Anda di halaman 1dari 125

LAPORAN KIMIA BAHAN MAKANAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK III
JUHAD AMRULLAH

(G1C 012 017)

KARINA KHAERANI USMAN

(G1C 012 018 )

LILI NURMALA SARI

(G1C 012 019)

LINI SUPIANI

(G1C 012 020)

MADE DWI PRAMANDITA

(G1C 012 021)

NI MADE SRI SULIARTINI

(G1C 012 023)

DIANA MARWATI

(G1C 011 010)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Kimia Bahan makanan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Terselesainya penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
guna perbaikan pada penyusunan selanjutnya.
Akhirnya, penyusun berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
bagi penyusun sendiri.

Mataram, Januari 2016

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
LAPORAN KUNJUNGAN KE BPOM DI MATARAM..................................................1
LAPORAN SURVEY PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN.....................47
LAPORAN

SOSIALISASI

IDENTIFIKASI

PENYALAHGUNAAN

BAHAN

TAMBAHAN MAKANAN TERLARANG ......................................................................87


LAMPIRAN

KUNJUNGAN KE BPOM DI MATARAM

BAB I

PENDAHULUAN
1

Latar Belakang
Kemajuan teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang cepat dan
signifikan pada industri farmasi, obat asli Indonesia, makanan, kosmetika dan alat
kesehatan. Dengan menggunakan teknologi modern, industri-industri tersebut kini
mampu memproduksi dalam skala yang sangat besar mencakup berbagai produk dengan
"range" yang sangat luas.
Dengan dukungan kemajuan teknologi transportasi dan entry barrier yang makin
tipis dalam perdagangan internasional, maka produk-produk tersebut dalam waktu yang
amat singkat dapat menyebar ke berbagai negara dengan jaringan distribusi yang sangat
luas dan mampu menjangkau seluruh strata masyarakat.
Konsumsi masyarakat terhadap produk-produk termaksud cenderung terus
meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk pola
konsumsinya. Sementara itu pengetahuan masyarakat masih belum memadai untuk dapat
memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman. Di lain pihak iklan dan
promosi secara gencar mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara berlebihan
dan seringkali tidak rasional.
Perubahan teknologi produksi, sistem perdagangan internasional dan gaya hidup
konsumen tersebut pada realitasnya meningkatkan resiko dengan implikasi yang luas
pada kesehatan dan keselamatan konsumen. Apabila terjadi produk sub standar, rusak
atau terkontaminasi oleh bahan berbahaya maka risiko yang terjadi akan berskala besar
dan luas serta berlangsung secara amat cepat.
Untuk itu Indonesia khususnya daerah lombok harus memiliki Sistem
Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang efektif dan efisien yang mampu
mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk termaksud untuk melindungi
keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar
negeri. Maka dibentuklah Badan POM yang memiliki jaringan nasional dan internasional
serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang tinggi.

Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam Laporan BPOM ini
yaitu sebagai berikut :

a
b
c
d
e
f
g

Bagaimana sejarah berdirinya BPOM?


Apa pengertian BPOM?
Bagaimana filosopi logo BPOM?
Apa kedudukan dan dasar hukum BPOM ?
Apa saja tugas pokok, fungsi, dan kewenangan dan budaya BPOM?
Bagaimana prinsip dan konsep sistem pengawasan obat dan makanan (sispom)?
Bagaimana sumber daya, Sasaran, susunan organisasi, arah kebijakan, kegiatan

h
i
j
k
l
m

pokok, balance score card BPOM di Mataram?


Bagaimana unit pelaksana teknis (UPT) BPOM di daerah?
Apa saja tipe-tipe unit pelaksana teknis (UPT) BPOM?
Apa saja tugas dan fungsi UPT BPOM di daerah?
Apa saja laboratorium yang ada di BPOM Mataram?
Apa saja produk apa saja yang sudah terdaftar di BPOM?
Apa saja produk apa saja yang tidak terdaftar di BPOM?

Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan Laporan BPOM ini adalah sebagai berikut :
a Mengetahui bagaimana sejarah berdirinya BPOM
b Mengetahui pengertian BPOM.
c Mengetahui bagaimana filosopi logo BPOM.
d Mengetahui kedudukan dan dasar hukum BPOM .
e Mengetahui apa saja tugas pokok, fungsi, dan kewenangan dan budaya BPOM.
f Mengetahui prinsip dan konsep sistem pengawasan obat dan makanan (sispom).
g Mengetahui sumber daya, Sasaran, Susunan organisasi, arah kebijakan, kegiatan
pokok, balance score card BPOM di Mataram.
h Mengetahui unit pelaksana teknis (UPT) BPOM di daerah.
i Mengetahui apa saja tipe-tipe unit pelaksana teknis (UPT) BPOM.
j Mengetahui tugas dan fungsi UPT BPOM di daerah.
k Mengetahui apa saja laboratorium yang ada di BPOM Mataram.
l Mengetahui produk apa saja yang sudah terdaftar di BPOM.
m Mengetahui produk apa saja yang tidak terdaftar di BPOM.

Manfaat
Dengan adanya kunjungan BPOM ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa
sehingga mahasiswa dapat mengamalkan ilmu yang didapatkan dari kunjungan BPOM ini
kepada masyarakat awam. Sehingga baik masyarakat awam maupun mahasiswa bias
lebih berhati-hati dalam membeli bahan pangan/produk-produk luar negri.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Berdirinya BPOM
Pengaturan di bidang farmasi di mulai sejak didirikannya Dv. G (De Dients van de
Valks Gezonheid) yang dalam organisasi tersebut ditangani oleh Inspektorat Farmasi
hingga tahun 1964. Di lanjutkan olehInspektorat urusan farmasi sampai tahun 1967 dan

oleh direktorat Jenderal Farmasi hingga tahun 1976 dengan tugas pokok mencukupi
kebutuhan rakyat akan perbekalan farmasi.
Pada tahun 1975, pemerintah mengubah Direktorat Jenderal Farmasi menjadi
Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan, dengan tugas pokok melaksanakan
peraturan dan pengawasan obat dan makanan, kosmetik dan alat kesehatan, obat
tradisional, narkotika serta bahan berbahaya. Untuk melaksankantugas tersebut, pada
direktorat ini dibentuk unit pelaksana teknis yaitu Pusat Pemeriksaan Obat dan makanan
di Pusat Balai Pengawas Obat dan Makanan diseluruh Provinsi.
Pembentukan Badan POM ini di tindak lanjuti dengan Keputusan kepala badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor : 02001/ SK/ KBPOM, tanggal 26 Februari Tahun
2001, tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan makanan setelah
mendapatkan pesetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
34/M. PAN/2/2001 Tanggal 1 Februari 2001.
Setelah keputusan ini dikeluarkan, Dirjen POM menjadi Badan POM yang di
tujukan independen dalam mengawasi peredaran obat dan makanan di tengah masyarakat
serta menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.2 Pengertian BPOM
BPOM merupakan lembaga pemerintahan non-kementrian yang dibentuk
pemerintah Indonesia dengan tujuan untuk melindungi keselamatan konsumen, serta
memberi pemahaman dan informasi kepada konsumen mengenai segala jenis produk
baik berupa makanan, obat-obatan tradisional, farmasi dan kosmetik yang beredar di
pasaran.
Kantor Pusat Badan POM terletak di Jakarta, akan tetapi dalam tugasnya untuk
mengawasi produk di seluruh Indonesia, Badan POM memiliki kantor cabang di tiap
provinsi yang ada di Indonesia. Badan POM pusat bertanggung jawab dalam
mengkoordinir Balai Besar POM di tiap provinsi serta bertindak sebagai penentu dalam
keputusan besar yang berhubungan dengan keselamatan konsumen. Badan POM pusat
bertugas dalam melakukan inspeksi terhadap perusahaan-perusahaan obat dan makanan
serta pemeriksaan mengenai kualitas suatu produk yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Selain itu Badan POM pusat juga bertugas dalam penentuan metode yang digunakan

serta menentukan standar pengujian dan standar pengawasan yang dilakukan oleh tiap
badan POM cabang yang tersebar di Indonesia. Dalam menjalankan tugasnya, Badan
POM memiliki visi untuk menjadi Institusi Pengawas Obat dan Makanan yang Inovatif,
Kredibel dan Diakui Secara Internasional untuk melindungi masyarakat. Badan POM
memiliki kewenangan terhadap penegakan hukum serta dituntut untuk memiliki
kredibilatas professional yang tinggi. Badan POM memiliki jaringan yang luas baik
nasional maupun internasional, serta diakui di kancah internasional. Pengawasan produk
yang dilakukan Badan POM, tidak hanya terfokus terhadap produk dalam negeri saja,
tetapi segala jenis produk yang berasal dari dalam dan luar negeri yang diedarkan di
masyarakat Indonesia.
Balai Besar POM di Mataram
Di provinsi NTB balai besar POM terletak di sekitar Jalan Catur Warga kota
Mataram. Sebagaimana dengan Badan POM lainnya, tugas Badan POM di Mataram
adalah dalam melakukan pengawasan terhadap produk yang beredar di seluruh daerah
NTB. Akan tetapi karena letaknya yang berada di daerah Mataram, sedangkan NTB
merupakan daerah yang cukup luas, untuk saat ini pengawasan yang dilakukan Badan
POM di Mataram, masih lebih banyak terfokus di daerah Mataram dan sekitarnya,
meskipun Badan POM juga tetap melakukan pengawasan secara rutin dan berkala di
daerah Sumbawa, Bima, Dompu, dan daerah-daerah lainnya di wilayah NTB.
Dalam menjalankan tugasnya, Balai besar POM di Mataram juga bekerja sama
dengan dinas kesehatan provinsi dalam melakukan pengawasan terhadap produk
makanan serta obat-obatan yang beredar di NTB. Setiap bulannya, Balai besar POM di
Mataram berkunjung ke sekolah-sekolah serta toko-toko untuk mengambil sampel
makanan dan diuji di laboratorium mereka. Hasil pengujian kemudian akan diumumkan
di tiap sekolah yang dikunjungi, melalui sosialisasi kepada masyarakat, dinas kesehatan
setempat dan media massa. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada
konsumen serta meningkatkan kesadaran terhadap konsumen. Sama halnya dengan
Badan POM pusat, jika produk yang diuji dianggap tidak layak dan berbahaya untuk
dikonsumsi, Badan POM di Mataram juga berhak dalam melakukan penarikan secara
langsung terhadap produk yang tiidak layak konsumsi tersebut. Akan tetapi Balai POM
tidak berhak dalam memberikan sanksi berupa hokum kepada perusahaan terkait, karena
hal itu bukan merupakan wewenang BPON melainkan pihak penegak hukum berwajib.

Karena itulah Balai POM Mataram juga bekerja sama denga Kepolisian setempat dan
aparat penegak hokum lainnya, demi mendukung kinerja mereka.
2.3 Filosopi Logo BPOM

Gambar 2.1. Unsur Tameng


Unsur pertama dalam logo Badan POM adalah tameng yang melambangkan
perlindungan terhadap masyarakat dari penggunaan obat dan makanan yang tidak
memenuhi persyaratan mutu.

Gambar 2.2. Tanda checklist


Selain sebagai tameng unsur tersebut dapat juga dilihat sebagai tanda checklist
yang mempresentasikan trust atau rasa kepercayaan.

Gambar 2.3. Filosofi Mata Elang


Pengambilan makna filosofis mata elang sebagai unsur kedua adalah karena
elang memiliki pandangan yang tajam sesuai dengan fungsi Badan POM yang
bertanggung jawab melindungi masyarakat dengan mengawasi penggunaan obat dan
makanan di Indonesia.

Gambar 2.4. Unsur Garis


Garis yang bergerak dari tipis menjadi semakin tebal melambangkan langkah
kedepan yaitu Ditjen POM yang berubah menjadi Badan POM. Selain itu dapat juga
dilihat sebagai representasi keadaan Badan POM sebagai badan yang memberikan
perlindungan (dilambangkan dengan garis hijau) terhadap masyarakat (garis biru
tebal) dari pengusaha obat dan makanan(garis biru tipis).

Gambar 2.5. Logo keseluruhan


Tampak logo secara keseluruhan memadukan unsur-unsur tersebut dalam satu
kesatuan yang padu dan serasi sehingga peletakan tulisan Badan POM secara
tipografis menjadi lebih bebas. Sedangkan pemilihan warna biru pekat (dark blue)
menggambarkan perlindungan dan warna hijau (green) menggambarkan scientific
base.
2.4 Kedudukan dan Dasar Hukum BPOM
Dasar hukum dari BPOM didasarkan atas Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 64 Tahun 2005 tentang Perubahan Keenam atas Keputusan Presiden
Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND). Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan Lembaga Pemerintahan Non
Departemen (LPND) yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintah tertentu dari
Presiden. BPOM berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dalam
melaksanakan tugasnya dikoordinasi oleh Menteri Kesehatan.
2.5 Visi, Misi, Tugas Pokok, Fungsi,Tujuan, Kewenangan Dan Budaya BPOM Mataram
Dalam menghadapi dinamika lingkungan dengan segala bentuk perubahannya,
maka segenap jajaran Balai Besar POM di Mataram bercita-cita untuk mewujudkan
suatu keadaan ideal bagi masyarakat NTB melalui Visi dan Misi, Budaya Kerja dan
Tujuan.

a. Visi Dan Misi


Balai Besar POM di mataram dalam melaksanakan kegiatan berpedoman
pada visi dan misi Badan POM sebagai lembaga induk. Sehubungan dengan
perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal yang memerlukan
perubahan arah, cita-cita organisasi maupun rencana pengawasan obat dan
makanan, telah dilakukan pembaharuan visi dan misi Badan POM yang ditetapkan
dalam Peraturan Kepala Badan POM Nomor: HK.04.01.21.11.10.10509 tanggal 13
November 2010 tentang Penetapan Visi dan Misi Badan POM, yaitu sebagai
berikut:
a

Visi
Menjadi Institusi Pengawas Obat dan Makanan yang inovatif, kredibel dan
diakui secara internasional untuk melindungi masyarakat.

b Misi
Untuk menjabarkan visi yang telah ditetapkan tersebut, Badan POM telah pula
menetapkan misi yang harus diembannya dimana Terdapat 5 Misi yang
dimiliki Badan POM, yaitu :
1

Melakukan Pengawasan Pre-Market dan Post-Market Berstandar


Internasional.
Badan POM tidak hanya melakukan pengawasan terhadap produk
setelah beredar di pasaran saja, melainkan secara menyeluruh. Produk yang
akan diawasi terlebih dahulu harus memenuhi standar pengujian
Internasional yang dilakukan Badan POM. Setelah dianggap produk
tersebut layak untuk dipasarkan, Badan POM akan mengeluarkan ijin untuk
beredar, sehingga produk bias dipasarkan. Proses inilah yang dimaksud
dengan Pengawasan Pre-Market.

2 Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Secara Konsisten.


Badan POM bertanggung jawab dalam pengawasan terhadap
manajemen mutu suatu produk secara konsisten juga. Hal ini bertujuan agar
produk yang beredar di masyarakat tetap di produksi sesuai dengan standar
mutu yang dimiliki sejak awal. Dalam penerapan manajemen mutu secara
konsisten ini, yang bertindak dalam pengawasannya adalah Badan POM

pusat yang berada di Jakarta. Badan POM pusat akan melakukan kunjungan
dan pemeriksaan terhadap proses produksi suatu produk berupa makanan,
farmasi maupun kosmetik. Dalam pemeriksaan yang dilakukan, Badan
POM akan memeriksa apakah kondisi alat, bahan-bahan pembuatan yang
digunakan serta proses produksi lainnya masih dianggap layak untuk
digunakan dan dilakukan.
3

Mengoptimalkan

Kemitraan

dengan

Pemangku

Kepentingan

di

Berbagai Lini.
Dalam menjalankan tugasnya, tentu saja Badan POM akan mengalami
kesulitan jika bekerja sendiri, untuk itu dalam mempermudah kerjanya serta
mendapatkan hasil kerja yang efektif dan efisien, maka Badan POM
menjalin berbagi kerjasama dengan setiap sektor yang dianggapnya dapat
membantu dalam menjalankan tugas. Kerjasama yang dijalin Badan POM
meliputi kerjasama dengan industry perdagangan, Dinas Kesehatan, serta
dinas-dinas penting terkait lainnya.
4

Memberdayakan Masyarakat Agar Mampu Melindungi Diri dari Obat


dan Makanan yang Berisiko Terhadap Kesehatan.
Misi Penting Badan POM lainnya ialah dengan memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada Masyarakat di seluruh Indonesia
terhadap pemilihan produk yang baik, sehingga dapat melindungi diri
mereka. Dalam menjalankan misi ini biasanya setelah Badan POM
mendatangi sekolah-sekolah dan tempat umum lainnya untuk memberikan
informasi serta pelajaran kepada masyarakat mengenai jenis-jenis produk
yang berbahaya dan bagaimana cara mengenalinya. Selain itu Badan POM
juga aktif menyiarkan berita mengenai produk yang tidak layak konsumsi
dalam berbagai media massa.

Membangun Organisasi Pembelajar (Learning Organization).


Dalam mendukung misinya untuk meberdayakan masyarakat dalam
memilih produk, Badan POM juga membangun organisasi organisasi
pembelajaran mengenai berbagai produk, sehingga diharapkan dengan
dibangunnya organisasi ini, Badan POM dapat meningkatkan kesadaran

masyarakat serta pemahaman masyarakat dalam pemilihan produk yang


baik dan layak untuk dikonsumsi. Pada proses pengawasan Post-Market,
secara rutin dalam kurun waktu tertentu Badan POM akan turun ke tokotoko, minimarket, supermarket, pasar dan pusat perbelanjaan lainnya untuk
membeli produk makanan yang ada disana. Produk yang dibelanjakan
kemudian diuji lagi kualitasnya apakah terjadi penurunan kualitas produk
ataupun kemungkinan kontaminasi akibat pengemasan yang kurang baik
atau masalah lainnya. Sehingga jika produk yang dipasarkan tersebut
dianggap tidak layak untuk dikonsumsi, maka Badan POM akan
melayangkan gugatan ke pihak produsen serta perintah bagi produsen untuk
menarik produk mereka kembali dan memperbaiki kwalitas produknya serta
memberikan klarifikasi terhadap masalah yang terjadi.
Berdasarkan visi dan misi yang diembannya, maka sudah pasti Badan POM
memiliki peranan yang penting dalam masyarakat, tidak hanya semata-mata untuk
melakukan pengawasan saja tapi juga dalam berbagai aspek, yaitu :
Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan Obat dan
Makanan.
Pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan Obat dan Makanan.
Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Badan POM.
Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi
pemerintah di bidang pengawasan Obat dan Makanan.
Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bindang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
Dalam proses pengawasan yang dilakukannya, untuk menekan resiko sekecil
mungkin, maka Badan POM menerapkan sistem pengawasan 3 lapis. Sistem
Pengawasan tiga lapis ini meliputi sistem pengawasan terhadap Produsen, konsumen,
dan Pemerintah. Pada pengawasan pertama dilakukan pengawasan terhadap produsen.
Pengawasan terhadap Produsen ini meliputi pengawasan terhadap barang yang akan
di pasarkan. Untuk melakukan pengawasan inilah Badan POM menerapkan sistem
pengawasan pre-Market dan post-Market seperti yang telah dijelaskan diatas
sebelumnya. Selanjutnya pada lapisan kedua, sistem pengawasan Badan POM di

tujukan kepada Masyarakat. Sub-sistem pengawasan masyarakat ini dilakukan dengan


cara peningkatan kesadaran dan peningkatan pengetahuan mengenai kualitas produk
yang digunakannya dan cara-cara penggunaan produk yang sesuai. Pengawasan oleh
masyarakat ini sangat penting dilakukan karena mereka yang menentukan untuk
membeli dan menggunakan suatu produk. Jika pemahaman, pengetahuan dan
kesadaran masyarakat semakin tinggi terhadap suatu produk, maka tentu saja mereka
dapat membentengi diri dalam menentukan produk yang layak dikonsumsi atau tidak.
Dengan begitu, produsen juga akan memperhatikan kualitas produk yang mereka
pasarkan demi menjaga kepuasan serta kepercayaan konsumen. Pada pengawasan
lapis ketiga dilakukan sub-pengawasan pemerintah dan dalam Badan POM itu sendiri.
Pegawasan ini bertujuan untuk menjaga kredibilitas serta kinerja Badan POM serta
terus meningkatkan efektifitas kerja Badan POM dalam melakukan pengujianpengujian, inspeksi terhadap sampel, serta terus memperbaiki mutu pengujiannya dan
memperbaharui seiring dengan perkembangan teknologi yang ada. Tidak hanya dalam
pengadaan alat-alat pengujian saja, tetapi juga perbaikan dan perbaharuan dilakukan
dalam sistem pengawasan serta pemeriksaan yang ada.
b.Tugas pokok
Badan POM mempunyai tugas pemerintahan di bidang pengawasan obat dan
makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c.Fungsi
Fungsi dari Badan POM menurut Keputusan Kepala Badan POM
No.02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan POM
adalah:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan obat dan
makanan.
2. Pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan obat dan makanan.
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Badan POM.
4. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi
pemerintah di bidang pengawasan obat dan makanan.

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan


umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
persediaan, perlengkapan dan rumah tangga.
d. Tujuan
Meningkatkan perlindungan masyarakat dari produk obat dan makanan yang beresiko
terhadap kesehatan.
e. Kewenangan
Sementara itu, Badan POM memiliki kewenangan yang didasari atas Keputusan
Kepala Badan POM No.02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Badan POM yaitu:
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang pengawasan obat dan makanan.
2. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan obat dan makanan untuk mendukung
pembangunan secara makro.
3. Penetapan sistem informasi di bidang pengawasan obat dan makanan.
4. Penetapan persyaratan penggunaan bahan tambahan (zat aditif) tertentu untuk
makanan dan penetapan pedoman pengawasan peredaran obat dan makanan.
5. Pemberian izin dan pengawasan peredaran obat serta pengawasan industri farmasi.
6. Penetapan pedoman penggunaan konservasi, pengembangan, dan pengawasan
tanaman obat.
f. Budaya
Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini dan harus
dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan
tugasnya. Nilai-nilai luhur yang hidup, tumbuh dan berkembang dalam organisasi
menjadi semangat bagi seluruh anggota dalam berkarsa dan berkarya. Untuk
membangun organisasi yang efektif dan efisien, budaya organisasi Balai Besar POM
di Mataram dikembangkan dengan nilai-nilai dasar sebagai berikut
a Professional
Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektifitas, ketekunan,
dan komitmen yang tinggi.

b Kredibel
Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas nasional, dan internasional.
c Cepat tanggap
Antisipasif dan responsife dalam mengatasi masalah
d Kerja tim
Mengutamakan keterbukaan, saling percaya, dan komunikasi yang baik.
e Inovatif
Mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.
2.6 Prinsip dan Konsep Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SISPOM)
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan pengaturan obat, perbekalan
kesehatan, dan makanan secara nasional maka Badan POM menerapkan SISPOM.
Prinsip dasar dari SISPOM adalah:
1. Tindakan pengamanan cepat, tepat, akurat, dan profesional.
2. Tindakan dilakukan berdasarkan atas tingkat risiko dan berbasis buktibukti ilmiah.
3. Lingkup pengawasan bersifat menyeluruh, mencakup seluruh siklus proses.
4. Berskala nasional/lintas provinsi, dengan jaringan kerja internasional.
5. Otoritas yang menunjang penegakan supremasi hukum.
6. Memiliki jaringan laboratorium nasional yang kohesif dan kuat yang berkolaborasi
dengan jaringan global.
7. Memiliki jaringan sistem informasi keamanan dan mutu produk.
Pengawasan obat dan makanan memiliki aspek permasalahan berdimensi luas dan
kompleks. Oleh karena itu diperlukan sistem pengawasan yang komprehensif, semenjak
awal proses suatu produk hingga produk tersebut beredar di tengah masyarakat. Berikut
ini merupakan tiga pilar system pengawasan obat dan makanan:
1. Sub Sistem Pengawasan Produsen, yaitu melalui Cara Produksi yang Baik
Sistem pengawasan internal oleh produsen melalui pelaksanaan caracara
produksi yang baik atau Good Manufacturing Practices agar setiap bentuk
penyimpangan dari standar mutu dapat dideteksi sejak awal. Secara hukum produsen
bertanggung jawab atas mutu dan keamanan produk yang dihasilkannya. Apabila
terjadi penyimpangan dan pelanggaran terhadap standar yang telah ditetapkan maka
produsen dikenakan sangsi, baik administratif maupun pro-justisia.

