Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Disusun oleh:
Krisnina Al Janah
20330052

Dosen : Ir. Feizal Manaf, M.Sc

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
DKI JAKARTA
2021
Merkuri Dalam Kosmetika
Krisnina Al Janah
Program Studi Farmasi – ISTN
Jl. Moch. Kahfi II. Jagakarsa – Jakarta Selatan 12620
Email : Krisninaaj16@gmail.com

Abstrak :
Kosmetika sejak dulu dikenal sebagai penunjang penampilan agar tampak lebih menarik. Salah
satu dari sekian banyak kosmetik yang sering digunakan oleh konsumen khususnya wanita
adalah krim pemutih wajah. Krim pemutih bisa berasal dari bahan alam dan sintetis. Bahan
sintetis misalnya Merkuri, Asam Retinoat, Hidroquinon, dan Kortikosteroid. Krim pemutih yang
mengandung merkuri, awalnya memang terasa manjur dan membuat kulit tampak putih dan
sehat. Tetapi lama-kelamaan pemakaian krim pemutih wajah yang mengandung merkuri dapat
menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit, alergi, iritasi kulit serta pada
pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, ginjal,
kanker kulit dan gangguan perkembangan janin. Tujuan dari penelitian iniuntuk menganalisis
dan menentukan kadar merkuri (Hg) pada krim pemutih yang beredar di klinik kecantikan dalam
Kecamatan Jelutung Kota Jambi. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan
metodesampel krim pemutih yang diteliti sejumlah 5 sampel. Identifikasi merkuri secara
kualitatif sebagai penentu indikator warna, dan secara kuantitatif sebagai penentu kadar
merkuri menggunakan alat Mercury Analyzer. Serta evaluasi krim sebagai penentu kualitas krim
pemutih.Dari penelitian ini didapatkan hasilkelima sampel krim pemutih yang diteliti positif
mengandung merkuri dengan kadar krim 1 = 75,02 μg/Kg, krim 2 = 74,77 μg/Kg, krim 3 =
26,94 μg/Kg, krim 4 = 7.833 μg/Kg dan krim 5 = 17,69 μg/Kg. Sedangkan kadar merkuri yang di
tentukan menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
IndonesiaNomor 17 Tahun 2014 adalah 1000 μg/Kg.Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa krim 4 melebihi standar kadar yang di tentukan menurut Peraturan Kepala
Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia.
Kata Kunci: Krim Pemutih, Merkuri, Mercury Analyzer
Abstract :
Cosmetics has always been known as a supporter of appearance to make it look more attractive.
One of the many cosmetics that are often used by consumers, especially women, is a facial
whitening cream. Whitening creams can come from natural and synthetic ingredients. Synthetic
materials such as Mercury, Retinoic Acid, Hydroquinone, and Corticosteroids. Whitening
creams that contain mercury, initially it feels effective and makes the skin look white and
healthy. But over time the use of face whitening creams that contain mercury can cause a variety
of things, ranging from skin discoloration, allergies, skin irritation and in use with high doses
can cause permanent damage to the brain, kidneys, skin cancer and fetal developmental
disorders. The purpose of this study is to analyze and determine the levels of mercury (Hg) in
whitening creams that circulate in beauty clinics in Jelutung, Jambi City. This research is an
experimental study with a whitening cream sample method which was studied in a number of 5
samples. Qualitative identification of mercury as a determinant of color indicators, and
quantitatively as a determinant of mercury levels using the Mercury Analyzer. And the
evaluation of the cream as a determinant of the quality of the whitening cream. From this study
the results of the five whitening cream samples tested positive containing mercury with cream
levels 1 = 75.02 μg / Kg, cream 2 = 74.77 μg / Kg, cream 3 = 26.94 μg / Kg, cream 4 = 7,833 μg
/ kg and cream 5 = 17.69 μg / Kg. While the mercury levels determined according to the
Regulation of the Head of the Republic of Indonesia Drug and Food Supervisory Agency Number
17 of 2014 are 1000 μg / Kg. Based on the results of the study it can be concluded that cream 4
exceeds the standard levels determined according to the Regulation of the Head of the
Indonesian Drug and Food Control Agency.
Keywords: Whitening Cream, Mercury, Mercury Analyzer
I. PENDAHULUAN
Kulit putih dan cerah merupakan dambaan setiap orang, terutama wanita. Oleh karena itu
setiap orang berusaha untuk menjaga dan memperbaiki kesehatan kulitnya sehingga kebanyakan
kaum wanita selalu berusaha berpenampilan menarik. Hal ini didukung pula dengan semakin
berkembangnya teknologi perawatan kulit dan klinik-klinik kecantikan yang tersebar di
Indonesia, khususnya Surabaya. Perawatan kulit telah menjadi trend masa kini bagi wanita
modern dan merupakan sebuah kebutuhan bagi seorang wanita (Thornfeldt and Bourne, 2010).
