Anda di halaman 1dari 15

Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan terhadap Penertiban Pelaku

Usaha Kosmetik Ilegal di Kota Padang

Aynainil Mardiyah
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Padang
Email : aynadiyah6104@gmail.com

Aldri Frinaldi
Jurusan Ilmu Admnistrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang
Email : aldrifrinaldi@gmail.com

Abstract
The higher the cosmetic needs, the easier the cosmetic circulation can be found. The purpose
of this study was to find out how the effectiveness of Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan on the control of cosmetic businesses in the city of Padang. Control is done to
increase legal awareness of business actors and social control. The results of this study
indicate that, first, there has not been a growing adherence of business actors to existing
laws, so that illegal cosmetics are still marketed. Even though guidance or socialization has
been carried out, but that is not enough to raise awareness of business actors on existing
laws. Second, how social control is carried out by Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
on business so that illegal cosmetics circulation has not reached its goals and objectives, due
to socialization which has not been carried out thoroughly and because of legal sanctions
that have not been firmly implemented.
Key words : effectiveness, control, illegal.

PENDAHULUAN obat, makanan dan kosmetik dengan


berbagai merek. Mulai dari merek local,
Obat, makanan, dan kosmetik merek luar negeri, atau produk buatan
merupakan kebutuhan masyarakat yang rumah atau yang kita kenal dengan
harus dilindungi. Semakin tinggi Hommade. Dengan bantuan ilmu
kebutuhan terhadap barang – barang pengetahuan ataupun ilmu teknologi
tersebut, semakin mudah pula dijumpai barang – barang kebutuhan seperti obat,
peredarannya di lingkungan sekitar. Di makanan dan kosmetik dapat diproduksi
Indonesia sendiri sudah banyak beredar
dengan skala besar dan menyebar dengan Makanan bertugas untuk melindungi
cepat keseluruh wilayah di dalam Negara masyarakat dari bahaya beredarnya
maupun antar Negara. kosmetik ilegal dan berbahaya. Dalam
Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017,
Salah satu barang kebutuhan yang BPOM mempunyai tugas
paling diminati dan mudah ditemui adalah menyelenggarakan tugas pemerintahan di
kosmetik. Dalam Pasal 1 angka 1 bidang pengawasan Obat dan Makanan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik sesuai dengan ketentuan peraturan
Indonesia Nomor perundang-undangan, yang termasuk
1176/MenkKes/PER/VIII/2010 tentang dalam obat dan makanan terdiri atas obat,
Notifikasi Kosmetika, yang dimaksud bahan obat, narkotika, psikotropika,
dengan kosmetik adalah bahan atau prekursor, zat adiktif, obat tradisional,
sesuatu yang berfungsi untuk suplemen kesehatan, kosmetik, dan
memepercatik atau mengubah penampilan pangan olahan.
yang digunakan pada tubuh khusunya
pada wajah manusia. Sebagai tindak lanjut dari tugas
Badan Pengawas Obat dan Makanan,
Kosmetik merupakan hal yang lazim maka telah ditetapkan Unit Pelaksana
dipakai untuk perawatan atau untuk Teknis di Lingkungan Badan Pengawas
meningkatkan kecantikan khususnya Obat dan Makanan. Unit Pelaksana Teknis
untuk para perempuan. Untuk itu para adalah satuan organisasi yang bersifat
wanita berlomba – lomba untuk mencari mandiri yang melaksanakan tugas teknis
kosmetik yang dapat membuat wajah dari organisasi induknya. Dalam Peraturan
mereka lebih baik, terawat dan juga untuk Kepala Badan Pengawas Obat dan
mendapatkan kulit wajah yang lebih putih. Makanan Nomor 14 Tahun 2014 yang
Dan para produsen kosmetik perawatan telah diubah dengan Peraturan Badan
wajah dan kecantikan pun banyak ditemui. Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12
Mereka menjual berbagai macam merek Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata
kosmetik, ada yang berasal dari luar Kerja Unit Pelaksana Teknis di
negeri, local, ataupun buatan sendiri Lingkungan Badan Pengawas Obat dan
dengan harga yang berbagai macam pula. Makanan menjelaskan bahwa Unit
Mulai dari produk kosmetik mahal sampai Pelaksana Teknis di lingkungan Badan
yang murah. Pengawas Obat dan Makanan yang
Dalam UU kesehatan Nomor 36 selanjutnya disingkat UPT BPOM adalah
tahun 2009 Pasal 106 menjelaskan bahwa satuan kerja yang bersifat mandiri yang
sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya melaksanakan tugas teknis penunjang
dapat diedarkan setelah mendapat izin tertentu di bidang pengawasan obat dan
edar, yang termasuk dalam sediaan makanan.
farmasi adalah obat, bahan obat, obat Salah satu UPT BPOM yang berada
tradisional dan kosmetika. Sebagai di Sumatera Barat adalah Balai Besar
lembaga yang bertugas untuk pengawasan POM yang berlokasi di Padang, berfungsi
terhadap obat dan makanan di lingkungan untuk mengawasi peredaran kosmetik
masyarakat, Badan Pengawas Obat dan
ilegal dan menertibkan para pelaku usaha mengedarkan kosmetik ilegal
yang masih memperdagangkannya. mendapatkan hukuman pidana penjara
Berikut adalah jumlah kosmetik tanpa izin maksimal 15 tahun atau membayar denda
edar yang telah diamankan oleh Balai sebesar 1,5 milyar rupiah. Dan Pasal 2
Besar POM di Padang tahun 2016 – 2018: Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia Nomor
Tabel 1.1
HK.03.1.23.12.11.10052 Tahun 2011
Jumlah Kosmetik Ilegal yang disita
Tentang Pengawasan Produksi dan
BBPOM Padang Pada Tahun 2016-2018 Perederan Kosmetika menjelaskan bahwa
No Tahun Jenis Satuan barang siapa yang masih mengedarkan
Kosmetik kosmetik ilegal dan berbahaya akan
1 2016 355 5.800 dikenakan sanksi administratif berupa
2 2017 127 2.789 peringatan tertulis, larangan mengedarkan
kosmetik untuk sementara, penarikan
3 2018 731 11.720
kosmetik tanpa izin edar, pemusnahan
Total - 1.213 20.309 kosmetik, pembatalan notifikasi, dan
(Sumber:BBPOM Padang tahun 2019) penghentian sementara kegiatan produksi.

