Anda di halaman 1dari 27

EDUKASI DAN PEMANFAATAN HERBAL SEBAGAI KOSMETIKA ALAMI DI

KECAMATAN PANYABUNGAN UTARA

MUHAMMAD ALI SODIKIN (STIKes NAMIRA MADINA)

ABSTRAK

Dampak pemakaian adalah pengaruh atau akibat yang diambil oleh seseorang setelah menggunakan
suatu produk.Kosmetik berbahan kimia memiliki dampak positif terhadap konsumen seperti
cepatnya perubahan warna kulit menjadi lebih putih, namun ada juga dampak negatifnya seperti,
ketergantungan dalam pemakaian kosmetik, menjadikan kulit lebih sensitif, kulit mudah iritasi,
dll.Dampak tersebut bisa berpengaruh terhadap perkembangan usaha. Perkembangan usaha adalah
suatu bentuk usaha kepada usaha itu sendiri agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan
mencapai pada satu titik atau puncak menuju kesuksesan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dampak pemakaian kosmetik berbahan kimia terhadap perkembangan usaha mosmetik berbahan
kimia.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara observasi, dan
dokumentasi. Wawancaradilakukan kepada produsen dan enam konsumen kosmetik berbahan
kimiayang ada di Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, observasi dilakukan
kepada konsumen dan usaha kosmetik tersebut dan Dokumentasi diambil dari kegiatan usaha
kosmetik berbahan kimia.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa dampak negatif
penggunaan kosmetik berbahan kimia tidak mempengaruhi kelangsungan usaha kosmetik tersebut.
Bahkan usaha kosmetik berbahan kimia tersebut berkembang positif. Meskipun kosmetik berbahan
kimia memiliki dampak negatif, hal tersebut tidak mengurangi minat konsumen untuk
mengkonsumsinya, mayoritas konsumen tidak memperdulikan dampak negatif dari pemakaian
kosmetik tersebut. Sehingga pemakaian kosmetik berbahan kimia memiliki dampak positif bagi
perkembangan usaha terutama di Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan karunia-
nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Edukasi Dan Pemanfaatan
Herbal Sebagai Kosmetik" dengan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Diharapkan makalah
ini dapat memberikan wawasan dan informasi kepada pembaca.
Bagaimana pun kami telah berusaha membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun
tidak ada kesempurnaan dalam karya manusia. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk lebih
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini akan menjadi ilmu yang bermanfaat.

Panyabungan, 23 Mei 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka kehidupan manusia
semakin berkembang juga. Tidak hanya kebutuhan akan sandang, pangan, papan, pendidikan, dan
kesehatan, kebutuhan akan mempercantik diripun saat ini menjadi prioritas utama dalam menunjang
penampilan sehari-hari. Salah satu cara untuk mengubah penampilan atau mempercantik diri yaitu
dengan menggunakan kosmetik.Kosmetik yaitu paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, dan bibir, untuk membersihan,menambah daya
tarik, mengubah penampilan, melindungi kulit supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau
badan tetapi tidak 1dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
Pemakaian kosmetik sendiri diperlukan oleh semua orang, khususnya wanita, karena ingin
tampil cantik adalah hal yang alami bagi wanita. Agar selalu terlihat cantik banyak wanita yang
menghabiskan uangnya untuk perawatan dokter dan membeli produk-produk kosmetik.Mereka
menganggap ada banyak manfaat dalam kosmetik, yaitu untuk mempercantik diri. Mereka memakai
kosmetik yang dapat merubah kulit menjadi putih, bersih, dan bebas dari jerawat dalam waktu
yang singkat tanpa memikirkan dampak dari pemakaian kosmetik tersebut di masa yang akan
datang.
Saat ini, banyak merk kosmetik bermunculan dengan masing-masing kelebihannya. Inovasi
dan promosi gencar dilakukan untuk menarik minat konsumen. Ada kosmetik yang tidak berbahaya
dan ada juga yang berbahaya. Kosmetik yang tidak berbahaya adalah kosmetik yang alami atau
herbal. Selain kosmetik yang alami, ada juga kosmetik yang tidak alami atau kosmetik yang
didalamnya sudah tercampur bahan kimia. Kosmetik berbahan kimia lebih cepat merubah kulit
wajah menjadi putih dalam waktu cepat dan dengan harga yang tidak terlalu mahal. hal ini menarik
banyak perhatian wanita yang ingin merubah penampilan dalam waktu singkat.
Tanpa mereka sadari kosmetik yang mereka gunakan banyak yang mengandung bahan kimia.
Pada saat ini,banyak beredar kosmetik yang mengandung bahan kimia berbahaya. Bahan tersebut
antara lain merkuri, hidroquinon, asam retrinoat / tretinoin/ retinoic acid, dan bahan pewarna.
Pemakaian merkuri dapat menimbulkan berbagai hal, antara lain perubahan pada warna kulit, yang
kemudian bisa mengakibatkan bintik-bintik hitam pada kulit atau yang sering disebut dengan flek
hitam, alergi, iritasi kulit, dan dapat menyebabkan kanker kulit pada manusia.2
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa kosmetik berbahan kimia mempunyai beberapa dampak

1
Retno Iswari Tranggono, Fatma Latifah, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik,
(PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2007), h.6
2
Enip Sekar Sulistiyani, “Bahaya Zat Kimia Pada Kosmetik”, http://enipsekar.blogspot.co.id/2011/11/bahaya-
zat-kimia-pada-kosmetik_9676.html diunduh pada 25 Maret 2017
negatif terhadap pemakainya. Akan tetapi masih banyak wanita yang memakai kosmetik berbahaya,
dikarenakan harganya yang tidak terlalu mahal dan dapat membuat kulit putih dalam waktu yang
cepat. Hal ini memberikan peluang usaha kepada masyarakat dan perusahaan untuk memproduksi
kosmetik berbahaya. Usaha atau dapat disebut juga suatu perusahaan adalah suatu bentuk usaha
yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan,
baik yang diselenggarakan oleh perorangan maupun badan usaha.3
Pelaku usaha kosmetik pemutih wajah dengan sadar dan sengaja menjual kosmetik pemutih
wajah yang mengandung bahan kimia berbahaya demi mendapatkan keuntungan yang lebih dari
penjualannya. Pelaku usaha bisa saja menutupi dari konsumen mengenai apa saja kandungan dan
efek samping jika menggunakan kosmetik yang mengandung bahan kimia berbahaya.4
Dalam ajaran Islam seharusnya pengusaha dalam memproduksi barang ataupun jasa yang
memiliki manfaat bagi orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Di dalam menjalankan suatu usaha
layaknya seorang pengusaha juga harus memperdulikan dampak yang akan terjadi terhadap
perkembangan usahanya tersebut. Tidak hanya itu, setiap pengusaha juga harus memahami dampak
usaha tersebut kepada semua pihak baik yang terlibat langsung dengan usahanya maupun tidak.
Pengusaha harus berlaku adil berarti tidak berbuat zalim kepada orang lain.Adil menuntut
ditiadakannya diskriminasi pada semua orang karena jika tidak, maka yang terjadi adalah sebuah
kezaliman. Berperilaku (behaviour) baik terhadap semua pihak yang berbisnis dengannya
merupakan pokok pangkal keberhasilan dan kebahagiaan, dan bagi para pengusaha terhadap
perkembangan usahanya tersebut. 5Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha kepada usaha
itu sendiri agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan mencapai pada satu titik atau puncak
menuju kesuksesan.6
Salah satu usaha yang memproduksi kosmetik berbahan kimia adalah usaha yang dilakukan
oleh produsen kosmetik di Panyabungan. Usaha tersebut memproduksi jenis kosmetik krim racikan
siang, krim malam, dan sabun pembersih wajah, yang berfungsi memutihkan, mencerahkan, serta
menghaluskan kulit wajah dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan kosmetik yang
alami. Hal ini yang menjadi daya tarik bagi konsumen7
Tanpa disadari oleh sebagian konsumen ternyata produk kosmetik ini belum mendapatkan ijin
dari badan pengawas obat dan makanan. Menurut Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia pemerintah Indonesia membatasi penggunaan bahan aktif tersebut karena krim