Ilmu perawatan kecantikan memang tak dapat dilepaskan dari ilmu-ilmu yang lain. Ilmu
perawatan kecantikan juga mempelajari bahan-bahan perawat kecantikan yang disebut
kosmetika. Pada masa dahulu kosmetika dibuat oleh para tabib/dukun dengan cara mencoba-
coba mencampur berbagai bahan alami secara empiris, lalu dicatat dan diajarkan turun temurun
sehingga para tabib/dukunlah yang merupakan pembuat, pengawasan mutu, dan penyimpan
kosmetika ini. Perkembangan ilmu dan teknologi menyebabkan kosmetologi memerlukan
masukan dari para ahli kecantikan, ahli kimia, ahli farmasi, ahli teknik, ahli industri, ahli
bakteriologi, dan ahli kulit (dermatolog). Khusus bidang dermatologi, dermatologi kosmetik
meliputi segala aspek kosmetika pada kulit yaitu; penyerapan pada kulit, efek kosmetika pada
kulit, efek samping kosmetika pada kulit (Thornfeldt and Bourne, 2010).
Kulit bisa menjadi cermin keadaan tubuh seseorang. Orang yang tidak sehat, kulitnya kurang
cerah, kisut, dan tidak elastis, karena kekurangan gizi dan nutrisi. Sementara itu, untuk
menangkal pengaruh buruk akibat paparan sinar matahari, debu, gesekan, dan perubahan cuaca,
kulit memerlukan makanan seimbang yang mengandung protein, kalori, dan lemak. Selain itu,
membutuhkan vitamin C yang berguna bagi kolagen (penunjang kulit), vitamin E, dan A yang
berfungsi sebagai antioksidan (melindungi kulit dari berbagai pengaruh luar) (Dwikarya, 2003).
Penggunaan kosmetik akan merugikan jika berlebihan, pengolahan yang kurang baik,
penggunaan bahan yang tidak tepat, atau penyimpanan yang tidak higienis. Reaksi kulit terhadap
kosmetik terjadi jika kita peka terhadap salah satu bahan baku kosmetik. Reaksi kulit tersebut
akan menimbulkan kelainan. Salah satu kelainan pada kulit yang terjadi adalah iritasi kulit. Kulit
akan mengalami iritasi, biasanya setelah pemakaian kosmetik. Kelainan yang terjadi berupa kulit
kemerahan, biasanya terasa panas, perih, dan kadang-kadang permukaannya berair (Dwikarya,
2003).
Reaksi fotosintesis juga dapat terjadi akibat pemakaian kosmetik. Keadaan reaksi fotosintesis
seperti alergi, tetapi baru terasa gejalanya jika terkena sinarmatahari. Kelainannya berupa rasa
gatal, bercak merah, dan kadang-kadangmenjadi kehitaman. Yang dikenal dengan sebutan
hyperpigmentasi (Dwikarya, 2003).
Hiperpigmentasi kulit dapat diatasi dengan menggunakan produk-produk pencerah kulit. Bahan-
bahan pencerah kulit meliputi hidrokuinon, merkuri, bahanbahan dari alam seperti kojic acid,
licorice, bearberry, arbutin, paper mulberry, kedelai, ascorbic acid, melatonin, glycolic acid,
aloesin, niacinamide, azelaic acid, dan bahan lain seperti retinoid (Draelos, 2005).
Menurut Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) berdasarkan PUBLIC
WARNING/PERINGATAN Nomor KH.00.01.43.2503 tanggal 11 Juni 2009 adalah dilarang
digunakan dalam kosmetik yaitu: Merkuri (Hg), Hidrokuinon > 2%, Asam Retinoat, Zat Warna
Merah K.3 (CI 15585), Merah K.10 (Rhodamin B) dan Jingga K.1 (CI 12075).
Merkuri termasuk logam berbahaya yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun.
Pemakaian merkuri dalam krim pemutih dapat menimbulkan efek samping. Efek samping yang
ditimbulkan antara lain iritasi kulit, kulit menjadi merah, rasa terbakar, hingga gangguan pada
susunan syaraf, otak dan ginjal.
Pada penelitian ini telah dilakukan penelitian tentang kadar merkuri dalam suatu sediaan krim A
dan B yang dibeli melalui Internet (secara Online). Penentuan kadar merkuri dengan
menggunakan alat ICPS (Inductively Coupled Plasma Spectrometer) karena instrumen tersebut
merupakan instrumen dengan
akurasi dan presisi yang baik sekali dan dapat digunakan untuk analisis multielemen logam
secara simultan (Robinson, 1996). Dalam penelitian ini, juga dilakukan uji karakteristik
fisikokimia sediaan pemutih kulit yang meliputi organoleptis, uji pH dan tipe emulsi.
II. PERMASALAHAN
Kenyataan bahwa banyak produk-produk kecantikan yang masih menggunakan merkuri (Hg)
sebagai bahan pembuatannya, tanpa ingin tahu apa efek samping dari penggunaan produk
kecantikan berbahan merkuri (Hg) padahal dalam menggunakan produk berbahan merkuri
banyak sekali efek sampingnya

III. PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Merkuri
Merkuri atau air raksa diberikan simbol kimia Hg yang merupakan singkatan yang berasal
dari bahasa Yunani Hydrargyricum dengan nomor atom 80 serta mempunyai massa molekul
relative 200,59. Merkuri disebut juga air raksa atau hydrargyrum yang merupakan elemen kimia
dengan simbol Hg dan termasuk dalam golongan logam berat dengan bentuk cair dan berwarna
keperakan. Merkuri merupakan salah satu bahan aktif yang sering ditambahkan dalam krim
pemutih. Krim pemutih merupakan campuran bahan kimia dan atau bahan lainnya dengan
khasiat bisa memucatkan noda hitam pada kulit. Sebagai pemutih kulit, merkuri (Hg) bekerja
dengan mengatur produksi melanin dan memudarkan noda-noda hitam pada kulit. Jumlah
melanin menentukan kepadatan pigmentasi dan kegelapan kulit seseorang. Merkuri (Hg) dapat
menghambat kerja enzim tirosinase yang berarti merusak sel melanosit untuk memproduksi
melanin. Merkuri (Hg) bekerja dengan menghambat dan menekan melanin di lapisan dalam
kulit, zat exfloating (zat pengelupasan untuk kulit) yang terkandung didalam merkuri
menyebabkan terjadinya pengelupasan kulit yang tidak wajar secara terus - menerus tanpa
disertai pemberian nutrisi yang baik bagi sel , sehingga permukaan kulit tampak putih pucat.
