Anda di halaman 1dari 3

Tugas Penyusunan Kebijakan Nasional Obat dan Makanan

Zahra Mentari, S.Si.


BBPOM di Banda Aceh

Badan Pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Obat dan makanan yang dimaksud terdiri atas
obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, prekursor, zat adiktif, obat tradisional, suplemen
kesehatan, pangan olahan, dan kosmetik. Regulasi mengenai kosmetik salah satunya adalah
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Cemaran
Dalam Kosmetika. Regulasi tersebut termasuk dalam kategori peraturan badan karena
disusun untuk mengatur regulasi secara umum dan berlaku secara terus-menerus. Menurut
Bawono, yang dimaksud umum yaitu keberlakuannya ditujukan kepada siapa saja yang
dikenai perumusan kaidah hukum.
Menurut PerBPOM Nomor 12 Tahun 2019, kosmetik adalah bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia seperti epidermis, rambut,
kuku, bibir, dan organ genital bagian luar, atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama
untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Dalam hal ini dimungkinkan
adanya cemaran dalam proses produksi kosmetik. Cemaran tersebut dapat berupa cemaran
mikroba, cemaran logam berat maupun cemaran kimia. Cemaran mikroba meliputi angka
lempeng total, angka kapang khamir, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan
Candida albicans. Cemaran logam berat berupa merkuri, timbal, arsen dan kadmium.
Cemaran kimia berupa1,4-Dioxane. Pelaku usaha wajib menjamin kosmetik yang diproduksi
untuk diedarkan memenuhi pesyaratan keamanan, manfaat mutu dan klaim kosmetik.
Kosmetik berpotensi menimbulkan efek merugikan karena kulit mampu menyerap
bahan yang melekat pada kulit. Absorpsikosmetik melalui kulit terjadi karena kulit mempunyai
celah anatomis yang dapat memberikan jalan masuknya zat-zat yang tergantung dalam
kosmetik tersebut (Perengkuan, 2013). Krim pemutih merupakan salah satu jenis kosmetik
yang biasa digunakan yang merupakan campuran bahan kimia yang berkhasiat untuk
mengurangi hiperpigmentasi kulit sehingga kulit tampak lebih putih dan cerah (Mona, 2018).
Pada saat ini banyak sekali ditemukan krim pemutih yang beredar di masyarakat,
terutama di Kota Banda Aceh termasuk krim pemutih yang tidak memenuhi syarat karena
mengandung cemaran logam berat berupa merkuri (Yulia, 2019). Hal ini terjadi karena banyak
masyarakat yang menginginkan efek instan terutama untuk perawatan kulit, tampil cantik
dengan harga terjangkau. Konsumen terbesar produk kosmetik adalah wanita dewasa dan
remaja putri. Dikutip dari Serambinews.com pada tanggal 15 November 2022, BPOM
bersama Satreskrim menyita sebanyak 92 buah kosmetik yang tidak memiliki izin edar dan
23 diantaranya telah dilakukan pengujian. Didapatkan 13 produk mengandung merkuri dan
sisanya positif mengandung hidokinon dan asam retinoat.
Pemakaian krim pemutih yang mengandung merkuri lebih dari kadar yang
diperbolehkan dapat menimbulkan berbagai masalah mulai dari perubahan warna kulit yang
dapat menyebabkan bintik-bintik pada hitam (Susanti, 2017) alergi, iritasi kulit, serta pada
pemakaian dengan dosis tinggi dapat menimbulkan muntah-muntah, diare dan kerusakan
paru-paru serta merupakan zat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker pada manusia
(Anggraeni, 2018). Menurut PerBPOM Nomor 12 Tahun 2019, batas cemaran merkuri yaitu
tidak lebih besar dari 1 mg/kg atau 1 mg/L (1 bpj).
Peraturan ini belum sepenuhnya dijalankan oleh pelaku usaha karena berdasarkan
data yang sudah dipaparkan diatas, masih ditemukan kosmetik yang mengandung bahan
berbahaya. BPOM sebagai lembaga pengawas peredaran kosmetik di masyarakat juga
tentunya tidak berhenti mengkampanyekan bahaya kosmetik mengandung logam berat di
masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan BBPOM Aceh adalah melakukan pemilihan Duta
Kosmetik karena sasaran pasar kosmetik terbanyak yaitu para remaja putri sehingga
diharapkan dapat membantu BBPOM Aceh untuk melaksanakan KIE terkait kosmetik
berbahaya. Tidak hanya sampai disana, BBPOM Aceh juga melakukan pendampingan
kepada pelaku usaha terkait bahaya cemaran logam berat pada produk kosmetik. Kegiatan
KIE tersebut ternyata tidak menutup jalan bagi para pelaku usaha nakal untuk tetap
menambahkan bahan logam berat seperti merkuri ke dalam produk buatannya.
Berdasarkan data laporan fungsi pemeriksaan dan fungsi pengujian sampai dengan
Oktober 2023 masih ditemukan kosmetik yang mengandung merkuri beredar di masyarakat.
Hal ini semata-mata bukan hanya menjadi tanggung jawab BBPOM Aceh melainkan juga
keterlibatan masyarakat sebagai konsumen. Masyarakat diharapkan dapat memilah dan
memilih kosmetik yang aman digunakan. Ini menjadi tantangan tersendiri untuk BBPOM Aceh
dalam mencegah dan memberantas penyebaran kosmetik mengandung logam berat di
wilayah Provinsi Aceh.

Daftar Pustaka
Anggraeni., V.J., Yuliantini, A dan Rahmawati, F. 2018, Analisis Cemaran Logam Berat
Merkuri Dalam Krim Pemutih Wajah Yang Beredar Di Pasar Tradisional Dengan
Metode Spektrofotometri Serapan Atom, Jurnal OF Phamacopolium, 1(1), 44-50, p-
ISSN : 2620-8563 ; e-ISSN : 2621-1521.

Bawono, A.C., https://jdih.bolmutkab.go.id/uploads/majalahhukum/beda_peraturan_keputus


an.pdf
Mona., Julius dan Paulina. 2018, Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Beberapa Krim
Pemutih Wajah Tanpa Ijin BPOM yang Beredar di Psar 45 Manado, Pharmacon Jurnal
Farmasi Ilmiah, 7(3), Manado : FMIPA Universitas Sam Rarulangi. ISSN: 2302-2493.

Perengkuan, K., Fatimawali dan Citraningtyas. 2013, Analisis Kandungan Merkuri Pada Krim
Pemutih Yang Beredar Di Kota Manado, Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(1), 62-69. ISSN :
2302-2493.

Susanti, M.A., dan Silvana, R. 2017, Penetapan Kadar Merkuri (Hg) Pada Krim Pemutih
Bermerek dan Tidak Bermerek Yang Dijual di Pasar Kodim Pekanbaru, Jurnal Sains
dan Teknologi Laboratorium Medik, 2(1), 31-37. ISSN : 2527-5267.

Yulia, R., Annisa Putri dan Linda Hevira, 2019, Analisis Merkuri Pada Merk Krim Pemutih
Wajah Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom, Jurnal Katalisator, 4(2), 103-
110. ISSN : 2502-0943.

https://aceh.tribunnews.com/2022/11/15/92-kosmetik-ilegal-disita-polresta-banda-aceh-23-
terbukti-mengandung-bahan-berbahaya-ini-daftarnya

Anda mungkin juga menyukai