Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM V

ANALISIS KUALITATIF MERKURI

- LATAR BELAKANG
Kosmetika merupakan salah satu unsur yang penting dalam dunia kecantikan.
Banyak kosmetik beredar di pasaran tanpa nomor izin edar (TIE) atau menggunakkan
nomor izin edar fiktif (palsu). Kosmetik yang tidak terdaftar banyak ditemukan
mengandung bahan kimia berbahaya bagi kulit seperti merkuri (Hg), pewarna sintetis
(K10 dan K3), hidrokinon dan asam retinoat yang telah dilarang ditambahkan pada
kosmetik sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MENKES/
PER/V/1998 tentang Bahan, Zat Warna, Substratum, Zat Pengawet dan Tabir Surya pada
Kosmetik. Penggunaan kosmetik yang mengandung bahan- bahan berbahaya dapat
menyebabkan iritasi kulit seperti kulit terkelupas, kemerahan dan rasa terbakar,
kerusakan otak permanen, gangguan ginjal, dan kanker (Damanik dkk, 2012) Damanik B.
T., Etnawati K., Padmawati R. S. (2011). Persepsi Remaja Putri di Kota Ambon Tentang
Risiko Terpapar Kosmetik Berbahaya dan Perilakunya dalam Memilih dan Menggunakan
Kosmetik. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27 No.1: 1-9.
Oleh karena itu Sebelum menggunakan kosmetik, sangatlah penting untuk
mengetahui lebih dulu apa yang dimaksud dengan kosmetik, manfaat dan pemakaian
yang benar. Maka dari itu perlu penjelasan lebih terperinci mengenai kosmetik. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi produk produk kosmetik tersebut dengan
cara analisis kualitatif untuk mengetahui apakah kosmetik tersebut mengandung bahan
berbahaya bagi kulit. Bahan yang paling berbahaya dan yang sering dijumpai dalam
produk kosmetik adalah merkuri. Veisy.M.2018
Merkuri sendiri biasa disebut juga dengan air raksa atau hydrargyrum yang
merupakan elemen kimia dengan simbol Hg dan termasuk dalam golongan logam berat
dengan bentuk cair dan berwarna keperakan. Uap merkuri (Hg) sangat berbahaya karena
beracun apabila terhirup dan masuk ke dalam darah selanjutnya ke otak dan akan
merusak jaringan otak. Veisy M. Walangitan,dkk. 2018. ANALISIS MERKURI (Hg)
PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG BEREDAR DI KOTA MANADO. Jurnal
Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3
Dalam realitanya Penggunaan merkuri sebagai zat pemutih dalam kosmetik masih
terus berlangsung dan bahkan semakin banyak dipasarkan di toko-toko kosmetik maupun
di pasar modern atau tradisional. Berdasarkan hasil survei Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) RI pada tahun 2014 terdapat 68 item kosmetik yang mengandung
bahan berbahaya bagi kesehatan seperti zat warna merah K.3 (CI 15585), merah K.10
(Rhodamin B), logam berat timbal (Pb) dan merkuri (Hg), untuk kosmetik TIE (Tidak
Izin Edar). Dengan banyak nya survei penggunaan penggunaan bahan kimia berbahaya
dalam kosmetik maka Konsumen harus berhati-hati dalam memilih kosmetik dipasaran,
karena tidak semua produk produk yang beredar di masyarakat aman untuk digunakan.
Upik Rohaya, Nurlina Ibrahim, Jamaluddin, 2017. ANALISIS KANDUNGAN
MERKURI (Hg) PADA KRIM PEMUTIH WAJAH TIDAK TERDAFTAR YANG
BEREDAR DI PASAR INPRES KOTA PALU. GALENIKA Journal of Pharmacy Vol. 3
(1) : 77 – 83
Landasan teori

Kosmetika dikenal sebagai penunjang penampilan agar tampak lebih menarik. Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, beragam produk kosmetika ada di pasaran.
Penggunaan kosmetika harus disesuaikan dengan aturan pakainya, misalnya harus sesuai jenis
kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah pemakaiannya sehingga
tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan (Armin, et al., 2013) Armin F, Zulharmita, dan
Firda DR. 2013. Identifikasi Dan Penetapan Kadar Merkuri (Hg) Dalam Krim Pemutih
Kosmetika Herbal Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Jurnal Sains dan
Teknologi Farmasi. 18 (1).