Merkuri (Hg) masuk melalui pori – pori, setiap pori tersebut terhubung dengan pembuluh darah.
Krim yang dioleskan ke permukaan kulit akan masuk juga ke pori – pori selanjutnya terbawa
masuk ke pembuluh darah dan akhirnya bisa menyebabkan gangguan sistem saraf, ginjal, serta
organ tubuh lainnya Jenis merkuri yang banyak digunakan pada kosmetik adalah merkuri
anorganik dalam bentuk merkuri (Hg2+) dan merkuro (Hg2 2+) (Christiani, 2009).
Merkuri hanya diperbolehkan penggunaannya bagi pengawet tata rias dan pembersih tata rias
mata yaitu dalam campuran bahan dengan nilai maksimal 0,007% dijelaskan dalam Peraturan
Kepala BPOM No. 18 Tahun 2015 tentang Persyaratan Teknis. Bahan Kosmetika.Merkuri pada
kosmetika yang sudah umum digunakan ialah merkuri klorida, dan merkuri amido klorida.
Mekanisme kerja senyawa merkuri dalam memutihkan kulit berbeda-beda tergantung dari jenis
senyawanya. Merkuri klorida di dalam kulit akan melepaskan asam klorida yang menyebabkan
terjadinya pengelupasan kulit lapisan epidermis, sedangkan senyawa merkuri amido klorida
memiliki aktivitas menghambat kerja enzim tirosinase yang berperan dalam proses pembentukan
melanin. Melanin adalah pigmen coklat tua yang dihasilkan oleh melanosit dan disimpan dalam
sel-sel epidermis kulityang mempunyai fungsi sebagai pelindung epidermis dan dermis dari
bahaya radiasi ultraviolet Senyawa merkuri bersifat korosif sehingga dapat menyebabkan
dermatitis, dan dapat terakumulasi dalam darah sehingga menyebabkan keracunan sistemik.
Pemakaian krim pemutih mengandung merkuri secara terus menerus dalam jangka panjang
mengakibatkan kerusakan ginjal, kanker kulit, dan otak. (Palar, 2004). Menurut Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK.03.01.23.07.11.6662 tahun 2011
persyaratan logam berat jenis merkuri (Hg) adalah tidak lebih dari 1 mg/kg atau 1mg/L (1ppm).
Keputusan pemerintah Indonesia dalam membatasi penggunaan bahan aktif tersebut karena krim
pemutih yang mengandung merkuri dapat menimbulkan toksisitas terhadap organ-organ tubuh.
Hal tersebut terjadi karena senyawa merkuri akan kontak dengan kulit secara langsung sehingga
mudah terabsorpsi masuk ke dalam darah dan mengakibatkan reaksi iritasi yang berlangsung
cukup cepat. (BPOM RI, 2007).
Merkuri dibagi dalam bentuk, yaitu
a. Merkuri elemental atau metalik

Merkuri elemental (Hg0) merupakan logam perak-putih, berkilau, dan berbentuk cairan pada
suhu kamar. Merkuri elemental biasa digunakan dalam termometer, lampu neon dan beberapa
saklar listrik (EPA, 2013). Merkuri elemental merupakan bentuk merkuri yang paling mudah
menguap (WHO, 2003). Menurut EPA, paparan merkuri elemental dapat menguap pada suhu
kamar dan memiliki sifat tidak terlihat, tidak berbau, serta beracun.

b. Merkuri inorganik
Senyawa merkuri inorganik (dengan simbol kimia Hg (II) atau Hg2+) berbentuk garam merkuri
dan bubuk yang umumnya berwarna putih atau kristal, kecuali merkuri sulfida yang berwarna
merah. Senyawa merkuri inorganik biasa digunakan pada fungisida, antiseptik atau disinfektan.
Selain itu, biasa digunakan pula pada beberapa krim pencerah kulit serta beberapa obat-obatan
tradisional (EPA, 2013).
c. Merkuri organik
Senyawa merkuri organik yang paling umum ditemukan di lingkungan adalah metilmerkuri
(dengan rumus kimia MeHg) yang terbentuk pada saat merkuri bergabung dengan karbon.
Organisme renik mengkonversi merkuri inorganic menjadi metilmerkuri. Metilmerkuri dapat
terakumulasi dalam rantai makanan, seperti pada ikan (EPA, 2013)
Sekitar 80% dari peristiwa keracunan merkuri bersumber dari senyawasenyawa alkil-merkuri.
