net/publication/350544164
CITATIONS READS
7 2,329
3 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Tamara Gusti Ebtavanny on 01 April 2021.
Artikel Penelitian
Identifikasi Kandungan Merkuri pada Beberapa Krim Pemutih yang
Beredar di Pasaran (Studi dilakukan di Pasar DTC Wonokromo
Surabaya)
Fatma Ariska Trisnawati1, Cicik Herlina Yulianti2*), Tamara Gusti Ebtavanny3
1
Mahasiswa Program Studi D III Farmasi, Akademi Farmasi Surabaya
2
Bidang Ilmu Kimia, Akademi Farmasi Surabaya.
3
Bidang Ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Akademi Farmasi Surabaya.
*)
Email: cicikherlina@akfarsurabaya.ac.id
ABSTRAK
Radiasi sinar ultraviolet matahari dapat menyebabkan berbagai permasalahan pada kulit. Untuk mengatasinya
perlu adanya perawatan menggunakan kosmetik, salah satunya yaitu krim pemutih wajah (Whitening Cream).
Merkuri merupakan salah satu bahan aktif yang sering direkomendasikan karena ion merkuri dianggap dapat
menghambat sintesis melamin pigmen kulit di sel melanosit. Menurut Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia nomor HK.03.01.23.07.11.6662 tahun 2011 persyaratan logam berat jenis merkuri
(Hg) adalah tidak lebih dari 1 mg/kg atau 1 mg/L (1 ppm).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan kadar merkuri pada produk kosmetik krim pemutih yang tidak memiliki nomor registrasi BPOM dan
yang memiliki nomor registrasi BPOM yang beredar di pasaran. Serta untuk mengetahui bahwa sediaan
kosmetik krim pemutih wajah yang beredar di pasaran telah memenuhi syarat yang ditetapkan BPOM. Sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 18 sampel dengan kriteria 9 krim pemutih yang tidak memiliki nomor
registrasi BPOM dan 9 krim pemutih yang memiliki nomor registrasi BPOM. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisa kualitatif menggunakan metode pereaksi warna dengan Kalium Iodida dan analisa
kuantitatif dengan metode spektrofotometri serapan atom. Hasil penelitian menunjukkan 2 dari 18 sampel
mengandung merkuri. Berdasarkan uji kuantitatif menunjukkan kadar merkuri pada produk krim pemutih yang
memiliki nomor registrasi BPOM dengan varian A1 sebesar 224,04 ± 0,35 mg/kg, dan untuk varian A2 adalah
188,20 ± 0,28 mg/kg. Sehingga tidak semua kosmetik krim pemutih wajah yang beredar dipasaran memenuhi
syarat yang ditetapkan oleh BPOM.
Kata Kunci: BPOM, Krim Pemutih, Merkuri
ABSTRACT
Radiation of sun's ultraviolet can cause skin problems. To overcome this problem should has cosmetic
treatments using one of these is whitening cream. Mercury is the one of active ingredient who has often add in
the whitening cream because mercury’s ion considered to inhibit the synthesis melanin pigment of the skin in
the melanocyte cells. According to the Regulation Agency of Drug and Food of the Republic Indonesia with No.
HK. 03.01.23.07.11.6662. 2011, requirements metal usage types of mercury (Hg) is not more than 1 mg/kg or 1
mg/L (1 ppm). The purpose of this study was to determine differences mercury levels in whitening creams
cosmetic which products didn’t have a registration number and products which have a registration number
BPOM among in the market. And to know that all whitening cream cosmetic among the market has fullfield
requirements established by BPOM. Sample use in this study was 18 samples which 9 sample didn’t have a
registration number from BPOM and 9 among them have a registration number from BPOM. Analysis method
used in this study is qualitative analysis using reaction color with Potassium Iodide and quantitative analysis
using atomic absorption spectrophotometry. The results showed that 2 of the 18 samples contained mercury
more than what it should. Based of the quantitative analysis shows that there are has differences mercury levels
from whitening cream product which has the registration number of BPOM with sample A1 variant is 224.04 ±
0.35 mg / kg, and for the A2 variant is 188.20 ± 0.28 mg / kg. Not all whitening cream cosmetic among the
market has fullfield requirements established by BPOM.
Keywords: BPOM, mercury, whitening cream.