Dari data diatas dapat diketahui Dengan adanya sanksi hukum


bahwa terdapatnya peningkatan terhadap tersebut diharapkan para pelaku usaha
temuan kosmetik ilegal di Kota Padang. menjadi sadar dan memiliki kepatuhan
Pengawasan dan penertiban merupakan terhadap hukum yang ada. Namun yang
faktor yang penting untuk dilakukan terjadi adalah masih banyaknya pelaku
supaya mengurangi ataupun benar – benar usaha yang memperdagangkan kosmetik
menghabisi peredaran kosmetik tersebut, ilegal ini, dibuktikan dengan masih
sehingga terciptanya lingkungan yang mudahnya ditemukan kosmetik tanpa izin
aman bagi masyarakat untuk memilih dan edar dari BPOM beredar di Padang. Untuk
membeli kosmetik yang aman untuk itu dalam penelitian ini, peneliti akan
dikonsumsi. membahas mengenai Efektivitas Balai
Besar Pengawas Obat dan Makanan
Kosmetik ilegal masih beredar terhadap Penertiban Pelaku Usaha
dikarenakan masyarakat masih memiliki Kosmetik Ilegal di Kota Padang.
minat dan masih mengkonsumsi kosmetik
tersebut, sehingga pelaku usaha pun masih TINJAUAN PUSTAKA
memperdagangkannya. Balai Besar POM
sebagai lembaga yang mengawasi Konsep Efektivitas
peredaran kosmetik ilegal ini berupaya
untuk menertibkan para pelaku usaha yang Efektivitas merupakan sesuatu hal
menyimpang dengan masih yang dapat menyatakan bahwa
memperdagangkan kosmetik ilegal ini. perencanaan maupun usaha yang
Dalam UU Kesehatan nomor 36 tahun dilakukan oleh organisasi dapat sejalan
2009 menjelaskan bahwa barang siapa dengan tujuan yang diharapkan.
yang kedapatan memproduksi atau Organisasi dapat dikatakan efektif apabila
struktur kekuasaan, pola hubungan yang berubah dan proses mengatasi
kekuasaan, cara pengawasan, kinerja halangan – halangan dari lingkungan
pegawai dan produktivitas berjalan dengan tersebut.
baik disuatu organisasi. Efektifnya suatu
perencenaan atau strategi yang dilakukan Konsep Penertiban
oleh organisasi diharapkan tercapainya
keberhasilan. Dengan kata lain hasil yang Dalam Kamus Besar Bahasa
diharapkan akan sesuai dengan hasil yang Indonesia penertiban berasal dari kata
dicapai (Frinaldi & Witya, 2019). tertib, yang berarti proses, cara atau
perbuatan menertibkan. Menurut Aldri
Menurut Duncan (Steers, 1985) dan Afriva (Frinaldi & Khaidir, 2018)
dimana terdapat tiga indikator untuk tertib mencerminkan suatu sikap disiplin
mengukur tingkat efektivitas, yaitu : yang tinggi, konsisten, teratur serta efisien
dan dapat menimbulkan kenyamanan. Di
1. Pencapaian Tujuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32
Pencapaian tujuan dapat dilihat tahun 2004 tentang pedoman polisi
sebagai suatu proses. Oleh karena itu, pamong praja, yang dimaksud penertiban
agar pencapaian tujuan akhir semakin adalah tindakan untuk menciptakan
terjamin, diperlukan pentahapan, baik kesadaran atau ketaatan warga masyarakat
dalam arti pentahapan pencapaian supaya tidak melanggar ketentraman dan
bagian – bagiannya maupun pentahapan ketertiban umum serta Peraturan Daerah
dalam arti periodisasinya. Pencapaian dan Keputusan Kepala Daerah.
tujuan terdiri dari beberapa faktor yaitu
kurun waktu, pencapaian sasaran atau Dalam penelitian ini, peneliti juga
target yang telah di tentukan. Organisasi memakai variabel penertiban, yang mana
dikatakan efektif apabila tujuan atau menurut Soekanto (Soekanto, 2012)
sasaran yang ingin mereka capai dapat dengan dilakukannya penertiban dapat
terlaksana dengan baik. meningkatkan :