Keracunan yang bersumber dari senyawa ini adalah melalui pernafasan. Peristiwa peracunan
melalui jalur pernafasan tersebut lebih disebabkan karena senyawa-snyawa alkil-merkuri
terutama sekali yang mempunyai rantai pendek sangat mudah menguap. Uap merkuri yang
masuk bersama jalur pernafasan akan mengisi ruang-ruang dari paru-paru dan berikatan dengan
darah. Disamping itu, senyawa organic merkuri lainnya seperti metil merkuri, juga merupakan
penyebab keracunan merkuri yang besar. Lebih dari 95% metil merkuri yang masuk ke dalam
tubuh akan ditransportasi dalam sel darah merah untuk diedarkan ke selruh jaringan tubuh.
Sejumlah kecil lainnya terakumulasi dalam plasma protein.(Heryando, 2008)
3.2. Sumber Merkuri
Sumber Merkuri Secara alamiah, pencemaran oleh merkuri dan logam-logam lain ke lingkungan
umumnya berasal dari kegiatan-kegiatan gunung api, rembesanrembesan air tanah yang melewati
daerah deposit merkuri dan lain-lainnya. Namun sedemikian, meski sangat banyak sumber
keberadaan merkuri di alam, dan masuk ke dalam suatu tatanan lingkungan tertentu secara
alamiah, tidak menimbulkan efek-efek merugikan bagi lingkungan kerena masih dapat ditelorir
oleh alam itu sendiri. Merkuri menjadi bahan pencemar sejak manusia mengenal semaksimal
mungkin untuk kebutuhannya,. Kenyataan ini berarti menunjukkan bahwa manusialah yang telah
menciptakan suatu bentuk lingkungan yang tidak seimbang (tercemar) sebagai efek negatif dari
kemajuan perindustrian dan pertanian yang telah dicapai.(Heryando, 2008)
3.2. Sifat Fisis dan Sifat Kimia
a. Sifat Fisika
1) Logam berbentuk cair dalam suhu kamar dan berwarna abu – abu.
2) Logam murninya berwarna keperakan berupa cairan tak berbau, dan mengkilap.
3) Titik beku : - 39 0 C
4) Titik didih : 357 0 C
5) Hg akan memadat pada tekanan 7.640 Atm.
6) Berat molekul : 200,59
7) Dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus listrik tinggi maupun
tegangan arus listrik rendah sehingga merkuri banyak digunakan dalam laboratorium
maupun industri.
b. Sifat Kimia
1) Tidak larut dalam air, alcohol, eter, asam hidroklorida, hydrogen bromida, dan hydrogen
iodid.
2) Larut dalam asam nitrat, asam sulfuric panas dan lipid
3) Memiliki kecenderungan menguap lebih besar
4) Mudah bercampur dengan logam-logam lain menjadi logam campuran (Amalgam/Alloy)
3.3. Tujuan Penggunaan Merkuri
Tujuan penggunaannya dalam waktu lama dapat menghilangkan dan mengurangi
hiperpigmentasi pada kulit, tetapi penggunaan yang terus - menerus justru akan menimbulkan
pigmentasi dengan efek permanen dan bahan aktif yang biasanya digunakan dalam krim pemutih
salah satunya adalah merkuri. (Anonim, 2012). Cara kerja merkuri ini memperlambat kerja
enzim tironase yang mempengaruhi sel-sel melanosit dalam memproduksi melanin. Apabila
proses pigmentasi melambat maka otomatis kulit akan menjadi lebih cerah. Namun efek
sampingnya, untuk pemakaian jangka panjang maka kulit menjadi menipis dan lama-kelamaan
menimbulkan hiperpigmentasi atau penggelapan kulit berlebihan.Walaupun Penggunaan Merkuri
tidak seburuk efek merkuri gugusan yang tertelan (yang ditemukan dalam ikan yang tercemar
dan termakan), tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma dioleskan ke
permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah, lalu memasuki sistem saraf.
(Wurdiyanto, 2007)
3.4. Efek Farmokologi dari Merkuri
Pelarangan penggunaan merkuri dalam kosmetik bukanlah tanpa alasan. Merkuri dilarang karena
dapat menyebabkan banyak kerusakan pada jaringan dan organ tubuh manusia. Berikut beberapa
dampak buruk merkuri bagi kesehatan :
a. Kulit menjadi iritasi seperti kemerahan dan gatal – gatal
Dampak buruk pertama merkuri bagi kulit adalah menyebabkan kulit menjadi iritasi seperti
memerah, atau gatal-gatal. Hal ini merupakan dampak ringan dari penggunaan merkuri dalam
kosmtik, namun pemakaian jangka panjang akan menyebabkan hal yang lebih buruk lagi. Jika
anda mengalami iritasi, kemerahan atau gatal-gatal pada kulit setelah menggunakan kosmetik,
lebih baik anda hentikan penggunaan kosmetik tersebut.

Gambar 1. Kulit Iritasi Efek Dari Merkuri


b. Menyebabkan kulit menjadi pucat
Menggunaan kosmetik yang mengandung merkuri memang akan membuat kulit cerah dan halus
dalam waktu yang sangat singkat, namun kulit yang cerah tersebut akan terlihat pucat, dan tidak
segar. Hal ini bisa anda lihat pada orang yang terbiasa menggunakan krim pemutih yang
mengandung merkuri.
c. Menyebabkan muncul flek hitam
Krim yang mengandung merkuri memang akan mencerahkan kulit dengan cepat, namun hal itu
akan menyebabkan ketergantungan, jika anda berhenti menggunakan, kulit akan menjadi rusak
yang kemudian menjadi kusam dan muncul flek hitam pada kulit.