2. Sub Sistem Pengawasan Pemerintah, yaitu bersifat Pre-market&Post market


Sistem pengawasan oleh pemerintah melalui pengaturan dan standardisasi;
penilaian keamanan, khasiat dan mutu produk sebelum diijinkan beredar di Indonesia;
inspeksi, pengambilan sampel dan pengujian laboratorium produk yang beredar serta
peringatan kepada publik yang didukung penegakan hukum.
3. Sub Sistem Pengawasan Konsumen
Sistem pengawasan oleh masyarakat konsumen sendiri melalui peningkatan
kesadaran

dan

peningkatan

pengetahuan

mengenai

kualitas

produk

yang

digunakannya dan cara-cara penggunaan produk yang rasional. Pengawasan oleh


masyarakat sendiri sangat penting dilakukan karena pada akhirnya masyarakat yang
mengambil keputusan untuk membeli dan menggunakan suatu produk. Konsumen
dengan kesadaran dan tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap mutu dan kegunaan
suatu produk, di satu sisi dapat membentengi dirinya sendiri terhadap penggunaan
produk-produk yang tidak memenuhi syarat dan tidak dibutuhkan sedang pada sisi
lain akan mendorong produsen untuk selalu menjaga kualitasnya.
Ada beberapa target kinerja dalam Pengawasan Obat dan Makanan meliputi:
1. Terkendalinya penyaluran produk terapetik dan NAPZA
2. Terkendalinya mutu, keamanan dan khasiat/kemanfaatan produk obat dan makanan
termasuk klim pada label dan iklan di peredaran.
3. Tercegahnya risiko penggunaan bahan kimia berbahaya sebagai akibat pengelolaan
yang tidak memenuhi syarat.
4. Penurunan kasus pencemaran pangan.
5. Peningkatan kapasitas organisasi yang didukung dengan kompetensi dan
keterampilan personil yang memadai.
6. Terwujudnya komunikasi yang efektif dan saling menghargai antar sesama dan
pihak terkait.

2.7 Sumber Daya, Sasaran, Susunan Organisasi, Arah Kebijakan, Kegiatan Pokok,
Balance Score Card BPOM di Mataram.
a. Sumber Daya
Kantor Balai Besar POM di Mataram berdiri diatas tanah seluas 3.887 m2,
dengan luas bangunan 3.530 m2,, Penerangan PLN 86 KVA, sarana komunikasi
:Telp : (0370) 621926, 628033, 622297, Fax : (0370) 628033, e-mail: bpom_mtrm @
yahoo.com, kendaraan roda 4 = 6 unit, roda 2 = 5 unit.
Balai Besar POM di Mataram didukung oleh 83 orang SDM. Rincian
berdasarkan kualifikasi pendidikan adalah 4 orang Sarjana S2, 35 orang Apoteker, 9
orang

Diploma,

orang

Diploma

III,

36

orang

SAA/

SMF/SMAK/SMA/SMEA/SLTP. Kualifikasi teknis : 12 orang PPNS, 21 orang tenaga


Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan.

b.Sasaran Pengawasan
Adapun sasaran pengawasan dari Balai Besar Pengawas Obat di Mataram
adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Sasaran pengawasan BBPOM di Mataram

Susunan Organisasi Badan POM


Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan POM RI No.
05018/SK/KBPOM tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT di lingkungan Badan
POM, maka untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut,
Balai Besar POM di mataram dibentuk dengan struktur organisasi sebagai
berikut:
Struktur Organisasi Balai Besar POM di Mataram

Kepala Badan POM


Tugas dari Kepala Badan POM antara lain:
a. Memimpin BPOM sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang
berlaku;
b. Menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas BPOM;
c. Menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BPOM yang menjadi tanggung
jawabnya;
d. Membina dan melaksanakan keria sama dengan instansi dan organisasi lain.
Kepala BPOM membawahi:
a

Inspektorat BPOM
Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional di
lingkungan BPOM. Inspektorat menyelenggarakan fungsi:
1
2

Penyiapan rumusan kebijakan, rencana dan program pengawasan fungsional.


Pelaksanaan pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pengusutan mengenai kebenaran laporan dan pengaduan tentang hambatan,


penyimpangan atau penyalahgunaan dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan

oleh unsur atau unit di lingkungan BPOM.


4 Pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat.
b Sekretariat Utama
Sekertaris Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan,
pembinaan, pengendalian terhadap program, administrasi, dan sumber daya di
lingkungan BPOM. Sekretaris utama menyelenggarakan fungsi :
1

Pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi perencanaan, penganggaran,


penyusunan laporan, pengembangan pegawai termasuk pendidikan dan

pelatihan serta perumusan kebijakan teknis di lingkungan BPOM.


Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi penyusunan peraturan perundangundangan, kerjasama luar negeri, hubungan antar lembaga, kemasyarakatan

dan bantuan hokum yang terkait dengan tugas BPOM.


Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tata

laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, perlengkapan dan rumah tangga.


Pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan pusat-pusat dan

unit-unit pelaksana teknis di lingkungan BPOM.


Pengkoordinasian administrasi pelaksanaan tugas Deputi di lingkungan

BPOM.
Pelakasanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala BPOM, sesuai dengan
bidang tugasnya.
Sekretariat Utama terdiri atas :

Biro Perencanaan dan Keuangan


Biro perencanaan dan keuangan mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi perumusan rencana strategis dan pengembangan organisasi,
penyusunan program dan anggaran, keuangan serta evaluasi dan pelaporan.
Biro perencanaan dan Keuangan menyelenggarakan fungsi :

Pelaksanaan analisis dan perumusan rencana strategis dan pengembangan organisasi.


b

Pelaksanaan penyusunan program dan anggaran termasuk pinjaman luar

c
d

negeri.
Pelaksanaan manajemen keuangan.
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.

Biro Kerjasama Luar Negeri


Biro kerjasama luar negeri mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
kegiatan kerjasama internasional yang berkaitan dengan tugas BPOM. Biro
Perencanaan dan Keuangan menyelenggarakan fungsi :

a Pelaksanaan kegiatan kerjasama bilateral dan multilateral.


b Pelaksanaan kegiatan kerjasama regional.
c Pelaksanaan kegiatan kerjasama organisasi internasional.
3 Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat
Biro Hukum dan Humas mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
kegiatan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, bantuan hukum,
layanan pengaduan konsumen dan hubungan masyarakat. Biro Hukum dan
Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :
a
b
c
d

Pelaksanaan kegiatan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan.


Pelaksanaan bantuan hukum.
Pelaksanaan layanan pengaduan konsumen.
Pelaksanaan hubungan masyarakat.
4 Biro Umum
Biro

Umum

ketatausahaan

mempunyai

pimpinan,

tugas

administrasi

melaksanakan
pegawai,

koordinasi

pengembangan

urusan
pegawai,

keuangan serta perlengkapan dan kerumahtanggaan. Biro Hukum dan Hubungan


Masyarakat menyelenggarakan fungsi :
a
b
c
d

Pelaksanaan ketatausahaan pimpinan.


Pelaksanaan administrasi pegawai.
Pelaksanaan pengembangan pegawai.
Pelaksanaan perlengkapan dan kerumahtanggaan

Bidang Pengujian Produk Terapetik, Narkotik, Obat Tradisional, Kosmetik dan


Produk Komplemen.
Bertugas melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan
penyusunan laporan pelaksanaan pengujian secara laboratorium (fisika & kimia), dan
penilaian mutu produk-produk :
a. Terapetik,

b. Narkotik,
c. Obat tradisional,
d. Kosmetik,
e. Alat kesehatan,
f. Perbekalan kesehatan rumah tangga, dan
g. Produk komplemen.
3

Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya


Bidang ini bertugas melaksanakan penyusunan rencana dan program serta
evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pengujian secara laboratorium (kimia
dan fisika) dan penilaian mutu pangan dan bahan berbahaya. Apoteker berperan untuk
mencari, menyusun, menetapkan, dan memverifikasi metode analisis untuk
pemeriksaan mutu dan keamanan produk pangan dan bahan berbahaya.

Bidang Pengujian Mikrobiologi


Bertugas melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan
penyusunan laporan pelaksanaan pengujian dan penilaian mutu secara mikrobiologi.
Ruang Lingkup Pengujian Mikrobiologi :
a. Uji cemaran mikroba
b. Uji potensi antibiotika
c. Uji sterilitas
d. Uji lain yang berkaitan dengan Mikrobiologi

Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan, terdiri dari seksi Pemeriksaan dan


Penyidikan
Bertugas melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan
penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh untuk
pengujian, pemeriksaan sarana produksi, distribusi dan instansi kesehatan serta
penyidikan kasus pelanggaran hukum di bidang produk terapetik, narkotik,

psikotropik, dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen,
pangan dan bahan berbahaya.
a

Seksi Pemeriksaan
Bertugas melakukan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh untuk
pengujian, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi produk terapetik,
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk
komplemen, pangan dan bahan berbahaya. Seksi ini melakukan tindakan rutin
pengawasan (pemeriksaan) terhadap sarana, baik itu sarana produksi dan
distribusi termasuk sarana pelayanan kesehatan, pengambilan contoh (sampling)
periklanan komoditas farmasi, pengambilan contoh post-market dari produk atau
komoditas farmasi, diantaranya produk terapetik, narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen (suplemen makanan),
serta pangan dan bahan berbahaya.
Adapun fungsi dari seksi pemeriksaan adalah sebagai berikut:

a Penyusunan rencana dan program pemeriksaan produk atau komoditas farmasi dan
pangan
b Pelaksanaan pemeriksaan sarana produksi, distribusi, dan sarana pelayanan kesehatan,
serta pengambilan contoh (sampling) post market dari produk atau komoditas farmasi
beserta periklanannya, diantaranya adalah produk terapeutik, narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen (suplemen
makanan), serta pangan dan bahan berbahaya
c Evaluasi dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan pemeriksaan yang telah dilakukan

Seksi Penyidikan
Bertugas melakukan penyidikan terhadap kasus pelanggaran hukum
dibidang produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat
tradisional, kosmetik, produk komplimen, pangan dan bahan berbahaya.

Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen, terdiri dari Seksi


Sertifikasi dan Seksi Layanan Informasi Konsumen

Bertugas melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan


penyusunan laporan pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi
tertentu dan layanan informasi konsumen.
a. Seksi Sertifikasi :
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan POM No.05018/SK/KBPOM tahun 2001
seksi sertifikasi mempunyai tugas melakukan sertifikasi produk, sarana produksi dan
distribusi tertentu. Pelaksanaan sertifikasi adalah proses perizinan dan proses
sertifikasi cara pembuatan dan cara distribusi yang baik, meliputi:
1
2
3
4

Pemeriksaan kelengkapan dokumen perizinan.


Pemeriksaan sarana produksi dan distribusi.
Pembuatan berita acara pemeriksaan.
Pembuatan rekomendasi.

b. Seksi Layanan Informasi Konsumen (LIK)


Seksi Layanan Informasi Konsumen mempunyai tugas melakukan layanan
informasi kepada konsumen terutama yang berkaitan dengan produk obat, obat
tradisional, kosmetika, alat kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT), pengamanan Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA),
bahan berbahaya, serta makanan dan minuman. Penyebaran informasi merupakan
program rutin Seksi Layanan Informasi Konsumen (LIK) di wilayah kerja Balai
Besar POM di Bandung. Sasaran penyebaran informasi adalah kepada masyarakat
dan provider kesehatan yang memerlukan informasi dan ingin menyalurkan
pengaduan yang berkaitan dengan obat dan makanan. Selain penyebaran informasi
yang menjadi program rutin, seksi layanan informasi juga menerima permintaan
sebagai narasumber berkaitan obat dengan makanan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Kegiatan lain adalah layanan informasi keracunan, talkshow,
pameran, narasumber penyuluhan keamanan pangan dalam rangka SPP-IRT yang
diselenggarakan Dinkes Kab/Kota, KIE pada kegiatan mobling PJAS (Pangan
Jajanan Anak Sekolah), melakukan koordinasi lintas sektor, dan menyelenggarakan
sosialisasi/workshop/lokakarya. Bahan penunjang kegiatan pada seksi layanan
informasi konsumen yaitu leaflet, poster, roll banner, stiker-stiker keamanan pangan,
PIN keamanan pangan, contoh-contoh produk tidak memenuhi syarat.
7

Sub Bagian Tata Usaha

Bertugas melakukan pelayanan teknis & administrasi di lingkungan Balai


Besar POM.
8

Kelompok Jabatan Fungsional.


Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Arah Kebijakan (GRAND STRATEGY) BPOM


1. Memperkuat sistem Pengawasan Obat dan Makanan
2. Mewujudkan Laboratorium Balai Besar POM di Mataram yang andal
3. Meningkatkan kapasitas Manajemen Balai Besar POM di Mataram
4. Memantapkan Jejaring Lintas Sektor dan Memperdayakan Masyarakat
e. Kegiatan Pokok BPOM
Kegiatan Pokok Balai Besar POM di Mataram pada tahun 2011 sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Sarana Produksi dan Distribusi Obat dan Makanan
2. Sampling dan Pengujian Produk Obat dan Makanan
3. Pelaksanaan Kegiatan Dukungan Teknis dan Manajemen Laboratorium
4. Penyidikan Kasus Obat dan Makanan
5. Pembangunan Sarana dan Prasarana Yang Terkait Pengawasan Obat dan Makanan
6. Penyelenggaran Layanan Informasi Konsumen
7. Peyusunan Dok. Perencanaan, Penganggaran dan Evaluasi serta Manajemen Mutu

f. Balance Score Card BPOM


Balance Score Card sebagai acuan manajemen kinerja digunakan oleh Balai
Besar POM di Mataram untuk dapat meneterjemahkan Visi, Misi serta strategi dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi yaitu Meningkatkan Perlindungan Masyarakat
dari Produk Obat dan Makanan yang Beresiko terhadap Kesehatan

2.8 Tipe-Tipe Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM


Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.21.3592 tahun
2007, Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan
terdiri dari:
1. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Tipe A, terdiri dari:
a. Bidang Pengujian Produk Terapeutik, Narkotik, Obat Tradisional, Kosmetik dan
Produk Komplemen.
b. Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya.
c. Bidang Pengujian Mikrobiologi.
d. Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan.
e. Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen.
f. Sub Bagian Tata Usaha.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Tipe B, terdiri dari :
a. Bidang Pengujian Produk Terapeutik, Narkotik, Obat Tradisional, Kosmetik dan
Produk Komplemen.
b. Bidang Pengujian Pangan, Bahan Berbahaya dan Mikrobiologi.

c. Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan.


d. Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen.
e. Sub Bagian Tata Usaha.
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
3. Balai Pengawas Obat dan Makanan Tipe A, terdiri dari :
a. Seksi Pengujian Produk Terapeutik, Narkotik, Obat Tradisional, Kosmetik dan
Produk Komplemen.
b. Seksi Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya.
c. Seksi Pengujian Mikrobiologi.
d. Seksi Pemeriksaan dan Penyidikan.
e. Seksi Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen.
f. Sub Bagian Tata Usaha.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
4. Balai Pengawas Obat dan Makanan Tipe B, terdiri dari :
a

Seksi Pengujian Produk Terapeutik, Narkotik, Obat Tradisional, Kosmetik dan

b
c
d
e

Produk Komplemen.
Seksi Pengujian Pangan, Bahan Berbahaya dan Mikrobiologi.
Seksi Pemeriksaan, Penyidikan, Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen.
Sub Bagian Tata Usaha.
Kelompok Jabatan Fungsional.

Sejak ditetapkan Peraturan ini, terdapat 30 UPT di lingkungan BPOM, yaitu:


1. 12 (dua belas) Balai Besar POM Tipe A
2. 7 (tujuh) Balai Besar POM Tipe B
3. 7 (tujuh) Balai POM Tipe A
4. 4 (empat) Balai POM Tipe B
2.9 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM di Daerah

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan POM No. 05018/SK/KBPOM dan telah


diubah dengan Keputusan Kepala Badan No. HK.00.05.21.4232 tahun 2004 menetapkan
Organisasi dan Tata Kerja UPT di Lingkungan Badan POM terdiri dari:
1. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM)
2. Balai Pengawas Obat dan Makanan (Balai POM)
Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.21.3592 tanggal 9 Mei 2007 tentang
Perubahan kedua atas Keputusan Kepala Badan POM No. 05018/SK/KBPOM tahun
2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT di Lingkungan Badan POM Pasal 4 UPT
dilingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan terdiri dari :
1. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Tipe A
2. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Tipe B
3. Balai Pengawas Obat dan Makanan Tipe A
4. Balai Pengawas Obat dan Makanan Tipe B
2.9 Tugas dan Fungsi UPT Badan POM di Daerah
Balai Besar POM di Mataram sebagai unit pelaksana teknis Badan POM
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan produk terapetik,
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetika, produk
komplemen, keamanan pangan dan bahan berbahaya. Dalam melaksanakan tugasnya,
Balai Besar POM di Bandung menyelenggarakan fungsi antara lain:
1. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan.
2. Pengujian dan penilaian mutu secara laboratorium produk-produk terapetik, narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen,
pangan dan bahan berbahaya, baik secara kimia, fisika dan mikrobiologi.
3. Pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan pada sarana produksi
dan distribusi.
4. Penyelidikan dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.

5. Sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang ditetapkan oleh Kepala
Badan POM.
6. Kegiatan pelayanan informasi kepada konsumen.
7. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan.
8. Urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
9. Tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan POM, sesuai dengan bidang tugasnya
masing-masing.
2.10 Laboratorium Pengujian Produk Terapetik, Narkotik, Obat Tradisional, Kosmetik
dan Produk Komplemen (Teranokoko) BBPOM Mataram
Laboratorium yang dimiliki oleh Balai Besar POM di Mataram anatara lain:
1).Laboratorium Pengujian Produk Terapetik
2).Laboratorium Narkotika-Psikotropika
3).Laboratorium Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen
4).Laboratorium Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya
5). Laboratorium Pengujian Mikrobiologi
6.) Laboratorium BioMolekuler Khusus Uji DNA (Deteksi Kehalalan)
Instrumen dan alat laboratorium antara lain : Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(HLPC), Kromatografi Gas (GC), Spektofotometer Serapan Atom (AAS),
Spektrofotometer UV-Vis, Spektrodensitometer, Spektrofluorometer, Polimerase Cain
Reaction (PCR), dll.

(PCR)
PCR merupakan instrumen untuk mendeteksi DNA babi dalam suatu produk
makanan . Peralatan ini hanya dimiliki oleh PPOMN, Balai Besar POM di Mataram,
Balai Besar POM di Makasar dan Balai Besar POM di Aceh.
1

Kegunaan
Laboratorium pengujian produk terapetik, narkotik, obat tradisional, kosmetik dan
produk komplemen yang disingkat teranokoko ini mempunyai tugas melaksanakan
pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu di bidang produk
terapetik, narkotika, obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen. Bidang
Teranokoko terbagi menjadi dua laboratorium, yaitu laboratorium pengujian produk
Terapetik dan NAPZA (TERANA) serta laboratorium pengujian produk Kosmetika
dan Obat Tradisional (KOSTRAD). Kedua laboratorium ini memiliki lingkup
pengujian masing-masing dengan tujuan dan parameter pengujian yang berbeda.
a Laboratorium pengujian produk terapetik dan NAPZA
Laboratorium pengujian produk terapetik dan NAPZA (TERANA)
merupakan tempat dilakukannya pengujian sampel-sampel obat sintetis maupun
golongan narkotika dan psikotropika. Sampel yang diuji adalah semua jenis obat
yang beredar di pasaran, baik produk steril, non-steril, antibiotika dan
nonantibiotika. Pengujian yang dilakukan di laboratorium terapetik dan NAPZA
dilaksanakan sesuai dengan parameter yang tercantum dalam Farmakope
Indonesia edisi IV. Apabila monografi dari obat yang diuji tidak terdapat
dalamFarmakope Indonesia, maka dapat digunakan Farmakope lain seperti The
United State Pharmacopoeia, British Pharmacopoeia dan Farmakope China atau
metode analisis dari PPOMN.
b Laboratorium Kosmetika dan Obat Tradisional (KOSTRAD)
Pengujian kosmetika menggunakan parameter uji berdasarkan Farmakope
Indonesia III, Asian Cosmetic Methode, MAPPOM (Metode Analisis PPOM),

United Stated Pharmacopea, British Pharmacopea, Keputusan Menkes atau


Standar Nasiaonal Indonesia. Pemeriksaan terhadap produk-produk kosmetika
yang dilakukan oleh BBPOM di Mataram meliputi pengujian mutu dan keamanan
sediaan dengan tujuan untuk mengawasi mutu dan keamanan sediaan kosmetika
yang beredar. Selain itu juga dimaksudkan agar masyarakat dapat terlindungi dari
penggunaan kosmetika yang tidak bermutu dan membahayakan kesehatan.
Pengujian obat tradisional menggunakan paramater uji berdasarkan Farmakope
Indonesia edisi III dan IV serta Kepmenkes RI No. 661/Menkes/SK/VII/1994
tentang Persyaratan Obat Tradisional. Pengujian terhadap obat-obat tradisional
yang beredar di masyarakat bertujuan untuk melindungi masyarakat dari obat-obat
tradisional yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan keamanan. Kandungan
dalam obat tradisional yang sering diuji adalah BKO (Bahan Kimia Obat). Uji
yang dilakukan bersifat kualitatif atau identifikasi. Hal ini disebabkan persyaratan
dalam obat tradisional yang menetapkan tidak boleh ada BKO dalam obat
tradisional. Jadi apabila setelah diuji teridentifikasi ada BKO, maka selanjutya
dilakukan uji kuantitatif untuk menentukan jumlah BKO dalam obat. Pengujian
produk komplemen menggunakan paramater uji berdasarkan Farmakope
Indonesia edisi III dan IV. Pengujian terhadap obat-obat komplemen yang beredar
di masyarakat bertujuan untuk melindungi masyarakat dari obat-obat tradisional
2

yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan keamanan.


Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari Laboratorium Pengujian Produk Terapetik, Narkotik, Obat
Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen ini adalah sebagai berikut:
a

Alat-alat atau instrumen yang dipergunakan di dalam laboratorium ini sudah

b
c

lengkap.
Memiliki tingkat standar keamanaan laboratorium.
Memiliki tata tertib yang berlaku untuk semua staf petugas maupun pengunjung.
Kekurangan dari Laboratorium Pengujian Produk Terapetik, Narkotik, Obat

Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen ini adalah sebagai berikut:


a

Penampilan dari beberapa alat alat atau instrument di dalam laboratorium tidak

terurus kebersihannnya.
b Ketidakrapian dalam penempatan dan peletakan instrument di area laboratorium
Karakteristik Laboratorium Teranokoko
Pengujian di bidang pangan meliputi makanan dan minuman baik bahan
bakunya hingga produk siap konsumsi impor maupun lokal. Sampel yang diuji yaitu

produk pangan lokal (MD), produk impor (ML), hasil Industri Rumah Tangga (IRT),
produk yang tidak terdaftar, Jajanan Anak Sekolah (JAS), dan garam beryodium.
Selain itu, pengujian di bidang pangan juga memiliki tugas dalam menjaga keamanan
makanan yang akan disajikan kepada Presiden dan tamu negara lainnya (food
security) yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Lombok. Acuan yang
dipakai untuk pengujian yaitu dari SNI, metoda analisa dari PPOMN, Farmakope
Indonesia, serta Permenkes Nomor 033 Tahun 2013 tentang Bahan Tambahan Pangan.
Secara umum terdapat dua jenis pengujian di bidang pangan, yaitu uji mutu dan uji
keamanan. Uji mutu (kandungan gizi) meliputi uji kandungan protein, kandungan
lemak, dan kandungan karbohidrat, sedangkan pada uji keamanan meliputi uji bahan
tambahan pada pangan baik yang diijinkan maupun yang tidak diijinkan seperti
pengawet, pewarna, dan pemanis. Dalam uji mutu hal yang lebih ditekankan adalah
pada kualitas pangan, sedangkan dalam uji keamanan lebih kepada bahaya atau
tidaknya pangan yang beredar dipasaran (BBPOM, 2012).
Laboratorium pengujian Teranokoko di BBPOM Mataram terdiri dari beberapa
ruangan, antara lain.
a Ruang sampel: Ruangan ini berfungsi untuk menyimpan sampel yang akan diuji
b

di bidang Teranokoko.
Ruang baku standar: Ruangan ini berfungsi untuk menyimpan baku standar

yang digunakan untuk pengujian di bidang Teranokoko.


Laboratorium TERANA: Laboratorium ini merupakan tempat untuk pengujian
sampel obat terapetik, baik obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, narkotika
dan psikotropika. Laboratorium ini terdiri dari ruang preparasi sampel dan ruang
pengujian. Sampel yang datang akan dipreparasi terlebih dahulu sebelum

mengalami proses pengujian.


Laboratorium KOSTRAD dan komplemen: Laboratorium ini merupakan bagian
dari laboratorium bagian Teranokoko. Pada laboratoium ini dilakukan pengujian
pada produk kosmetik, obat tradisional dan produk komplemen. Laboratorium
ini juga memiliki ruang preparasi sampel sebelum dilakukan pengujian lebih

lanjut.
Laboratorium instrument: Laboratorium instrumen merupakan tempat untuk
menguji sampel dengan menggunakan instrumen. Instrumen yang terdapat pada
laboratorium ini antara lain kromatografi kolom kinerja tinggi (KCKT), titrasi
otomatis, spektrometri inframerah, spektrofotodensitometri, alat untuk uji

disolusi, pengukuran waktu hancur dan penetapan kadar air.


Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam Laboratorium Pengujian Produk Terapetik,


Narkotik, Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen ini adalah sebagai

berikut:
Kromatografi kolom kinerja tinggi (KCKT)
Titrasi otomatis
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotodensitometri
Tanur
Alat uji desolusi, dll
Tata tertib laboratorium
a Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi
kaki.
b Dilarang memakai perhiasan
c Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
d Wanita yang berambut panjang harus diikat.
e Usahakanlah agar laboratorium tetap bersih, tertib, rapih dan nyaman untuk
f

kegiatan.
Usahakan agar laboratorium digunakan sesuai dengan jadwal, dan seefisien

mungkin.
Guru bertanggung jawab atas keberesan dan kebersihan, tidak merugikan

pemakai yang lain.


h Menuliskan catatan penting tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan pada
i

buku kegiatan harian laboratorium yang tersedia.


Membersihkan tempat, alat-alat yang digunakan,
mengembalikan, ketempat semestinya.

2.11 Contoh Produk Yang Sudah Terdaftar di BPOM


a. Kosmetik

mengecek

dan

b.Suplemen

c.Obat

d.Obat tradisional

NOMOR

PRODUK
REGISTRASI
POM TR. 152 jamu tenggorokan pien tze wuang

PT. SINAR KALIMAN

389 791

SEHAT

Merk: -

PENDAFTAR

Terbit: 07-12- Kemasan: dus isi 2 blister @ 12 kapsul

Kota Jakarta Barat, DKI

2015
@ 500 mg
POM TR. 153 Herbamed ASOXTAN

Jakarta
PT. Unique Herbamed

389 871

Indonesia

Merk: -

Terbit: 07-12- Kemasan: Dus, Botol @ 50 kapsul @

Kota Jakarta Selatan, DKI

2015

Jakarta

POM TR. 153


389 881
Terbit: 07-122015
POM TR. 123
456 789
Terbit: 04-122015
POM TR. 152
290 051
Terbit: 30-11-

250 mg
Blodicarin (nama lama Herbamed
ALERGO)
Merk: Kemasan: Dus, Botol @ 50 kapsul @
250 mg

POM TI. 154


649 601
Terbit: 30-112015

Kota Jakarta Pusat, DKI

Kemasan: Dus, botol @ 30 kapsul

Jakarta

ESEGAR (RASA GRAPE)

PT. ERELA

Merk: -

Kota Semarang, Jawa

Merk: Sachet @ 500 gram

Tengah
PT. MUSTIKA RATU
Kota Jakarta Timur, DKI
Jakarta
PT. DIAMOND

DI NONI

INTEREST

Merk: -

INTERNATIONAL

Kemasan: Dus, 30 sachet @ 30 ml

Kota Jakarta Pusat, DKI


Jakarta

Merk: -

Terbit: 30-11- Kemasan: Dus,Botol@30,50,60,100


2015

Jakarta

Merk: -

POM TR. 153 GOLD-GE


389 761

Kota Jakarta Selatan, DKI

PT. Testing

Terbit: 30-11- Kemasan: Dus, 10 sachet @ 15 gram


2015

Indonesia

Gelinu xtra

Kemasan: Dus, 6 Sachet @ 4 g


2015
POM TR. 023 NEW WEDANG JASMAT
215 061

PT. Unique Herbamed

kapsul

CV. NATURAFIT
THIBBUNNABAWI
Kab. Sragen, Jawa Tengah

POM TR. 153


289 701
Terbit: 30-11-

Prakoso Plus
Merk: Kemasan: 1 dos @ 10 sachet

2015
POM TR. 153 GARZEDO (nama lamaBIOMANGGIS)
389 751

Merk: -

Terbit: 30-11- Kemasan: Dus, Botol 50 Kapsul @ 500


2015
mg
e.produk pangan
NOMOR

PRODUK
REGISTRASI
ML
JELLY RASA BUAH PERSIK
218509600014 (YOGURJELLY PEACH)
Terbit: 10-12- Merk: CJ
2015
MD

Kemasan: Cup Plastik (90 g dan 250 g)


Minuman Serbuk Kopi, Krimer dan Gula

267013069005 (White Coffee)


Terbit: 10-12- Merk: -2015
MD
268713070005
Terbit: 10-122015
MD
267013071005
Terbit: 10-122015
MD

Kemasan: Plastik ( 20 g)

Kab. Sidoarjo, Jawa Timur

PT. PAYUNG PUSAKA


MANDIRI
Kab. Kediri, Jawa Timur

PENDAFTAR
PT. KOIN BUMI
Kota Jakarta Selatan, DKI
Jakarta
PT SANTOS JAYA
ABADI
Kab. Sidoarjo, Jawa Timur

Kopi Bubuk

PT SANTOS JAYA

Merk: --

ABADI

Kemasan: Plastik ( 65 g)

Kab. Sidoarjo, Jawa Timur

Minuman Serbuk Kopi dan Susu

PT SANTOS JAYA

Merk: --

ABADI

Kemasan: Plastik ( 28 g)

Kab. Sidoarjo, Jawa Timur

Isian dan topping untuk kue dan roti

224831127003 dengan rasa keju (Paletta Vla Cheese)


Terbit: 10-12- Merk: Zeelandia
2015
ML

PT. JAMU IBOE JAYA

PT SEELINDO
SEJAHTERATAMA

Kota Tangerang, Banten


Kemasan: Plastik (5kg)
Buah Leci dalam Larutan Gula (Canned PT. KARTIKAWIRA

517709237038 Lychee in Syrup)

ADISUKSES

Terbit: 10-12- Merk: MEILY

Kota Jakarta Pusat, DKI

2015

Jakarta

Kemasan: Kaleng (565g)

ML

Nuget Ikan Rasa Udang (Prawn

PT. INTERFOOD

243209818060 Flavoured Fish Nugget)

SUKSES JASINDO

Terbit: 10-12- Merk: FUSIPIM

Kota Jakarta Pusat, DKI

2015
ML

Jakarta
PT. INTERFOOD

243209819060
Terbit: 10-122015
ML

Kemasan: Plastik (500g)


Bakso Ikan Rasa Kepiting (Crab Ball)
Merk: FUSIPIM

SUKSES JASINDO
Kota Jakarta Pusat, DKI

Kemasan: Plastik (1kg, 400g)

Jakarta
Keripik Kentang ( Salt N Vinegar Potato PT BUMI TANI

272809024180 Chips )

NUSANTARA

Terbit: 10-12- Merk: ROUTE 11

Kota Jakarta Utara, DKI

2015

Jakarta

MD
266631018108
Terbit: 10-122015

Kemasan: Plastik ( 170.1 g )


Minuman Buah Mangga
Merk: united

PT.Berri Indosari

Kemasan: Botol Plastik

Kota Tangerang, Banten

(200ml,275ml,500ml,1000ml dan
2000ml)

2.12 Contoh Produk Yang Dibatalkan Oleh BPOM


a obat tradisional
NOMOR

PRODUK

REGISTRASI

PENDAFTAR

POM TR. 153 BUNDAMIL AR-ROYAN I CV. ALBIRUNI


387 661

Merk: -

SUKSES BERSINAR

Terbit: 12-07- Kemasan: Botol @ 25, 50, Kab. Klaten, Jawa


2015

90 Kapsul @ 500 mg

Tengah

POM TI. 104

TRICAJUS

PT. Trimac Indonesia

242 341

Merk: -

Mulia

Terbit: 18-06- Kemasan: Dus, @ 20 sachet Kota Jakarta Utara, DKI


2015

@ 20 gram

Jakarta

STATUS
Tidak Berlaku
(Dicabut
Karena
Keamanan
Mutu)
Tidak Berlaku
(Dicabut
Karena
Keamanan

POM TR. 093 KUNTALA

PT. Akar Pinang

Mutu)
Tidak Berlaku

399 221

Indonesia

(Dicabut

Merk: -

Terbit: 12-11- Kemasan: Dus, 12 blister @ Kab. Kuningan, Jawa

Karena

2014
POM TR. 093
304 831
Terbit: 10-112014

2 kapsul Hanger, 12 Dus @


Blister @ 2 kapsul
PINAKSI
Merk: Kemasan: Dus, 12 blister @
2 kapsul hanger, 12 dus @
blister @ 2 kapsul

POM TR. 142 MAGRA


379 681

Merk: -

Terbit: 02-07- Kemasan: Dus, Blister @ 2


2014

kapsul

Barat
PT. Akar Pinang
Indonesia
Kab. Kuningan, Jawa
Barat

Merk: -

Terbit: 26-05- Kemasan: Blister @ 2


2014
POM TR. 143
676 881
Terbit: 10-022014

Merk: Kemasan: Botol @ 650 ml

Mutu)
Tidak Berlaku
PT. Midix Graha Farma
Jawa Barat, Jawa Barat

CV. Putri Husada


Jawa Timur, Jawa Timur

Terbit: 06-01- Kemasan: Botol @ 30

Kota Jakarta Timur, DKI

2014

Jakarta

Merk: -

Terbit: 18-10- Kemasan: Dus, Blister @ 2


2013

kapsul

(Dicabut
Karena
Keamanan
Mutu)
Tidak Berlaku

PERSADA

373 771

Mutu)
Tidak Berlaku

Kota Tangerang, Banten Keamanan

396 241

POM TR. 132 LANZA

Keamanan

Karena

PT. ALOMAMPA

kapsul @ 500 mg

Karena

MANDIRI SENTOSA

POM TR. 082 MENCAP


Merk: -

(Dicabut

(Dicabut

kapsul @ 500 mg

PEGAL LINU HUSADA

Mutu)
Tidak Berlaku

PT. HERBALINDO

POM TR. 142 MAXIO


379 351

Keamanan

(Dicabut
Karena
Keamanan
Mutu)
Tidak Berlaku
(Dicabut
Karena
Keamanan
Mutu)
Tidak Berlaku

PT. HERBALINDO

(Dicabut

MANDIRI SENTOSA

Karena

Kota Tangerang, Banten Keamanan

POM TR. 132 GAGAH PERKASA

PT. HERBALINDO

Mutu)
Tidak Berlaku

373 761

MANDIRI SENTOSA

(Dicabut

Merk: -

Terbit: 18-10- Kemasan: Dus, 10 catch

Kota Tangerang, Banten Karena

2013

cover @ 2 kapsul Dus, strip

Keamanan

@ 4 kapsul

Mutu)

b Kosmetik
NOMOR

PRODUK

REGISTRASI

PENDAFTAR

STATUS

Sabun Muka Lime


NA18141203293
Terbit: 25-06-2014

Merk: SARI

STAR ABADI RATU Tidak Berlaku

Kemasan: Plastik 100 g;

INDONESIA, PT

Plastik 40 g; Plastik 50 g; Bogor

(Dicabut Karena
Keamanan Mutu)

Plastik 80 g; Plastik ...


Night Cream For Oily Skin
NA18140102172
Terbit: 25-06-2014

Merk: SARI

STAR ABADI RATU Tidak Berlaku

Kemasan: Pot-Dus 10 g;

INDONESIA, PT

Pot-Dus 15 g; Pot-Dus 30 Bogor

(Dicabut Karena
Keamanan Mutu)

g
Daily Cream For Normal
Skin

STAR ABADI RATU Tidak Berlaku

NA18140102174 Merk: SARI


Terbit: 25-06-2014 Kemasan: Pot-Dus 10 g;
Pot-Dus 15 g; Pot-Dus 30

INDONESIA, PT

(Dicabut Karena

Bogor

Keamanan Mutu)

g
Day Cream
NA18140100289 Merk: ESTHER

Pasifik Osean Ind

Terbit: 03-02-2014 Kemasan: Pot 10 gram; Pot Jakarta Barat

Pasifik Osean Ind

Terbit: 03-02-2014 Kemasan: Pot 10 gram; Pot Jakarta Barat


c

15 gram; Pot 30 gram


Suplemen Makanan
NOMOR

(Dicabut Karena
Keamanan Mutu)

15 gram; Pot 30 gram


Night Cream
NA18140100290 Merk: ESTHER

Tidak Berlaku

Tidak Berlaku
(Dicabut Karena
Keamanan Mutu)

PRODUK
REGISTRASI
POM SD. 021 GENIOVITA

PENDAFTAR

STATUS

PT. Phapros

Tidak Berlaku

504 781

Merk: -

Jawa Tengah, Jawa

(Dicabut Atas

Terbit: 26-12-

Kemasan: Dus, botol @ Tengah

Permohonan

2013
POM SI. 084

30 tablet hisap
Oncoxin

327 321

Merk: -

Terbit: 04-11-

Kemasan: Dos, botol @

2013

30 & 90 Kapsul
SHIFF MEGARED

POM SI. 134


304 351
Terbit: 07-102013

PT. Tobesst Busindo


DKI Jakarta, DKI
Jakarta
PT. MANFUKU

Merk: -

SEJAHTERA

Kemasan: KApsul

INDONESIA

lunak/ Botol plastik @ Kota Jakarta Utara,

Perusahaan)
Tidak Berlaku
(Dicabut Atas
Permohonan
Perusahaan)
Tidak Berlaku
(Dicabut Atas
Permohonan
Perusahaan)

60 kapsul lunak
SpartaX

DKI Jakarta

POM SD. 081

Merk: -

PT. Pharmasi

335 111

Kemasan: Dus, 10

Binangkit

Terbit: 21-08-

catch cover @ 1 blister Jawa Barat, Jawa

2013

@ 1 kapsul Dus, 10

Barat

POM SI. 134

catch cover @ ...


KALSIS (BATAL)

PT. TOBBEST

Tidak Berlaku

304 231

Merk: -

BUSINDO

(Dicabut Atas

Terbit: 01-08-

Kemasan: Dus, botol @ Kota Jakarta Selatan, Permohonan

2013

30 & 90 kapsul
Esfolat

POM SD. 081


534 301
Terbit: 26-062013

Merk: Kemasan: Dus, 10 strip


@ 10 kaplet salut

POM SI. 084

selaput
Viusid Oral Solution

627 261

Merk: -

Terbit: 03-06-

Kemasan: Dus, botol @

2013

100 ml
Panther Energy Drink

POM SD. 132


643 491 E
Terbit: 18-022013

Tidak Berlaku
(Dicabut Karena
Keamanan Mutu)

DKI Jakarta

Perusahaan)

PT. Pharmasi

Tidak Berlaku

Binangkit

(Dicabut Atas

Jawa Barat, Jawa

Permohonan

Barat

Perusahaan)

PT. Tobesst Busindo


DKI Jakarta, DKI
Jakarta

Mix Fruit

PT. KINO

Merk: -

INDONESIA

Kemasan: Botol kaca

Kab. Serang, Banten

POM SD. 132

@ 180 ml
Panther Energy Drink PT. KINO

643 521 E

Blackcurrant

INDONESIA

Tidak Berlaku
(Dicabut Atas
Permohonan
Perusahaan)
Tidak Berlaku
(Dicabut Atas
Permohonan
Perusahaan)
Tidak Berlaku
(Dicabut Atas

Terbit: 18-022013
POM SD. 132
643 511 E
Terbit: 18-022013

Merk: Kemasan: Botol kaca

Kab. Serang, Banten

@ 180 ml
Panther Energy Drink
Guava

PT. KINO

Merk: -

INDONESIA

Kemasan: Botol kaca

Kab. Serang, Banten

@ 180 ml
d Produk Makanan
NOMOR
REGISTRASI

PRODUK

PENDAFTAR

Permohonan
Perusahaan)
Tidak Berlaku
(Dicabut Atas
Permohonan
Perusahaan)

STATUS

Pangan Tambahan
Olahraga yang Diperkaya
ML

Protein Rasa Aneka Buah CV ALAM

Tidak Berlaku

261904009906 (Delima, Blueberry, Acai ORGANIK

(Dicabut Atas

Terbit: 18-12- Berry, Angg

MAKMUR

Permohonan

2014

JAKARTA

Perusahaan)

CV ALAM

Tidak Berlaku

261904008906 Merk: ON-PRO

ORGANIK

(Dicabut Atas

Terbit: 28-06- COMPLEX GAINER

MAKMUR

Permohonan

Kemasan: Plastik (4620 JAKARTA

Perusahaan)

Merk: ON
Kemasan: Plastik (120g,
240 g)
Pangan Tambahan untuk

ML

2013

ML
267004007906
Terbit: 22-032013
ML
267004006906
Terbit: 15-032013

Olahraga Rasa Coklat

g)
Minuman Serbuk Whey
Rasa Cokelat
Merk: ON-Performance
Kemasan: Plastik (975 g
dan 1950 g)
Minuman Serbuk Kasein
Rasa Cokelat
Merk: ON
Kemasan: Plastik (909 g
dan 1818 g)

CV ALAM

Tidak Berlaku

ORGANIK

(Dicabut Atas

MAKMUR

Permohonan

JAKARTA

Perusahaan)

CV ALAM

Tidak Berlaku

ORGANIK

(Dicabut Atas

MAKMUR

Permohonan

JAKARTA

Perusahaan)

ML
261904005906
Terbit: 11-032013
ML
267004004906
Terbit: 21-012013

ML

Pangan Tambahan untuk


Olah Raga
Merk: ON-HB
Kemasan: Plastik (364 g,
2080 g dan 1040 g)
Minuman Serbuk Whey
Rasa Cokelat
Merk: ON
Kemasan: Plastik (907 g,
2341 g, 4545 g)
Pangan Tambahan Untuk
Olahraga Rasa Cokelat

261904003906 Merk: ON

CV ALAM

Tidak Berlaku

ORGANIK

(Dicabut Atas

MAKMUR

Permohonan

JAKARTA

Perusahaan)

CV ALAM

Tidak Berlaku

ORGANIK

(Dicabut Atas

MAKMUR

Permohonan

JAKARTA

Perusahaan)

CV ALAM

Tidak Berlaku

ORGANIK

(Dicabut Atas

Terbit: 21-12- Kemasan: Plastik (900 g MAKMUR

Permohonan

2012

Perusahaan)

ML
256409085008
Terbit: 20-122012

ML
261904002906
Terbit: 17-122012

(1.75 lbs) & 1590 g (3.5 JAKARTA


lbs))
Saus Untuk Takoyaki

PT MASUYA

(Takoyaki Sauce)

GRAHA

Tidak Berlaku

Merk: OTAFUKU

TRIKENCANA

(Dicabut)

Kemasan: Botol Plastik

Kota Jakarta Utara, 01-10-2014

dalam Plastik (300 g)


Pangan Tambahan

DKI Jakarta

Olahan Raga Rasa


Vanilla
Merk: ONSERIOUSMASS
Kemasan: Plastik (2721 g
(6 lbs) & 5443 g (12 lbs))
Saus Untuk Mi Goreng