3
Harmaizar z, Menangkap Peluang Ussaha, (Bekasi: CV Dian Anugrah Prakarsa ), h.14
4
Elina Lestari, “Pertanggungjawaban Pidana Bagi Pelaku Usaha Yang Menjual Kosmetik Pemutih Wajah Yang
Mengandung Bahan Kimia Berbahaya”, JurnalIlmiah, (Malang: Universitas Brawijaya)
5
Hafidz, ““Etika Bisnis Al-Ghazali Dan Adam Smith Dalam Perspektif Ilmu Bisnis Dan Ekonomi”
JurnalPenelitian, (Pekalongan: STAIN 2012), Vol 9. No 1. H 28
6
Nalia, “Perkembangan Usaha”, http://nnaalliiaa.blogspot.co.id, diunduh pada Senin, 30 November 2017
7
Santi, Produsen Kosmetik Didesa Sidomulyo Pada Senin, 2 Januari 2017
pemutih yang mengandung merkuri dapat menimbulkan toksisitas terhadap organ-organ tubuh.
8
Produk kosmetik yang belum mendapat ijin dari BPOM adalah kosmetik yang belum melewati uji
klinis, dalam artian kosmetik tersebut bisa membahayakan pemakai karena belum bisa dipastikan
bahan yang digunakan dalam meracik kosmetik sudah memenuhi standar bahan baku yang telah
ditetapkan oleh BPOM. Oleh karena itu masih banyak konsumen yang memakai produk kosmetik
berbahaya.9
Berdasarkan hasil pra-survey yang peneliti lakukan melalui wawancara dengan konsumen dan
produsen kosmetik berbahan kimia di Kecamatan Panyabungan, Mandailing Natal, diketahui bahwa
produsen tersebut memiliki usaha kosmetik yang mana produsen tersebut meracik sendiri kosmetik
yang dijualnya. Kosmetik yang diracik oleh produsen tersebut mempunyai dampak positif
misalnya, dapat merubah warna kulit menjadi lebih putih dan bersih dalam jangka waktu yang
singkat yaitu kurang lebih hanya butuh waktu 1 bulan dari pemakaian sedangkan dampak
negatifnya dapat berakibat fatal bagi pemakainya seperti ketergantungan dalam pemakaian
kosmetik, gatal-gatal pada kulit, flek hitam, dan bahkan bisa menyebabkan jerawat. Pada
kenyataannya masih banyak konsumen yang terobsesi dari dampak posistif pemakaian kosmatik
tersebut sehingga mereka tidak memperdulikan dampak negatif dari pemakaian kosmetik terutama
di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.
Berdasarkan latar belakang sebagaimana dipaparkan di atas peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul Dampak Pemakaian Kosmetik Berbahan Kimia Terhadap Perkembangan
Usaha (Studi Kasus Produk Kosmetik Berbahan Kimia di Kecamatan Panyabungan Kabupaten
Mandailing Natal).

B. Tujuan Dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui Dampak Pemakaian
Kosmetik Berbahan Kimia Terhadap Perkembangan Usaha Kosmetik di Kecamatan
Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu:
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan tambahan ilmu
pengetahuan ekonomi khususnya pada teori perkembangan usaha terkait dengan dampak
pemakaian kosmetik berbahan kimia terhadap perkembangan usaha.

8
Fatma Ariska Trisnawati, “Identifikasi Kandungan Merkuri Pada Beberapa Krim Pemutih Yang Beredar Di
Pasaran”, JurnalPharmasi, (Surabaya: Akademi Farmasi) Vol 1. No 1. 2016 H.2
9
Lina, konsumen kosmetik berbahan kimia pada Senin, 2 Januari 2017
b. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan evaluasi dan pertimbangan bagi
perempuan dalam memilih kosmetik dan bahan pertimbangan bagi produsen untuk lebih hati-
hati dalam membuat suatu produk.

C. Penelitian Relevan
Penelitian relevan berisi tentang uraian mengenai hasil penelitian terdahulu yang relevan
dengan persoalan yang akan dikaji. Beberapa relevan antara lain:
Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Slamet Budi Asih yang berjudul “Dampak
Pengguna Kosmetik Pemutih Terhadap Kesehatan Kulit Pada Ibu-Ibu Di Kecamatan Panyabungan
Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara Tahun 2022” dengan permasalahan adakah dampak
pengguna kosmetik terhadap kesehatan kulit dan bagaimana dampak pemakaian kosmetik terhadap
kesehatan kulit. Penelitian ini membahas tentang adakah dampak yang akan terjadi setelah
pemakaian kosmetik terhadap kesehatan kulit dan mengetahui dampak yang akan timbul setelah
pemakaian kosmetik terhadap kesehatan kulit. Hasil dari penelitian ini adalah adanya dampak
penggunaan kosmetika pemutih terhadap kesehatan kulit terhadap Ibu-Ibu di Kecamatan
Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Kaitannya dengan penelitian yang akan penelitian
lakukan yaitu dampak pemakaian kosmetik berbahaya. perbedaannya adalah penelitian yang akan
peneliti lakukan mengenai dampak pemakaian kosmetik berbahan kimia terhadap perkembangan
usaha.10
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur Hasanah yang berjudul “Faktor Jual Beli Kosmetik
Yang Mengandung Zat Berbahaya dengan permasalahan adanya jual beli kosmetik berbahaya,
kurangnya publikasi yang dilakukan oleh surat kabar yang membahas kosmetik berbahaya, dan
adanya faktor jual beli kosmetik yang mengandung zat berbahaya. Dari hasil penelitian ini faktor
jual beli kosmetik yang mengandung zat berbahaya adalah yang berasal dari faktor konsumennya
yang hanya mempertimbangkan kebutuhan saja tanpa memperhatikan dampak negatifnya.
Kaitannya penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah memiliki
permasalahan yang sama pada kosmetik berbahaya, akan tetapi penelitian yang akan peneliti
lakukan lebih fokus membahas mengenai dampak dari pemakaian kosmetik berbahaya terhadap
perkembangan usaha.11
Penelitian skripsi selanjutnya berjudul “Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih

10
Slamet Budi Asih, Dampak Pengguna Kosmetik Pemutih Terhadap Kesehatan Kulit Pada Ibu-Ibu Di Rw II
Desa Limpung Kecamatan Limping Kabupaten Batang Jawa Tengaah Tahun 2005, (Semarang: UNIVERSITS NEGRI
SEMARANG, 2006)
11
SitiNurHasanah,FaktorJualBeliKosmetik Yang MengandungZatBerbahaya(Metro: STAIN JuraiSiwo, 2013)
Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado” diteliti oleh Bobi Polli
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Di Pasar 45 Kota Manado
banyak diperjual belikan kosmetik pemutih wajah. Diduga beberapa kosmetik pemutih wajah
tersebut mengandung merkuri yang dapat membahayakan masyarakat seperti iritasi kulit, alergi
serta bila terpapar dalam jumlah besar dan pemakaian dalam jangka panjang dapat menyebabkan
kanker kulit dan kerusakan permanen otak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah
kosmetik pemutih wajah yang dijual pada pedagang kaki lima mengandung merkuri. 12Yang
membedakan antara penelitian diatas dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada
penelitian diatas membahas tentang analisa kandungan merkuri pada kosmetik yang dijual
dipasaran sedangkan dalam penelitian ini peneliti hanya fokus pada dampak kosmetik berbahan
kimia terhadap perkembangan usaha. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, penelitian
ini memiliki subjek yang sama yaitu kosmetik. Namun memiliki perbedan dalam objek
penelitiannya.

12
BobiPolli, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di
Pasar 45 Kota Manado, (Manado: UNIVERSITAS SAM RATULANGI, 2011)
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Dampak Pemakaian
1. Pengertian Edukasi
Proses pembelajaran yang umumnya diselenggarakan di sekolahsekolah dan
terdapat peraturan yang berlaku dan wajib untuk di ikuti apabila anda berada dalam
pembelajaran di sekolah, kemudian terdapat pihak terkait dalam pengawasan proses
pembelajaran di sekolah. Beberapa pengertian edukasi atau pendidikan menurut
M.J.Langeveld (1995), seorang ahli pendidikan, yaitu :
1. Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum
dewasa kepada kedewasaan.
2. Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugas – tugas
hidupnya, agar bisa mandiri, akil – balik, dan bertanggung jawab secara susila.
3. Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan diri dan tanggungjawab.
Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoadmojo,
2003). Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sudah semestinya
usaha dalam menumbuh kembangkan pendidikan secara sistematis dan berkualitas perlu
terus di upayakan, sehingga tujuan dari proses pendidikan dapat dicapai secara optimal.
Pendidikan memiliki arti penting bagi individu, pendidikan lebih jauh memberikan
pengaruh yang besar terhadap kemajuan suatu bangsa.
Dalam konteks relasi sosial, khususnya dalam relasi antara masyarakat yang
membutuhkan pendidikan pada tingkat dan jenjang tertentu melalui pendidikan formal
dan pemerintah sebagai penyedia kebutuhan itu terdapat semacam yang menjadi pengikat
dalam relasi itu. Hubungan antara masyarakat dan pemerintah dengan salah satu
kebutuhan atas pendidikan dipahami dalam konteks organisasi, keberadaannya dapat
dilihat dari sudut pandang jaringan sosial dalam suatu organisasi sosial (Agusyanto,
2007).
2. Pengertian Pemanfaatan
Kata pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah. Dalam
Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer disebutkan bahwa pemanfaatan memiliki makna
“ proses, cara atau perbuatan yang bermanfaat. 13
Menurut Poerwadarminto pemanfaatan adalah suatu kegiatan, proses, cara atau
perbuatan menjadikan suatu yang ada menjadi bermanfaat. Istilah pemanfaatan berasal
dari kata dasar manfaat yang berarti faedah, yang mendapat imbuhan pe-an yang berarti
proses atau perbuatan memanfaatkan. 14Jadi Pemanfaatan adalah merupakan proses atau
cara perbuatan yang dapat bermanfaat. Maksudnya bagaimana cara siswa dalam
memanfaatkan waktu yang diberikan guru untuk membuka situs-situs keagamaan. Dalam
penelitian ini, istilah diartikan sebagai seberapa sering siswa memanfaatkan situs-situs
keagamaan dan memanfaatkan waktu yang diberikan oleh guru yang berkaitan dengan
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Kemp dan kawan-kawan (1985) dalam bukunya Hamzah B dan Nina Lamatenggo
menjabarkan sejumlah memanfaatkan media dalam kegiatan pembelajaran antara lain
sebagai berikut :
a) Penyajian materi ajar menjadi lebih standar
b) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
c) Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif
d) Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi
e) Kualitas belajar dapat ditingkatkan pelajaran Pendidikan Agama Islam
f) Pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang
diinginkan
g) Menigkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat atau
baik
h) Memberikan nilai positif bagi pengajar

B. Potensi Herbal Indonesia Sebagai Bahan Alami Kosmetik Tradisional


1. Kelapa (Cocos nucifera Linn.)
Kandungan Kimia. Kelapa mengandung glukosa, sukrosa, asam karbonat, enzim,
protein, kalsium, phospor, besi, belerang, vitamin A, B dan C, dan tanin. Minyak kelapa
mengandung gliserida mengandung asam laurat, asam miristinat, asam oleat, asam kaprat,
asam kaprilat, asam palmitat, stearat asam dan asam kaproat.
Medical. Akar pohon kelapa dapat digunakan untuk membantu mengobati disentri, kolera,
diare, disfungsi ereksi, sebagai peredam demam, liquifier urine, detox dan beberapa bentuk
kontrol kelahiran. Bunga kelapa berguna untuk demam nifas dan merawat luka. Air kelapa

13
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modren English Press 2002,
hlm. 928
14
Poerwadarminta W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PT.Balai Pustaka 2002, hlm. 125
dan susu berguna untuk menetralkan racun dalam makanan, untuk menyembuhkan frambusia,
TBC dan menghilangkan ketombe. Daging buah kelapa sendiri dapat digunakan untuk
menyembuhkan wasir, membalut luka, dan juga untuk meringankan sembelit.
Beautycare : Dalam perawatan kecantikan tradisional, minyak kelapa dicampur
dengan potongan Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Linn.) Daun, orang-aring (Eclipta
alba Hassk) dan daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr) kemudian dimasak
bersama rempah-rempah yang harum, kemudian tambahkan minyak cem-ceman. Campuran
ini, bila dicampur lebih lanjut dengan pala (kemiri) adalah tonik rambut tradisional. (Minyak
cem-ceman), mampu mengintensifkan warna rambut.