Gambar 2. Kulit Muncul Flek Hitam Efek Dari Merkuri
d. Menyebabkan kerusakan pada epidermis
Epidermis merupakan bagian terluar kulit yang akan langsung bersentuhan dengan kosmetik.
Penggunaan kosmetik yang mengandung merkuri dapat menyebabkan kerusakan pada epidermis,
sehingga membuat kulit menjadi tidak sehat.

Gambar 3. Kerusakan pada epidermis Efek Dari Merkuri


e. Menyebabkan lapisan kulit menjadi tipis
Setelah terjadi kerusakan pada lapisan epidermis, kulit akan menjadi tipis kareana tergerus. Krim
pemutih yang mengandung merkuri akan memutihkan kulit dengan cara menggerus kulit
sehingga kulit menjadi tipis dan tentunya berbahaya bagi kesehatan selanjutnya.
f. Menyebabkan kerusakan saraf
Dampak buruk penggunaan kosmertik yang mengadung merkuri yaitu menyebabkan kerusakan
pada saraf. Kerusakan saraf ini akan muncul antara lain yaitu tremor, halusinasi, gangguan
kecemasan, gangguan saraf motorik dan lain sebagainya
g. Menyebabkan otak tidak berfungsi
Ketika merkuri telah merusak saraf, kemudian merkuri akan menyerang otak sehingga
menyebabkan gangguan serta kerusakan pada otak sehingga otak tidak dapat berfungsi dengan
baik., Dampak paling buruk yaitu merkuri yang tercampur dalam makanan yang biasanya
menyebabkan keracunan makanan.
h. Menyebabkan kegelisahan, cemas dan gugup
Seperti yang telah dijelaskan diatas dimana merkuri dapat menyebabkan kerusakan yang
berimbas pada emosi seseorang yaitu orang menjadi mudah gelisah, cemas dan gugup. Hal ini
juga bisa dikarenakan karena merkuri telah menyerang otak.
i. Menyebabkan bayi lahir cacat
Merkuri yang dipakai ibu hamil akan sangat berbahaya bagi kesehatan janinnya. Hal ini dapat
menyebabkan kelahiran cacat bagi sang buah hati. Hal ini tentu sangat berbahaya. Untuk itu
ketika anda sedang hamil anda selalu berhati-hati dalam menggunakan kosmetik dan makanan
yang anda konsumsi, jangan sampai kosmetik atau makanan yang anda konsumsi mengandung
bahan berbahaya seperti merkuri.
j. Menyebabkan keguguran
Selain menyebabkan bayi lahir merkuri juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam kandungan dan hal yang paling buruk adalah menyebabkan keguguran. Oleh sebab
itu selalu berhati-hati dan perhatikan asupan anda selama kehamilan.
k. Menyebabkan kanker kulit
Kanker kulit merupakan dampak besar yang disebabkan oleh merkuri dalam kosmetik. merkuri
yang masuk ke dalam tubuh melalui kosmetik akan menyebabkan virus kanker menyebar hingga
akhirnya menyebabkan penyebab kanker kulit dan berbagai kanker lainnya.
l. Merusak liver dan ginjal
Dampak paling buruk dari merkuri yaitu merusak liver dan ginjal. Merkuri merupakan racun
yang harus dinetralkan oleh liver atau ginjal. Hal ini menyebabkan ginjal dan liver harus bekerja
keras untuk menetralkan merkuri. Jika terus dibiarkan akan menyebabkan kerusakan pada liver
dan ginjal.
3.5. Ciri-ciri Kosmetik Yang Mengandung Merkuri
a. Krim terasa lengket
b. Krim terlihat kasar atau tidak menyatu, jika dibiarkan minyak akan terpisah dengan bagian
padat
b. Warna umumnya mencolok karena tidak menggunakan pewarna kosmetik dan menggunakan
pewarna tekstil
c. Bau logam merkuri tercium
d. Pemakaian awal menyebabkan iritasi, namun setelah itu menyebabkan kecanduan atau
ketergantungan
e. Kulit akan berubah dalam waktu yang sangat singkat sekitar 2 minggu
f. idak timbul jerawat sama sekali, hal ini dikarenakan lapisan epidermis telah rusak
g. Pori-pori mengecil, dan kulit terasa halus karena kulit tergerus oleh merkuri
h. Jika pemakaian dihentikan akan timbul rasa gatal dan tidak nyaman
3.6 Metode Analisis Senyawa Merkuri Dalam Kosmetik
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan identifikasi dan penetapan kadar merkuri pada
kosmetik. Untuk itu dibutuhkan metode menganalisa merkuri yang peka dan selektif. Salah satu
metode penentuan kadar merkuri yang peka dan paling banyak digunakan adalah metode
spektrofotometri serapan atom (SSA). Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat
yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang
berdasarkan pada penyerapan cahaya oleh atom. Metode SSA ini mempunyai keunggulan dalam
hal selektivitas dan sensitivitas yang cukup baik untuk analisis merkuri total dalam sampel
(Elmer, 1982).