ML

(Yakisoba Sauce)

256409081008 Merk: OTAFUKU


Terbit: 13-12- Kemasan: Botol Plastik
2012

dalam Plastik (300 g, 500


g)

CV ALAM

Tidak Berlaku

ORGANIK

(Dicabut Atas

MAKMUR

Permohonan

JAKARTA

Perusahaan)

PT MASUYA
GRAHA

Tidak Berlaku

TRIKENCANA

(Dicabut)

Kota Jakarta Utara, 01-10-2014


DKI Jakarta

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian laporan BPOM yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa:
BPOM merupakan lembaga pemerintahan non-kementrian yang dibentuk pemerintah
Indonesia dengan tujuan untuk melindungi keselamatan konsumen, serta memberi
pemahaman dan informasi kepada konsumen mengenai segala jenis produk baik berupa
makanan, obat-obatan tradisional, farmasi dan kosmetik yang beredar di pasaran.Balai
Besar POM di Mataram merupakan unit pelaksana teknis yang melaksanakan kebijakankebijakan dari Badan POM di bidang pengawasan produk terapeutik, narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional,kosmetik, produk komplemen,
keamanan pangan dan bahan berbahaya. Dalam menjalankan tugasnya, Balai besar POM
di Mataram juga bekerja sama dengan dinas kesehatan provinsi dalam melakukan
pengawasan terhadap produk makanan serta obat-obatan yang beredar di NTB. Setiap
bulannya, Balai besar POM di Mataram berkunjung ke sekolah-sekolah serta toko-toko
untuk mengambil sampel makanan dan diuji di laboratorium mereka. Hasil pengujian
kemudian akan diumumkan di tiap sekolah yang dikunjungi, melalui sosialisasi kepada
masyarakat, dinas kesehatan setempat dan media massa. Hal ini bertujuan untuk
memberikan informasi kepada konsumen serta meningkatkan kesadaran terhadap
konsumen. Sama halnya dengan Badan POM pusat, jika produk yang diuji dianggap
tidak layak dan berbahaya untuk dikonsumsi, Badan POM di Mataram juga berhak
dalam melakukan penarikan secara langsung terhadap produk yang tiidak layak
konsumsi tersebut. Akan tetapi Balai POM tidak berhak dalam memberikan sanksi

berupa hokum kepada perusahaan terkait, karena hal itu bukan merupakan wewenang
BPOM melainkan pihak penegak hokum berwajib. Karena itulah Balai POM Mataram
juga bekerja sama denga Kepolisian setempat dan aparat penegak hokum lainnya, demi
mendukung kinerja mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM, Depkes Ri, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
Ditjen POM, Depkes RI, 2009, Farmakope Indonesia, edisi IV, Suplemen, Depkes RI,
Jakarta.
http://www.pom.go.id/ (diakses tanggal 29 Desember 2015 pukul 19.00 WIB)
Keputusan Kepala Badan POM RI No. 05018/SK/KBPOM tahun 2001 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2005 Tentang Perubahan Keenam
Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen.
United States Pharmacopeial Convention 2007, The United States Pharmacopeia, 31st ed.,
The National Formulary, 26th rev., United States Pharmacopeial Convention Inc.,
Rockville

SURVEY PASAR TRADISIONAL DAN


PASAR MODERN

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pepatah mengatakan hidup untuk makan dan

adapula yang menyatakan

makan untuk hidup. Manusia memang membutuhkan makanan untuk menunjang


hidupnya. Makanan sendiri merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
baik berupa produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan
baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai konsumsi. Namun,
makan bukan hanya sekedar memasukkan makanan ke dalam saluran pencernaan
melalui mulut, namun hal terpenting dalam menerapkan makan sesuai gizi seimbang
haruslah diawali dengan prasyarat utama apakah pangan yang dikonsumsi aman,
bermutu dan bergizi bagi kesehatan tubuh. Artinya, keamanan pangan sangat perlu
untuk diperhatikan setiap orang demi terhindar dari berbagai masalah kesehatan yang
timbul akibat mengkonsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Tempat untuk memperoleh seluruh kebutuhan makanan tersebut adalah pasar.
Pasar sendiri merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli bertemu. Pasar
memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya
dalam masyarakat. Menurut klasifikasinya, Pasar terdiri dari Pasar Tradisional dan
Pasar Modern. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya
ada proses tawar-menawar. Sedangkan Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar
tradisional, hanya saja penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung,
melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode),

berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau
dilayani oleh pramuniaga.
Di pasar biasanya dijual beragam jenis produk mulai dari bahan pangan seperti
kebutuhan pokok sehari-hari seperti beras, daging, telur, tahu, tempe, ikan, sayuran,
aneka jajanan mulai dari kue basah dan kue kering, aneka minuman seperti es, cendol,
dan lainnya. Berbeda halnya dengan di Supermarket, biasanya yang dijual adalah
barang-barang kebutuhan sehari-hari yang seperti makanan dan minuman ringan
(snack) serta kebutuhan sehari-hari yang sifatnya dikonsumsi secara langsung.
Ketika kita hendak membeli berbagai produk di pasar maupun supermarket
seperti bahan makanan, tentu saja hal-hal penting yang pertama kita lihat adalah cara
pengemasannya atau packaging dari produk yang akan kita beli, tampilan fisik bahan
makanan tersebut berupa warna, bentuk, tekstur, dan aromanya, nilai gizi yang
terkandung serta yang juga harus diperhatikan adalah tata letak dan batas
kadaluwarsanya. Saat ini masih banyak sekali masalah yang kita jumpai di pasar yang
mungkin dianggap sepele oleh pedagang namun ternyata sangat berbahaya bagi
kesehatan. Salah satu contohnya adalah pengemasan jajanan basah dengan
menggunakan kertas bekas seperti koran atau kertas berisi tulisan. Hal ini sungguh
mengkhawatirkan karena tinta yang ada di kertas tersebut dapat masuk dalam bahan
makanan yang tentu saja akan sangat berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh. Selain
itu, biasanya bahan makanan yang di jual di pasar kebanyakan tidak di kemas dengan
baik bahkan banyak yang dibiarkan terbuka sehingga dihinggapi lalat yang tentunya
dapat mengganggu kesehatan apabila dikonsumsi. Hal lain yang harus diperhatikan
dalam membeli produk bahan makanan yaitu tampilan fisiknya. Bahan makanan
dengan warna yang mencolok biasanya mengandung zat pewarna sintetis yang tidak
aman bagi kesehatan. Bahkan saat ini banyak oknum-oknum yang tidak bertangggung
jawab menggunakan pewarna tekstil seperti Rhodamin B sebagai pewarna pada
makanan. Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan karena dapat menyebabkan
gangguan kesehatan yang sangat serius bagi yang mengkonsumsinya. Selain itu,
kandungan gizi dari suatu makanan juga sangat harus diperhatikan karena makanan
yang kita konsumsi merupakan salah satu sumber energi bagi tubuh kita sehingga
harus mampu mencukupi kebutuhan-kebutuhan nutrisi seperti karbohidrat, lemak,
vitamin, dan lainnya. Selain itu posisi dari setiap produk yang dijual baik di Pasar
ataupun di Supermarket harus diatur sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan
bersih. Hal ini tentu saja agar berbagai jenis makanan tersebut tidak tercampur satu

dengan lainnya. Produk-produk yang tersusun rapi dan diatur sedemikian rupa dapat
dengan mudah menarik para pembeli untuk berbelanja. Kemudian yang paling penting
dari semua itu adalah batas kadaluwarsa dari produk makanan yang akan kita beli. Hal
ini sangat penting untuk diperhatikan karena mengkonsumsi makanan yang
kadaluwarsa dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan bahkan keracunan.
Dari berbagai pemaparan di atas, kami melakukan kunjungan ke Pasar (Pasar
Dasan Agung) dan Supermarket (Hero) guna melakukan survey terhadap beberapa
produk-produk pangan yang di jual. Adapun aspek yang kami lihat antara lain
pengemasannya atau packaging, tata letak dan batas kadaluwarsanya. Kemudian kami
membandingkan produk-produk yang di jual di Pasar dengan Supermarket
berdasarkan aspek tersebut.
2

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :
a

Bagaimanakah perbedaan cara penempatan makanan dan minuman di pasar

tradisional dan pasar modern?


Bagaimanakah perbedaan cara pengemasan makanan dan minuman di pasar

modern dan pasar tradisional?


Adakah batas kadaluarsa bahan makanan segar di pasar modern maupun
radisional?

Tujuan
a

Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai :


Mengetahui perbedaam cara penempatan makanan dan minuman di pasar

tradisional dan pasar modern.


Mengetahui perbedaan cara pengemasan makanan dan minuman di pasar modern

dan pasar tradisional.


Mengetahui ada tidaknya batas kadaluarsa pada makanan yag dijual di pasar
modern dan pasar tradisional.

Manfaat
Adapun manfaat dari laporan ini yaitu :
a
b

Mengetahui bahan makanan yang higienis dari cara pengemasannya


Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai bahaya makanan tanpa kemasan,

tanpa lisensi
Mengetahui ciri-ciri makanan yang kadaluarsa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian pasar
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial
dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orangorang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat
pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari
perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk
item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari
perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan
setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya
satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis,
lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang
diperdagangkan. Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alunalun kota atau tempat parkir, pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang
internasional dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi,
dan pasar ilegal seperti pasar untuk obat-obatan terlarang (Wikipedia, 2015).
Istilah pasar banyak mendapatkan perhatian selama bertahuntahun. Pada
dasarnya pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan
pertukaran atas barang dan jasa. Selain itu, pasar dapat pula diartikan sebagai
himpunan para pembeli aktual dan potensial dari suatu produk. Dalam hal demikian
pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan
tertentu yang sama. Dimana setiap konsumen bersedia dan mampu melaksanakan
pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Rismayani, 1999).
2

Fungsi Pasar
Menurut Sudarman (1989) adapun fungsi pasar yaitu sebagai berikut :

pasar menetapkan nilai (sets value). Dalam ekonomi pasar, harga merupakan ukuran
nilai.

pasar mengorganisir produksi. Dengan adanya harga-harga faktor produksi di pasar,


maka akan mendorong produsen (entrepreneur) memilih metode produksi yang
efisien.

pasar mendistribusikan barang. Kemampuan seseorang untuk membeli barang


tergantung pada penghasilannya.

pasar berfungsi menyelenggarakan penjatahan (rationing). Penjatahan adalah inti


dari adanya harga.

e. pasar mempertahankan dan mempersiapkan keperluan di masa yang akan datang.


2.3. Klasifikasi Pasar
2.3.1. Pasar Tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi, dalam hal mana organisasi pasar yang ada masih sangat
sederhana, tingkat efisiensi dan spesialisasi yang rendah, lingkungan fisik yang kotor
dan pola bangunan yang sempit (Agustiar, dalam Fitri, 1999). Pasar tradisional
dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, Badan Usaha Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah. beberapa potensi dan ciri pasar tradisional,
yaitu:
a

Kemampuan pasar tradisional dalam menyerap komoditi lokal dari kawasan


sekitarnya.

Berfungsi sebagai supplier untuk berbagai input pertanian, perumahan, serta


kebutuhan pokok masyarakat secara luas.

Pasar tradisional memiliki segmentasi pasar tersendiri, yang membedakannya dari


pasar modern.

Para pedagang yang beroperasi di pasar umumnya kaum wanita sehingga sangat
bermanfaat bagi peningkatan kesempatan berusaha untuk kaum wanita, dalam arti
wanita umumnya memiliki keunggulan dibandingkan dengan pria dalam melayani
konsumen.

Potensi pasar akan semakin penting karena market turn over yang cukup cepat
dengan sistem pembayaran tunai.
Kekuatan pasar tradisional dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspek-aspek

tersebut di antaranya harganya yang lebih murah dan bisa ditawar, dekat dengan
permukiman, dan memberikan banyak pilihan produk yang segar. Kelebihan lainnya
adalah pengalaman berbelanja yang luar biasa, dimana kita bisa melihat dan memegang
secara langsung produk yang umumnya masih sangat segar. Akan tetapi dengan adanya
hal tersebut bukan berarti pasar tradisional bukan tanpa kelemahan. Selama ini justru
pasar tradisional lebih dikenal kelemahannya.
Kelemahan itu antara lain adalah kesan bahwa pasar terlihat becek, kotor, bau
dan terlalu padat lalu lintas pembelinya. Ditambah lagi ancaman bahwa keadaan sosial
masyarakat yang berubah, dimana wanita di perkotaan umumnya berkarir sehingga
hampir tidak memiliki waktu untuk berbelanja ke pasar tradisional (Esther dan Didik,
2003).
Selain kelemahan-kelemahan di atas, faktor desain dan tampilan pasar, atmosfir,
tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas barang, promosi pengeluaran, jam
operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan ruang jual merupakan
kelemahan terbesar pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar
modern (Ekapribadi. W, 2007).
2.3.2. Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang
diperjual belikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri. Penjual dan pembeli
tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang
tercantum dalam barang (barcode). Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal,
plaza, dan tempat-tempat modern lainnya. Barang-barang yang dijual, selain bahan
makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang
dijual adalah barang yang dapat bertahan lama.
asar modern atau disebut juga gerai modern mulai beroperasi awal 1960-an di
Jakarta. Arti modern disini adalah penataan barang menurut keperluan yang sama
dikelompokkan di bagian yang sama yang dapat dilihat dan diambil langsung oleh
pembeli, penggunaan alat pendingin udara, dan adanya pramuniaga professional.
Modernisasi bertambah meluas pada dasawarsa 1970-an. Supermarket mulai

diperkenalkan pada dasawarsa ini. Konsep one-stop shopping mulai dikenal pada
tahun 1980-an. Kemudian konsep one-stop shopping ini mulai digantikan oleh istilah
pusat belanja. Banyak orang yang mulai beralih ke gerai modern seperti pusat belanja
ini untuk berbelanja.
Adapun jenis-jenis pasar modern :
a

Minimarket
Sebuah minimarket sebenarnya adalah semacam "toko kelontong" atau
yang menjual segala macam barang dan makanan, perbedaan nya disini biasa nya
minimarket menerapkan sebuah sistem mesin kasir point of sale untuk penjualan
nya, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda dengan
toko kelontong, minimarket menerapkan sistem swalayan, dimana pembeli
mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rak-rak minimarket dan
membayarnya di meja mesin kasir. Sistem ini juga membantu agar pembeli tidak
berhutang. Minimarket yang ada di Indonesia adalah Alfamart, Indomaret,
Ceriamart, Starmart, Circle K, dan banyak minimarket yang dikelola individu
perorangan lain nya.
b

Convenience Store
Convenience Store mirip minimarket dalam hal produk yang dijual, tetapi
berbeda dalam hal harga, jam buka, luas ruang, dan lokasi. Convenience store ada
yang buka 24 jam dengan luas lantai kurang dari 350 meter persegi dan berlokasi
di tempat yang strategis. Gerai ini memiliki variasi dan jenis produk yang
terbatas. Convinience store biasanya didefinisikan sebagai pasar swalayan mini
yang menjual hanya lini terbatas dari berbagai produk kebutuhan sehari-hari yang
perputarannya relatif tinggi. Convinience store ditujukan kepada konsumen yang
membutuhkan pembelian dengan cepat tanpa harus mengeluarkan upaya yang
besar dalam mencari produk-produk yang diinginkannya. Produk-produk yang
dijual biasanya ditetapkan dengan harga yang lebih tinggi daripada di
supermarket.

Specialty Store
Sebagian masyarakat lebih menyukai belanja di toko di mana pilihan
produk tersedia lengkap sehingga tidak harus mencari lagi di toko lain.
Keragaman produk disertai harga yang bervariasi dari yang terjangkau hingga
yang premium membuat specialty store unggul.

Supermarket
Supermarket atau pasar swalayan adalah sebuah toko yang menjual segala kebutuhan
sehari-hari. Kata yang secara harfiah yang diambil dari bahasa Inggris ini artinya adalah
pasar yang besar. Barang barang yang dijual di supermarket biasanya adalah barang
barang kebutuhan sehari hari.

Department Store atau toserba (toko serba ada)


Department store merupakan jenis ritel yang menjual variasi produk yang luas dan
berbagai jenis produk dengan menggunakan beberapa staf, seperti layanan pelanggan
(customer service) dan tenaga sales counter. Pembelian biasanya dilakukan pada masingmasing bagian pada suatu area belanja. Masing-masing bagian diperlakukan sebagai pusat
pembelian terpisah dengan segala aktivitas promosi, pelayanan, dan pengawasan yang
terpisah pula. Masing-masing bagian biasanya dikepalai oleh buyer. Buyer adalah kepala
department store yang memilih produk dagangan untuk bagiannya tetapi mungkin juga
bertanggung jawab terhadap masalah promosi dan personel. Untuk citra toko dan produk
yang konsisten dan seragam, manajemen pusat menetapkan kebijakan-kebijakan yang luas
tentang jenis produk dagangan yang dijual dan rentang harga jual barang dagangan.
Manajemen pusat juga bertanggung jawab atas keseluruhan program periklanan, kebijakan
kredit, ekspansi toko, dan layanan konsumen.

Supercenter
Supercenter adalah supermarket yang memiliki luas lantai 3.000 hingga 10.000 meter
persegi dengan variasi produk yang dijual, untuk makanan sebanyak 30-40% dan produkproduk non makanan sebanyak 60-70%. Supermarket jenis ini termasuk supermarket yang
tumbuh dengan cepat. Persediaan yang dimiliki berkisar antara 12.000-20.000 item.
Supermarket jenis ini memiliki kelebihan sebagai tempat belanja dalam 1 atap (one stop
shopping) sehingga banyak pengunjungnya yang datang dari tempat yang jauh.

Hypermarket
Merupakan supermarket yang memiliki luas antara lebih dari 18.000 meter persegi
dengan kombinasi produk makanan 60-70% dan produk-produk umum 30-40%.
Hypermarket merupakan salah satu bentuk supermarket yang memiliki persediaan lebih
sedikit dibanding supercenter, yaitu lebih dari 25.000 item yang meliputi produk makanan,

perkakas (hardware), peralatan olahraga, furniture, perlengkapan rumah tangga, computer,


elektronik, dan sebagainya. Dengan demikian, hypermarket adalah toko eceran yang
mengombinasikan pasar swalayan dan pemberi diskon lini penuh. Sebagai contoh
Carrefour, Hypermart, Giant Hypermarket, Lotte Mart dan lain-lain.
Kelebihan pasar modern dibanding pasar tradisional cukup jelas, mereka memiliki
banyak keunggulan yaitu nyaman, bersih serta terjamin. Dan tiga hal tersebut yang
membuat para konsumen mau membeli ke pasar modern. Terdapat AC, bersih, nyaman
mempunyai peranan penting bagi pasar modern, dan ketiga komponen tadi menjadi
andalan dari pasar modern dan hal tersebut tidak dimiliki oleh pasar tradisional. Bahkan
apabila kita melihat, tidak ada kelemahan dari pasar modern ini. Mungkin kelemahannya
hanya di praktik jual belinya dimana konsumen tidak bisa menawar harga barang yang
hendak dibelinya.
2.4. Perbedaan Pasar Tradisional Dan Pasar Modern
Jadi dari penjelasan antara pasar tradisional dan modern dapat diketahui perbedaan
kedua pasar tersebut antara lain (Satyaningdarma,2013) :
a

Jenis-jenis barang yang dijual pada pasar tradisonal terfokus pada kebutuhan sandangpangan sehari-hari dan kebutuhan primer, sedangkan pasar modern jenis-jenis barang

yang di jual adalah beragam dari barang-barang premis, subtitusi bahkan ekslusif.
Penjual yang beraktifitas dalam pasar modern pada dasarnya telah memiliki
pengalaman dalam pengetahuan bisnis sedangkan penjual yang beraktifitas dalam pasar

c
d
e

tradisional hanya berharap pada nasib keuntungan


Pasar modern menawarkan diskon dan freebies sedangkan pasar tredisional tidak ada
Pasar modern lebih bersih dari pasar tradisional
Pembeli yang datang pada pasar tradisional pada umumnya masyarakat menengah
kebawah dan masyarakat berekonomi rendah. Sedangkan pembeli pada pasar modern

umumnya masyarakat menengah ke atas dan masyarakat ekonomi tinggi


Pembeli yang datang pada pasar modern berasal dari masyarakat setempat dan
masyarakat luar daerah sedangkan pasar tradisional pembelinya hanya dari masyarakat

setempat.
Modal yang di milik oleh penjual di pasar modal jumlahnya relative besar sedangkan

penjual di pasar tradisional memiliki modal yang relative rendah


Pasar modern tidak dapat tawar menawar sedangkan pasar tradisional dapat tawarmenawar

2.5 Pengemasan Makanan


Setiap bahan makanan mempunyai daya tahan yang terbatas sebelum mengalami
proses pembusukan. Untuk itu berbagai cara dilakukan untuk mempertahankan usia
pakai dari bahan makanan. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui proses
pengemasan. Menurut Winarno (1983) tujuan pengemasan adalah untuk melindungi
makanan dari kontaminasi, melindungi kandungan air dan lemaknya, mencegah
masuknya bau dan gas, melindungi makanan dari sinar matahari, tahan terhadap tekanan
atau benturan dan transparan.
2.5.1. Persyaratan Bahan Kemasan
Dalam

menentukan

fungsi

perlindungan

dari

pengemasan,

maka

perlu

dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika
mencapai konsumen tergantung pada kondisi bahan mentah, metoda pengolahan dan
kondisi penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a

Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan,


pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.

Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan
dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis,
kontaminasi mikroorganisme.

Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi,
informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus
mendapatkan perhatian.

Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran


masyarakat dan tempat tujuan pemesan.

Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang
ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.

Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kesalahan dalam
hal memilih bahan baku kemasan, kesalahan memilih desain kemasan dan kesalahan dalam

memilih jenis kemasan, dapat diminimalisasi. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan


tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :
a

Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).

Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga
dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas.

Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya).

Kuat dan tidak mudah bocor.

Relatif tahan terhadap panas.

Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.

2.5.2 Jenis-jenis kemasan


Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara yaitu (Julianti, 2006) :
1
a

Klasifikasi kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian :


Kemasan sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai.
Contoh bungkus plastik untuk es, permen, bungkus dari daun-daunan, karton dus

minuman sari buah, kaleng hermetis.


Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multi trip), contoh : botol minuman, botol
kecap, botol sirup. Penggunaan kemasan secara berulang berhubungan dengan tingkat

kontaminasi, sehingga kebersihannya harus diperhatikan.


Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi
disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol untuk
tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat
kerupuk, wadah jam untuk merica dan lain-lain. Penggunaan kemasan untuk kepentingan

2
a

lain ini berhubungan dengan tingkat toksikasi.


Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan) :
Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan

pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe.


Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok-kelompok
kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk

buah yang dibungkus, keranjang tempe dan sebagainya.