2. Beras (Oryza sativa)


Kandungan Kimia. Beras mengandung glucid, beberapa jenis lipid, asam lemak
terutama, asam linoleat, asam palmitat, asam stearat, dan vitamin B1 dan B4. Beras juga
mengandung saponin, minyak-minyak penting, tanin, curcumin, polifenol, dan alkaloid.
Medical. Beras dapat digunakan untuk meringankan enteritis (radang usus kecil), dan
juga sebagai pengganti susu yang diberikan kepada bayi yang baru lahir. Air beras dapat
digunakan untuk menyembuhkan diare dan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Beautycare. Properti alamnya menyebabkan kulit menjadi halus dan lembut dengan
kontak berkepanjangan. Bagian dari gabah yang larut dalam lemak dapat digunakan sebagai
agen pelembab dan pelembut. Ekstrak beras juga dapat digunakan sebagai sampo untuk
rambut tipis dan rusak. Mereka juga dapat digunakan sebagai pelembab krim untuk
digunakan di sekitar mata, khusus untuk mereka yang memiliki kulit kering. Tepung beras
dapat digunakan sebagai salah satu bahan untuk melembutkan dan melenturkan kulit wajah.
Campuran beras dan kencur (bahan lain yang akan dibahas kemudian) dan kunyit dapat
dikonsumsi dan bekerja sebagai formula pelangsing. Beras dicampur dengan kencur dan
hancur menjadi bubuk juga dapat digunakan sebagai bedak wajah dingin cocok untuk
membersihkan wajah, dengan manfaat tambahan dari pelunakan kulit wajah. Hal ini pada
gilirannya dapat dicampur dengan air mawar untuk membuat bubuk harum menjadi harum.
3. (Michelia champaka)
Kandungan kimia. kulit kayu dan daun tanaman cempaka mengandung damar,
alkaloid palmitin dan lantanin. Ekstrak minyak atsiri bunga cempaka mengandung fenol,
isoeugenol, sineol, benzilaldehyde dan alkohol pheniletic.
Medical. Dalam pengobatan tradisional, bunga cempaka digunakan untuk iritasi
lambung dan gonorrhea. Kulitnya dan kuncup digunakan untuk mengurangi demam dan
melancarkan haid tidak teratur. Bunganya dapat digunakan untuk sakit perut, dan mengurangi
bau mulut, bahkan membantu dengan batu ginjal.
Beautycare. Aroma sangat kuat, sehingga bahan yang umum digunakan untuk
pembuatan parfum, atau sebagai campuran wangi dalam kosmetik.

4. Kenanga (Kenanga odoratum Bail)


Kandungan kimia. Bunga mengandung asam benzoat, farnesol, geraniol, linalool,
benzil asetat, eugenol, safrole, cadinen, dan pinen.
Beautycare. Bagian dari kenanga yang paling banyak digunakan untuk kosmetik alami
adalah bunganya. Merupakan ekstrak untuk parfum dan aroma terapi karena sifatnya yang
sangat harum. Aroma terapi regulasi kelenjar adrenalin, dan membantu merangsang perasaan
tenang, mengurangi tingkat stres, kemarahan dan agitasi. Ketika digunakan sebagai sabun,
kenanga efektif sebagai agen balancing untuk berminyak dan kering kulit. Selain itu, minyak
kenanga dapat digunakan sebagai stimulan pertumbuhan rambut. Untuk tujuan perawatan
kecantikan, minyak kenanga dapat dicampur ke dalam masker dan lulur solusio.

5. Sirih (Piper Betle)


Kandungan kimia. Sirih mengandung saponin, polifenol, cadinen, carvacrol, sineol,
eugenol, kariofilen, cathecol, terpinen, sesquiterpen, flavonoid, alkaloid, tanin, gula, enzim
dan diastatic asam lemak.
Medical. Sebagai antiseptik, yang biasa digunakan untuk mengobati sariawan,
sementara, digunakan sebagai obat kumur. Hal ini juga digunakan untuk membalut luka,
membantu penetasan jerawat, batuk dan sakit gigi. Sirih juga memiliki sifat anti-bakteri pada
kuman oral. Minyak atsiri yang diekstrak dari sirih menghambat pertumbuhan beberapa
kuman dan jamur. Secara tradisional juga digunakan untuk membantu epistaksis.
Beautycare. Hal ini digunakan untuk menghilangkan bau badan, meringankan masalah
menstruasi. Jus diperoleh dari daun sirih dengan cara merebus dalam air, bila dicampur
dengan temulawak (Curcuma xanthorhiza Linn.) dan kunyit (Curcuma longa Linn.)
digunakan sebagai pembersih daerah kewanitaan tradisional, yang membantu untuk menjaga
daerah agar tetap bersih dan segar.

6. Pandanwangi (Pandanus amaryllifolius Linn.)


Kandungan kimia. Daun Pandanwangi mengandung alkaloid, saponin,
flavonoid dan polifenol.
Medical. Dalam pengobatan tradisional, Pandanwangi digunakan sebagai salah satu
bahan untuk menyembuhkan rematik dan neuropatik.
Beautycare. Sering digunakan sebagai agen aromatic dalam solusio kosmetik. Pandan
juga digunakan sebagai campuran dalam tradisional hair tonic minyak cem-ceman seperti
yang disebutkan sebelumnya. Hal ini juga digunakan dalam perawatan kecantikan sebagai
salah satu bahan dalam lulur tradisional, biasanya dicampur dengan kunyit dan tepung beras.

7. Sugar Cane
Kandungan kimia. Berisi glucyde, mineral seperti kalsium, klorin, magnesium,
phosphor, magnesium, kalium, natrium dan silikon. Hal ini juga mengandung asam organik
seperti asam glycolic.
Medical. Digunakan sebagai mukolitik, sementara tonik dan akar digunakan untuk
membantu masalah disentri.
Beautycare. Digunakan sebagai agen pelembab dan exfoliator kulit, dan juga sebagai
agen penyuplai mineral untuk kulit.

8. Asam Jawa (Tamarindus indica)


Kandungan kimia. Asam mengandung selulosa, asam-asam organik seperti asam
tartaric, asam sitrat, asam malat, asam suksinat, asam laktat, asam sinamic, kalium, bitartaric,
gula, vitamin A, B1 dan C, terpenoid, dan asam nikotinat.
Medical. Rempah-rempah populer dalam tradisi kuliner Indonesia. Hal ini juga
digunakan untuk membuat sejumlah permen tradisional Indonesia. Daun asam
berguna untuk membantu meringankan batuk, sariawan, rematik, menurunkan demam,
menghilangkan jerawat, dan luka.
Beautycare. Dalam kosmetik, ekstrak asam digunakan sebagai agen pelembab dalam
krim pelembab. Hal ini juga digunakan sebagai exfoliator kulit. Selain itu, ekstrak asam dapat
digunakan sebagai campuran dalam kondisioner untuk mencegah rambut rontok dan ketombe.