Prinsip kerja dari spektrofotometer serapan atom tanpa nyala ini ( flameless AAS), dimana
pengisapan cairan sampel yang mengandung unsur merkuri bermuatan positif dilakukan dengan
menggunakan pipa pengisap yang dihubungkan dengan pompa peristaltic yang dapat mengisap
sampel sampai 3,2 L/menit. Sebagai reduktor, digunakan Stannum klorida (SnCl2 10%) yang
mereduksi unsur merkuri positif tersebut menjadi Hg netral (tidak bermuatan) dalam bentuk
kabut uap merkuri. Kabut uap merkuri tersebut didorong oleh gas N2 menuju sel penyerapan
SSA dan berinteraksi dengan sinar yang berasal dari lampu katoda merkuri ( Hallow Cathode
Lamp). Interaksi tersebut berupa serapan sinar yang besarnya dapat dilihat pada layar monitor
SSA sebagai absorbansi. Jumlah serapan sinar sebanding dengan kadar merkuri yang ada dalam
contoh yang terdeteksi dalam satuan ppb (Christiani, 2009). Uji kuantitatif merkuri (Hg) dimulai
dengan pengukuran sampel, larutan baku dan blanko. Larutan baku digunakan sebagai larutan
pembanding merkuri (Hg) yang telah diketahui konsentrasinya. Kemudian didapatkan hasil
pengukuran serapan larutan baku dan dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi larutan baku
dengan serapan, sehingga didapatkan persamaan regresi linier Y = 0,00914 + 0,002799x dengan
nilai koefisien korelasinya (r) yaitu 0,9996. Koefisien korelasi ini menunjukkan hasil yang linier,
karena memenuhi kriteria penerimaan yaitu 0,99 ≤ r <1, sehingga penggunaan metode tersebut
dapat digunakan untuk analisis merkuri (Hg) dengan hasil yang baik (Parengkuan,2013).
3.7. Hal-hal Yang Harus Dierhatikan Dalam Menggunakan Produk Kecantikan
a. Cek nomor BPOM
Produk kecantikan dianggap aman jika sudah mengantongi izin BPOM (Badan Pengawas Obat
dan Makanan). Jadi, jika produk kecantikan yang Anda beli tidak mencantumkan nomor BPOM,
jangan gunakan produk kecantikan tersebut. Apabila tertera nomor BPOM, coba cek
keabsahannya kembali melalui website resmi BPOM.
b. Periksa label kemasan
Hindari menggunakan produk dengan label berbahasa asing yang tidak umum atau tidak dapat
Anda pahami. Jika dalam label kemasan tertera mercurous chloride, calomel, mercuric, atau
mercurio, maka jangan dibeli atau segera hentikan penggunaannya karena artinya produk
tersebut mengandung merkuri.
c. Perhatikan tekstur krim
Produk dengan kadar merkuri tinggi biasanya dapat dikenali dari teksturnya yang berwarna abu-
abu atau krem. Namun, ini tidak bisa menjadi patokan pasti sehingga untuk memastikannya,
Anda disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter kulit sebelum menggunakannya.
Jika merasa terpapar produk dengan kandungan merkuri, segera cuci tangan dan cuci area tubuh
lainnya yang juga terpapar produk tersebut. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter.
3.8. Cara Menghilangkan Merkuri Di Wajah
a. Menghentikan Penggunaannya
Langkah pertama yang harus langsung dilakukan adalah dengan berhenti menggunakan produk
itu serta membuangnya. Namun, jangan asal membuang bersamaan dengan sampah rumah
tangga lainnya. Simpan dalam kemasan plastik tertutup dan buang sesuai dengan kategorinya
yaitu hazardous waste
b. Mengganti Produk Kosmetik
Setelah membuang kosmetik yang mengandung merkuri, gantilah dengan produk alami. Bukan
hanya mengurangi paparan, namun juga menghilangkan metal berbahaya dan beracun. Selalu
perhatikan dengan saksama label di kemasan sebelum menggunakan.
Sebaiknya jangan gunakan apabila di komposisinya terdapat kata-kata seperti:
1) Mercuric
2) Mercurio
3) Mercury
4) Mercurous chloride
5) Calomel
c. Detoks Pola Makan
Anda juga bisa mencoba proses detoksifikasi lewat pola makan. Apabila mengonsumsi alkohol
dan merokok, mulailah dengan menghentikan keduanya. Selain itu, lakukan beberapa hal seperti:
1) Mengurangi konsumsi kopi
2) Mengonsumsi buah dan sayuran segar
3) Minum air lebih banyak untuk mempercepat proses pembuangan merkuri
4) Mengonsumsi suplemen selenium, vitamin C, dan vitamin E
5) Memperbanyak konsumsi serat agar proses cerna lebih cepat
d. Terapi kelasi
Apabila kadar merkuri sudah sangat tinggi, bisa dilakukan terapi kelasi. Prosedur ini dijalankan
dengan memberikan obat yang bisa mengikat merkuri dalam tubuh agar meninggalkan sistem
lebih cepat.
Lamanya merkuri di dalam tubuh tentunya bisa berbeda, tergantung dari jumlah, lama dan cara
penggunaannya. Usia dan kondisi kesehatan seseorang juga mempengaruhi lamanya merkuri
bisa ada di dalam tubuh. Merkuri yang terserap dari kulit lebih sedikit jumlahnya dari yang
tertelan atau terhirup, dan biasanya yang ada di kosmetik adalah merkuri anorganik yang
penyerapannya tidak sebanyak merkuri organik. Merkuri bisa bertahan berminggu-minggu
hingga berbulan-bulan pada tubuh, perlahan-lahan dikeluarkan melalui feses atau urin.