Menurut Food and Drug Administration (FDA), badan yang mengatur industri kosmetika,
kosmetika adalah produk yang digunakan oleh manusia untuk membersihkan, mempercantik,
mempromosikan daya tarik, atau mengubah penampilan tanpa mempengaruhi struktur atau
fungsi tubuh. Selain itu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1175/MENKES/PER/VIII/2010 Bab 1 Pasal 1 dituliskan bahwa kosmetika adalah bahan atau
sediaan yang digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan
organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik Veisy.M.2018

Banyak pilihan produk kosmetika agar wanita terlihat lebih cantik. Salah satunya yaitu krim
pemutih (Whitening Cream). Krim pemutih merupakan campuran bahan kimia dan atau bahan
lainnya dengan khasiat bisa memutihkan kulit atau memucatkan noda hitam pada kulit. Hal ini
didukung dari berbagai iklan kecantikan yang memberikan pengaruh besar terhadap pengertian
cantik yang identik dengan kulit putih dan bersih, sehingga banyak masyarakat khususnya wanita
yang menggunakan produk tersebut untuk digunakan dengan harapan mampu mengubah
penampilan menjadi cantik Rahmi S,. 2017.

Zat berbahaya yang sering ditambahkan ke dalam kosmetik kecantikan adalah senyawa merkuri.
Sementara senyawa merkuri dalam sediaan kosmetika digunakan sebagai bahan pemutih kulit.
Karena merkuri memiliki daya kerja memutihkan yang sangat kuat, sehingga dapat memicu
terjadinya toksisitas terhadap organ ginjal, saraf dan otak (Rahmi, 2017). Rahmi S,. 2017.
Identifikasi Senyawa Hidroquinon Dan Merkuri Pada Krim Kecantikan Yang Beredar Di
Pasaran. Jurnal Penelitian Pendidikan MIPA, Vol.2 No. 1 : 118-122.

Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu kamar. Logam murninya
berwarna kepekaan, cairan tak berbau, mengkilap, mempunyai rapatan 13,534 g/ml pada 25oC,
dan akan menguap jika dipanaskan pada suhu 3570C. Merkurium tak dipengaruhi asam klorida
atau asam sulfat encer (2M), tetapi mudah bereaksi dengan nitrat. Merkurium memiliki nomor
atom 80; dengan berat atom 200,59 dan termasuk dalam golongan II B pada sistem periodik.
Pemakaian merkuri pada krim dapat menimbulkan banyak hal, mulai dari perubahan warna kulit
yang pada akhirnya dapat menyebabkan bintik - bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit serta
pemakaian dalam dosis tinggi dapat menyebabkan otak, ginjal dan gangguan perkembangan
janin, bahkan paparan dalam jangka pendek dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan muntah-
muntah, diare dan kerusakan paru-paru serta merupakan zat karisogenik (dapat menyebabkan
kanker) pada manusia. Hal ini didasarkan pada sifat toksik merkuri yang tinggi. Upik Rohaya
2017

Krim yang mengandung merkuri, awalnya memang terasa manjur dan membuat kulit tampak
putih dan sehat, tetapi lamakelamaan, kulit dapat menghitam dan menyebabkan jerawat parah.
Selain itu, pemakaian merkuri dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kanker kulit,
kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, dan jenis kanker lainnya. Upik Rohaya
2017

Pengaruh utama yang ditimbulkan oleh merkuri di dalam tubuh adalah menghalangi kerja enzim
dan merusak selaput dinding sel. Keadaan ini disebabkan karena kemampuan merkuri dalam
membentuk ikatan kuat dengan gugus yang mengandung belerang (sulfur) yang terdapat di
dalam enzim atau dinding sel. Merkuri yang terkandung dalam krim pemutih dapat masuk ke
dalam tubuh dengan jalan terserap melalui kulit. Pemakaian krim pemutih yang mengandung
merkuri akan menjadikan kulit putih mulus, namun kemudian akan mengendap di bawah kulit
dan setelah bertahun-tahun kulit akan menjadi biru kehitaman bahkan dapat memicu timbulnya
kanker. Veisy.M.2018