Kemasar tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer,
sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung selama pengangkutan.

Misalnya jeruk yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam kardus kemudian


3
a

dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas.


Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekauan bahan kemasan :
Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau

patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.


Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah
bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan

logam.
Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat antara
kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan

4
a

wadah bahan yang berbentuk pasta.


Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan :
Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat
dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat
dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup
secara hermetis. Kemasan hermetis dapat juga memberikan bau dari wadah itu sendiri,

misalnya kaleng yang tidak berenamel.


Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan
logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak
dan vitamin yang tinggi, serta

makanan hasil fermentasi, karena cahaya dapat

mengaktifkan reaksi kimia dan aktivitas enzim. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan
untuk bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya
5
a

terbuat dari logam dan gelas.


Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan) :
Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah

sempurna. Contoh : botol, wadah kaleng dan sebagainya.


Wadah siap dirakit / wadah lipatan yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap
perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam bentuk lembaran (flat) dan silinder
fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

Keuntungan penggunaan

wadah siap dirakit ini adalah penghematan ruang dan kebebasan dalam menentukan
ukuran.

2.5.3 Pengemasan makanan Berdasarkan Teknik Pengemasan


Teknologi kemasan berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi
pengolahan pangan. Harus diakui kini pembungkus makanan memegang peranan yang

penting, bahkan terkadang lebih penting dari isinya. Selain bisa mempercantik makanan
dengan kemasan yang bagus juga mampu meningkatkan nilai tambah makanan itu sendiri.
Pada zaman dahulu kemasan lebih didominasi oleh bahan-bahan alami seperti daun, bambu,
dan kayu. Kemudian dengan ditemukannya kemasan sintetis seperti plastik, kaca, kaleng, dan
alumuniun foil.
a

Pengemasan tradisional
Bahan kemas alami seperti daun, bambu (ruas, bilah, anyaman), peti kayu dan
goni masih banyak digunakan terutama untuk kemasan hasil pertanian dan produk
agroindustri tradisional. Penggunaan bahan kemas yang bersifat alami ini memberikan
nilai estetika tersendiri, baik dari segi penampilan maupun ciri khas produk yang
dikemasnya.
Bahan kemasan alami ditinjau dari segi keberadaannya, masih banyak terdapat di
daerah-daerah di Indonesia dengan harga yang relatif murah lagi pula tidak memberikan
dampak yang negatif terhadap pencemaran lingkungan (ramah lingkungan), malah
sebaliknya bahan kemasan ini dapat terurai oleh bakteri secara alamiah, sehingga dapat
berfungsi sebagai produk lain (kompos). Akan tetapi bilamana tidak segera
ditangani, maka limbah bahan kemas alami ini dapat pula memberikan dampak
negatif,

dengan memberikan

cemaran karena aroma yang dihasilkan dari proses

penguraian tersebut dapat menghasilkan bau yang tidak sedap. Kekurangan lainnya dari
pengemasan tradisional yaitu tidak sempurnanya perlindungan pada produk sehingga tidak
terjamin kualitasnya untuk jangka waktu lama maupun keamanan produk selama
pengangkutan jarak jauh.
b

Pengemasan Modern
Pengemasan Modern merupakan teknik pengemasan dengan menggunakan bahan
kemasan sintetik. Tujuannya adalah untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang
dimiliki oleh kemasan tradisional. Adanya kemasan sintetik menyebabkan suatu bahan
makanan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama, dengan kualitas yang tetap
terjaga. Walaupun kemasan sintetik memiliki kelebihan dibandingkan dengan kemasan
alami, kemasan sintetik juga memiliki beberapa kelemahan, khususnya berkaitan dengan
isu lingkungan. Dimana bahan-bahan kemasan sintetik sulit untuk didegradasi. Selain itu
juga harga bahan pengemas mahal dan hanya digunakan sesaat saja, kemudian dibuang

menjadi sampah.

Adapun beberapa contoh kemasan modern tersebut adalah kertas,

karton, aluminium foil, gelas/botol, kaleng dan plastik.

2.6. Penyimpanan Bahan Makanan


Makanan harus dilindungi dari waktu dan suhu penyimpanan sesuai dengan
aturan kelayakan system penyimpanan makanan. Langkah atau tahap penyimpanan
bahan makanan merupakan salah satu bagian dari proses menghasilkan makanan yang
aman dan bermutu. Menyimpan makanan di ruangan khusus penyimpanan, yang tidak
berdekatan dengan toilet dan tidak berada di lorong yang lembab lebih baik, agar mutu
bahan makanan tetap terjaga. Jangan simpanan makanan beku atau makanan kering
langsung di bawah lantai. Letakkan makanan di rak-rak dengan jarak kurang lebih 15 cm
dari lantai ruang penyimpanan makanan sehingga terjadi sirkulasi udara dengan bebas.
Memantau tanggal kadaluwarsa dan gunakan prinsip FIFO pada makanan yang
disimpan; masuk pertama maka harus keluar pertama juga.

Adapun tata cara

penyimpanan bahan makanan yang baik adalah sebagai berikut:


a

Suhu penyimpanan yang baik


Setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan tergantung kepada
besar dan banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya. Sebagian besar dapat
dikelompokkan menjadi:

Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya

Menyimpan sampai 3 hari : -5o sampai 0 oC

Penyimpanan untuk 1 minggu : -19 o sampai -5 oC

Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -10 oC

Makanan jenis telor, susu dan olahannya

Penyimpanan sampai 3 hari : -5 o sampai 7 oC

Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -5oC

Penyimpanan paling lama untuk 1 minggu : dibawah -5oC

3 Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan paling lama 1 minggu
yaitu 7o sampai 10 oC
4 Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C).
b

Tata cara Penyimpanan


a Peralatan penyimpanan
1

Penyimpanan suhu rendah dapat berupa:


-

Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 150 C untu penyimpanan
sayuran, minuman dan buah serta untuk display penjualan makanan da minuman
dingin.

Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 1 0 - 40 C dalam keadaanisi bisa


digunakan untuk minuma, makanan siap santap dan telor.

Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50 C, dapat digunakan untuk
penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3 hari.

Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk menyimpan makanan beku
(frozen food) dengan suhu mencapai -200 C untuk menyimpan daging dan makanan
beku dalam jangka waktu lama.

Penyimpanan suhu kamar


Untuk makanan kering dan makanan terolahan yang disimpan dalam suhu kamar,
maka range penyimpanan harus diatur sebagai berikut:
-

Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding, lantai dan
langit-langit, maksudnya adalah:
o untuk sirkulasi udara agar udara segar dapatsegera masuk keseluruh ruangan
o mencegah kemungkinan jamahan dan tempat persembunyian tikus

o untuk memudahkan pembersihan lantai


o untuk mempermudah dilakukan stok opname
-

Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur baur

Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir, tepung, ditempatkan dalam
wadah penampungan sehigga tidak mengotori lantai.

Cara penyimpanan
1

Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar suhu
dapat merata keselutuh bagian

Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam


wadah (container) masing-masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik atau
lemari yang berbeda.

Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi


sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian lemari
yang terlalu padat akan mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya tidak
sesuai dengan kebutuhan.

Penyimpanan didalam lemari es:

Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap

Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang rapat dan
dipisahkan dari makanan lain, kalau mungin dalam lemari yang berbeda, kalau
tidak letaknya harus berjauhan.

Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah dipergunakan

Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkn lemari untuk keperluan
sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan penyimpanan makanan

d Penyimpanan makanan kering:

Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik

Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab

Rak-rak berjarak minimal 15 cmdari dinding lantai dan 60cm dari langit-langit

Rak mudah dibersihkan dan dipindahkan

Penempanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (firs in first out)
artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus dikeluarkan lebih dulu

Administrasi penyimpanan
Setiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang untuk ketertiban

adminisrasinya. Setiap jenis makanan mempunyai kartu stock, sehingga bila terjadi
kekurangan barang dapat segera diketahui.
2.7. Kerusakan Bahan Makanan
Makanan dinyatakan mengalami kerusakan (telah kadaluarsa) jika telah terjadi
perubahan perubahan yang tidak dikehendaki dari sifat asalnya. Kerusakan pada
makanan dapat terjadi karena kerusakan fisik, kimia atau enzimatis. Bahaya makanan
kadaluarsa bisa mengakibatkan kematian, jika tidak segera tertangani. Oleh karena itu,
lebih baik mencegah secara dini agar tidak kena dampak makanan tidak sehat atau
kadaluarsa. Selain pengawasan dari pemerintah, masyarakat juga perlu lebih teliti
dalam membeli. Apalagi saat bulan puasa hingga hari raya, toko-toko memberikan
harga murah untuk produk makanan yang tanggal kadaluarsa sudah mendekati jatuh
tempo. Tanpa bermaksud meracuni konsumen, produk makanan yang dijual tetap rawan
kerusakan karena telah lama berada di toko, sehingga perlu diwaspadai.
Setiap produsen biasanya memberikan informasi tanggal produksi dan masa
kadaluarsanya di setiap label produk makanan yang diedarkan di pasaran. Infromasi
tersebut memang sudah ketentuan agar konsumen dapat mengkonsumsi produk
makanan pada saat yang tepat.
Sebagai informasi dalam memilih dan membeli suatu produk, konsumen
hendaknya harus memperhatikan beberapa informasi penting tentang referensi apakah

suatu produk berada dalam tenggang waktu masuk kadaluarsa atau tidak. Berikut
informasi terkait pertimbangan untuk terhindar dari makanan kadaluarsa, sebagai
berikut :
1

Label.
Pertama kali yang harus dilihat konsumen sebelum mengkonsumsi makanan
dan minuman dalam kemasan harus memperhatikan informasi pada kemasan atau
label produksi yang harus meliputi nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat
atau isi bersih, nama dan alamat produsen dan tanggal kadaluwarsa. Pemberian
labeL pada makanan kemasan itu bertujuan agar konsumen mendapatkan informasi
2

yang benar dan jelas tentang produk tersebut.


Kemasan dan perubahan fisik.
Produk makanan dengan kemasan yang sudah rusak tidak layak menjadi ciri
khas yang mudah dikenali untuk dikonsumsi Kemungkinan isinya pun sudah rusak
karena telah terkontaminasi. Untuk itu perhatikan jika mencium bau yang tidak
sedap, perubahan warna, bentuk, dan rasa merupakan tanda-tanda makanan dalam
kemasan telah rusak. Berbagai tanda-tanda kerusakan pangan dapat dilihat
tergantung dari jenis pangannya, beberapa diantaranya misalnya:
a

Perubahan kekenyalan pada produk-produk daging dan ikan, disebabkan

pemecahan struktur daging oleh berbagai bakteri.


Perubahan kekentalan pada susu, santan, dan lain-lain, disebabkan oleh

penggumpalan protein dan pemisahan serum (skim).


Pembentukan lendir pada produk-produk daging,ikan, dan sayuran, yang antara
lain disebabkan oleh pertumbuhan berbagai mikroba seperti kamir, bakteri asam
laktat (terutama oleh Lactobacillus, misalnya L. Viredences yang membentuk
lendir berwarna hijau), Enterococcus, dan Bacillus thermosphacta. Pada sayuran

pembentukan lendir sering disebabkan oleh P. marjinalis dan Rhizoctonia sp.


Pembentukan asam, umumnya disebabkan oleh berbagai bakteri seperti
Lactobacillus, Acinebacter, Bacillus, Pseudomonas,

proteus,

Microrocci,

Clostidium, dan enterokoki.


Pembentukan warna hijau pada produk-produk daging, terutama disebabkan oleh
pembentukan hidrogen peroksida (H2O2) oleh L. Viridescens, L. fructovorans,

L.jensenii, Leuconostoc, Enterococcus faecium dan E.faecalis.


Pembentukan hidrogen sulfida (H2S) oleh Pseudomonas mephita, Shewanell

putrefaciens, dan Lactobacillus sake.


Pembentukan warna kuning pada produk-produk daging, disebabkan oleh
Enterococcus cassliflavus dan E. mundtii.

Perubahan bau, misalnya:


Timbulnya bau busuk oleh berbagai bakteri karena terbentuknya amonia, H2S,

Indol,dan senyawa-senyawa amin seperti diamin kadaverin dan putresin.


Timbulnya bau anyir pada produk-produk ikan karena terbentuknya
trimetilamin (TMA) dan histamin.

Batas Kadaluwarsa.
Pada setiap label produk kemasan harus mencantumkan tanggal kadaluwarsa/exp.
date/best before. Artinya, makanan dan minuman mempunyai batas akhir yang aman untuk
dapat dikonsumsi dan dijamin mutunya, dengan penyimpanan yang sesuai dengan petunjuk
yang diberikan oleh produsen. Makanan kadaluwarsa adalah makanan yang telah lewat
tanggal kadaluwarsa. Makanan dan minuman yang sudah rusak, sebelum atau sesudah lewat
tanggal kadaluwarsa dinyatakan sebagai bahan berbahaya.

Makanan dalam kaleng.


Untuk mengkonsumsi makanan dan minuman kaleng, pilihlah kaleng yang baik, tidak
penyok, tidak berkarat dan tidak cembung. Setelah mengenali ciri fisik produk dari
pengemasannya yang harus dikenali berikutnya adalah membaca informasi produk apakah
sudah terdaftar di Departemen Kesehatan (MD/ ML DepKes RI No xxxxxx) termasuk juga
harus memerhatikan tanggal kadaluwarsanya. Hindarilah membeli produk yang tidak
mencantumkan nama dan alamat produsen secara jelas, seperti produk impor yang hanya
bertuliskan bahasa negara produsen. Tidak lupa juga harus diperhatikan lagi bahan baku dan
bahan tambahan yang dipergunakan serta gunakan dan simpanlah sesuai petunjuk.
Beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam membeli dan mengkonsumsi produk
makanan :
a

Bacalah label pada kemasan. Makanan harus terdaftar di badan POM dengan register 2

digit kode huruf diikuti digit kode angka yang telah ditentukan.
Pilihkan produk yang belum melampaui tanggal kadaluarsa. Jangan terkecoh dengan

harga murah dengan kualitas yang tidak terjamin.


Jangan mengkonsumsi produk makanan yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan seperti

kaleng menggembung, berkarat, penyok, bocor.


Sebaiknya produk makanan kaleng dipanaskan sampai mendididh selama 10 menit sampai

e
f

15 menit.
Jika produk makanan sudah dibuka, harus langsung dikonsumsi.
Bila terjadi tanda-tanda kebusukan, seperti berwana hitam dan berbau, segera dibuang.

BAB III
PRODUK PANGAN DI PASAR DAN SUPERMARKET
Produk Pangan Di Pasar
Nama Pasar

: Pasar Gerung

Lokasi

: Gerung, Lombok Barat, NTB


Pasar Gerung merupakan salah satu pasar yang berada di kabupaten Lombok

Barat. Lokasinya yakni di Desa Gerung sehingga nama pasarnya disesuaikan dengan
nama daerah tempat berdirinya. Pasar ini merupakan salah satu pasar pusat bagi seluruh
warga Gerung. Perbaikan infrastruktur telah banyak dilakukan pemerintah kabupaten
Lombok Barat sehingga pasar ini dapat dikatakan dalam kondisi layak.
Fasilitas yang kami lihat ketika berkunjung ke pasar ini antara lain bangunan
pasar yang cukup luas dengan ruko-ruko tempat berjualan dan tempat parkir. Namun
untuk sampah hanya ditumpuk di bantaran pinggir pasar saja sehingga menimbulkan bau
yang tidak sedap.

Berdasarkan hasil kunjungan yang kami lakukan, kami melihat beberapa hal
penting mengenai tata kelola terutama bahan makanan yang di jual di pasar Gerung,
antara lain:
1

Di pasar ini belum dilakukan pengelolaan berupa tersedianya blok-blok atau area khusus
untuk penjual daging, jajanan, sayur-mayur serta serealia (biji-bijian). Sehingga para
penjual ini tersebar acak di berbagai areal di pasar. Sehingga pasar terlihat tidak rapi dan

menyulitkan konsumen dalam berbelanja karena tidak terfokus pada satu tempat saja.
Di masing-masing pedagang masih terlihat kurang teraturnya penataan/tata letak dari
bahan makanan yang dijual. Kebanyakan bahan-bahan ini diletakkan masing-masing
dalam suatu wadah kemudian wadah ini bertumpuk-tumpuk dengan bahan makanan lain.
Ini tentunya akan berpengaruh pada rasa dan aroma dari bahan makanan yang di jual.
Seharusnya, seperti bahan makanan yang aromanya menyengat seperti cumi kering atau
terasi ditempatkan dalam wadah khusus. Selain itu, akan lebih bagus jika bahan makanan
seperti biji-bijian diletakkan dalam satu deret tempat tidak ditumpuk-tumpuk. Selain itu
juga untuk produk sayuran penumpukan akan mengakibatkan sayuran menjadi lebih cepat

busuk.
Kebersihan dari para penjual masih terlihat kurang terutama bagi para penjual produk
pangan segar seperti daging, sayur, buah dan jajanan tradisional yang kami temui. Yang
kami lihat produk seperti daging, terasi dan jajanan
tanpa kemasan tidak ditutupi dengan plastik atau wadah
lain sehingga banyak lalat yang hinggap. Kemudian
produk sayuran terlihat tidak bersih karena sayuran
dibiarkan tergeletak di lantai bambu yang tiidak
beralaskan platik ataupun karung.

Situasi pasar cukup sesak karena banyaknya pedagang yang berjualan yang belum lagi
ditambah dengan pembeli. Hal ini terlihat dari sedikitnya jalan bagi para pembeli untuk
bergerak leluasa.
Setelah kami melakukan kunjungan di pasar Gerung, kami mengambil beberapa sampel

bahan makanan yang akan kami deskripsikan mulai dari kemasan serta penataannya ketika di
jual.
1

Bahan Makanan Segar


Bahan makanan segar merupakan bahan makanan yang belum mengalami proses
pengolahan sebelumnya. Contoh bahan makanan segar yaitu aneka daging mentah, buahbuahan, sayuran dan aneka bumbu-bumbu mentah. Penanganan makanan segar ini sangat
penting dilakukan mengingat bahan makanan segar ini sangat rentan terhadap kerusakan dan
pembusukan akibat dari cemaran baik berupa fisik, kimia maupun mikrobiologi.
Di pasar Gerung untuk higienitas dari bahan-bahan segar ini tergolong kurang. Produk
sayuran dan buah yang nampak kurang bersih, pengemasnya juga hanya beralaskan anyaman
bambu, penempatannya juga digabungkan dengan produk dengan jenis lain, kondisi dari
sayur dan buah-buah yang dipasarkan juga banyak yang sudah dalam kondisi tidak segar atau
layu. Untuk aneka produk daging dan ikan mentah, pengemasannya tidak higienis dan banyak
daging sudah dalam keadaan yang tidak segar dan dihinggapi lalat. Misalkan untuk ikan laut,
ikan dijejerkan begitu saja di atas meja dagangan dan hanya beralaskan koran dan kertas
bekas. Begitu juga dengan pengemasannya dilakukan dengan meggunakan koran bekas dan
kertas bekas. Hal ini berbahaya bagi kesehatan karena pada tinta yang terdapat di koran
mengandug timbal yang akan mengontaminasi makanan yang apabila masuk dan
terakumulasi di dalam tubuh akan berakibat berbahaya.

aneka sayur dan buah

Daging dan ikan


2

Bahan makanan mentah tidak segar

Keterangan:

Merk

Tidak ada

Label Halal

Tidak ada

Nama perusahaan pembuat

Tidak ada

Tempat pembuatan

Tidak ada

Izin BPOM

Tidak ada

Informasi nilai gizi

Tidak ada

Pengemasan

Menggunakan kantong plastik H.D.P.E


(kresek) dan PE

Penempatan/tata letak

Diletakkan dengan ditumpuk dengan barang


lainnya

Tanggal kadaluarsa

Tidak ada

Deskripsi :
Bahan makanan mentah merupakan bahan makanan yang memerlukan pengolahan
kembali sebelum dikonsumsi. Bahan makanan ini biasanya dapat bertahan lama karena telah
melalui proses pengawetan baik secara tradisional maupun secara kimiawi sebelumnya. Salah
satu bahan makanan mentah yang paling banyak terdapat di pasaran adalh kerupuk. Kerupuk
sendiri merupakan makanan khas Indonesia. Tak lengkap rasanya makan tanpa kerupuk,
karena tekstur kerupuk yang garing dan renyah akan menambah kenikmatan makanan.
Di pasar Gerung sendiri banyak sekali ditemukan ragam kerupuk mentah yang
dipasarkan penjual mulai dari kerupuk beras, kerupuk udang, kerupuk kulit, kerupuk
berbahan tepung tapioka dan banyak jenis lainnya. Aneka produk kerupuk mentah ini
diperoleh penjual dari distributor sehingga produk ini tidak dibuat langsung oleh penjual.
Pada berbagai jenis kerupuk ini tidak dijumpai merk, lebel halal, nama perusahaan,
keterangan komposisi, informasi nilai gizi, izin BPOM, tempat pembuatan maupun tanggal
kadaluarsa dari produk itu sendiri. Hal ini sedikit mengkhawatirkan karena bahan-bahan yang
digunakan tidak jelas dipaparkan. Kemudian untuk bentuk fisik dari kerupuk ini sendiri, dari
segi warna dari kerupuk yang dipasarkan di pasar Gerung ini sangat mencolok dan warnawarni, mulai dari warna merah, hijau, kuning, orange dengan warna yang tidak rata dan
warna putih yang mengkilap. Dari wujud fisiknya saja kita sudah dapat menduga bahwa
kerupuk tersebut menggunakan bahan pewarna non makanan/tekstil karena warna yang
sangat mencolok dan tidak rata. Pada aneka kerupuk ini pengemasan dilakukan dengan
menggunakan plastik HDPE atau plastik PE. Pengemasannya biasanya dilakukan per 1 kg, 5
kg, 10 kg dan 25 kg.
3

Jajanan kering (snack)

Keterangan:

Merk

Ada

Label Halal

Ada

Nama perusahaan pembuat

Tidak ada

Tempat pembuatan

Ada

Izin BPOM

Tidak ada

Informasi nilai gizi

Tidak ada

Pengemasan

Menggunakan plastik

Keterangan komposisi

Tidak ada

Penempatan/tata letak

Bersama dengan jajanan lain, tidak


bercampur dengan produk yang berbeda
jenis

Tanggal kadaluarsa

Tidak ada

Deskripsi :
Jajanan kering

(snack) adalah makanan ringan yang bukan makanan utama.