3.9 Penjelasan dari BPOM Krim Pemutih Berbahaya dan Tidak Berbahaya
Badan Pengawas Obat dan Makanan (selanjutnya disingkat BPOM) pada dasarnya adalah
lembaga yang melindungi para konsumen dari produk-produk yang tidak layak dan tidak aman
dikonsumsi.
Bedasarkan website resmi BPOM yang menjadi latar belakang dari BPOM adalah kemajuan
teknologi yang membawa perubahan-perubahan yang cepat dan signifikan pada industri farmasi,
obat asli Indonesia, makanan, kosmetika dan alat kesehatan. Dengan menggunakan teknologi
modern, industri-industri tersebut kini mampu memproduksi dalam skala yang sangat besar
mencakup berbagai produk dengan range yang sangat luas (BPOM, 2016).
Dalam setiap kemasan makanan, obat-obatan dan kosmetik ditemukan nomor izin edar BPOM.
BPOM adalah badan resmi yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengawasi peredaran produk
obat dan makanan, termasuk kosmetik di wilayah Indonesia. BPOM berwenang memberikan
atau menarik izin produksi terhadap suatu produk berdasarkan hasil survei, penelitian dan
pengujian terhadap suatu produk. Di Indonesia, setiap produk obat, makanan, dan kosmetik yang
diproduksi dan diedarkan di masyarakat harus memiliki izin produksi dan izin edar dari BPOM.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2015 Tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan Ke Dalam Wilayah Indonesia Pasal 1
Angka (14), izin edar adalah bentuk persetujuan pendaftaran obat dan makanan yang diberikan
oleh Kepala Badan untuk dapat diedarkan di wilayah Indonesia.
Hampir sama dengan yang tercantum dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.1.23.3516 Tentang Izin Edar Produk Obat, Obat
Tradisional, Kosmetik, Suplemen Makanan dan Makanan yang bersumber, Mengandung, Dari
Bahan Tertentu dan atau Mengandung Alkohol Pasal 1 Angka (1), izin edar adalah bentuk
persetujuan registrasi bagi produk obat, obat tradisional, kosmetik, suplemen makanan, dan
makanan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia agar
produk tersebut secara sah dapat diedarkan di wilayah Indonesia.
Dengan adanya Izin Edar dari BPOM maka produsen tidak dapat seenaknya memproduksi
sesuatu, apalagi yang mengadung bahan berbahaya yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan
tubuh Serangkaian proses panjang yang biasanya disebut proses registrasi produk harus dilalui
untuk mendapatkan nomor izin edar BPOM. Proses yang membutuhkan waktu tersebut karena
untuk menerbitkan nomor registrasi diperlukan kelengkapan dokumen, validasi, formula,
stabilitas produk, apakah kandungan bahan tersebut aman atau tidak, lolos uji dan sebagainya.
Jika sudah keluar nomor registrasinya akan diberi barcode (BPOM, 2016).
Proses yang panjang tersebut juga ditambah dengan biaya administrasi yang harus dikeluarkan
pihak produsen dalam mengajukan pendaftaran nomor izin edar BPOM membuat sebagian
produsen tidak mendaftarkan produknya untuk mendapat nomor izin edar dari BPOM dan
mengambil jalan yang singkat dalam memuluskan usahanya yaitu dengan mencantumkan nomor
izin edar BPOM palsu. Dimana nomor izin edar BPOM palsu ini merupakan nomor izin edar
yang tidak melalui persetujuan pendaftaran yang diberikan oleh Kepala BPOM atau dengan kata
lain nomor izin yang tidak dikeluarkan oleh BPOM. Biasanya para produsen nakal yang
mencantumkan nomor izin edar BPOM palsu pada produk mereka hanya memuat nomor izin
edar asal yang mereka buat dan cantumkan sendiri tanpa adanya pengujian, persetujuan dan
pengawasan dari pihak berwenang, yaitu BPOM.
Nomor izin edar BPOM Palsu banyak dijumpai di berbagai produk-produk makanan, minuman,
obat, suplemen dan kosmetik. Pencantuman nomor izin edar BPOM palsu ini dilakukan para
produsen untuk melancarkan bisnis mereka dalam menjual setiap produknya, produsen meyakini
dengan mencantumkan nomor izin edar BPOM palsu para calon konsumen akan semakin yakin
dan tertarik untuk membeli setiap produk mereka, karena konsumen meyakini produk tersebut
aman karena sudah ada nomor izin edar BPOM, padahal nomor izin edar tersebut palsu.
Pencantuman nomor izin edar BPOM palsu ini sangat meresahkan dan merugikan para
konsumen yang membeli produk dengan nomor izin edar BPOM palsu tersebut, terlebih apabila
dalam produk yang mencantumkan nomor izin edar BPOM palsu tersebut terkandung bahan-
bahan atau zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan konsumen. Oleh sebab itu para calon
konsumen dan konsumen diharapkan untuk lebih teliti, cermat dan peka dalam memastikan
nomor izin edar yang tercantum dalam suatu produk merupakan nomor izin edar yang legal atau
asli yang dikeluarkan oleh BPOM, selaku badan yang berwenang dalam memberikan izin edar
terhadap produk obat dan makanan.