9. Delima (Pomegranate)
Kandungan kimia. Berisi sejumlah alkaloid peletirin dan tanin. Kulit buah delima
mengandung tanin.
Medical. Obat tradisional mengatur bahwa bunga delima mengandung air dari proses
pendidihannya dapat digunakan untuk membantu dengan gingivitis. air diperoleh dari
mendidihkan buah delima dicampur dengan madu digunakan untuk disentri. Kulit delima dan
akar granate dapat digunakan sebagai vermicide, membantu dengan diare dan disentri. Buah
delima dapat dikonsumsi sebagai agen pelangsing dan mesin cuci darah selama menstruasi.
Sebagai solusi pelangsing untuk ibu kelahiran baru, buah delima yang direbus bersama
dengan akar buah rambutan, buah langsat (duku), pepaya, akar alang-alang, dan manggis. Jus
diperoleh dari mendidih bahan-bahan ini kemudian dikonsumsi untuk 40 hari untuk
membantu mendapatkan bentuk tubuh pasca-kerja lebih ramping
Beautycare. Ekstrak kulit delima digunakan sebagai astringent. Zat adalah suatu bahan
kimia agent yang cenderung mengecilkan atau membatasi jaringan tubuh. Properti ini
membuat kulit delima sangat berguna untuk keperluan wajah, biasanya untuk mengurangi
keriput. Hal ini juga biasanya dikombinasikan dengan perawatan lain untuk membantu
dengan jerawat. Delima juga sering digunakan sebagai sampo untuk rambut dilanda ketombe.

10. Kunyit (Curcuma domestica Val)


Kandungan kimia. Rimpang kunyit (batang horisontal dari tanaman, sering keliru
sebagai akar mengandung minyak atsiri, curcumin, damar, karet, pati, lemak, protein,
kalsium, fosfor, besi, dan vitamin C.
Medical. Merupakan obat tradisional yang umum. Hal ini digunakan untuk mengurangi
ulkus lambung, abses rematik. Hal ini juga dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan,
kejang, gatal. Kunyit sangat efektif untuk menyembuhkan haid tidak teratur.
Beautycare. Telah digunakan secara tradisional sebagai bahan dalam masker tubuh
yang digunakan untuk melunakkan kulit, dan juga sebagai solusi pelangsing tubuh.

11. Jahe (Zingiber officionale Rosc)


Kandungan kimia. Jahe mengandung minyak esensial (zingiberol, zingiron, zingiberin,
berneol, kamfer, sineol, felandren), pati, damar, asam organik, oleoresin, Vitamin A, B1 dan
C. Ginger al mengandung zingiberen, gingerol dan singeron.
Medical. secara tradisional digunakan untuk merangsang membran muccuous yang
membuatnya efektf sebagai penambah nafsu makan dan juga untuk sistem pencernaan. Jahe
dapat digunakan secara eksternal sebagai salahsatu obat gosok untuk membantu penderita
rematik. Hal ini juga digunakan untuk menyembuhkan sakit kepala dan sakit perut.
Beautycare. Minyak esensial Ginger digunakan untuk antioksidan dan sifat antiseptik.

Buah-buahan lainnya berbasis bahan organik/herbal berbasis selain di atas, ada berbagai
macam tanaman, buah-buahan dan lainnya yang berasal dari alam
lingkungan tropis Indonesia yang bermanfaat sebagai obat dan terlebih lagi sebagai kosmetik,
misalnya alpukat. Alpukat secara tradisional digunakan sebagai pelembut kulit dan sebagai masker
selama perawatan wajah. Contoh lain adalah bengkuang (Pachyrhizus erosus), yang sangat efektif
sebagai exfoliator kulit. Mentimun dan wortel adalah contoh sayuran yang digunakan sebagai
pelembab kulit tradisional. Ada juga sejumlah besar bunga yang digunakan untuk mandi bunga dan
pembersih wajah dan penyegar. Ini hanya beberapa contoh dari berbagai rejimen perawatan
kecantikan alami yang dikenal secara tradisional dari nenek moyang Indonesia.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
1. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah Penelitian Lapangan (field research). Penelitian Lapangan
adalah suatu pemeriksaan atau pengujian yang teliti dan kritis dalam mencari fakta, atau prinsip-
prinsip penyelidikan yang tekun guna memastikan suatu hal. 15
Atau penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.16

2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, penelitian deskriptif merupakan metode penelitian
yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. 17
Penelitian
deskriptif pada umumnya dilakukan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang
diteliti secara tepat. Sedangkan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mengungkapkan
suatu fenomena melalui deskripsi bahasa non-statistik secara holistik dan juga menekankan pada
proses analisis18. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dipahami bahwa penelitian ini
menafsirkan data yang secara sistematis dan akurat berkenaan dengan fakta serta fenomena yang
terjadi pada saat penelitian berlangsung

B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah Subjek darimana data dapat diperoleh di sebuah
penelitian19. Menurut Soerjono, sumber data dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder.20
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu sumber pertama di mana sebuah data dihasilkan. Sumber data
primer dalam hal ini adalah produsen dan 6 konsumen kosmetik berbahan kimia. Sedangkan
data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (petugas-petugasnya) dari
sumber pertamanya21. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara.

15
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.3.
16
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 6.
17
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 157.
18
P3M STAIN Jurai Siwo Metro, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 2016, h. 23.
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 172.
20
Soerjono, Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-Press, 1986), h.12
21
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h.39.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. 22Sumber data sekunder
menghasilkan data sekunder, data sekunder biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-
dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini adalah teori-teori yang berkaitan langsung
dengan penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpul data adalah informasi yang didapat melalui pengukuran- pengukuran tertentu
untuk digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi logis menjadi nyata. Sedangkan
fakta itu sendiri adalah kenyataan yang telah diuji kebenarannya secara empirik. Emzir
menjelaskan didalam bukunya, pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus ditempuh
dalam sebuah penelitian. Keluar lapangan untuk memperoleh informasi, menganalisis data, dan
seterusnya.
Untuk memperoleh data yang akurat, maka ada beberapa teknik pengumpulan data yang
peneliti pergunakan yaitu sebagai berikut :
1. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai. Pengertian lain wawancara ialah
tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara disebut
interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee atau disebut sebagai
responden.

Wawancara dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:


a. Wawancara bebas (unguided interview), yaitu dimana pewawancara bebas menanyakan
apa saja tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.
b. Wawancara terpimpin (guided interview), yaitu wawancara yang dilakukan oleh
pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci
c. Wawancara bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara wawancara bebas dan wawancara
terpimpin.

Di dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas. Maksudnya
adalah dengan kebebasan dapat digali lebih dalam tentang sikap, pendapat, perasaan dan keyakinan
dari sumber data, dan diarahkan agar tetap terkontrol jalannya wawancara sesuai dengan yang

22
Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Sosial Dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2013), h. 128.
peneliti rencanakan. Adapun yang menjadi sumber dalam wawancara ini adalah 1 produsen dan 6
konsumen kosmetik berbahan kimia. Data yang akan digali dalam wawancara adalah data atau
informasi terkait dengan dampak pemakaian kosmetik berbahan kimia terhadap perkembangan
usaha.
2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data yang tersedia dalam bentuk surat- surat catatan
harian, kenangan-kenangan, laporan dan sebagainya. Jadi, dokumentasi yang peneliti gunakan
merupakan suatu cara untuk memperoleh data-data yang diperlukan berupa catatan, buku,
laporan dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian. Teknik dokumentasi dalam
penelitian ini berupa laporan keuangan usaha kosmetik, data konsumen (tidak semua
konsumen hanya beberapa saja), serta gambar produk.
3. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan, dengan
disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Dalam hal ini
peneliti menggunakan observasi non partisipatif atau pengamatan tidak terlibat dimana
peneliti melakukan pengamatan secara langsung mengenai gambaran objek. P. Joko Subagyo
menyatakan jenisini, Obsever (pengamat) tidak melibatkan dirinya kedalam observe
(kegiatan objek) hanya pengamatan dilakukan secara sepintas pada saat tertentu kegiatan
observasinya. Pada observasi ini peneliti mendapatkan data beberapa konsumen yang
mengalami dampak positif dan negatif dari pemakaian kosmetik berbahan kimia. Peneliti juga
mengamati dampak yang terjadi pada konsumen setelah pemakaian kosmetik berbahan kimia
baik yang positif maupun negatif.

D. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan mengolah data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Pada bagian analisa data
diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip wawancara, catatan lapangan
dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Proses analisis data dilakukan
dengan cara berfikir induktif yaitu pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan/fakta-fakta
khusus, menuju kesimpulan yang bersifat umum. Tetapi dari data/fakta khusus didasarkan
pengamatan di lapangan/pengalaman empiris disusun, diolah, dan dikaji, kemudian untuk ditarik
maknanya dalam bentuk pernyataan/kesimpulan yang bersifat umum.
Di dalam analisis, berusaha memaparkan data hasil dan membandingkan dengan pustaka yang
ada. Di dalam menganalisa data, penelitian yang menggunakan metode kualitatif dengan berfikir
secara induktif yang bertitik tolak dari kasus-kasus, lalu diambil kesimpulan secara umum.23

23
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru, 2011), h. 7.
BAB IV HASI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Kosmetik


Pengertian kosmetik dan bentuk-bentuk kosmetik di kemukakan oleh beberapa ahli
kosmetologi antara lain :
1. Menurut JELLINEX, kosmetologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum-
hukum kimia, fisika, biologi dan microbiologi tentang pembuatan, penyimpanan dan penggunaan
bahan kosmetika.

2. Menurut FEDERAL FOOD AND COSMETIC ACT (1958) sesuai dengan definisi dalam
Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.220/Men Kes/Per/IX/76. Kosmetika adalah bahan atau
campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada,
dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan manusia dengan maksud untuk membersihkan,
memelihara, menambah daya tank dan mengubahrupa dan tidak termasuk golongan obat. Zat
tersebut tidak boleh mengganggu faal kulit atau kesehatan tubuh secarakeseluruhan. Dalam definisi
ini jelas dibedakan antara kosmetikadengan obat yang dapat mempengaruhi struktur danfaal tubuh.

3. Dalam perkembangan kosmetika, saat ini pada beberapa produk tertentu batas antara
kosmetika dan obat menjadi kabur. LUBOWE (1955) mengemukakan istilah Cosmedics disusul
oleh FAUST (1975) dengan istilah Medicated Cosmetics untuk bentuk gabungan dari kosmetika
dan obat. Kosmedik adalah kosmetika yang ke dalamnya ditambahkan bahan-bahan aktif tertentu
seperti zat-zat anti bakteri atau jasad renik lainnya, anti jerawat, anti gatal, anti produkkeringat, anti
ketombe dan lain-lain dengan tujuan profilaksis,desinfektan, terapi dan lain-lain.

4. Kosmetika hipoalergik; adalah kosmetika yang di dalamnya tidak mengandung zat-zat yang
dapat menyebabkan reaksi iritasi dan reaksi sensitasi. Kosmetika jenis ini bila dapat terwujud akan
merupakan kosmetika yang lebih aman untuk kesehatan kulit. Banyak bahanbahan yang sering
menimbulkan reaksi iritasi dan sensitasi telah dikeluarkan dari daftar kosmetika hipoalergik seperti
arsenic compounds, aluminium sulfat , aluminium klorida, balsam of peru, fenol, fern)]
formaldehide, gum arabic, lanolin, mercury compounds, paraphenylennediamin, bismuth
compounds,oil of bergamot, oil of lavender, salicylic acid, resoisinol, heksaklorofen dan lain-lain.
5. Kosmetika tradisional adalah kosmetika yang terdiri dari bahan-bahan yang berasal dari
alam dan diolah secara tradisional. Di samping itu, terdapat kosmetika semi-tradisional, yaitu
kosmetika tradisional yang pengolahannya dilakukan secara modern dengan mencampurkan zat-zat
kimia sintetik ke dalamnya. Seperti bahan pengawet, pengemulsi dan lain-lain. Kegunaan
kosmetika ini dalam ilmu kedokteran baik untuk pemeliharaan kesehatan kulit maupun untuk
pengobatan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

II.2 Pengolongan Kosmetik


Banyaknya kosmetika yang beredar dengan segala macambentuk dan nama, telah
membingungkan baik para pemakaimaupun pihak-pihak lain yang berperan serta di
dalamnya.Untuk itu para ahli berusaha mengelompokkan kosmetikasesederhana mungkin. Tetapi
penggolongan yang dibuatmasing-masing ahli ternyata tidak beda satu dengan lainnya,sehingga
terdapat beberapa bentuk penggolongan sebagaiberikut :
a. Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I.berdasarkan kegunaan dan
lokalisasi pemakaian pada tubuh,kosmetika digolongkan menjadi 13 golongan.
1. Preparat untuk bayi; minyak bayi, bedak bayi, dan lainlain.
2. Preparat untuk mandi; minyak mandi, bath capsules, danlain-lain.
3. Preparat untuk mata; maskara, eye shadow, dan lain-lain.
4. Preparat wangi-wangian; parfum, toilet water dan lainlain.
5. Preparat untuk rambut; cat rambut, hairspray, pengeritingrambut dan lain-lain.
6. Preparat pewarna rambut; cat rambut, hairbleach, danlain-lain.
7. Preparat make up (kecuali mata); pemerah bibir, pemerahpipi, bedak muka dan lain-
lain.
8. Preparat untuk kebersihan mulut; mouth washes, pastagigi, breath freshener dan lain-
lain.
9. Preparat untuk kebersihan badan; deodoran, feminismhygiene spray dan lain-lain.
10. Preparat kuku; cat kuku, krem dan lotion kuku, danlain-lain.
11. Preparat cukur; sabun cukur, after shave lotion, danlain-lain.
12. Preparat perawatan kulit; pembersih, pelernbab, pelindungdan lain-lain.
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen; suntan gel, sunscreenfoundation dan lain-lain.

b. Penggolongan menurut NATER, Y.P. dan kawan-kawan berdasarkan kegunaannya :


1. Higiene tubuh : sabun, sampo, cleansing.
2. Rias : make up, hair color.
3. Wangi-wangian : deodorant, parfum, after shave.
4. Proteksi : sunscreen dan lain-lain.

c. Pembagian yang dipakai di Bagian Kosmetologi IlmuPenyakit Kulit dan Kelamin,


berdasarkan kegunaan dan carabekerjanya kosmetika dibagi dalam kelompok.
1. Kosmetika pemeliharaan dan perawatan kulit terdiri dari :
a. Pembersih (cleansing) : pembersih dengan bahan dasarair (face tonic, skin
freshenerdan lain-lain), pembersihdengan bahan dasar minyak (cleansing cream,
cleansingmilk, dan lain-lain), pembersih dengan bahan dasar padat(masker).
b. Pelembab (moisturizing) : cold cream, night cream,moisturizing, base make up dan
lain-lain.
c. Pelindung (protecting) : sunscreen, foundation cream,dan lain-lain.
d. Penipis (thinning) : bubuk peeling dan lain-lain.

