kuantitatif kelinieran suatu pengukuran. Kurva kalibrasi

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 4


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.xxx.xx

standar merkuri (Hg) dapat dilihat pada Gambar 2 atau 0,0021552 bpj. Dari hasil tersebut
berikut. menunjukkan bahwa batas konsentrasi terkecil
yang masih dapat dideteksi oleh alat SSA adalah
sebesar 0,00215 bpj. Jika kadar merkuri yang
terukur dalam suatu sampel menunjukkan nilai
yang lebih besar dari 0,00215 bpj, maka hasil
tersebut dapat dipercaya bahwa sinyal yang
dihasilkan tersebut merupakan sinyal yang berasal
dari sinyal merkuri (Hg). Jika konsentrasi yang
dihasilkan lebih kecil atau kurang dari 0,00215
bpj, maka sinyal yang diperoleh bukanlah sinyal
yang berasal dari sinyal merkuri (Hg).
Gambar 2. Kurva Kalibrasi Standar Merkuri Batas kuantisasi yang diperoleh adalah
sebesar 7,18400 µg/L atau 0,007184 bpj. Hasil
Berdasarkan hasil pengukuran setiap tersebut menunjukkan bahwa batas rentang kerja
konsentrasi larutan standar merkuri kemudian yang harus tercapai meskipun rentang terkecil
dibuat persamaan garis y = bx + a, dimana y yang telah ditetapkan dalam pembuatan standar
adalah absorbansi, b adalah nilai kemiringan, x 10 µg/L, tetapi apabila hasil pengukuran
adalah konsentrasi dan a adalah intersep. Dari mencapai tidak kurang dari 0,007184 bpj, maka
hasil pengukuran kurva standar merkuri (Hg) hasil pengukuran tersebut dapat dikatakan akurat.
tersebut maka diperoleh persamaan y =
0,016779x – 0,04377. Kemudian dilakukan c. Akurasi dan Presisi
analisis data, antara lain: Pengujian akurasi dan presisi dilakukan
dengan metode simulasi, yaitu dengan
a. Linieritas menambahkan sejumlah analit ke dalam
Linieritas merupakan suatu kemampuan campuran bahan pembawa sediaan farmasi
metode analisis yang memberikan respon secara (plasebo) dan kemudian campuran tersebut
langsung atau dengan bantuan transformasi dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan
matematik yang baik, proporsional terhadap kadar analit yang sebenarnya. Larutan analit yang
konsentrasi analit dalam sampel. Penentuan nilai ditambahkan ke dalam sediaan plasebo adalah
linieritas dihitung berdasarkan pada persamaan larutan baku 80%, 100% dan 120% dari
regresi linier dari data hasil uji pada berbagai konsentrasi larutan baku 30 µg/L. Kedua
konsentrasi. Melalui persamaan regresi linier pengujian ini dilakukan secara intraday dan
tersebut maka diperoleh nilai koefisien korelasi interday. Untuk pengujian akurasi dinyatakan
(R) sebesar 0,99922, koefisien determinasi (R2) dengan % perolehan kembali dan untuk pengujian
sebesar 0,99845 dan koefiesien korelasi regresi presisi dinyatakan dengan nilai SBR. Adapun
(Vx0) sebesar 0,02394 sebagai faktor liniearitas hasil pengujian akurasi dan presisi secara intraday
lain dengan syarat ≤ 0,2. Dari hasil nilai koefisien dan interday adalah rentang % perolehan kembali
korelasi tersebut dapat dikatakan bahwa kurva yang diperoleh secara intraday adalah 88,7-96,2%
tersebut linier dan memenuhi syarat karena dan untuk nilai SBR yang diperoleh secara
mendekati nilai 1. Hasil tersebut juga berturut-turut adalah sebesar 1,565; 0,044; dan
menunjukkan bahwa metode ini cukup akurat 0,442%.
dalam penentuan logam merkuri dalam suatu Kemudian rentang % perolehan kembali yang
sampel. diperoleh secara interday adalah 88,4-91%. Dan
untuk nilai SBR yang diperoleh secara berturut-
b. Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantisasi turut adalah sebesar 0,894; 0,190 dan 0,106%.
(LOQ) Dari hasil pengujian akurasi yang dinyatakan
Batas deteksi diperoleh dari hasil perhitungan dalam persen perolehan kembali dapat dikatakan
kurva standar merkuri (Hg) sebesar 2,15520 µg/L telah memenuhi syarat karena masih berada pada