2. Integrasi 1. Kesadaran Hukum


Integrasi yaitu pengukuran terhadap Untuk dapat menaati suatu peraturan
tingkat kemampuan suatu organisasi hukum yang telah dibuat diperlukannya
untuk mengadakan sosialisasi ataupun kesadaran hukum. Perasaan hukum dan
komunikasi dengan berbagai macam keyakinan hukum individu di dalam
organisasi lainnya. masyarakat yang merupakan kesadaran
hukum individu, merupakan pangkal dari
3. Adaptasi pada kesadaran hukum masyarakat.
Adaptasi merupakan kemampuan Kesadaran hukum masyarakat adalah
manajemen untuk menyesuaikan diri jumlah terbanyak dari kesadaran –
dengan lingkungannya. Batasan dari kesadaran hukum individu mengenai suatu
pengertian adaptasi dapat diukur dari peristiwa tertentu. Kesadaran hukum
bagaimana organisasi melakukan individu dapat diukur dari sebarapa patuh
perubahan terhadap situasi lingkungan
dan mengerti mereka terhadap peraturan dan sistem yang berasal dari dalam
perundang – undangan yang berlaku. organisasi tersebut.

2. Pengendalian Sosial b. Kendala Eksternal


Pengendalian sosial mencakup Kendala eksternal adalah faktor
segala proses, baik yang direncanakan, – faktor yang membatasi organisasi
bersifat mendidik, atau bahkan yang berasal dari luar organisasi.
mengajak warga masyarakat agar
patuh terhadap peraturan – peraturan Konsep Upaya
yang berlaku. Suatu proses
pengendalian sosial dapat Upaya menurut kamus besar bahasa
dilaksanakan dengan berbagai cara Indonesia (KBBI) diartikan sebagai usaha
tanpa kekerasan dan paksaan. Cara kegiatan yang mengarahkan tenaga,
pengendalian sosial yang tepat pikiran untuk mencapai suatu tujuan.
tergantung pada faktor terhadap siapa Upaya juga berarti usaha, akal, ikhtiar
pengendalian sosial tersebut dilakukan untuk mencapai suatu maksud,
dan di dalam situasi yang bagaimana. memecahkan persoalan mencari jalan
keluar. Menurut Nawawi (Nawawi, 2010)
Konsep Kendala upaya terbagi atas, sebagai berikut :