Secara harfiah kue/jajanan kering seringkali diartikan sebagai makanan ringan yang dibuat
dari tepung.Baik tepung beras maupun terigu. Namun tidak hanya jajanan yang terbuat dari
terigu yang merupakan jajanan kering, namun jenis-jenis keripik juga termasuk dalam jajanan
kering. Jajanan kering juga adalah jajanan dengan kadar air yang minimal, sehingga dapat
tahan disimpan lebih lama daripada jajanan basah.
Jajanan kering di pasar Gerung, memiliki merk atau label produksi. Selain itu juga
ada label halal dan tempat produksinya, namun untuk nama produsennya tidak dicantumkan.
Untuk merk, label halal, dan tempat produksinya ditulis secara manual atau hanya dicetak
dengan kertas biasa. Selain itu juga walaupun hanya sekedar jajanan kering dari pasaran,
namun ia memiliki izin BPOM atau izin usaha (P-IRT). Namun informasi nilai gizi dan
keterangan komposisinya serta batas kadaluarsa tidak ada, itulah yang membedakan jajanan
pasar dengan jajanan supermarket. Sedangkan dari segi pengemasannya, jajanan kering dari
pasar gerung ini dikemas dengan plastik kedap udara, dimana plastik yang digunakan adalah
plastik bening, sehingga tidak terlalu menarik. Dan untuk pengemasannya dilakukan secara
manual, sehingga kebersihan dan kehigienisannya berkurang. Selain itu juga dengan
pengemasan ini keawetan/ ketahanan dari jajanan tersebut berkurang (tingkat keawetannya
rendah).
Untuk penempatan/ tata letak dari jajanan kering ini, biasanya untuk satu jenis
jajanan kering diletakkan pada satu keranjang (masing-masing keranjang berisi jajanan yang
berbeda), sehingga lebih mudah untuk memilih jajanan yang diinginkan. Sedangkan untuk
warna atau tampilan fisiknya, jajanan kering ini, sebagian terdapat warna yang mencolok dan
tidak merata, dimana warna yang mencolok dari jajanan ini biasanya berasal dari jenis
pewarna makanan yang digunakan. Dimana warna yang mencolok biasanya berasal dari
pewarna sintetis. Sedangkan untuk kondisi sekitar dari posisi atau penempatan dari jajanan
kering ini terdapat kondisi lingkungan yang bersih.

Minuman

Keterangan

Merk

Ada

Label Halal

Ada

Nama perusahaan pembuat

Ada

Tempat pembuatan

Ada

Izin BPOM

Ada

Informasi nilai gizi

Ada

Pengemasan

Penempatan/tata letak

Diletakkan dengan cara dijejerkan

Tanggal kadaluarsa

Ada

Menggunakan kemasan botol plastik

Deskripsi:
Minuman yang dijual di pasar gerung memiliki merk, label halal, terdapat nama
perusahaan dan tempat produksi. Terdapat pula izin BPOM, informasi gizi dan tanggal
kadaluarsa. Pengemasan minuman ini menggunakan kemasan botol plastik sehingga higienis
dan penempatannya dengan cara dijejerkan dan disimpan dalam kardus.
3.2 Produk Pangan Di Supermarket (Pasar Modern)

Nama Supermarket

: Hero

Lokasi

: Mataram Mall

(tampak depan Hero supermarket)


Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa Supermarket (Pasar Swalayan)
merupakan salah satu jenis pasar dimana penjual dan pembeli tidak melakukan transaksi
secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang
(barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan)
atau dilayani oleh pramuniaga. Kelebihan pasar modern dibanding pasar tradisional cukup
jelas, mereka memiliki banyak keunggulan yaitu nyaman, bersih serta terjamin. Hal ini
terbukti ketika kami melakukan kunjungan ke salah satu mart yang ada di Mataram. Disini
dijual beraneka ragam produk yang tentunya lebih bervariasi dibandingkan dengan pasar.
Dari segi kebersihannya jauh lebih bersih dibandingkan dengan pasar. Disini kita bebas
memilih aneka produk yang ingin kita beli tanpa harus mencari dari penjual satu ke penjual
yang lain. Selain itu, kelebihan berbelanja di Mart dibandingkan dengan pasar tradisonal
adalah kenyamanannya. Di pasar, ketika musim hujan tiba biasanya becek dan berlumpur
sedangkan apabila kita berbelanja di supermarket hal ini tentu saja tidak akan terjadi.
Biasanya supermarket-supermarket yang ada dilengkapi dengan pendingin ruangan seperti
AC atau kipas angin.
Ketika kami berkunjung ke Hero, kami melihat produk-produk yang di jual sudah
tersusun rapi sesuai dengan jenisnya masing-masing. Setiap blok tersusun atas bahan
makanan yang sejenis misalnya bagian sayuran hanya terdiri dari sayuran saja, begitu juga
dengan block bumbu-bumbu, daging, snack dan minuman.

(jenis produk yang berbeda, diletakkan di rak-rak yang berbeda dan tersusun rapi)

Di supermarket ini kami mengamati produk makanan sebagai sampel guna


mengidentifikasi produk makanan tersebut yang meliputi beberapa aspek seperti pengemasan,
cara penempatan dan kerusakan bahan makanan tersebut.
Produk-produk tersebut antara lain:
1

Bahan Makanan Segar

Keterangan
Merk

Ada

Label Halal

Tidak ada

Nama perusahaan produksi

Ada

Tempat produksi

Ada

Izin BPOM atau izin usaha P-IRT

Ada

Pengemasan

Menggunakan stereform dan ditutup dengan

Penempatan/tata letak

plastik PE dan dipress mejadi kedap udara


Teratur

Batas kadaluarsa

Ada

Deskripsi :
Bahan makanan segar yang terdapat pada supermarket ini memiliki merk dagang,
yang dilengkapi dengan nama perusahaan produksi. Dalam kemasan juga sudah terdapat
berat per kemasan dari bahan makanan tersebut. Pengemasan makanan sangat higienis karena
menggunakan stereform yang ditutup dengan plastik PE yang dipress menjadi kedap udara.
Selain itu juga baik daging, sayur, buah maupun sayur dan bahan segar lainnya disimpan di
freezer yang membuat bahan makanan tersebut tetap segar dan tidak mudah rusak. Untuk
setiap bahan makanan juga memiliki batas kadaluarsa dimana dalam kemasan dan rak freezer
dilengkapi dengan tanggal produk tersebut masih baik untuk digunakan.

Bahan makanan Mentah tidak segar

Keterangan :
Merk

Ada

Label Halal

Tidak ada

Nama perusahaan produksi

Ada

Tempat produksi

Ada

Izin BPOM atau izin usaha P-IRT

Ada

Pengemasan

Menggunakan plastik kedap udara

Penempatan/tata letak

Teratur

Batas kadaluarsa

Ada

Deskripsi :
Bahan makanan mentah tidak segar yang dijual di supermarket ini sangat berbeda
dengan yang dijual di pasar. Di supermarket terdapat merk dan label halal serta perusahaan
produksi dan tempat produksinya. Selain itu juga terdapat izin BPOM dan P-IRT sehingga
makanan ini aman untuk dikonsumsi karena berada di bawah lisensi BPOM. Warna dari
makanannya seperti kerupuk misalnya tidak mencolok sehingga yakin bahwa kerupuk
tersebut tidak menggunakan pewarna nonmakanan. Pengemasannya pun sangat higienis
menggunakan plastik kedap udara. Penempatannnya dilakukan dengan teratur sesuai dengan
jenis produk. Kemudian untuk batas kadaluarsa setiap produknya memiliki tanngal
kadaluarsa sehingga konsumen dapat mengetahui bahan makanan tersebut masih layak
dikonsumsi atau tidak.

Jajanan Kering (snack)

Keterangan :
Merk

Ada

Label Halal

Ada

Nama perusahaan produksi

Ada

Tempat produksi

Ada

Izin BPOM atau izin usaha P-IRT

Ada

Pengemasan

Menggunakan plastik kedap udara

Informasi nilai gizi

Ada

Penempatan/tata letak

Teratur

Batas kadaluarsa

Ada

Deskripsi :
Snack atau jajanan kering yang dijual supermarket ini dilengkapi dengan merk
dagang, nama produsen dan tempat produksi. Selain itu juga terdapat label halal, izin BPOM
dan terdapat komposisi nilai gizi dan komposisi bahan yang digunakan serta batas
kadaluarsanya. Untuk kemasannya sendiri menggunakan plastik berbahan LDPE (LDPE =
Low Density Polyethylene) yang sering digunakan sebagai wadah atau kemasan untuk
makanan seperti sayuran, daging beku, pembungkus roti dan lain-lain. LPDE juga digunakan
untuk pelapis kaleng dan kertas yang sering digunakan sebagai pembungkus makanan supaya
tetap hangat (food wrapping). Plastik pembungkus makanan dengan kode ini cukup aman
digunakan. Sayangnya, plastik ini hampir tidak dapat dihancurkan (terdegredasi) dan ini
merupakan ancaman yang serius terhadap lingkungan. Kemudian untuk penempatannya,
snack ini memiliki blok sendiri dengan jenis barang yang sejenis.
4

Minuman

Keterangan :
Merk

Ada

Label Halal

Ada

Nama perusahaan produksi

Ada

Tempat produksi

Ada

Izin BPOM atau izin usaha P-IRT

Ada

Pengemasan

Menggunakan botol plastik

Informasi nilai gizi

Ada

Penempatan/tata letak

Teratur

Batas kadaluarsa

Ada

Deskripsi :
Minuman kemasan yang dijual di supermarket dilengkapi dengan merk, label BPOM,
perusahaan produksi dan tempat produksi. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan
botol plastik. Minuman di pasar dan supermarket hampir tidak memiliki perbedaan. Hanya
saja minuman dengan isi yang sama namun berbeda merk disusun secara teratur sehingga
memudahkan pembeli untuk memilih produknya. Minuman dalam kemasan ini dilengkapi
dengan informasi nilai gizi dan batas kadaluarsanya.
3.3 Perbandingan Produk Pangan Yang Di Jual Di Pasar Dan Supermarket
1

Bahan makanan segar

Perbandingan bahan makanan segar yang dijual di pasar dan supermarket

Parameter
Kemasan

Produk di Pasar

Produk di Supermarket

- Untuk buah dikemas dengan

Menggunanakan kemasan

anyaman bambu
- Untuk sayur tanpa bahan

yang sesuai standar kemas

pengemas
- Untuk ikan laut dikemas dengan

berupa stereform dan plastik


PE dan dibuat kedap udara

koran
Penempatan

- Untuk buah diletakkan pada

satu wadah
- Untuk sayur dan ikan dijejerkan

di meja dagangan

Diletakkan di rak khusus


makanan segar yang di susun
rapi

sesuai

bahan
dilengkapi
sehingga

dengan

jenis

makanan

dan

dengan

freezer

bahan

makanan

tidak cepat rusak atau busuk.


Label kemasan (merk)

Tanpa merk

Ada merk

Tanggal kadaluarsa

Tidak ada

Ada

2 Bahan makanan tidak segar

Perbandingan makanan tidak segar di pasar dan supermarket


Parameter
Kemasan
3

Penempatan

Produk di Pasar

Produk di Supermarket

Dikemas dengan menggunakan Menggunanakan kemasan


plastik HDPE atau PE secara

yang sesuai standar kemas

manual saat transaksi jual beli

berupa PE dan dibuat kedap

berlangsung

udara

Ditempatkan dengan cara

Diletakkan di rak khusus

ditumpuk dengan makanan

yang di susun rapi sesuai

yang lainnya

dengan jenis bahan makanan

Label kemasan (merk)

Tanpa merk

Ada merk

Tanggal kadaluarsa
ringan (snack)

Tidak ada

Ada

Perbandingan snack yang dijual di pasar dan supermarket

k
a
n
a
n

Parameter
Kemasan

Produk di Pasar

Produk di Supermarket

Menggunakan kemasan berupa

Menggunanakan kemasan

plastik transparan yang kurang

yang sesuai standar kemas

menarik dilihat
Penempatan

Diletakkan dalam satu wadah

Diletakkan di rak khusus

bertumpuk dengan snack yang

makanan

lain yang lain

susun rapi sesuai ukuran dan

ringan

yang

di

bentuknya.
Label kemasan (merk)

Ada merk, namun tanpa ada

Dengan merk yang sesuai

izin BPOM

standar (ada label halal, nilai


gizi, izin BPOM, nama
perusahaan)

Tanggal kadaluarsa
4

Tidak ada

Ada

Minuman
Antara minuman kemasan yang dijual di pasar sama saja dengan yang dijual di super

market. Minuman tersebut sama-sama memiliki merk, memiliki tempat produksi dan nama
perusahaan . selain itu juga terdapat izin BPOM, dan terdapat tanggal kadaluarsa.
Perbedaannya hanya terdapat pada penempatannya. Minuman kemasan di supermarket
tersusun rapi pada satu blok sedangkan untuk minuman kemasan diletakkan secara berjejer
atau diletakkan dalam kardu

BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :

Perbedaan penempatan makanan dan minuman antara makanan yang berada di pasar
dan supermarket terlihat sangat jelas. Di pasar makanan dan minuman diletakkan
dengan tidak teratur, banyak barang yang ditumpuk dengan barang lainnya.
Sedangkan di supermarket seluruh makanan diletakkan pada blok-blok, nakanan
sejenis diletakkan pada satu blok. Selain itu juga untuk makanan segar seperti buah,
sayur dan daging diletakkan pada freezer sehingga makanan tidak cepat rusak dan

busuk.
Perbedaan pengemasan antara makanan di pasar dan supermarket sangatlah berbeda.
Di pasar banyak makanan dibungkus dengan plastik HDPE atau PE yang tidak kedap

udara, produk daging laut biasanya dibungkus dengan koran atau kertas bekas.
Untuk makanan di pasar produk makanan mentah segar dan non segar tidak memiliki
tanggal kadaluarsa dan izin dari BPOM sedangkan untuk bahan makanan yang
terdapat di supermarket seluruhnya memiliki tanggal kadaluarsa dan izin BPOM.

DAFTAR PUSTAKA

Esther dan Didik. 2003. Membuat Pasar Tradisional Tetap Eksis.Sinar Harapan. Jakarta
Fitri, Novrita Andriana.1999. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut-Atribut Pasar
Swalayan dan Pasar Tradisional, Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol I, no 3
(Desember), hal 237-254.

http://apriliasakari.blogspot.co.id/2014/04/makalah-makanan-kadaluarsa.html diakses pada


25 Desember 2015.
http://www.bin.go.id/awas/detil/211/4/29/07/2013/awas-makanan-kadaluarsa diakses pada 25
Desember 2015.
Julianti, E. dan Nurminah, M. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen Teknologi
Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas Sumatera
Rismayani. 1999.Aplikasi Segmen Pasar dan Pemasaran. Makalah ( tidak diterbitkan)
pada acara Diklat Manajemen Pusat Pertokoan dan Pembelanjaan di Medan, 15
s.d. 18 September 1999
Sudarman, A. 1989. Teori Ekonomi Mikro . BFE. Yogyakarta
Suryadarma, dkk. 2007. Laporan Penelitian: Dampak Supermarket Terhadap Pasar dan
Pedagang Ritel Tradisional di Daerah Perkotaan di Indonesia. Lembaga
Penelitian SMERU.
Winarno, F.G. 1983. Gizi pangan, Teknologi dan Konsumsi. Penerbit Gramedia.Jakarta.

SOSIALISASI IDENTIFIKASI
PENYALAHGUNAAN BAHAN TAMBAHAN
MAKANAN BERBAHAYA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan manusia semakin meningkat
terutama kebutuhan primer, salah satunya adalah makanan dan minuman. Seperti yang
kita ketahui bahwa makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan
oleh makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan yang kita

butuhkan tidak hanya untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik saja, namun demikian
makanan dan minuman dapat pula membahayakan kesehatan manusia karena dapat
berperan sebagai perantara berbagai penyakit, untuk mendapatkan makanan dan
minuman yang terjamin baik dari segi kualitas, maupun kuantitas diperlukan adanya
tindakan diantaranya adalah sanitasi makanan dan minuman (Slamet,1994).
Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, oleh
karena itu makanan yang kita makan bukan hanya harus memenuhi gizi dan mempunyai
bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti tidak mengandung
mikroorganisme dan bahanbahan kimia yang dapat menyebabkan keracunan penyakit.
Perusahaan makanan dan minuman kemasan di Indonesia saat ini berkembang dengan
sangat pesat. Ditemukan makanan dan minuman kemasan yang diproduksi hanya
mementingkan aspek selera konsumen tanpa memperdulikan aspek kesehatan (Yuliarti,
2007: 10).
Makanan yang dijajakan sekarang ini tidak terlepas dari zat atau bahan yang
mengandung unsur berbahaya dan pengawet yang dalam jumlah banyak menyebabkan
kerusakan pada jaringan tubuh. Jika suatu bahan makanan mengandung bahan yang
sifatnya berbahaya bagi kesehatan, maka makanan tersebut dikategorikan sebagai bahan
makanan yang tidak layak dikonsumsi. Makanan yang tidak layak dikonsumsi misalnya,
makanan yang mengandung logam berat (Pb, Cd, Hg, Ra, dsb), mengandung
mikroorganisme yang berbahaya bagi tubuh, mengandung bahan pengawet (Boraks,
formalin, alkohol, dsb), serta makanan yang mengandung zat pewarna berbahaya
(Rhodamin B, Methanyl yellow atau Amaranth) (Effendy, 2004).
Keamanan makanan merupakan salah satu masalah yang harus mendapatkan
perhatian terutama di negara berkembang seperti Indonesia, karena bisa berdampak
buruk terhadap kesehatan. Penyebabnya adalah masih rendahnya pengetahuan,
keterampilan, dan tanggung jawab produsen pangan terhadap mutu dan keamanan
makanan terutama pada industri kecil atau industri rumah tangga dan kurang
pengetahuan konsumen tentang bahan tambahan makan makanan yang berbahaya
tersebut. Sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang adanya bahan tambahan makanan berbahaya yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan bahan tambahan
makanan yang berbahaya seperti boraks, formalin dan Rhodamin B adalah melakukan
sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat selaku
konsumen sehingga dalam memilih makan yang akan dikonsumsi lebih berhati-hati.
1.2. Rumusan Masalah
1 Apa itu bahan tambahan makanan yang berbahaya?
2 Apa saja makanan yang sering dijumpai mengandung bahan tambahan makanan
3

makan yang berbahaya?


Bagaimana ciri-ciri makanan yang mengandung bahan tambahan makanan yang

berbahaya?
Bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan dari makanan yang mengandung bahan
tambahan makanan yang berbahaya?

1.3. Tujuan Sosialisasi


1
2
3

Mengetahui pengertian bahan tambahan makanan.


Mengetahui makanan yang mengandung bahan tambahan makanan yang berbahaya.
Mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung bahan tambahan makanan yang

berbahaya.
Mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan dari makanan yang mengandung bahan
tambahan makanan yang berbahaya.

1.4. Manfaat Sosialisasi


Dengan dilakukannya sosialisasi mengenai Bahaya makanan yang mengandung
bahan tamabahn makanan yang berbahaya ini maka masyarakat, khusus dalam hal ini
adalah masyarakat yang ada di kawasan kompleks perumahan Kekalik Bulog Mataram
dapat mengetahui apa itu bahan tambahan makan yang berbahaya, ciri-ciri makanan yang
mengandung bahan tambhan berbahaya dan bahayanya bagi kesehatan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1

Bahan Tambahan Makanan (BTM)


Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk
hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.Di zaman modern sekarang ini begitu
banyak terjadi perkembangan di bidang industri makanan dan minuman yang bertujuan
untuk menarik perhatian para konsumen.Oleh karena itu, produsen makanan dan
minuman menambahkan zat tambahan makanan atau yang sering disebut sebagai food
additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah.Tujuan penambahan zat

tambahan makanan adalah untuk memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.
Zat tambahan makanan tersebut dapat berupa pemanis, penyedap, pengawet, antioksidan,
flavor/aroma, pengemulsi/pengental, zat gizi, pewarna, dan lain-lain (Mudjajanto, 2009).
Tujuan penggunaan bahan tambahan makanan adalah untuk meningkatkan atau
mempertahankan nilai gizi, dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih
mudah dihidangkan, serta mempermudah preperasi bahan pangan. Pada umumnya bahan
tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu: 1). Bahan tambahan
pangan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan dan maksud penambahan
itu dapat mempertahankan kesegaran, cita rasa, dan membantu pengolahan, sebagai
contoh pengawet, pewarna dan pengeras. 2). Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja
ditambahkan, yaitu: bahan yang tidak mempunyai reaksi dalam makanan tersebut,
terdapat secara tidak sengaja. Contoh bahan tambahan pangan dalam golongan ini adalah
residu pestisida dan antibiotika (Cahyadi, 2006 :1).
Bahan Tambahan Makanan yang Berbahaya: Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor: 1968/Menkes/Per/X/1999, bahan tambahan makanan yang dilarang untuk
digunakan:
1

Boraks (pengenyal)

Rhodamin B (pewarna)

Formalin (Pengenyal)

Asam Borat (Boric Acid)

Asam Salisilat (Salysilic Acid)

Siklamat (pemanis)

Sakarin (Pemanis)

Metanil Yellow (Pewarna)

Dalam sosialisasi kali ini akan disampaikan 3 (tiga) bahan tambahan makanan yang
berbahaya yaitu : boraks, formalin dan Rhodamin B.
1

Boraks

Asam borat atau boraks (boric acid) merupakan zat pengawet berbahaya yang
tidak diizinkan digunakan sebagai campuran bahan makanan. Boraks adalah senyawa
kimia dengan rumus Na2B4O7.10H2O berbentuk kristal putih, tidak berbau dan stabil
pada suhu dan tekanan normal. Dalam air, boraks berubah menjadi natrium
hidroksida dan asam borat (Syah, 2005).
Asam borat (H3BO3) merupakan senyawa bor yang dikenal juga dengan nama
borax. Di Jawa Barat dikenal juga dengan nama bleng, di Jawa Tengah dan Jawa
Timur dikenal dengan nama pijer. Digunakan/ditambahkan ke dalam pangan/bahan
pangan sebagai pengental ataupun sebagai pengawet. senyawa asam borat ini dipakai
pada lontong agar teksturnya menjadi bagus dan kebanyakan ditambahkan pada
proses pembuatan bakso (Cahyadi, 2008).
Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat (NaB4O7).
Natrium Tetraborat (Na2B4O7.10H2O) adalah campuran garam mineral dengan
konsentrasi yang cukup tinggi, yang merupakan bentuk tidak murni dari boraks.
Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak yang
mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air. Boraks berbentuk
serbuk kristal putih, tidak berbau, tidak larut dalam alkohol, berbentuk padat, jika
terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H 3BO3), PH : 9,5.
Dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat (Khamid, 1993).
Senyawa-senyawa asam borat ini mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut : jarak
lebur sekitar 171oC. Larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5
bagian gliserol 85%, dan tidak larut dalam eter. Kelarutan dalam air bertambah
dengan penambahan asam klorida, asam sitrat atau asam tartrat. Mudah menguap
dengan pemanasan dan kehilangan satu molekul airnya pada suhu 1000C yang secara
perlahan berubah menjad asam metaborat (HBO2). Asam borat merupakan asam
lemah dengan garam alkalinya bersifat basa, mempunyai bobot molekul 61,83

berbentuk serbuk halus kristal transparan atau granul putih tak berwarna dan tak
berbau serta agak manis (Khamid, 2006: 78).
Boraks dilarang digunakan di dalam makanan, karena sangat berbahaya bagi
kesehatan tubuh diantaranya mengakibatkan demam, kerusakan ginjal, kanker,
kerusakan hati, bahkan dapat mengakibatkan kematian apabila dikonsumsi dalam
jangka panjang. Tetapi masih banyak digunakan dalam beberapa produk makanan
seperti mie kuning basah, bakso lontong, kerupuk dan lain-lain.
Efek boraks yang diberikan pada makanan dapat memperbaiki struktur dan
tekstur makanan. Seperti contohnya bila boraks diberikan pada bakso dan lontong
akan membuat bakso/lontong tersebut sangat kenyal dan tahan lama, sedangkan pada
kerupuk yang mengandung boraks jika digoreng akan mengembang dan empuk serta
memiliki tekstur yang bagus dan renyah. Parahnya, makanan yang telah diberi boraks
dengan yang tidak atau masih alami, sulit untuk dibedakan jika hanya dengan panca
indera, namun harus dilakukan uji khusus boraks di Laboratorium (Depkes RI, 2002).
2