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 5


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.xxx.xx

rentang syarat rata-rata perolehan kembali yaitu semua sampel berada diatas nilai ambang batas
sebesar 80-100%. Untuk hasil pengujian presisi jika logam merkuri tersebut dikatakan sebagai
yang dinyatakan dengan nilai SBR telah cemaran logam berat dalam krim pemutih wajah
memenuhi syarat karena nilai-nilai yang diperoleh yang telah ditetapkan oleh Peraturan Kepala
≤ 2%. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 tahun
Penetapan Kadar Logam Merkuri 2011 [11] yang kemudian mengalami perubahan
Untuk mengetahui kadar merkuri (Hg) dalam dan telah diatur dalam Peraturan Kepala Badan
sampel krim pemutih wajah, maka sebelumnya Pengawas Obat dan Makanan Nomor 17 tahun
telah dilakukan proses destruksi dengan metode 2014 tentang perubahan atas Peraturan Kepala
destruksi basah. Destruksi basah dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
dengan menambahkan asam-asam kuat baik Indonesia Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 tahun
tunggal ataupun campuran untuk proses 2011 tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan
oksidasinya. Dari proses destruksi dihasilkan Logam Berat dalam Kosmetika yang dalam
larutan jernih yang selanjutnya dilakukan peraturan tersebut dijelaskan bahwa persyaratan
pengenceran. Penetapan kadar dengan cemaran logam berat dalam kosmetika untuk
menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom merkuri (Hg) adalah tidak boleh lebih dari
pada panjang gelombang logam Hg yaitu 253,7 1mg/Kg atau 1 mg/L (1 bpj). Kandungan merkuri
nm. Pada masing-masing sampel dilakukan (Hg) yang tinggi dalam krim pemutih wajah
pengulangan sebanyak 3 kali. Adapun hasil kadar sangat berbahaya, apalagi jika digunakan dalam
logam merkuri (Hg) yang tedapat pada krim waktu yang lama maka akan mengakibatkan
pemutih wajah yang telah dihitung dapat dilihat iritasi kulit bahkan dapat menyebabkan kanker
pada Tabel 3 berikut. kulit [12].

Tabel 3. Hasil Kadar Logam Hg dalam Sampel 4. Kesimpulan


No. Sampel Konsentrasi (µg/g) Berdasarkan hasil penelitian, dapat
1 51,576 disimpulkan bahwa pada semua sampel krim
2 3032,022 pemutih wajah mengandung logam merkuri ketika
3 2275,070 sampel diuji secara kualitatif. Pada pengujian
4 1168,220 secara kuantitatif, kandungan rata-rata logam
5 3886,776 merkuri yang terdapat dalam kelima sampel
Tabel tersebut menunjukkan rata-rata kadar secara berturut-turut sebesar 51,576 bpj; 3032,022
logam merkuri yang terkandung dalam krim bpj; 2275,070 bpj; 1168,220 bpj dan 3886,776
pemutih wajah. Dari hasil ini dapat diketahui bpj. Konsentrasi tersebut sangat jauh melebihi
bahwa semua hasil menunjukkan adanya kadar ambang batas yang ditetapkan oleh BPOM RI
logam merkuri yang terkandung dalam semua Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 tahun 2011 yaitu
sampel. Kadar tersebut menunjukkan bahwa tidak lebih dari 1 mg/kg atau 1 mg/L (ppm).

Daftar Pustaka

[1] Armin, Fithriani, Firda DR Zulharmita,


And D. R. Firda. "Identifikasi Dan
Penetapan Kadar Merkuri (Hg) Dalam
Krim Pemutih Kosmetika Herbal
Menggunakan Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA)." Jurnal Sains Dan
Teknologi Farmasi 18.1 (2013): 28-34.
[2] Arifiyana, D., Ferry, D. M. H., Program, F.,
Farmasi, S. D.-I., & Surabaya, A. F.