Dalam Kamus Besar Bahasa 1. Pre-emtif


Indonesia pengertian kendala adalah Yang dimaksud dengan upaya pre-
halangan, rintangan, ataupun gendala. Cox emtif adalah upaya-upaya awal yang
dan Schelier dalam Selviana (2016:1555) dilakukan untuk mencegah terjadinya
mengatakan bahwa Theory Of Constraints pelanggaran. Usaha-usaha yang
juga dikenal dengan TOC merupakan dilakukan secara pre-emtif adalah
sebuah filosofi manajemen yang menanamkan nilai – nilai atau norma –
dikembangkan oleh Dr. Eliyahu M. norma yang baik sehingga norma-
Dolratt sejak tahun 1980-an. Theory Of norma tersebut meresap dalam diri
Constraints didefinisikan sebagai suatu sesorang.
pendekatan ke arah peningkatan proses
yang berfokus pada elemen- elemen yang 2. Preventif
membatasi kinerja dalam peningkatan Upaya-upaya preventif ini
output. merupakan tindak lanjut dari upaya
pre-emtif yang masih dalam tataran
Menurut Hansen dan Mowen pencegahan sebelum terjadinya
(Larasati & Haksama, 2016) kendala pelanggaran. Contoh upaya secara
terbagi atas, sebagai berikut : preventif misalnya dengan melakukan
inspeksi ataupun razia ke tempat –
a. Kendala Internal tempat yang dianggap rawan untuk
Kendala internal adalah faktor – terjadinya pelanggaran.
faktor yang membatasi organisasi
3. Represif tersebut, sehingga pelaku usaha pun masih
Upaya ini dilakukan pada saat memperdagangkannya. Balai Besar POM
telah terjadi tindak pidana yang sebagai lembaga yang mengawasi
tindakannnya berupa penegakan peredaran kosmetik ilegal ini berupaya
hukum (law enforcement) dengan untuk menertibkan para pelaku usaha yang
menjatuhkan hukuman. menyimpang dengan masih
memperdagangkan kosmetik ilegal ini.
METODE PENELITIAN
Dalam UU Kesehatan nomor 36
Dalam penelitian ini peneliti tahun 2009 menjelaskan bahwa barang
menggunakan pendekatan kualitatif siapa yang kedapatan memproduksi atau
dengan metode deskriptif. Lokasi mengedarkan kosmetik ilegal
penelitian di Balai Besar Pengawas Obat mendapatkan hukuman pidana penjara
dan Makanan Padang, Dinas Kesehatan maksimal 15 tahun atau membayar denda
Kota Padang, Dinas Perindustrian dan sebesar 1,5 milyar rupiah. Dan Pasal 2
Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
Polda Sumbar. Data yang digunakan dan Makanan Republik Indonesia Nomor
dalam penelitian ini merupakan data HK.03.1.23.12.11.10052 Tahun 2011
primer dan data sekunder. Pengumpulan Tentang Pengawasan Produksi dan
data yang dilakukan dengan cara Perederan Kosmetika menjelaskan bahwa
wawancara, observasi dan dokumentasi, barang siapa yang masih mengedarkan
dan uji keabsahan data dengan cara kosmetik ilegal akan dikenakan sanksi
menggunakan teknik triangulasi sumber. administratif berupa peringatan tertulis,
Sedangkan untuk teknik analisis data larangan mengedarkan kosmetik untuk
dilakukan dengan cara reduksi data, sementara, penarikan kosmetik tanpa izin
penyajian data dan menarik kesimpulan. edar, pemusnahan kosmetik, pembatalan
notifikasi, dan penghentian sementara
kegiatan produksi. Untuk mengukur ke
HASIL DAN PEMBAHASAN
efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan
makanan, dapat dilihat dari tiga aspek,
Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat
yaitu sebagai berikut :
dan Makanan terhadap Penertiban
Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota 1. Pencapaian tujuan
Padang Tujuan dari penertiban terhadap
pelaku usaha kosmetik adalah untuk
Kosmetik ilegal adalah bahan atau menertibkan pelaku usaha yang
sediaan bahan atau sesuatu yang dapat melanggara dan yang menyimpang dengan
merubah penampilan namun tidak sah masih memperdagangkan kosmetik ilegal,
karena tidak memiliki izin edar dari untuk menumbuhkan kesadaran dan
BPOM dan tidak memenuhi persyaratan kepatuhan pelaku usaha terhadap hukum
mutu serta dapat merugikan masyarakat. yang berlaku agar dapat terlindungnya
Kosmetik ilegal masih beredar masyarakat dari bahayanya peredaran
dikarenakan masyarakat masih memiliki kosmetik ilegal ini.
minat dan masih mengkonsumsi kosmetik
Balai Besar POM sudah berupaya se (Komunikasi Informasi dan Edukasi). KIE
optimal mungkin dalam mengurangi (Komunikasi Informasi dan Edukasi)
peredaran kosmetik ilegal ini, dengan adalah suatu kegiatan sosialisasi yang
turun ke lapangan, ke tempat – tempat dilakukan Balai Besar POM dalam bentuk
distribusi kosmetik, melakukan sosialisasi penyebaran informasi mengenai bahaya
agar tumbuhnya kesadaran terhadap nya produk – produk ilegal, cara
bahayanya kosmetik ilegal ini dan mengetahui bagaimana itu bentuk produk
tumbuhnya kepatuhan terhadap peraturan ilegal dan apa saja yang harus dilakukan
hukum yang ada. masyarakat untuk menghindari produk
ilegal tersebut yang mana gunanya untuk
Namun karena masih kurangnya meningkatkan kesadaran masyarakat
kepedulian masyarakat dan masih adanya sehingga tidak tertarik untuk
minat masyarakat terhadap barang mengkonsumsi nya lagi, jika tidak ada
tersebut, pelaku usaha pun masih belum ketertarikan lagi dari masyarakat untuk
berhenti untuk memperdagangkannya. mengkonsumsinya otomatis pelaku usaha
Sehingga tujuan Balai Besar Pengawas pun juga berhenti untuk
Obat dan Makanan untuk menghabisi memperdagangkannya, dan produk –
peredaran kosmetik ilegal ini di produk tersebut perlahan – lahan habis di
masyarakat belum sepenuhnya tercapai. masyarakat.