1. PENDAHULUAN
Kulit merupakan bagian tubuh paling utama yang memiliki fungsi untuk melindungi bagian tubuh
perlu diperhatikan karena merupakan organ terbesar dari berbagai gangguan dan rangsangan luar dengan
yang melapisi bagian tubuh manusia. Kulit membentuk mekanisme biologis salah satunya yaitu
35
Journal of Pharmacy and Science
Vol. 2, No.2, (Juli 2017), P-ISSN : 2527-6328
36
Journal of Pharmacy and Science
Vol. 2, No.2, (Juli 2017), P-ISSN : 2527-6328
1 mL, pipet volume 2 mL, pipet volume 3 mL, pipet Atom dan selanjutnya atur panjang gelombang
volume 7 mL, rak tabung, tabung reaksi, timbangan resonansi merkuri, yaitu 253,7 nm. Catat hasil
digital dan batang pengaduk. Bahan-bahan yang pengukuran larutan sampel.
digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel krim
pemutih sebanyak 18 jenis, larutan HNO3 pekat, 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
larutan KI 0,5 N, laruan HCI pekat, HgCl 2 dan Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa
aquadest. krim pemutih yang dijual di pasar DTC
Wonokromo, Surabaya. Jumlah sampel yang
1. Analisa Kualitatif diambil secara acak dalam penelitian ini adalah
Pembuatan Larutan KI 0,5 N sebanyak 18 sampel yang terbagi menjadi 2 jenis
Kalium lodida diambil sebanyak 2 gram, yaitu krim pemutih yang tidak memiliki nomor
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL registrasi BPOM dengan merk A, B, C dan
dan ditambahkan aquadest sampai tanda 25 mL, memiliki nomor registrasi BPOM dengan merk D,
serta dikocok hingga homogen. E, F. Masing-masing merk terdiri dari 3 varian.
Varian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
Pembuatan Larutan Aqua Regia produk dengan merk serta kemasan yang sama
HCl Pekat diambil sebanyak 75 mL, kemudian namun dibeli pada toko kosmetik yang berbeda.
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan
Prosedur kerja dimulai dari pemeriksaan
ditambahkan dengan HNO3 Pekat sebanyak 25 mL
kualitatif untuk mengetahui adanya Hg di dalam
(perbandingan volume 3 : I).
kosmetik krim pemutih tersebut yang kemudian
Pembuatan Larutan Uji Secara Digesti Basah dilanjutkan dengan pemeriksaan kuantitatif untuk
Ditimbang sebanyak 2 g sampel. Tambahkan air mengetahui kadar Hg. Penelitian secara kualitatif
sebanyak 25 mL, setelah itu tambahkan dengan 10 pada tahap pertama adalah pembuatan larutan baku
mL larutan aqua regia, lalu uapkan sampai hampir kalium iodida 0,5 N dan preparasi sampel. Tahap
kering. Pada sisa penguapan tambahkan aquadest selanjutnya adalah ekstraksi sampel menggunakan
sebanyak 10 mL. Lalu dipanaskan sebentar, metode digesti basah dengan cara menguapkan
didinginkan dan disaring. sampel yang telah ditambahkan aqua regia diatas
penangas air di dalam lemari asam sampai hampir
Pengujian Sampel Dengan Reaksi Warna kering selama ± 15 menit. Pada sisa penguapan
Sejumlah 5 mL larutan uji ditambah 1-2 tetes ditambahkan aquadest kemudian dipanaskan
larutan Kalium lodida 0,5 N perlahan melalui sebentar, dinginkan dan disaring. Selanjutnya
dinding tabung reaksi. Jika sampel positif sampel direaksikan dengan Kalium Iodida dengan
mengandung merkuri maka akan terbentuk endapan meneteskan 1-2 tetes di dalam tabung reaksi dan
merah jingga. mengamati endapan yang terbentuk. Dari penelitian
yang dilakukan secara kualitatif didapatkan hasil
2. Analisa Kuantitatif yang ditampilkan pada tabel 1 dan 2
Ditimbang 2 g sampel dalam bentuk padatan,
kemudian tambahkan dengan asam nitrat pekat Tabel 1. Hasil uji kualitatif sampel dengan nomor
sebanyak 5-10 mL dalam erlenmeyer. Tambahkan BPOM
volume larutan menjadi 100 mL dengan aquadest.
Masukkan larutan tersebut ke dalam labu takar isi
100 mL. Dari larutan tersebut, pipet sebanyak 10
mL dan masukan ke dalam labu takar yang lain.