Logam merkuri dan uap merkuri logam lebih berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain,
sebab merkuri dalam kedua bentuk tersebut lebih banyak mencapai otak. Pemaparan kadar tinggi
merkuri, baik yang berbentuk logam, garam, maupun metil merkuri dapat merusak secara
permanen otak, ginjal maupun janin. Akan tetapi Senyawa merkuri anorganik yang larut dalam
air dan alkohol hanya bersifat beracun bila dalam konsentrasi yang besar. Senyawa anorganik
merkuri seperti dimetil dan metil merkuri merupakan konversi dari merkuri anorganik dengan
bantuan bakteri di perairan melalui proses rantai makanan, pada akhirnya masuk melalui saluran
pencernaan dan dalam tubuh merkuri dapat bereaksi dengan tiosulfuhidrin dalam protein
sehingga mengganggu enzim dan menghentikan reaksi kimia penting, dan dapat mengganggu
sistem saraf pusat. Veisy.M.2018

Kadar maksimum merkuri dalam kosmetik yang dapat diterima yaitu 1 μg/g berdasarkan United
States Food and Drug Administration (US FDA). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia_No.445/MENKES/PER/V/1998 tentang Bahan, Zat Warna, Substratum, Zat
Pengawet dan Tabir Surya pada Kosmetika, raksa dan senyawanya dilarang digunakan dalam
kosmetika kecuali fenilraksa nitrat dan tiomersal sebagai pengawet dalam sediaan sekitar mata,
maksimum 0,007%, dihitung sebagai Hg merkuri. Nora Maulina, Zubir, Desy Dita Nelvia.2021.
UJI KUALITATIF DAN KUANTITATIF KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA KRIM
PEMUTIH WAJAH YANG BEREDAR DI PASAR KOTA PANTON LABU TAHUN 2021.
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Vol.7 No.2

Karena banyaknya bahan kosmetik yang beredar di pasaran dan mengandung merkuri (Hg),
maka Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) nomor HK.03.1.23.08.11.07517
tahun 2011 tentang persyaratan teknis bahan kosmetika, melarang penggunaan merkuri pada
kosmetik. Upik Rohaya 2017
Armin F, Zulharmita, dan Firda DR. 2013. Identifikasi Dan Penetapan Kadar Merkuri
(Hg) Dalam Krim Pemutih Kosmetika Herbal Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom
(SSA). Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 18 (1).

Damanik B. T., Etnawati K., Padmawati R. S. (2011). Persepsi Remaja Putri di Kota
Ambon Tentang Risiko Terpapar Kosmetik Berbahaya dan Perilakunya dalam Memilih dan
Menggunakan Kosmetik. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27 No.1: 1-9.

DRIJEN POM. 1979. FARMAKOPE INDONESIA EDISI III. DEPKES RI : JAKARTA

Nora Maulina, Zubir, Desy Dita Nelvia.2021. UJI KUALITATIF DAN KUANTITATIF
KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG BEREDAR DI
PASAR KOTA PANTON LABU TAHUN 2021. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Malikussaleh Vol.7 No.2

Rahmi S,. 2017. Identifikasi Senyawa Hidroquinon Dan Merkuri Pada Krim Kecantikan
Yang Beredar Di Pasaran. Jurnal Penelitian Pendidikan MIPA, Vol.2 No. 1 : 118-122.

Upik Rohaya, Nurlina Ibrahim, Jamaluddin, 2017. ANALISIS KANDUNGAN


MERKURI (Hg) PADA KRIM PEMUTIH WAJAH TIDAK TERDAFTAR YANG BEREDAR
DI PASAR INPRES KOTA PALU. GALENIKA Journal of Pharmacy Vol. 3 (1) : 77 – 83

Veisy M. Walangitan,dkk. 2018. ANALISIS MERKURI (Hg) PADA KRIM PEMUTIH


WAJAH YANG BEREDAR DI KOTA MANADO. Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7
No. 3

Anda mungkin juga menyukai