2. Integrasi Namun yang menjadi masalah


adalah, sosialisasi ini belum menyeluruh
Dalam penelitian ini integrasi dan rutin dilakukan dan informasi tentang
mempunyai pengertian pengukuran diadakannya sosialisasi juga tidak
terhadap tingkat kemampuan aparatur sepenuhnya diketahui masyarakat ataupun
untuk mengadakan sosialisasi kepada pelaku usaha. Sosialisasi yang biasanya
masyarakat dalam mewujudkan efektivitas dilakukan per kecamatan tidak bisa rutin
pengawasan dan penertiban Balai Besar dilakukan, menurut keterangan dari
Pengawas Obat dan Makanan terhadap perwakilan Balai Besar Pengawas Obat
kosmetik ilegal dan berbahaya di Padang. dan Makanan, mereka terkendala di biaya
Untuk mengatasi peredaran kosmetik dalam melakukan sosialisasi ini, karena
ilegal di masyarakat diperlukan sosialisasi dalam melakukan sosialisasi itu
dan komunikasi yang terus – menerus dan membutuhkan biaya untuk mendanai
menyeluruh di masyarakat guna untuk konsumsi ataupun transport masyarakat
meningkatkan pengetahuan mereka dan termasuk pelaku usaha yang hadir dalam
kesadaran mereka mengenai bahaya nya sosialisasi mereka. Dan juga pada
kosmetik ilegal tersebut. sosialisasi yang dilakukan lewat Padang
Expo atau Padang Fair juga belum berjalan
Oleh karena itu Balai Besar efektif, dikarenakan sosialisasi yang
Pengawas Obat dan Makanan dalam seperti itu hanya dihadiri oleh orang yang
meningkatkan pengetahuan masyarakat mau melihat saja. Sehingga kemauan di
tentang bahayanya kosmetik ilegal melalui dalam diri pelaku usaha belum ada untuk
sosialisasi yang dinamai dengan KIE
menghadiri sosialisasi yang bersifat peredaran kosmetik secara online
seperti itu. dengan cara pihak Balai Besar Pengawas
Obat dan Makanan membeli kosmetik
Untuk itu dibutuhkan pendekatan itu ke salah satu penjual online, setelah
yang pas yang harus dilakukan oleh Balai itu mereka melakukan uji coba terhadap
Besar Pengawas Obat dan Makanan dalam bahannya. Jika kosmetik tersebut
melakukan sosialisasi ke pelaku usaha ini. kedapatan mengandung bahan
seperti dengan rutin mendatangi tempat – berbahaya, maka akan langsung
tempat distribusi kosmetik, melakukan diumumkan dalam Public Warning
sosialisasi secara rutin. Sehingga perlahan BPOM yang bisa diakses melalui web
– lahan tumbuhnya kesadaran pelaku BPOM. BPOM juga menertbitkan
usaha untuk menghentikan penjualan Public Warning tersebut dalam bentuk
kosmetik ilegal ini. buku, seperti gambar berikut :

3. Adaptasi Gambar 1.1 :


Public Warning yang diterbitkan oleh
Adaptasi merupakan kemampuan BPOM
manajemen untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Batasan dari
pengertian adaptasi dapat diukur dari
bagaimana organisasi melakukan
perubahan terhadap situasi lingkungan
yang berubah dan proses mengatasi
halangan – halangan dari lingkungan
tersebut. Untuk melihat proses
penyesuaian diri oleh Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan Padang,
dapat dilihat dari bagaimana kemampuan
mereka atau strategi yang dapat mereka (Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2019)
lakukan untuk mengatasi peredaran
kosmetik di masyarakat, yang mana pada . Namun yang menjadi penghambat
zaman sekarang ini teknologi semakin efektifnya Balai Besar Pengawas Obat dan
yang canggih dan tidak menutup Makanan dalam mengawasi produk secara
kemungkinan kalau kosmetik ilegal tidak online ini adalah karena tidak semua toko
hanya diperjual belikan secara langsung online yang bisa mereka jangkau. Karena
tapi juga melalui online. perkembangan teknologi yang semakin
pesat, penjualan kosmetik secara online
Untuk menghadapi penjualan pun semakin banyak beredar. Untuk itu
kosmetik secara online ini, Balai Besar dengan telah diterbitkannya Public
Pengawas Obat dan Makanan sudah Warning dari BPOM diharapkan
mempunyai strategi yang dinamai konsumen bisa memilih dengan cerdas
dengan Operasi Pangea. Opereasi mana kosmetik yang baik dikonsumsi,
Pangea adalah untuk mengawasi sehingga dapat pula menghambat pelaku
usaha kosmetik online untuk lemahnya implementasi dari peraturan
memperdagangkannya. perundang – undangan ini. Lemahnya
implementasi peraturan perundang –
Untuk itu dibutuhkan suatu undangan menyebabkan masih berani
penertiban yang efektif sehingga dapat pelaku usaha untuk memperdagangkan
memberi efek jera bagi pelaku usaha kosmetik ilegal ini, sehingga peredarannya
kosmetik tersebut. Penertiban dapat masih sulit untuk diatasi.
meningkatkan :
Untuk itu saat ini BPOM sedang
a. Kesadaran Hukum berusaha untuk melobi DPR supaya
Untuk dapat menaati suatu membuat peraturan perundang – undangan
peraturan hukum yang telah dibuat yang lebih tegas dan dapat menimbulkan
diperlukannya kesadaran hukum. efek jera, dan juga diperlukannya
Perasaan hukum dan keyakinan hukum sosialisasi tentang peraturan hukum ini
individu di dalam masyarakat yang yang dilakukan secara terus – menerus.
merupakan kesadaran hukum individu, Sehingga diharapkan tumbuhnya
merupakan pangkal dari pada kesadaran kesadaran dan kepatuhan pelaku usaha
hukum masyarakat. Kesadaran hukum akan hukum yang ada.
masyarakat adalah jumlah terbanyak
dari kesadaran – kesadaran hukum b. Pengendalian sosial
individu mengenai suatu peristiwa Pengendalian sosial yang
tertentu. Kesadaran hukum individu dilakukan oleh Balai Besar POM di
dapat diukur dari sebarapa patuh dan Padang demi mengatasi peredaran
mengerti mereka terhadap peraturan kosmetik ilegal ini adalah berupa
perundang – undangan yang berlaku. sosialisasi dan tindakan – pembinaan
yang sekiranya harus dilakukan untuk
Peredaran kosmetik ilegal juga dapat menjaga ketertiban umum, baik itu
dikurangi jika individu – individu sudah kepada pelaku usaha kosmetik ataupun
memiliki kesadaran tentang peraturan konsumen kosmetik.
hukum yang sudah dibuat dan tidak
melanggarnya. Dalam UU Kesehatan Pengendalian sosial yang
nomor 36 tahun 2009 pasal 196 dilakukan oleh Balai Besar POM di
menjelaskan mengenai sanksi hukum yang Padang yaitu berupa sosialisasi yang
menjerat pelaku usaha kosmetik jika dilakukan per kecamatan dan sosialisasi
kedapatan memproduksi atau yang dilakukan saat adanya Padang
mengedarkan kosmetik ilegal yaitu Expo ataupun Padang Fair. Kedua,
hukuman penjara maksimal 15 tahun atau berupa pembinaan yang dilakukan
membayar denda sebesar 1,5 milyar langsung ke pelaku usaha kosmetik saat
rupiah. Balai Besar POM melakukan inspeksi ke
Namun pada kenyataannya pelaku tempat – tempat distribusi kosmetik.
usaha yang kedapatan memproduksi dan Ketiga, memberikan sanksi atau
mengedarkan hanya dijatuhi hukuman hukuman bagi pelaku usaha kosmetik
berupa wajib lapor dikarenakan masih yang masih kedapatan
memperdagangkan produk – produk pengendalian sosial yang dilakukan
ilegal tersebut. tersebut.