Formalin

Formalin biasanya digunakan sebagai zat pengawet mayat. Formalin bersifat


bakterisidal sehingga mampu membunuh semua mikrobia. Oleh karena itu formalin
dapat menjaga keawetan bahan yang menggunakannya. Namun sifat tersebut juga
dapat membunuh ataupun merusak sel-sel yang ada pada jaringan tubuh manusia
sehingga pertumbuhan jaringan tidak teratur. Pertumbuhan atau pembelahan sel yang
rusak dan tidak teratur menyebabkan rusaknya struktur jaringan tubuh dan
menyebabkan kanker (Rinto, 2009).
Formaldehid yang lebih dikenal dengan nama formalin ini adalah salah satu
zat tambahan makanan yang dilarang. Meskipun sebagian banyak orang sudah
mengetahui terutama produsen bahwa zat ini berbahaya jika digunakan sebagai

pengawet, namun penggunaannya bukannya menurun namun malah semakin


meningkat dengan alasan harganya yang relatif murah disbanding pengawet yang
tidak dilarang dan dengan kelebihan. Formalin sebenarnya bukan merupakan bahan
tambahan makanan, bahkan merupakan zat yang tidak boleh ditambahkan pada
makanan. Memang orang yang mengkonsumsi bahan pangan (makanan) seperti tahu,
mie, bakso, ayam, ikan dan bahkan permen, yang berformalin dalam beberapa kali
saja belum merasakan akibatnya. Tapi efek dari bahan pangan (makanan) berformalin
baru bisa terasa beberapa tahun kemudian. Formalin dapat bereaksi cepat dengan
lapisan lendir saluran pencernaan dan saluran pernafasan. Di dalam format terutama
di hati dan sel darah merah. Pemakaian pada makanan dapat mengakibatkan
keracunan pada tubuh manusia, yaitu rasa sakit perut yang akut disertai muntahmuntah, timbulnya depresi susunan syaraf atau kegagalan peredaran darah (Hastuti,
2010: 132-133).
3

Rhodamin B

Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada
industri tekstil dan kertas.Pada awalnya zat ini digunakan untuk kegiatan histologi
dan sekarang berkembang untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan
sifatnya dapat berfluorensi dalam sinar matahari. Rumus molekul dari Rhodamin B
memiliki berat molekul sebesar 479.000, sangat larut dalam air yang akan
menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat. Rhodamin B juga
merupakan zat yang larut dalam alkohol, HCl, dan NaOH, selain dalam air. Di dalam
laboratorium, zat tersebut digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co,
Au, Mg, dan Th dan titik leburnya pada suhu 165C. Dalam analisis dengan metode
destruksi dan metode spektrofometri, didapat informasi bahwa sifat racun yang
terdapat dalam Rhodamine B tidak hanya saja disebabkan oleh senyawa organiknya
saja tetapi juga oleh senyawa anorganik yang terdapat dalam Rhodamin B itu sendiri,
bahkan jika Rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa anorganik lain seperti timbal
dan arsen. Dengan terkont aminasinya Rhodamin B dengan kedua unsur tersebut,
menjadikan pewarna ini berbahaya jika digunakan dalam makanan (Anonimb, tidak

disebutkan).Pewarna ini terbuat dari dietillaminophenol danphatalic anchidria


dimana kedua bahan baku ini sangat toksik bagi manusia. Biasanya pewaran ini
digunakan untuk pewran kertaswol dan sutra (Djarismawati, 2004).
Dalam Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan klorin (Cl) yang dimana
senyawa klorin ini merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya.
Atom Cl sendiri termasuk dalam senyawa halogen dan sifat halogen yang berada
dalam senyawa organik akan menyebabkan toksik dan karsinogen. Reaksi untuk
mengikat ion klorin disebut sebagai sintesis zat warna.Disini dapat digunakan Reaksi
Frield Crafts untuk mensintesis zat warna seperti triarilmetana dan xentana.Reaksi
antara ftalat anhidrida dengan resorsinol dengan keberadaan seng klorida
menghasilkan fluoresein. Apabila resorsinol diganti dengan N-N dietilaminofenol,
reaksi ini akan menghasilkan rhodamin B. Selain terdapat ikatan dengan klorin
terdapat juga ikatan konjugasi. Ikatan konjugasi dari Rhodamin B inilah yang
menyebabkan Rhodamin B bewarna merah (Syaifuddin, 2009).

H2N

Cl +
NH2

Rhodamine core structure

Jika diliat dari strukturnya, rumus molekul rhodamin B adalah C 28H31N2O3Cl.


Massa molekulnya setara dengan 479,02 gram/mol. Densitasnya 1,31 g cm -3 pada
temperatur 20oC. Senyawa ini mudah larut dalam pelarut polar, seperti air dan alkohol
terutama metanol serta etanol.Sehingga rhodamin B juga bersifat polar.Adanya gugus
COOH dan lonepair pada atom O serta N membuat kepolarannya tidak diragukan lagi
(Kakaryawati, 2010).
Penggunaan Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan
merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) serta dalam konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan kerusakan pada hati.Walaupun penggunaan Rhodamin B telah
dilarang, tetapi masih ada produsen yang sengaja menambahkan zat warna Rhodamin B
untuk produk seperti cabai giling sebagai pewarna merah.Alasan penggunaan pewarna
ini adalah untuk memperbaiki warna merah cabai merah giling yang berkurang (menjadi
pudar) akibat penambahan campuran seperti wortel (Djarismawati, 2004).
Zat warna sintetis Rhodamine B adalah salahsatu zat pewarna yang dilarang
untuk makanan dan dinyatakan sebagai bahan berbahaya menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang zat warna yang dinyatakan


berbahaya dan dilarang di Indonesia.Dalam Kep Ditjen POM No. 00386/C/ SK/II/1990
tentang perubahan laporan Permenkes No. 239/Menkes/Per/V/1985 tentang Zat warna
tertentu yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Sosialisasi mengenai mengenai Bahaya makanan yang mengandung bahan tambahan


makanan yang berbahaya ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Kimia, Fakultas
MIPA, Universitas Mataram untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Bahan
Makanan. Sosialisasi ini kami lakukan secara bersamaan dengan kelompok lain yaitu
kelompok dengan tema yang sama. Dihadiri oleh masyarakat kompleks perumahan
Kekalik Bulog Mataram sebanyak 22 orang. Sosialisasi ini dilaksanakan pada waktu dan
tempat sebagai berikut :
Hari, tanggal : Senin, 28 Desember 2014
Waktu

: 16.00-18.00 WITA

Tempat

: kompleks perumahan bulog, kekalik Mataram

Sosialisasi ini dihadiri oleh 22 orang, peserta merupakan masyarakat perumahan


Bulog kekalik Mataram. Kami memilih kompleks perumahan kekalik bulog Mataram
karena merupakan kawasan yang banyak terdapat anak kost. Namun, yang mengikuti
sosialisasi ini tidak hanya berasal anak kost-kost-an saja tetapi ibu-ibu rumah tangga yang
ada disekitar perumahan kompleks bulog juga mengikuti sosialisasi ini. Tidak ada kendala
yang cukup berarti dalam proses kegiatan ini, tetapi karena hari sosialisasi ini berkaitan
dengan dengan hari libur untuk anak kost-an yang ada disekitar sana jadi tidak terlalu
banyak yang mengikuti sosialisasi ini.
Pada kegiatan ini, ada beberapa tahapan kegiatan yang kami susun yaitu, sebagai
berikut :
a

Persiapan
Kami mempersiapkan acara ini seminggu sebelum kegiatan ini, yaitu mulai dari survei
ke komplek perumahan kekalik bulog Mataram, persiapan tempat, menyiapkan materi
sosialisasi; hingga mempersiapkan konsumsi dan ruang yang kami gunakan.
Kendala : sulit memngumpulkan masyarakat yangbakan dijadikan peserta dalam
sosialisasi ini, karena disini kami mengutamakan anak-anak kost dan ibu rumah tangga,
berhubung hari itu adalah hari libur untuk anak kost yang kuliah jadi waktu sosialisasi
cukup ngaret yakni acaranya kita mulai pukul 16.00 WITA ngaret menjadi jam 16. 15
WITA .
b Pembukaan
Kegiatan sosialisasi ini kami buka dengan bersama-sama melafazkan Al-Basmalah
yang mana dipimpin oleh salah satu teman kami yaitu Baiq rizkia Miftahatul
hasanah( Moderator) dari kelompok lain karena kegiatan sosialisasi ini kami adakan
secara bersamaan.

Kendala : tidak ada kendala yang begitu berarti dalam proses ini.
Penyampaian materi
Materi pertama disampaikan oleh Ni Made Sri Suliartini dari kelompok kami
pengertian bahan tambahan makanan, makanan yang mengandung bahan tambahan
berbahaya dan bahaya dari bahan tambahan makanan yang berbahaya dan materi
selanjutnya disampaikan oleh Juhad Amriullah dari kelompok kami tentang ciri-ciri
bahan tambahan makanan berbahaya pada makanan. Penyampaian materi berjalan
cukup lancar.
Kendala : tidak ada kendala yang begitu berarti dalam proses ini, hanya saja rasa bosan
karena masyarakat baru mendengar hal-hal yang disampaikan dalam materi.
Dimana materi yang disampaikan pada tema bahan tambahan makanan berbahaya ini
yaitu sebagai berikut :
1 Apa itu bahan tambahan makanan ( BTM)?

Bahan Tambahan Makanan (BTM) adalah bahan yang ditambahkan dengan


sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, atau sesuatu senyawa atau campuran
senyawa selain bahan pangan dasar yang terdapat di dalam makanan tertentu sebagai
hasil aspek produksi, pengolahan, penyimpanan, atau pengepakan dengan tujuan untuk
meningkatkan penampakan, cita rasa, tekstur, flavour dan daya simpan makanan. Selain
itu juga penggunaan BTM bertujuan meningkatkan nilai gizi makanan seperti protein,
karbohidrat, dan lain-lain. Contoh BTM : pengental, pewarna, pengawet, penyedap, dsb.
Tujuan penggunaan bahan tambahan makanan adalah untuk meningkatkan atau
mempertahankan nilai gizi, dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih
mudah dihidangkan, serta mempermudah preperasi bahan pangan. Pada umumnya bahan
tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu: 1). Bahan tambahan
pangan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan dan maksud penambahan
itu dapat mempertahankan kesegaran, cita rasa, dan membantu pengolahan, sebagai
contoh pengawet, pewarna dan pengeras. 2). Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja
ditambahkan, yaitu: bahan yang tidak mempunyai reaksi dalam makanan tersebut,
terdapat secara tidak sengaja. Contoh bahan tambahan pangan dalam golongan ini adalah
residu pestisida dan antibiotika (Cahyadi, 2006 :1).
Bahan Tambahan Makanan yang Berbahaya: Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor: 1968/Menkes/Per/X/1999, bahan tambahan makanan yang dilarang untuk
digunakan:
1

Boraks (pengenyal)

Rhodamin B (pewarna)

Formalin (Pengenyal)

Asam Borat (Boric Acid)

Asam Salisilat (Salysilic Acid)

Siklamat (pemanis)

Sakarin (Pemanis)

Metanil Yellow (Pewarna)

Dalam sosialisasi ini ada 3 jenis bahan tambahan makanan berbahaya yang ditambahkan
antara lain :
1

Boraks
Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat (NaB 4O7). Natrium

Tetraborat (Na2B4O7.10H2O) adalah campuran garam mineral dengan konsentrasi yang


cukup tinggi, yang merupakan bentuk tidak murni dari boraks. Boraks berasal dari bahasa
Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak yang mengandung unsur boron, berwarna
dan mudah larut dalam air. Boraks berbentuk serbuk kristal putih, tidak berbau, tidak larut
dalam alkohol, berbentuk padat, jika terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida
dan asam borat (H3BO3), PH : 9,5. Dengan demikian bahaya boraks identik dengan
bahaya asam borat (Khamid, 1993). Senyawa-senyawa asam borat ini mempunyai sifatsifat kimia sebagai berikut : jarak lebur sekitar 171 oC. Larut dalam 18 bagian air dingin, 4
bagian air mendidih, 5 bagian gliserol 85%, dan tidak larut dalam eter. Kelarutan dalam
air bertambah dengan penambahan asam klorida, asam sitrat atau asam tartrat. Mudah
menguap dengan pemanasan dan kehilangan satu molekul airnya pada suhu 1000C yang
secara perlahan berubah menjad asam metaborat (HBO2). Asam borat merupakan asam
lemah dengan garam alkalinya bersifat basa, mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk
serbuk halus kristal transparan atau granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak
manis (Khamid, 2006: 78).
Boraks dilarang digunakan di dalam makanan, karena sangat berbahaya bagi
kesehatan tubuh diantaranya mengakibatkan demam, kerusakan ginjal, kanker, kerusakan
hati, bahkan dapat mengakibatkan kematian apabila dikonsumsi dalam jangka panjang.
Tetapi masih banyak digunakan dalam beberapa produk makanan seperti mie kuning
basah, bakso lontong, kerupuk dan lain-lain.
Efek boraks yang diberikan pada makanan dapat memperbaiki struktur dan tekstur
makanan. Seperti contohnya bila boraks diberikan pada bakso dan lontong akan membuat
bakso/lontong tersebut sangat kenyal dan tahan lama, sedangkan pada kerupuk yang
mengandung boraks jika digoreng akan mengembang dan empuk serta memiliki tekstur

yang bagus dan renyah. Parahnya, makanan yang telah diberi boraks dengan yang tidak
atau masih alami, sulit untuk dibedakan jika hanya dengan panca indera, namun harus
dilakukan uji khusus boraks di Laboratorium (Depkes RI, 2002).
Penggunaan Natrium tetraborat atau boraks, menurut BPOM sudah sangat
dilarang dalam makanan ataupun minuman. Penggunaan boraks dalam dosis yang rendah
tidak akan menyebabkan kerusakan namun akan terakumulasi di otak, hati, lemak dan
ginjal. Jika terakumulasi terus akan menyebabkan malfungsi dari organ-organ tersebut
sehingga membahayakan tubuh. Penggunaan boraks dalam dosis yang banyak
mengakibatkan penurunan nafsu makan, gangguan pencernaan, demam, anuria. Dan
dalam jangka panjang akan menyebabkan radang kulit merangsang SPP, apatis, depresi,
slanosis, pingsan, kebodohan dan karsinogen. Bahkan bisa menimbulkan kematian. Oleh
sebab itu berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88
dilarang menggunakan boraks sebagai bahan campuran dan pengawet makanan.
2

Formalin
Formalin biasanya digunakan sebagai zat pengawet mayat. Formalin
bersifat bakterisidal sehingga mampu membunuh semua mikrobia. Oleh karena itu
formalin dapat menjaga keawetan bahan yang menggunakannya. Namun sifat tersebut
juga dapat membunuh ataupun merusak sel-sel yang ada pada jaringan tubuh manusia
sehingga pertumbuhan jaringan tidak teratur. Pertumbuhan atau pembelahan sel yang
rusak dan tidak teratur menyebabkan rusaknya struktur jaringan tubuh dan
menyebabkan kanker (Rinto, 2009).
Formaldehid yang lebih dikenal dengan nama formalin ini adalah salah satu
zat tambahan makanan yang dilarang. Meskipun sebagian banyak orang sudah
mengetahui terutama produsen bahwa zat ini berbahaya jika digunakan sebagai
pengawet, namun penggunaannya bukannya menurun namun malah semakin
meningkat dengan alasan harganya yang relatif murah disbanding pengawet yang
tidak dilarang dan dengan kelebihan. Formalin sebenarnya bukan merupakan bahan
tambahan makanan, bahkan merupakan zat yang tidak boleh ditambahkan pada
makanan. Memang orang yang mengkonsumsi bahan pangan (makanan) seperti tahu,
mie, bakso, ayam, ikan dan bahkan permen, yang berformalin dalam beberapa kali
saja belum merasakan akibatnya. Tapi efek dari bahan pangan (makanan) berformalin
baru bisa terasa beberapa tahun kemudian. Formalin dapat bereaksi cepat dengan

lapisan lendir saluran pencernaan dan saluran pernafasan. Di dalam format terutama
di hati dan sel darah merah. Pemakaian pada makanan dapat mengakibatkan
keracunan pada tubuh manusia, yaitu rasa sakit perut yang akut disertai muntahmuntah, timbulnya depresi susunan syaraf atau kegagalan peredaran darah (Hastuti,
2010: 132-133).
Sifat Formalin
Formaldehida mudah larut dalam air sampai kadar 55%, sangat efektif dalam
suasana alkalis, serta bersifat sebagai zat pereduksi yang kuat, mudah menguap karena
titik didihmya yang rendah yaitu -210C. Secara alami formaldehida juga dapat ditemui
dalam asap pada proses pengasapan makanan, yang bercampur dengan fenol, keton,
dan resin. Bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang
tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan dan mata. Udara yang
mengandung formaldehida kadar 5 mg/l atau lebih dapat membahayakn kesehatan
manusia.
Kegunaan Formalin
Formalin dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk membasmi
sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan. Sebagai
disinfektan, formalin dimanfaatkan sebagaipembersih lantai, kapal, gudang, dan
pakaian (Anonim, 2006).Dalam bidang medis, formaldehida digunakan untuk
mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dalam formaldehida sering
dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk mengawetkan
bangkai
Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan
rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamin,
formaldehida akan menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk
lem permanen, misalnya dipakai untuk kayu lapis/ tripleks atau karpet. Juga dalam
bentuk busanya sebagai insulasi. Produksi resin formaldehida menghabiskan lebih
dari setengahnya dari produksi formaldehida.
Selain itu, ada beberapa kegunaan lainnya dari formalin, diantaranya:
1

Pengawet mayat

Pembasmi lalat dan serangga pengganngu lainnya

Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca.

Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia fotografi.

Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Bahan untuk pembuatan produk parfum.

Bahan pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku.

Pencegah korosi untuk sumur minyak.

Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), formalin digunakan
sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang
rumah tang, cairan pencuci piring , pelembut kulit, perawat sepatu, shampoo,
mobil, lilin, dan pembersih karpet.

Undang-Undang yang Terkait dengan Kasus Penyalahgunaan Formalin


Undang-undang yang berkaitan dalam penyalahgunaan formalin pada kasus ini, yaitu :

Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 mengenai pangan termasuk penggunaan bahan


yang dilarang dipakai sebagai bahan tambahan pangan, dan pelakunya akan
dihukum dengan hukuman penjara lima tahun atau denda 600 juta rupiah

Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 mengenai perlindungan konsumen, dimana


konsumen berhak mendapatkan dan bisa mengadakan keberatan atas produk yang
dibelinya, kerugian yang diterima konsumen dapat diganti dengan hukuman
penjara bagi pelaku selama 2 tahun penjara atau 5 milyar rupiah.

UU RI No. 9 Tahun 1960 mengenai pokok-pokok kesehatan, pada pasal 11 ayat 2


dijelaskan bahwa pemerintah menguasai, mengatur, dan mengawasi persediaan,
pembuatan, penyimpanan, peredaran, dan pemakaian obat (Termasuk obat bius dan
minuman keras, bahan obat, dan alat kesehatan lainnya.

Peraturan Menteri Kesehatan No. 1168/ Menkes/ PER/ X/ 1999, mengenai


pelarangan digunakannya formalin dan metahnyl yellow sebagai bahan tambahan
pangan (BTP) dalam makanan.

Rhodamin B
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada
industri tekstil dan kertas.Pada awalnya zat ini digunakan untuk kegiatan histologi dan
sekarang berkembang untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan sifatnya
dapat berfluorensi dalam sinar matahari. Rumus molekul dari Rhodamin B memiliki
berat molekul sebesar 479.000, sangat larut dalam air yang akan menghasilkan warna
merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat. Rhodamin B juga merupakan zat yang
larut dalam alkohol, HCl, dan NaOH, selain dalam air. Di dalam laboratorium, zat
tersebut digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th
dan titik leburnya pada suhu 165C. Dalam analisis dengan metode destruksi dan
metode spektrofometri, didapat informasi bahwa sifat racun yang terdapat dalam
Rhodamine B tidak hanya saja disebabkan oleh senyawa organiknya saja tetapi juga
oleh senyawa anorganik yang terdapat dalam Rhodamin B itu sendiri, bahkan jika
Rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa anorganik lain seperti timbal dan arsen.
Dengan terkont aminasinya Rhodamin B dengan kedua unsur tersebut, menjadikan
pewarna ini berbahaya jika digunakan dalam makanan (Anonimb, tidak
disebutkan).Pewarna ini terbuat dari dietillaminophenol danphatalic anchidria
dimana kedua bahan baku ini sangat toksik bagi manusia. Biasanya pewaran ini
digunakan untuk pewran kertaswol dan sutra (Djarismawati, 2004).
Dalam Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan klorin (Cl) yang dimana
senyawa klorin ini merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya.
Atom Cl sendiri termasuk dalam senyawa halogen dan sifat halogen yang berada
dalam senyawa organik akan menyebabkan toksik dan karsinogen. Reaksi untuk
mengikat ion klorin disebut sebagai sintesis zat warna.Disini dapat digunakan Reaksi
Frield Crafts untuk mensintesis zat warna seperti triarilmetana dan xentana.Reaksi
antara ftalat anhidrida dengan resorsinol dengan keberadaan seng klorida
menghasilkan fluoresein. Apabila resorsinol diganti dengan N-N dietilaminofenol,
reaksi ini akan menghasilkan rhodamin B. Selain terdapat ikatan dengan klorin
terdapat juga ikatan konjugasi. Ikatan konjugasi dari Rhodamin B inilah yang
menyebabkan Rhodamin B bewarna merah (Syaifuddin, 2009).