2. Kosmetika rias (decorated cosmetic) : kosmetika yang dipakaiuntuk make up seperti : pemerah
pipi, pemerah bibir,eye shadow dan lain-lain.
3. Kosmetika wangi-wangian : parfum, cologne, deodoran,vaginal spray, after shave dan lain-lain.

Kulit adalah organ tubuh yang hidup berguna untuk melindungi organ-organ dalam tubuh
terhadap pengaruh luar seperti sinar matahari, trauma mekanis, bahan kimia, infeksi dan lain lain.
Memelihara keseimbangan cairn tubuh dan mempertahankan suhu tubuh. Menyokong penampilan
dan kepribadian seseorang, kepentingan estetik, ras dan lain-lain.
Faktor-faktor dalarn kulit dan di luar kulit yang dapatmempengaruhi absorpsi bahan-bahan
melalui kulit telah banyakdiselidiki. Kulit terdiri dari epidermis (kulit ari), dermis(kulit jangat) dan
subkutis. Setiap lapisan kulit tidak samapermeabilitasnya, lapisan epidermis lebih impermeabel
daripada dermis. Lapisan stratum korneum (lapisan tanduk) padaepidermis merupakan lapisan
barrier dari kulit dan merupakandasar permeabilitas yang selektif dari kulit terhadap berbagaibahan
dari luar (SCHEUPLEIN, 1976).Absorpsi dan penetrasi dari bahan-bahan yang digunakan
secaratopikal dapat terjadi melalui 3 cara :
1. Melalui seluruh permukaan stratum korneum yang utuh yang merupakan 99,7% dari
permukaan kulit (transepidermalresorption).
2. Melalui folikel rambut yang merupakan 0,2% dari permukaankulit (transfollicular
resorption).
3. Melalui saluran kelenjar keringat, merupakan 0,04% daripermukaan kulit.Sejumlah
bahan-bahan dapat melewati permukaan kulit, karenakulit merupakan media difusi. Difusi
melalui lapisan epidermisberlangsung secara lambat dan pasif, difusi melaluifolikel rambut
berlangsung cepat dan aktif, sedangkan peranankelenjar keringat sebagai media difusi
sangat kecil. Setiap bahanmempunyai keniampuan tertentu untuk berdifusi.
Bahanbahanyang larut air mempunyai kemampuan berdifusi lebihkecil dibandingkan bahan-
bahan yang larut lemak.Menurut YANET MARKS (1976) terdapat beberapa factor yang
mempengaruhi absorpsi dan penetrasi bahan-bahanmelalui kulit.

Efek dari kosmetik yaitu preparat kosmetika 95% terdiri dari bahan dasar dan hanya 5%
bahan aktif, bahkan kadang-kadang tidak mengandung bahan-bahan aktif. Jadi sifat dan efek dari
preparat kosmetika tidaklah ditentukan oleh bahan aktifnya, tetapi terutama oleh bahan
dasarnyaefek dari bahan dasar Dari golongan kosmetika ternyata bahan dasar yang
terbanyakdipakai adalah lemak/minyak, selain itu dipakai pulaair, alkohol dan lain-lain.
1. Lemak

Menurut LEITZ, komposisi lemak yang terdapat pada tubuh atau kulit berbeda dengan lemak
yang terdapat di alam (lemak pada kosmetika). Jadi tidak mungkin secara fisiologis/biologis lemak
disuplai dari luar ke dalam kulit untuk menggantikan fungsi metabolisme dari lemak kulit.
Meskipun lemak dapat diabsorpsi oleh kulit, tetapi sejauh mana absorpsi dapat terjadi, dan setelah
absorpsi bagaimana fungsinya di dalam tubuh, belum dapat dijelaskan dengan pasti, karena adanya
pendapat yang berbeda antara para penulis. Jadi jelaslah bahwa kegunaan lemak dalam preparat
kosmetika hanya diharapkan untuk membentuk lapisan pelin dung pada permukaan kulit dan
memberi kesan berlemak pada kulit.
2. Air

Air dapat diabsorpsi oleh kulit, tetapi air dan bahan-bahan yang larut air lebih sulit mengadakan
penetrasidaripada lemak dan bahan-bahan larut lemak. Tingkat penetrasi bahan-bahan yang larut air
tergantung pada jumlah (water content) dari stratum corneum. Sehingga air bukanlah bahan dasar
yang baik untuk mengantarkan bahan aktif ke dalam lapisan kulit. Air sebagai bahan dasar banyak
dipakai pada preparat pembersih, karena air mudah berhubungan dengan semua bagian tubuh, dapat
melunakkan stratum corneum dan membesihkan kotoran yang dapat larut di dalamnya. Tetapi air
tidak punya daya membasahkan kulit yang sempurna (wetting effect), dan juga bakteri dan sebagian
besar kotoran tidak dapat larut dalam air. Untuk mendapatkan efek pembersih yang sempurna ke
dalam bahan dasar air, perlu ditambahkan bahan dasar lainnya, seperti minyak (cleansing cream),
alcohol 20 — 40% (skin freshener, face tonic), surfactant (sabun, detergen lainnya).
3. Alkohol

Pemakaian bahan-bahan aktif dalam pelarut organik seperti alkohol, aseton, ether, chloroform
dan lain-lain tidak dianjurkan karena efek iritasinya pada kulit. Pemakaian alkohol 20 — 40% pada
preparat pembersih bertujuan untuk mendapatkan efeknya yaitu :
a. Dapat meninggikan permeabilitas kulit terhadap air.
b. Mengurangi tegangan permukaan kulit sehingga daya pembasahan oleh air lebih
baik.
c. Memperbaiki daya larut kotoran berlemak.
d. Bersifat sebagai astringen dan desinfektan.

Efek dari bahan aktif Pemakaian preparat topikal yang mengandung bahan aktif akan
bermanfaat bila :
a. Bahan tersebut dapat diabsorpsi oleh kulit sekurang-kurangnya sebagian dari
padanya.
b. Tidak mudah teroksidasi.
c. Ada khasiatnya pada kulit.
d. Pemberian secara oral tidak mungkin dilakukan atau efeknya merugikan. Bahan-
bahan aktif yang biasanya ditambahkan ke dalam preparat kosmetika antara lain
vitamin, hormon, protein, enzim, ekstrak binatang dan tumbuh-tumbuhan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dampak negatif


penggunaan kosmetik berbahan kimia tidak mempengaruhi kelangsungan
usaha kosmetik tersebut. Bahkan usaha kosmetik berbahan kimia tersebut
berkembang positif. Meskipun kosmetik berbahan kimia memiliki dampak
negatif, hal tersebut tidak mengurangi minat konsumen untuk
mengkonsumsinya, mayoritas konsumen tidak memperdulikan dampak
negatif dari pemakaian kosmetik tersebut. Mereka terobsesi oleh kosmetik
tersebut karena kulit wajah menjadi putih dengan jangka waktu yang singkat.
Sehingga mereka memutuskan untuk mengkonsumsi kosmetik berbahan
kimia. Bahkan setiap tahunnya banyak konsumen yang menggunakan
kosmetik berbahan kimia sehingga hal ini memiliki dampak positif bagi
perkembangan usaha kosmetik berbahan kimia terutama di Desa Sidomulyo
Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara.