Pengendalian sosial itu bisa Kendala yang dihadapi :


dikatakan efektif apabila sudah
mencapai tujuan nya dan tepat sasaran, a. Kendala Internal
yang mana tujuan Balai Besar POM
melakukan pengendalian sosial tersebut 1. Kapasitas laboratorium yang belum
agar menertibkan pelaku usaha yang optimal
masih memperdagangkan kosmetik
ilegal, untuk menambah pengetahuan Agar semua kegiatan yang
dan kesadaran pelaku usaha dan dilakukan dalam laboratorium dapat
konsumen mengenai bahaya nya berjalan dengan lancar maka
kosmetik ilegal demi terciptanya dibutuhkan SDM yang profesional
suasana damai, nyaman, tertib, dan aman dan laboratorium yang canggih
bagi masyarakat dalam memilih dengan alat – alat yang optimal. Saat
kosmetik. ini kapasitas laboratorium yang
dimiliki oleh Balai Besar POM
Namun yang menjadi masalah masih belum optimal dengan alat –
adalah pertama, belum menyeluruhnya alat laboratorium yang masih
sosialisasi dilakukan, sehingga bersifat standar, untuk itu saat ini
informasi mengenai bahaya nya dan Balai Besar POM di Padang secara
seperti apa kosmetik ilegal ini masih terus menerus dan
minim di dapat. Kedua, belum ada nya berkesinambungan terus
sanksi hukum yang tegas dan memiliki memperkuat kapabilitas dan
efek jera bagi pelaku usaha yang profesionalisme SDM maupun
memperdagangkan kosmetik ilegal, sarana dan prasarana laboratorium
sehingga tujuan untuk menciptakan seperti peralatan laboratorium,
ketertiban umum, meningkatkan pengembangan metoda analisa,
kesadaran pengetahuan masyarakat reagensia, baku pembanding dan
mengenai bahaya nya kosmetik ilegal suku cadang, sehingga dapat dengan
serta menciptakan suasana yang aman di optimal untuk mengawal semua
masyarakat dalam memilih produk produk Obat dan Makanan yang
kosmetik yang aman tersebut belum beredar di wilayah Propinsi
tercapai. Sumatera Barat.