H2N

Cl +
NH2

Rhodamine core structure

Jika diliat dari strukturnya, rumus molekul rhodamin B adalah C28H31N2O3Cl. Massa
molekulnya setara dengan 479,02 gram/mol. Densitasnya 1,31 g cm-3 pada temperatur
20oC. Senyawa ini mudah larut dalam pelarut polar, seperti air dan alkohol terutama
metanol serta etanol.Sehingga rhodamin B juga bersifat polar.Adanya gugus COOH
dan lonepair pada atom O serta N membuat kepolarannya tidak diragukan lagi
(Kakaryawati, 2010).
2

Jenis Makanan Yang Sering Dijumpai Mengandung Bahan Tambahan


Makanan Berbahaya

Ikan

Ayam potong

Tahu

Mie Basah

Kerupuk

Saus
3

Terasi

Bakso

Ciri Cirinya Mengandung Bahan Tambahan Makanan Berbahaya


a

Boraks
Kerupuk Gendar
Dari berbagai sumber yang dihimpun, kerupuk gendar dianggap sebagai
cikal bakal dikenal dan digunakannya boraks pada makanan. Orang jawa biasa
menyebut kerupuk gendar dengan karak atau lempeng. Air bleng (pijer) yang
dipakai dalam pembuatan karak atau gendar ini adalah boraks dalam bentuk
tidak murni. Dahulu, pembuatan bakmi pabrik dan macaroni juga memakai
asam boraks murni buatan industri farmasi.
Bakso
Ciri-ciri bakso yang mengandung boraks: Tekstur sangat kenyal, warna tidak
kecokelatan seperti penggunaan daging, tapi lebih cemerlang keputihan

Mie basah
Jenis makanan di pasaran yang paling banyak ditemukan mengandung boraks
dengan alasan agar enak, warnanya menarik dan tahan lama. Selain itu, mi
basah dengan boraks Tidak lengket, sangat kenyal, serta tidak mudah putus.

Jajanan seperti 'Lontong'

Lontong dengan tambahan boraks rasanya getir dan sangat gurih, serta beraroma
sangat tajam.

Tahu
Sebagai pengawet dan membuat tahu tidak gampak rusak dan bisa tahan lama.
Seringkali pedagang memberikan pengawet berupa boraks. Cara gampang
mengetahui tahu tersebut mengandung pengawet, dengan cara dibiarkan
diruangan terbuka. Jika dalam waktu 24 jam tidak berubah warna dan bau, maka
anda boleh curiga tahu tersebut mengandung boraks.

Kerupuk
Kerupuk yang mengandung boraks teksturnya sangat lembut dan renyah, bisa
menimbulkan rasa getir di lidah.

Formalin
Ciri-ciri ikan yang mengandung formalin :

Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius)

Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar

Warna daging ikan putih bersih

Bau menyengat, bau formalin, dan kulit terlihat cerah mengkilat

Daging kenyal

Lebih awet dan tidak mudah busuk walau tanpa pengawet seperti es

Ikan Berformalin Dijauhi Lalat

Tidak terasa bau amis ikan

Ikan
Adapun ciri-ciri ikan tanpa formalin :

Bila dalam 1 hari pun tanpa pengawetan misalnya dengan es maka ikan akan rusak
dan tidak layak konsumsi lagi.

warna insang merah dan cemerlang dan terlihat segar

Bau ikan khas dan segar

lebih mudah busuk bila tanpa diawetkan terus dengan es

Ikan dapat dihinggapi lalat

Ciri-ciri Ikan asin berformalin :

Tidak rusak sampai lebih dari sebulan pada suhu kamar(25C)

Warna bersih dan cerah

Tidak berbau khas ikan asin dan tidak mudah hancur

Tidak dihinggapi oleh lalat bila diletakkan di tempat terbuka

Ciri-ciri ikan asin tanpa formalin :

Warna ikan asin ada yg kecokelatan

Aroma masih khas ikan asin

Dagingnya rentan / mudah hancur

Dapat dihinggapi lalat

Sebagai uji sederhana, coba suguhkan ikan yang baru saja Anda beli pada
kucing. Bila kucing tidak mau memakan bahkan pergi, itu pertanda ikan yang Anda
beli mengandung formalin atau bahan-bahan kimia lainnya. Tidak ada bau amis khas
ikan, melainkan bau menyengat khas formalin

Ayam potong

Berwarna putih bersih

Pada suhu kamar bisa awet hingga beberapa hari

Tahu
1

Memiliki bentuk yang sangat bagus dan kenyal

Tekstur sangat halus, tak mudah hancur

Pada suhu 25 bisa tahan sampai 3 hari, di dalam pendingin tahan hingga 2
minggu.

Bau cukup menyengat serta aroma khas kedelai sudah tidak begitu terasa lagi

Mie basah
1

Baunya sedikit menyengat

Pada suhu 25 (suhu kamar) bisa tahan hingga 2 hari, sedangkan bila disimpan di
dalam pendingan (suhu 10) bisa awet hingga lebih dari 15 hari

Mie nampak mengkilap seperti dilumuri minyak, tidak lengket dan sangat kenyal
(tak mudah putus)

Bakso
Tekstur sangat kenyal, tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar, jika di belah
dalamnya tampak warna merah tua mencolok tidak wajar.
Sebenarnya ada beberapa jenis makanan lagi yang biasa ditambah formalin.
Namun ciri-ciri di atas sudah cukup untuk digunakan sebagai acuan dalam menguji
apakah makanan itu mengandung formalin atau tidak.

Rhodamin B
Ciri-ciri pangan yang mengandung rhodamin B antara lain:

Warnanya cerah mengkilap dan lebih mencolok;

Terkadang warna terlihat tidak homogen (rata), ada gumpalan warna pada produk;

Bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit;

Biasanya produk pangan yang mengandung rhodamin b tidak mencantumkan kode,


label, merek, atau identitas lengkap lainnya.

Bahaya bahan tampabahan Makanan


a Boraks
Boraks sangat berbahaya jika terhirup, mengenai mata, mengenai kulit, dan
tertelan.
Bahaya Boraks Secara Umum
1. Iritasi saluran pencernaan
2. Iritasi kulit
3. Iritasi mata
4. Kerusakan ginjal
5. Apabila boraks dengan jumlan 5-10g sampai tertelan oleh anak-anak
dapat menyebabkan /shock/ dan kematian.

Bahaya Akut Apabila Sampai Tertelan


1. Badan berasa tidak enak
2. Mual, nyeri hebat pada perut bagian atas
3. Pendarahan gastroenteritis disertai muntah darah
4. Diare
5. Lemah
6. Mengantuk
7. Demam
8. Sakit kepala

Bahaya Kronis Boraks Apabila Sampai Tertelan


1. Hilangnya nafsu makan (anoreksia)
2. Turunnya berat badan
3. Iritasi ringan disertai gangguan pencernaan
4. Mual, muntah, sakit perut
5. Diare
6. Kulit kering, ruam dan merah merah
7. Mukosa membran dan bibir pecah pecah
8. Lidah merah

9. Radang selaput mata


10. Anemia
11. Kerusakan ginjal
12. Kegagalan sistem sirkulasi akut
13. Kematian
b

Formalin
Bahaya jangka pendek
1

Iritasi Mata. Saat formalin terurai di dalam udara dan melebihi 0,1 ppm,
akibatnya bisa membuat mata berair, sensasi terbakar pada mata

Iritasi saluran pernafasan. Jika formalin terhirup oleh hidung dan masuk ke sistem
pernafan lainnya, efek yang mungkin bisa langsung dirasakan adalah rasa panas di
hidung maupun tenggorokan. Bisa juga berupa bersin dan batuk yang terus menerus.
Bahkan seseorang yang terpapar formalin pada kadar tertentu bisa membuat sesak
nafas hingga sulit bernafas.

Mual. Pada beberapa kasus, apabila tubuh terpapar formalin, seseorang bisa
mengalami nausea atau mual mual.

Kulit kemerahan. Bila formalin mengenai kulit, dampak secara langsungnya bisa
membuat kulit iritasi yang ditandai dengan warna kemerahan pada permukaan kulit.
Setelah beberapa waktu dampak formalin juga bisa membuat kulit terasa menebal dan
kasar dan jaringan kulit akan menjadi keras.

Kerusakan organ pencernaan. Jika formalin tertelan dan masuk ke dalam tubuh
manusia, formalin bisa merusak organ pencernaan. Pada mulanya yang pertama akan
muncul adalah sensani terbakar di kerongkongan, tenggorokan, sampai perut pun
merasa terbakar. Gejala yang lain mungkin akan membuat anda sulit jika menelan
makanan. Keadaan ini bahkan bisa mengarah pada pendarahan dalam dan hilangnya
kesadaran.

Gangguan Menstruasi. Jika wanita tidak sengaja menelan formalin, dampaknya


bahkan bisa membuat siklus menstruasi menjadi terganggu. Pada tahap tertentu
bahkan bisa menyebabkan gangguan kesuburan.

Kanker hidung. Jika anda berkali kali terpapar formalin dan hidung anda mencium
formalin dalam jangka panjang, formalin bisa menyebabkan kanker terbentu pada
hidung. Ini dikarenakan formalin memiliki sifat yang sangat beracun pada tubuh dan
juga zat karsinogenik.

Menyebabkan diare. Formalin yang terkandung dalam makanan dan tidak sengaja
dikonsumsi manusia, dapat menyebabkan seorang mengalami diare. Iritasi pada
lambung dapat berakibat pada terjadinya diare.

Susah tidur. Jika formalin masuk ke dalam tubuh dan merusak sistem saraf, hal yang
paling ringan yang dapat anda rasakan adalah sulit tidur atau insomnia. Pada jangka
waktu yang panjang, seorang yang sering terpapar formalin bisa mengalami sulit
untuk berkonsentrasi, mudah melupakan sesuatu, hingga menyebabkan anda semakin
lebih sensitif.

10 Kanker Otak. Efek formalin dalam jangka panjang akan sangat membahayakan bagi
kesehatan. Efek formalin bahkan bisa mengarah pada kematian jika seorang terpapar
secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama. Jika masuk ke dalam tubuh,
formalin bisa menyebabkan seorang mengalami kanker otak. Formalin juga
merupakan zat karsinogenik yang sifatnya bisa menyebabkan tumbuhnya sel sel
kanker.
11 Mengganggu proses pertumbuhan. Formalin banyak sekali ditemukan pada jajanan
yang dijual di sekolah seperti jajanan anak. Jika anak dibiarkan terus menerus
megkonsumsi jajanan berformalin, dampaknya bisa menyebabkan anak mengalami
gangguan proses pertumbuhan.
12 Kanker paru paru. Menghirup formalin dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan gangguan pada sistem penafasan. Formalin yang terus menerus dihirup
tubuh dapat menyebabkan kanker pada paru paru.
13 Sakit kepala. Apabila formalin sudah menyerang sistem saraf, biasanya dalam kasus
seperti ini seorang juga dapat mengalami sakit kepala ringan hingga yang sakit kepala
yang cukup berat.

14 Koma Kematian. Formalin yang tertelan ke dalam tubuh dalam konsentrasi yang
tinggi bisa menyebabkan kematian sel sel tubuh dan matinya saraf. Hal ini dapat
membuat seseorang mengalami koma hingga kematian.
15 Rasa gatal. Rasa gatal yang sangat bisa timbul bila formalin masuk melalui sistem
pernafasan. Bila terjadi seperti ini artinya formalin sudah masuk ke dalam paru paru
b.

Bahaya jangka panjang

Bila terhirup, maka dampak kesehatan, yaitu menimbulkan sakit kepala, gangguan
pernapasan, radang selaput lendir, luka pada ginjal, dan sensitasi pada paru-paru efek
neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu,
kehilangan kosentrasi dan daya ingat berkurang, gangguan kemandulan pada
perempuan. Selain itu, kanker pada hidung, rongga hidung, tenggorokan, paru-paru
dan otak.

Bila terkena kulit, maka dampak kesehatan, yaitu kulit terasa panas, mati rasa serta
gatal-gatal, memerah, kerusakan pada jaringan, pengerasan kulit, dan terjadi radang
kulit yang menimbulkan gelembung

Bila terkena mata, maka dampak kesehatan, yaitu terjadinya radang selaput mata

Bila tertelan, maka dampak kesehatan, yaitu menimbulkan iritasi pada saluran
pencernaan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada kerongkongan,
penurunan suhu badan, serta rasa gatal pada dada. Selain itu, bila makanan yang
mengandung formalin yang masih terdapat formaldehid bebas tertelan, maka dapat
merusak informasi genetik, sehingga dapat menimbulkan penyakit genetik yang baru,
cacat gen, selain itu juga dapat mematikan sisi aktif protein, maka molekul-molekul
tersebut akan kehilangan fungsi dalam metabolisme, akibatnya kegiatan sel akan
berhenti.
Walaupun efek jangka pendek dari paparan formalin sudah sangat diketahui
banyak orang, efek jangka panjangnya malahan jarang diketahui oleh banyak orang.
Pada tahun 1980, penelitian di laboratorium membuktikan jika paparan formalin pada
tikus bisa menyebabkan tikus mengalami kanker nasal. Sejak penelitian pertama
tersebut, banyak penelitian lanjutan yang mengungkapkan jika formalin merupakan

zat karsinogenik pada manusia dan menyebabkan kanker kanker jenis tertentu. Inti
dari penelitian tersebut adalah bahwa bahaya formalin dapat menyebabkan timbulnya
penyakit paling mematikan di dunia.
c

Rhodamin B
Menurut WHO, Rhodamin B berbahaya bagi kesehatan manusia karena sifat

kimia dan kandungan logam beratnya. Rhodamin B mengandung senyawa klorin (Cl).
Senyawa klorin merupakan senyawa halogen yang berbahaya dan reaktif. Jika
tertelan, maka senyawa ini akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan
cara mengikat senyawa lain dalam tubuh, hal inilah yang bersifat racun bagi tubuh.
Selain itu, Rhodamin B juga memiliki senyawa pengalkilasi (CH3-CH3) yang
bersifat radikal sehingga dapat berikatan dengan protein, lemak, dan DNA dalam
tubuh. Penggunaan zat pewarna ini dilarang di Eropa mulai 1984 karena Rhodamin B
termasuk bahan karsinogen (penyebab kanker) yang kuat. Konsumsi Rhodamin B
dalam jangka panjang dapat terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan
gejala pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, gangguan
fisiologis tubuh, atau bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati.
d Diskusi Dengan Peserta Sosialisasi
Dalam sesi ini kami pihak panitia memberikan kesempatan kepadpeserta sosialisasi
untuk bertanya tentang materi yang telah disampaikan, berikut adalah pertanyaan
yang disampaikan oleh beberapa peserta:
1 Ari : Bagaimanakan ciri-ciri mie yang mengan bahan tambahn makanan
berbahaya, karena kami rata-rata anak kost pasti makan yang namanya mie
2

tersebut?
Muh. Ihsan : bagaimana cara kita mengetahui ciri-ciri makanan yang

mengandung bahan tambahan makanan berbahaya?


Ibu: Berapa kali anda melakukan sosialisasi terhadap bahan tambahan
makanan berbahaya ini, karena kita sevagai masyarakat belum tentu akan
sadar apabila dilakukan sosialisasi hanya sekali saja.

Jawaban atas pertanyaan diatas


1

Mie yang biasanya mengandung boraks atau formalin ini biasanya itu mie basah,
tetapi yang yang sudah ada kemasannya tidak mengandung bahan tambahan

berbahya tersebut karen jika sudah dalam bentuk kemasa, lisensiunya sudah ada
2

karena skala industri dan dari BPOM sendiri pasti ada perizinannya.
Pastfi makanan yang mengandung bahan tambahan berbahay itu memiliki fisik
yang berbeda dari biasanya sehingga kita perlu menjadi konsumen yang cerdas,

kita harus memikirkan kesehatan kita.


Karena sosialisasi ini merupakan salah satu sarat tugas dari salah satu mata kuliah
kami, kami hanya melakukannya sekali ini saja, tetapi diharapkan bisa bermanfaat
bagi masyarakat disini dan untuk sosialisasinya biasanya itu adalah kewenangan

dari pihak BPOM .


Tidak ada kendala dalam proses diskusi dengan oara peserta
Demonstrasi
Kami poihak penyelenggara sosialisasi melakukan berebrapa percobaan tentang Uji
bahan tambahan berbahaya pada makanan, disini kami melakukan pengujian sampel
makanan dengan tes KIT.
1 Tes KIT Rhodamin B
Tes KIT Rhodamin B melakukan uji terasi yang diduga mengandung
Rhodamin B dan dibandingkan dengan sampel yang tidak mengandung
Rhodamin B. Dimana disini kita membawa 2 sampel terasi yang berbeda.
2 Tes KIT Boraks
Tes KIT Boraks melakukan ujikandungan Boraks yang terdapat pada
bakso, disini kita membawa 2 sampel yang positif dan negatif mengandung
boraks. Dimana bakso yang positif mengandung boraks telah kita uji
dilaboratorium.
3 Tes KIT Formalin
Tes KIT formalin dilakukan pada sampel tahu yang diduga
mengandung Formalin. Sama halnya dengan uji Boraks, disin juga terdapat 2
sampel tahu.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa:
1

Bahan Tambahan Makanan (BTM) adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja
ke dalam makanan dalam jumlah kecil, atau sesuatu senyawa atau campuran senyawa
selain bahan pangan dasar yang terdapat di dalam makanan tertentu sebagai hasil
aspek produksi, pengolahan, penyimpanan, atau pengepakan dengan tujuan untuk

meningkatkan penampakan, cita rasa, tekstur, flavour dan daya simpan makanan.
Selain itu juga penggunaan BTM bertujuan meningkatkan nilai gizi makanan seperti
protein, karbohidrat, dan lain-lain. Contoh BTM : pengental, pewarna, pengawet,
2

penyedap, dsb.
Jenis Makanan yang mengandung bahan tambahan berbahaya, bakso, tahu, mie basah,

ikan, kerupik, saus, terasi dan lain-lain yang memilki ciri-ciri yang signifikan.
Bahaya yang diakibatkan oleh bahan tambahan berbahaya ini adalah pusing, muntah
darah, depresi, kanker hati atau kerusakan hati, kanker ginjal bahkan sampai
kematian.

3.2 Saran
1

Masyarakat harus lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsi dalam hal

kebersihan dan kandungan gizinya terutama bagi anak-anak.


Dapat dilakukan sosialisasi lebih mendalam dengan tema yang lain kepada para siswa
sekolah agar lebih sadar terutama tentang kesehatan serta makanan yang mereka
konsumsi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonima.2010, (online).Kromatografi.http://kimiamagic.blogspot.com. Diakses 28,November
2014.
Cahyadi, w. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta. Penerbit
Bumi Aksara.
Djarismawati. 2004. Pengetahuan dan Perilaku Pedagang Cabe Merah Giling dalam
Penggunaan Rhodamine B di pasar Tradisional di DKI Jakarta. Jurnal Ekologi
Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 7 12.
Efendy, S. 2004. Penggunaan Bahan Tambahan Makanan. http:www.Media Indonesia.Co.Id.
Media Indonesia. Jakarta. Diakses Tanggal 29-11-2014.
Hastuti, Sri. 2010. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid pada Ikan Asin d
Madura..Bangkalan: Universitas Trunojoyo.

Kakaryawati. 2010. Pemeriksaan dan Penetapan Kadar Zat Pewarna Rhodamin B pada Saus
dan kerupuk di Kota Medan. Medan.
Kep. Ditjen POM 0036/C/SK/II/1990 tentang
perubahan lampiran permenkes No.
239/Menkes/Per/V/1985 tentang zat warna tetentu yang dinyatakan sebagai bahan
berbahaya.
Khamid, I.R. 2006. Dijual Di Daerah Kenjeran Surabaya Menggunakan Spektrofotometri.
Surabaya : Universitas Surabaya.
Mudjajanto, E.S. 2009.Pengamat Teknologi Pangan dan Gizi.Didownload pada situs:
www.jurnalbogor.com, tanggal 28, November 2014, pukul 12.13 WITA.
Rinto, Elmeizi Arafah, dan Susila Budi Utama. 2009. Kajian Keamanan Pangan (Formalin,
Garam, dan Mikrobia) pada Ikan Sepat asin Produksi Indralaya: Jurnal
Pembangunan Manusia Vol.8 No.2.
Slamet, S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University: Yogyakarta.
Syah, D. 2005. Manfaat Dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Himpunan Alumni Fakultas
Tehnologi Pertanian IPB. Jakarta.
Syaifuddin, M. 2009. Pewarna Sintesis Rhodamin B. Surabaya.

Anonima.2010, (online).Kromatografi.http://kimiamagic.blogspot.com. Diakses 28,November


2014.
Cahyadi, w. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta. Penerbit
Bumi Aksara.
Djarismawati. 2004. Pengetahuan dan Perilaku Pedagang Cabe Merah Giling dalam
Penggunaan Rhodamine B di pasar Tradisional di DKI Jakarta. Jurnal Ekologi
Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 7 12.
Efendy, S. 2004. Penggunaan Bahan Tambahan Makanan. http:www.Media Indonesia.Co.Id.
Media Indonesia. Jakarta. Diakses Tanggal 29-11-2014.
Hastuti, Sri. 2010. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid pada Ikan Asin d
Madura..Bangkalan: Universitas Trunojoyo.
Kakaryawati. 2010. Pemeriksaan dan Penetapan Kadar Zat Pewarna Rhodamin B pada Saus
dan kerupuk di Kota Medan. Medan.
Kep. Ditjen POM 0036/C/SK/II/1990 tentang
perubahan lampiran permenkes No.
239/Menkes/Per/V/1985 tentang zat warna tetentu yang dinyatakan sebagai bahan
berbahaya.
Khamid, I.R. 2006. Dijual Di Daerah Kenjeran Surabaya Menggunakan Spektrofotometri.
Surabaya : Universitas Surabaya.
Mudjajanto, E.S. 2009.Pengamat Teknologi Pangan dan Gizi.Didownload pada situs:
www.jurnalbogor.com, tanggal 28, November 2014, pukul 12.13 WITA.
Rinto, Elmeizi Arafah, dan Susila Budi Utama. 2009. Kajian Keamanan Pangan (Formalin,
Garam, dan Mikrobia) pada Ikan Sepat asin Produksi Indralaya: Jurnal
Pembangunan Manusia Vol.8 No.2.
Slamet, S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University: Yogyakarta.

Syah, D. 2005. Manfaat Dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Himpunan Alumni Fakultas
Tehnologi Pertanian IPB. Jakarta.
Syaifuddin, M. 2009. Pewarna Sintesis Rhodamin B. Surabaya.

LAMPIRAN

DOKUMENTASI
1

Tahap Persiapan
- Persiapan tempat

Persiapan materi Sosialisasi

Persiapan alat sosialisasi ( LCD dan Alat-alatDemostrasi)

Penyampaian materi

Foto Demonstrasi

Anda mungkin juga menyukai