Perkembangan teknologi yang pesat di era ini juga membantu para konsumen untuk dapat
mengetahui segala informasi mengenai produk yang ingin mereka beli dan gunakan, khususnya
untuk mengetahui apakah nomot izin edar BPOM yang tercantum dalam suatu produk asli atau
tidak, konsumen dapat dengan mudah mengetahui dan melakukan pengecekan sendiri melalui
internet dengan cara membuka alamat website cekbpom.pom.go.id, kemudian pada kolom yang
kosong ketik nomor izin edar yang tertera pada produk dan klik cari, apabila nomor izin edar
tersebut asli maka akan keluar informasi mengenai produk dengan nomor izin edar yang tertera.
Pastikan informasi yang tertera pada website BPOM sesuai dengan keadaan sebenarnya yang
tertera di produk, jika tidak sesuai dengan produk atau yang tertera tulisan data tidak ditemukan
atas nomor izin edar tersebut, maka dapat dipastikan nomor izin edar atas produk tersebut palsu.
Pengecekan terhadap keaslian nomor izin edar BPOM pada suatu produk juga dapat dilakukan
dengan menghubungi contact center HALO BPOM 1500533
III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Merkuri atau hydrargyrum merupakan elemen kimia dengan simbol Hg dan termasuk dalam
golongan logam berat dengan bentuk cair dan berwarna keperakan dan salah satu bahan aktif
yang sering ditambahkan dalam krim pemutih. Krim pemutih merupakan campuran bahan kimia
dan atau bahan lainnya dengan khasiat bisa memucatkan noda hitam pada kulit
Merkuri memiliki sifat fisik dan kimia antara lain berbentuk cair pada temperatur kamar,
berwarna putih-keperakan, memiliki sifat konduktor listrik yang cukup baik, tetapi sebaliknya
memiliki sifat konduktor panas yang kurang baik. Merkuri membeku pada temperatur – 38.9oC
dan mendidih pada temperatur 357oC. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida,
hydrogen bromida dan hidrogen iodide, Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid.
Tujuan penggunaan merkuri dalam waktu lama dapat menghilangkan dan mengurangi
hiperpigmentasi pada kulit, tetapi penggunaan yang terus - menerus justru akan menimbulkan
pigmentasi dengan efek permanen.
Pemakaian merkuri dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai efek antara lain perubahan
warna kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi
kulit serta pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal,
dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis.
Ciri – ciri kosmetik yang mengandung merkuri aadalah krim terasa lengket, krim terlihat kasar
atau tidak menyatu, jika dibiarkan minyak akan terpisah dengan bagian padat, warna umumnya
mencolok karena tidak menggunakan pewarna kosmetik dan menggunakan pewarna tekstil,
pemakaian awal menyebabkan iritasi, namun setelah itu menyebabkan kecanduan atau
ketergantungan dll.
Metode dalam penentuan kadar merkuri adalah metode spektrofotometri serapan atom (SSA).
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis
untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan cahaya
oleh atom.
3.2. Saran
a. Disarankan kepada konsumen untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk kosmetika
khususnya krim pemutih. Hindari memilih produk yang tidak mencantumkan nomor registrasi
dari BPOM RI.
b. Hendaknya melakukan pengecekan kembali produk yang mencantumkan nomor registrasi
melalui website resmi BPOM (http://cekbpom.pom.go.id/) untuk mengetahui kebenaran tentang
kesesuaian nomor registrasi dengan izin edar produk tersebut.
c. Sebaiknya menghindari memilih krim dengan ciri-ciri warna krim mengkilap, mempunyai bau
menyengat, serta menjanjikan hasil yang instan dengan proses yang cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Armin, F., Zulharmita., Firda, D. R. (2013). Identifikasi Dan Penetapan Kadar Merkuru (Hg)
Dalam Krim Pemutih Kosmetika Herbal Menggunakan Spektofotometri Serapan Atom (SSA).
Jurnal Sains Dan Teknologi Farmasi, Vol. 18(No.1), 28–34.
Asih, S. (2005). Dampak Penggunaan Kosmetik Pemutih terhadap Kesehatan Kulit Ibu-ibu di
RW II Desa Limpung. Universitas Negeri Semarang.
BPOM. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 18
tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika. (2015).
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas Indonesia Press, Jakarta,
511.
Aulton ME (Eds.), 2007, Pharmaceutics: The Design and Manufactured of Medicines, 3rd
edition, Elsevier Limited, Churchill Livingstone, 17-18, 21, 390-392.
Bae H, Kang M, Cho C, 2006, Survey and Mechanism of Skin Depigmenting Agent and
Lightening Agent, John Wiley and Sons Ltd, 921-934.
Barry BW, 1983, Dermatological Formulations:Percutaneus Absorption, Marcel Dekker, Inc.,
New York, 2-14, 95-115.
Christian GD, 1986, Analytical Chemistry, John Willey and Sons Inc., New York, 53-55.
Departement Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, edisi 4, Jakarta, 440
Fawcett DW, 2002, Buku Ajar Histologi, edisi 12, Terjemahan oleh Jan Tambayong, 1994, ECG,
Jakarta, 468-474, 477-481.
Kreps SI and Goldenberg RL, 1972, Suntan Preparation dalam: Balsam MS, Sagarin E (Eds)
Cosmetics Science and Technologi, 2nd edition, John Wiley and Sons Inc., Vol 1: 241-305.
Pomeranz, Y., and Meloan, C.E., 1987, Food Analysis: Theory and Practice, 2nd edition, Van
Norstrand Rehinhold Company, New York, 616-625.

Anda mungkin juga menyukai