Sehingga ini menjadi tugas besar 2. Cakupan pengawasan sarana


bagi Balai Besar Pengawas Obat dan produksi dan distribusi kosmetik
Makanan untuk mengatasi peredaran yang belum optimal
kosmetik ilegal ini. Hal yang perlu Saat ini kosmetik nampaknya
dilakukan adalah melukan sosialisasi sudah menjadi kebutuhan primer
ataupun pembinaan yang rutin dan tepat manusia, terutama para wanita.
sasaran sehingga dapat efektifnya Untuk itu semakin banyaknya sarana
produksi dan distribusi kosmetik produk kosmetik tanpa izin edar
dijumpai saat ini. Saat ini menurut yang beredar, pembinaan terhadap
data dari Balai Besar POM di Padang pelaku usaha belum optimal
ada sekitar 170 sarana distribusi disebabkan karena pembinaan yang
kosmetik di Sumatera Barat dan dilakukan belum tepat sasaran,
sekitar 60 ada di Padang, namun artinya masih banyak produsen yang
karena untuk menghemat waktu, menghasilan produk tanpa izin edar,
mereka biasanya hanya memeriksa belum menjadi sasaran dalam
setengah dari jumlah sarana penyebaran informasi/penyuluhan.
distribusi kosmetik di Padang
tersebut. 4. Penegakan hukum di bidang obat
dan makanan belum menimbulkan
Dapat diketahui bahwa Balai efek jera
Besar POM hanya mengecek sarana
– sarana distribusi kosmetik yang Selama ini upaya penegakan
biasanya kedapatan hukum yang dilakukan dinilai belum
memperdagangkan ksometik ilegal, efektif. Rendahnya putusan
sementara selebihnya tidak mereka pengadilan yang dijatuhkan kepada
cek kerena dianggap aman. Namun pelanggar hukum tindak pidana
juga tidak menutup kemungkinan, bidang Obat dan Makanan
kalau sarana distribusi yang awalnya merupakan salah satu penyebab
dianggap aman tersebut malah juga tidak efektifnya upaya penegakan
ikut memperdagangkan kosmetik hukum. Belum adanya Peraturan
ilegal karena meresa tempat mereka perundang- undangan khusus
lolos dari pengecekan Balai Besar tentang pengawasan obat dan
POM. makanan yang dapat memberikan
Untuk itu Mempertimbangkan sangsi yang berat sehingga memberi
luas dan kondisi geografis Propinsi efek jera terhadap pelaku tindak
Sumatera Barat serta meningkatnya pidana.
jumlah sarana produksi dan
distribusi kosmetik, Balai Besar Pemerintah benar – benar perlu
POM di Padang perlu meningkatkan membuat regulasi yang baru, yang
cakupan Inspeksi agar dapat dapat memberikan efek jera bagi
menjamin bahwa produk kosmetik pelaku pengedaran atau yang
yang dihasilkan dan diperdagangkan memperoduksi kosmetik ilegal.
didasarkan kepada kaidah produksi Sehingga peredarannya dapat
dan distribusi yang baik. dikurangi atau lebih bagusnya dapat
benar – benar habis dimasyarakat.
3. Pemberdayaan masyarakat belum
optimal b. Kendala Eksternal
Pembinaan pada produsen yang
dilakukan belum optimal, dapat 1. Teknologi yang semakin
dilihat dari indikator masih tingginya berkembang
Dengan teknologi informasi menanganinya, seperti gencar
yang semakin canggih dan melakukan penertiban, ataupun
berkembang saat ini tidak menutup melakukan sosialisasi terus –
kemungkinan bahwa perdagangan menerus sehingga tumbuhnya
kosmetik semakin bebas sekarang kesadaran masyarakat untuk
ini. Misalnya melalui online, yang menghentikan pemakaian produk
mana penjualan kosmetik bisa ilegal ini dan pelaku usaha pun ikut
dijumpai di Instagram, Twitter atau berhenti memperjual belikannya.
Facebook. Hal tersebut menuntut
peningkatan peran dan kapasitas 3. Ketidakjujuran pelaku usaha saat
instansi Balai Besar POM dalam dilakukannya penertiban
mengawasi peredaran kosmetik atau
pun peredaran produk – produk lain. Saat Balai Besar POM
melakukan penertiban kosmetik
Walaupun Balai Besar POM di ilegal ke tempat – tempat distribusi
Padang sudah mempunyai strategi kosmetik, mereka menemukan
untuk menghadapi penjualan online kendala seperti tidak jujur nya
ini, yang dinamai dengan Operasi pelaku usaha yang memasarkan
Pangea, namun hal tersebut masih kosmetik saat mereka melakukan
belum bisa menghentikan penjualan pengecekan. Misalnya saat Balai
kosmetik secara online tersebut, Besar POM melakukan pengecekan
dikarenakan karena keterbatan ke tempat distribusi kosmetik,
kemampuan Balai Besar POM untuk pelaku usaha disana mengatakan
mengetahui penyebaran toko – toko bahwa boss nya sedang tidak di
online ini, sehingga memberi tempat oleh karena itu tidak bisa
peluang tidak terawasinya produk melakukan pengecekan gudang, dan
yang beresiko terhadap kesehatan. juga karena adanya kesolidaritasan
antar sesama pelaku usaha ini.
2. Perilaku masyarakat yang ingin
tampil secara instant Jadi saat Balai Besar POM
melakukan pengeceka ke satu tempat
Masih beredarnya kosmetik distribusi kosmetik, pelaku usaha ini
ilegal hingga saat ini dikarenakan memberi tahu pelaku usaha yang lain
karna masih adanya permintaan dari bahwa sedang adanya pengecekan
masyarakat akan barang tersebut. kosmetik sehingga jika ada pelaku
Dengan berbagai macam alasan usaha yang masih memperjual
seperti ingin tampil cantik dengan belikan kosmetik ilegal mereka
cepat, ingin dapat kulit yang putih langsung menyembunyikannya
dengan cepat ataupun karena ikut – supaya tidak disita pihak Balai Besar
ikut teman. POM.