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 6


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.xxx.xx

(2018). Analisis Kualitatif Dan


Kuantitatif Cemaran Logam Berat Timbal
(Pb) Dan Kadmium(Cd) Pada Produk
Kosmetik Pensil Alis Menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). In
Journal Of Research And Technology (Vol.
4, Issue 1).
[3] Mustapa, M. A., Manoppo, M., Farmasi, J.,
Olahraga, F., & Kesehatan, D. (N.D.).
Analisis Kandungan Merkuri (Hg)
Dalam Krim Pemutih Yang Beredar
di Bolaang Mongondow Menggunakan
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
[4] Effendi, N., Pratama, M., & Kamaruddin, H.
(2014). Analisis Kandungan Logam
Berat Merkuri (Hg) Dan Timbal (Pb) Pada
Kosmetik Lipstik Yang Beredar Di Kota
Makassar dengan Metode Spektrofotometri
Serapan Atom. As-Syifaa, 06(01).
[5] Yulia, R., Putri, A., & Hevira, L. (2019)
. Analisis Merkuri Pada Merk Krim Pemutih
Wajah Dengan Metode Spektrofotometri
Serapan Atom. Jurnal Katalisator, 4(2), 103.
Https://Doi.Org/10.22216/Jk.V4i2.4618
[6] Trisnawati, F. A., Yulianti, C. H., &
Ebtavanny, T. G. (2017). Identifikasi
Kandungan Merkuri Pada Beberapa Krim
Pemutih Yang Beredar Di Pasaran (Studi
Dilakukan Di Pasar DTC Wonokromo
Surabaya). Journal Of Pharmacy And
Science, 2(2), 35–40.
Https://Doi.Org/10.53342/Pharmasci.V2i2.79
[7] Sulaiman, R., Umboh, J. M. L., Maddusa, S.,
Kesehatan, F., Universitas, M., Ratulangi, S.,
& Abstrak, M. (2020). Analisis Kandungan
Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Di
Pasar Karombasan Kota Manado. In Jurnal
KESMAS (Vol. 9, Issue 5).
[8] Harmawan, Tisna, And Ade Irmawati.
"Analisa Kadar Logam Berat Merkuri (Hg)
Pada Krim Pemutih Yang Beredar Di
Daerah Percut Sei Tuan Sampali Secara
Spektrofotometri Serapan Atom
(SSA)." CIRCUIT: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Teknik Elektro 1.2 (2018).
[9] Rohaya, Upik, Nurlina Ibrahim, And
Jamaluddin Jamaluddin. "Analisis
Kandungan Merkuri (Hg) Pada Krim
Pemutih Wajah Tidak Terdaftar Yang

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 7


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.xxx.xx

Beredar Di Pasar Inpres Kota Palu." Jurnal


Farmasi Galenika (Galenika Journal Of
Pharmacy)(E-Journal) 3.1 (2017): 77-83.
[10] Juliana Anggraeni, V., Yuliantini, A.,
Rahmawati, F., Studi, P. S.,
Farmakokimia, R., & Tinggi Farmasi
Bandung Jalan Soekarno Hatta No, S.
(2018). Analisis Cemaran Logam Berat
Merkuri Dalam Krim Pemutih Wajah
Yang Beredar Di Pasar Tradisional
Dengan Metode Spektrofotometri Serapan
Atom. Analisis Cemaran Logam Berat ….
Journal Of Pharmacopolium, 1(1), 44–50.
[11] BPOM RI. 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia
Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tentang Persyaratan Cemaran Mikroba Dan Logam Berat Dalam
Kosmetika. Jakarta: Kepala BPOM RI.
[12] Parengkuan, K., & Citraningtyas, G. (2013).
Analisis Kandungan Merkuri Pada Krim
Pemutih Yang Beredar Di Kota Manado. In
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi-
UNSRAT (Vol. 2, Issue 01).

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 8

Anda mungkin juga menyukai