Lalu tambahkan volumenya hingga 100 mL dengan
larutan HNO3 0,1 N. Pipet larutan sebanyak 0,1 mL
dan masukan ke dalam masing-masing labu takar
yang sudah dinomori terlebih dahulu. Tambahkan
ke dalamnya larutan HNO3 0,1 N hingga volume
masing-masing 100 mL. Lalu tambahkan larutan
HCl sampai menghasilkan pH 2 - 3. Nyalakan
instrumen pengukur Spektrofotometer serapan
37
Journal of Pharmacy and Science
Vol. 2, No.2, (Juli 2017), P-ISSN : 2527-6328
Tabel 2. Hasil uji kualitatif sampel tanpa nomor BPOM dengan varian A1 dan A2 diperoleh hasil
BPOM kadar yang cukup besar yaitu dengan kadar A1
adalah 224,05 ± 0,35 mg/kg. Sedangkan untuk
varian A2 adalah 188,20 ± 0,28 mg/kg. Hasil
tersebut tentu saja tidak sesuai dan jauh melebihi
batas persyaratan yang telah ditetapkan Pemerintah
Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia nomor HK.03.01.23.07.11.6662
tahun 2011 bahwa persyaratan logam berat jenis
merkuri (Hg) adalah tidak lebih dari 1 mg/kg atau 1
mg/L (1 ppm).
Berdasarkan hasil pengujian tersebut
membuktikan bahwa ternyata masih terdapat krim
pemutih yang mengandung merkuri dengan kadar
melebihi batas persyaratan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia. Hal ini diperparah dengan
produk yang terbukti memiliki kadar yang melebihi
batas tersebut ternyata mempunyai nomor registrasi,
Berdasarkan tabel penelitian kualitatif tersebut
maka untuk mengetahui kebenaran tentang nomor
dapat diketahui bahwa varian A1 dan A2 positif
registrasi yang tercantum dalam produk tersebut
mengandung merkuri sehingga perlu dilakukan uji
dilakukan penelitian untuk pengecekan kesesuaian
kuantitatif untuk mengetahui kadarnya.
nomor registrasi produk dengan izin edar melalui
Dikarenakan sampel yang tidak memiliki nomor website resmi BPOM. Setelah dilakukan pengecekan
registrasi BPOM menunjukkan hasil negatif pada kesesuaian nomor registrasi diketahui bahwa 6
pengujian kualitatif, maka untuk memastikan bahwa sampel (beserta varian) dari 9 sampel (beserta varian)
pengujian sampel tersebut adalah valid, sampel yang mencantumkan nomor registrasi ternyata tidak
yang tidak memiliki nomor regitrasi BPOM juga terdaftar dalam izin edar. Setelah ditelusuri lebih
dilakukan pengujian yang diambil secara random lanjut tentang penemuan tersebut akhirnya ditemukan
dan mengujikannya di Laboratorium MIPA bahwa 3 sampel A (beserta varian) termasuk dalam
Universitas Brawijaya Malang. Tabel 3 adalah hasil daftar produk yang dibatalkan izin edarnya di
analisa kuantitatif : pasaran, hal ini dapat dilihat di situs resmi BPOM
dalam link database produk yang dibatalkan.
Tabel 3. Hasil analisa kuantitatif kandungan
Namun meskipun produk tersebut telah
merkuri pada krim pemutih
dibatalkan izin edarnya tetapi produk tersebut masih
beredar di pasaran. Sedangkan untuk 3 produk
sampel C (beserta varian) setelah diteliti pada
database produk yang dibatalkan ternyata tidak
ditemukan nomor registrasi dari produk sampel
tersebut sehingga dapat dikatakan produk tersebut
tidak memiliki kesesuaian antara nomor registrasi
yang dicantumkan terhadap izin edar nya. Ini
membuktikan bahwa terdapat beberapa produk yang
beredar dipasaran memiliki nomor registrasi yang
tidak sesuai dengan izin edar dari BPOM.
4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
Berdasarkan hasil data yang tertera pada table diambil kesimpulan sebagai berikut :
3, menunjukkan bahwa sampel yang tidak memiliki 1. Terdapat perbedaan kadar merkuri pada produk
nomor regitrasi BPOM semuanya negatif merkuri kosmetik krim pemutih yang memiliki nomor
dan untuk sampel yang memiliki nomor registrasi registrasi BPOM dan yang tidak memiliki
38
Journal of Pharmacy and Science
Vol. 2, No.2, (Juli 2017), P-ISSN : 2527-6328
39
Journal of Pharmacy and Science
Vol. 2, No.2, (Juli 2017), P-ISSN : 2527-6328
40