Untuk itu diperlukan upaya yang


optimal dari Balai Besar POM untuk
Upaya yang dilakukan : yang hanya diberi sanksi wajib
lapor.
1. Upaya Pre-emtif
Upaya pre-emtif yang PENUTUP
dilakukan Balai Besar Pengawas
Obat dan Makanan di Padang Berdasarkan hasil temuan penelitian
untuk meningkatkan efektivitas yang telah dilakukan oleh peneliti tentang
dalam penertiban pelaku usaha Efektivitas Pengawasan dan Penertiban
yang masih memperdagangkan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
kosmetik ilegal adalah dengan terhadap Kosmetik Ilegal dan Berbahaya
rutin melakukan sosialisasi dan di Kota Padang, maka dapat ditarik
memperkuat layanan informasi kesimpulan yaitu pertama, pencapaian
masyarakat melalui media cetak, tujuan Balai Besar POM untuk
media elektronik, iklan, brosur, mengurangi peredaran kosmetik ilegal di
baliho ataupun media sosial masyarakat belum sepenuhnya terpenuhi,
lainnnya yang bertujuan untuk dikarenakan karena belum tumbuhnya
menambah pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk
kesadaran tentang bahaya nya menghentikan pemakaian produk tersebut,
kosmetik ilegal ini. otomatis pelaku usaha pun juga belum
berhenti untuk menjualnya.
2. Upaya Preventif
Upaya preventif yang Kedua, integrasi, sosialisasi yang
dilakukan Balai Besar Pengawas dilakukan Balai Besar POM masih belum
Obat dan Makanan adalah efektif dikarenakan karena keterbatasan
melakukan razia dan inspeksi waktu, kurangnya anggaran dan belum
secara rutin ke tempat – tempat menyeluruhnya sosialisasi dilakukan.
yang dianggap rawan menjadi
lokasi perdagangan kosmetik Ketiga, adaptasi, dalam menghadapi
ilegal sehingga keberadaan dapat perkembangan teknologi di zaman
benar – benar dihilangkan dari sekarang ini, yang mana dengan itu makin
masyarakat. banyaknya kosmetik yang beredar secara
online. Untuk itu Balai Besar POM sudah
3. Upaya Represif mempunyai strategi yang dinamai dengan
Upaya represif yang dilakukan Operasi Pangea. Namun strategi ini belum
adalah saat ini BPOM tengah sepenuhnya efektif dikarenakan karena
berupaya untuk melobi DPR tidak semua yang online bisa terawasi,
supaya membuat regulasi yang sehingga masih ditemukannya kosmetik
baru mengenai sanksi hukum yang ilega yang dijual secara online.
dapat benar – benar menimbulkan Sehingga diperlukannya suatu
efek jera bagi pelaku yang penertiban yang efektif yang dapat
memproduksi ataupun yang meningkatkan kesadaran hukum dan
mengedarkan kosmetik ilegal, pengendalian sosial. Namun yang terjadi
sehingga tidak ada lagi pelaku adalah belum tumbuhnya kesadaran dan
kepatuhan pelaku usaha terhadap hukum Kesehatan Indonesia, 4(2), 155.
yang ada, karena masih lemahnya https://doi.org/10.20473/jaki.v4i2.20
implementasi UU Kesehatan nomor 36 16.155-162
tahun 2009. Dan juga pengendalian sosial
yang dilakukan belum mencapai tujuan Nawawi, B. (2010). Kebijakan Legislatif
dan sasaran yang tepat. Dalam Penanggulangan Kejahatan
dengan Pidana Penjara. yogyakarta:
Pihak Balai Besar Pengawas Obat genta publishing.
dan Makanan harus lebih gencar lagi
melakukan sosialisasi untuk membentuk Soekanto, S. (2012). pokok-pokok
kesadaran pelaku usaha atas hukum yang sosiologi hukum. jakarta: rajawali
ada, supaya tidak ada lagi pelaku usaha pers.
yang menyimpang atau yang melanggar
dengan masih memperdagangkan Steers, R. (1985). efektivitas organisasi.
kosmetik ilegal tersebut. jakarta: erlangga.

DAFTAR PUSTAKA Peraturan Per UU Nomor 39 Tahun 2009


tentang kesehatan
Frinaldi, A., & Khaidir, A. (2018).
Membangun model kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
budaya kerja sadar wisata di Indonesia No.
kalangan aparatur dan masyarakat 445/MenKes/Permenkes/1998
pariwisata dalam upaya tentang Bahan, Zat Warna,
peningkatan kepuasan masyarakat Substratum, Zat Pengawet, dan Tabir
berkunjung ke lokasi wisata di Surya pada Kosmetika
Sumatera Barat. Padang.
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat
Frinaldi, A., & Witya, T. (2019). dan Makanan Republik Indonesia
Efektivitas Implementasi E- No. HK.00.05.4.1745 Tentang
Government Dalam Pelayanan Kosmetik
Kependudukan di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Kota Padang. Journal Of Makanan Nomor 26 Tahun 2018
Multidisciplinary Reserch and Tentang Pelayanan Perizinan
Development, 1(3), 428. Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik Sektor Obat dan
Larasati, S. P., & Haksama, S. (2016). Makanan
Penerapan Theory of Constraint
pada Kepuasan Kerja Karyawan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun
Rumah Sakit Mata Undaan 2004 Tentang Pedoman Polisi
Surabaya. Jurnal Administrasi Pamong Praja

Anda mungkin juga menyukai