B. Saran

Berdasarkan penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran kepada


produsen kosmetik berbahan kimia untuk lebih berhati-hati dalam
memproduksi suatu produk. Saran kepada konsumen bahwa kita harus
berhati-hati dalam memakai suatu produk.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Dari Buku

Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Tekhnik Penyusunan Skripsi, Jakarta:


Rineka Cipta, 2011
Buchari Alma, Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta, 2011
Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Sosial Dan Ekonomi, Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup,2013
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka
2002
Dian Putriyanti dkk, 100% Cantik, Yogyakarta: Best Publisher
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Harmaizar z, Menangkap Peluang Ussaha, Bekasi: CV Dian Anugrah Prakarsa Husain
Usman, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 200
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Kasmir, kewirausahaan, Jakarta: Rajawali Pers, 2014
Lexy J. moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012
Muhammad Anwar, Pengantar Kewirausahaan Teori Dan Aplikasi, Jakarta: Prenada Media
Group
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung: Sinar Baru, 2011 Panji
Anoraga, PengantarBisnis, Jakarta: Rineka Cipta, 2011
P3M STAIN Jurai Siwo Metro, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 2016
Retno Iswari Tranggono, Fatma Latifah, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2007
Rosta Mailis, Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan Dan Berbusana Yang Serasi,
Jakarta: Rineka Cipta, 2005
Sadikin, Tips Dan Trik Meningkatkan Efisiensi, Produktifitas, Dan
Perkembangan Usaha, Yokyakarta: Andi Offset 2005
Soerjono, soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, 1986 Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010 Sukardi, Metodologi Penelitian
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008 Sutrisno
Hadi, Metodologi Research jilid 2,Yogyakarta: Andi Offset, 1994
Yuyus Suryana, Kartib Bayu, Kewirausahaan, Pendekata Karakteristik
Wirausahawan Sukses, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Referensi Dari Jurnal Dan Internet


Adzikra Ibrahim, “Pengertian Usaha Dan Bisnis”, https://pengertiandefinisi.com, diunduh
pada Senin, 30 November 2017
Bobi Polli, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual
Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado, Manado: UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
2011
Dwi Nurwulan Pravitasari, “Efek Samping Kosmetik Dan Penanganannya, Jurnal Kedokteran
Dan Kesehatan”, Jurnal.Umm.ac.id, (Malang: UMM, 2010) Vol 6 No2.
Eddy, “Dampak Bahan Kimia Berbahaya Dalam Kosmetik Palsu Murah”,
Www.Tipscaraterbaik.Com, Diunduh Pada Kamis, 2 November 2017
Elfinthu Maghfiroh, “Bahaya Krim Pemutih Wajah”, Http://Elfinthumagfirah.Blogspot.Com,
Diunduh Kamis, 2 November 2017
Elina Lestari, “Pertanggungjawaban Pidana Bagi Pelaku Usaha Yang Menjual Kosmetik
Pemutih Wajah Yang Mengandung Bahan Kimia Berbahaya”, JurnalIlmiah, Malang: Universitas
Brawijaya
Enip Sekar Sulistityani, “Bahaya Zat Kimia Pada Kosmetik”,
http://enipsekar.blogspot.co.id/2011/11/bahaya-zat-kimia-pada- kosmetik_9676.html diunduh pada
25 Maret 201
Ernani Hadiyati, “Kreatifitas Dan Usaha Kecil Berpengaruh Terhadap Usaha”, Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.13 No.1, Diunduh Pada Hari Selasa, 31 November 2017
Fatma AriskaTrisnawati, “Identifikasi Kandungan Merkuri Pada Beberapa Krim Pemutih
Yang Beredar Di Pasaran”, JurnalPharmasi, Surabaya: Akademi Farmasi
Hafid, sam’ani Sya’roni, Marlina, “Etika Bisnis Al-Ghazali Dan Adam Smith Dalam
Perspektif Ilmu Bisnis Dan Ekonomi”, JurnalPenelitian, STAIN Pekalongan,Vol. 9 No. 1 Th.2012
Hairiah, “Penyebab Usaha Tidak Berkembang Paling Sering Terjadi”, Dosenekonomi.Com,
Diunduh Pada 26 Desember 2017.
Listra Daniati, “Identifikasi Merkuri Pada Lotion Yang Beredar Dipasar Blauran Kota
Palangkaraya”, Univ Palangkaraya, www.umpalangkaraya.ac.id, Diunduh pada Rabu, 1 November
2017
Media Indah, “Faktor Yang Membuat Bisnis Anda Berkembang Pesat”, Dalam Kompasiana
.Com, Diunduh Pada Rabu, 27 Desember 2017
Nalia, “Perkembangan Usaha”, http://nnaalliiaa.blogspot.co.id, diunduh pada Senin, 30
November 2017
Nur Arifiana Lathifa, “Pengertian Dampak Menurut Beberapa Ahli” http://digilib.unila.ac.id,
diunduh pada Senin, 17 Maret 2017
Pinta Gustiana Masda, “Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Galamai Di Kota Payakumbuh”, Ejournal.unp.ac.id
Reni Sinta Dewi, “Pengaruh Faktor Modal Psikologis, Karakteristik Intrepreneur, Inovasi,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Dan Karakteristik Ukm Terhadap Perkembangan Usaha
Pedagang Dipasar Tradisional”, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol 2 No 1 Maret 2013, diunduh
pada Minggu 29 Oktober 2017.
Sartika, “Penegakan Hukum Pidana Pada Pelaku Usaha Kosmetik Yang Mengandung Bahan
Berbahaya Diprofinsi Lampung”, Jurnal Poenale, vol 5 no 4.
Slamet Budi Asih, Dampak Pengguna Kosmetik Pemutih Terhadap Kesehatan Kulit Pada
Ibu-Ibu Di Rw II Desa Limpung Kecamatan Limping Kabupaten Batang Jawa Tengaah Tahun
2005, Semarang: Universits Negri Semarang, 200
Siti Nur Hasanah, Faktor Jual Beli Kosmetik Yang Mengandung Zat Berbahaya, Metro:
STAIN Jurai Siwo, 2013
Andayani, Dll, “ Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Produk Pada Perajin Batik Dukuh
Kupang Kota Surabaya”, JurnalPengabdian, (Surabaya: Untag, 2014), Vol. 01, No. 01
Surayah Askar, “Pengenalan Beberapa Bahan Kimia Berbahaya Dan Cara Penanganannya,
Balai Penelitian Temak”, www.kesmas.com Ciawi Bogor, Diunduh Pada Rabu 1 November 2010
Yoga Adi, “bagaimana cara atau solusi untuk menanggulangi dampak negatif dalam teknologi
informasi”, http://catatan-harian –pelajar.com, diunduh pada Selasa, 26 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai