Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANALISIS OBAT MAKANAN DAN KOSMETIK

“Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)


Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya”
Dosen Pengampu : Apt. Desti Kameliani, M.S. Farm

Disusun oleh :
Nama : Aditiya Ferdiansyah
Nim : 2048201001
Prodi : S-1 Farmasi (Semester VI)

PRODI S-1 FARMASI


STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas Berkat dan Rahmat-Nya semata
penulisan Makalah ini yang berjudul “Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Keamanan
Pangan dan Bahan Berbahaya” dapat terselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang
berarti. Adapun tujuan Penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Analisis Obat Makanan dan Kosmetik.
Dalam kesempatan kali ini sebelumnya Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Apt. Desti Kameliani, M.S. Farm selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Analisis Obat Makanan
dan Kosmetik. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini
baik dari segi materi maupun penyajian. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk ke depannya. Mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi mahasiswa-mahasiswi yang mengikuti mata
kuliah Analisis Obat Makanan dan Kosmetik.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Kuningan, 24 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1

I.I. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

I.II. Rumusan Masalah........................................................................................................ 3

I.III. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 3

BAB II ........................................................................................................................................ 4

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4

II.I. Konsep Pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) .......................... 4

II.II. Keamanan Pangan .................................................................................................... 5

BAB III ....................................................................................................................................... 8

PENUTUP .................................................................................................................................. 8

III.I. Kesimpulan .............................................................................................................. 8

III.II. Saran ........................................................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan salah satu Lembaga
Pemerintah Non Kementrian (LPNK) yang melakukan layanan publik kepada
masyarakat, sebagai oraganisasi yang terbuka (open-organization) dan sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kepada publik (publick accountable).
Berdasarkan Pasal 67 Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001, BPOM
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai
dengan ketentuan peraturan Perundang - Undangan yang berlaku, sedangkan tugas Balai
Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Bandung Berdasarkan Pasal 2
Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014, Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
BPOM mempunyai tugas melaksanakan kebijakan dibidang pengawasan obat dan
makanan, yang meliputi pengawasan atas produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat
adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen serta pengawasan atas keamanan
pangan dan bahan berbahaya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan adalah salah satu Lembaga Pemerintah Non-
Kementrian yang telah memakai sistem informasi di mana sistem ini digunakan untuk
menjalankan aktivitas kerjanya, sehingga lebih teratur dan terarah dengan waktu yang
lebih efisien.
Kegiatan impor dan ekspor telah menjadi bagian dari perusahaan, namun
memerlukan adanya surat keterangan impor maupun ekspor. BPOM memberikan
pelayanan tersebut untuk keperluan surat keterangan impor maupun ekspor yang di
butuhkan perusahaan yaitu sertifikat kesehatan. Sistem informasi yang digunakan yaitu
“APLIKASI ONLINE E-BPOM”. Aplikasi E-BPOM adalah aplikasi untuk memfasilitasi
layanan publik dalam proses perizinan importasi obat jadi, bahan baku obat, bahan baku
dan produk obat tradisional, kosmetika, produk komplemen, bahan baku pangan, bahan
tambahan pangan dan produk pangan di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia.
1. Visi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Obat dan Makanan Aman, Bermutu, dan Berdaya Saing untuk Mewujudkan
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian berlandaskan Gotong
Royong

1
2. Misi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
a. Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul terkait Obat dan
Makanan dengan Mengembangkan Kemitraan Bersama Seluruh Komponen
Bangsa dalam Rangka Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
b. Memfasilitasi Percepatan Pengembangan Dunia Usaha Obat dan Makanan
dengan Keberpihakan terhadap UMKM dalam rangka Membangun Struktur
Ekonomi yang Produktif dan Berdaya Saing untuk Kemandirian Bangsa
c. Meningkatkan Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan serta Penindakan
Kejahatan Obat dan Makanan melalui Sinergis Pemerintah Pusat dan Derah
dalam kerangka Negara Kesatuan guna perlindungan bagi segenap bangsa
dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.
d. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya untuk
memberikan Pelayanan Publik yang Prima di Bidang Obat dan Makanan
3. Tugas Pokok Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang pengawasan Obat dan
Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
4. Fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
a. Penyusunan rencana dan program di bidang pengawasan Obat dan Makanan
b. Pelaksanaan pemeriksaan sarana produksi Obat dan Makanan
c. Pelaksanaan pemeriksaan sarana distribusi Obat dan Makanan dan sarana
pelayanan kefarmasian
d. Pelaksanaan sertifikasi produk dan sarana produksi dan distribusi Obat dan
Makanan.
e. Pelaksanaan pengambilan contoh (sampling) Obat dan Makanan dan
pelaksanaan pengujian Obat dan Makanan
f. Pelaksanaan intelijen dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan
g. Pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi, dan pengaduan masyarakat di
bidang pengawasan Obat dan Makanan
h. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama di bidang pengawasan Obat dan
Makanan
i. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan
Obat dan Makanan

2
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga, dan
k. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
I.II. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ?
2. Apa konsep pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ?
3. Apa yang dimaksud dengan Keamanan pangan dan bahan berbahaya ?
4. Bagaimana cara menentukan pangan yang aman dan terhindar dari bahan
berbahaya ?
5. Apa maksud dan tujuan dari Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Keamanan
Pangan dan Bahan Berbahaya ?

I.III. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
2. Mengetahui konsep pengawasan Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM).
3. Mengetahui tentang keamanan pangan dan bahan berbahaya.
4. Mengetahui untuk menentukan atau memilih pangan yang aman dan terhindar dari
bahan berbahaya.
5. Mengetahui maksud dan tujuan dari Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.

3
BAB II

PEMBAHASAN
II.I. Konsep Pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
1. Tujuan pengawasan secara umum, yaitu :
a) Menjamin ketersediaan obat yang aman, berkhasiat dan bermutu
b) Mencegah terjadinya penyalahgunaan atau menjaga keabsahan, keamanan,
dan mutu obat dan/atau bahan obat sepanjang rantai distribusi sampai
diserahkan ke pasien
c) Mencegah kebocoran dan penyimpangan (diversi) dari jalur legal ke jalur
ilegal atau sebaliknya
2. Kolaborasi Penta Helix
Penta Helix merupakan kolaborasi antara akademisi, media, pelaku usaha,
masyarakat dan pemerintah yang bersinergi dalam melakukan pengawasan obat
dan makanan yang lebih efektif, agar masyarakat terlindungi dari obat dan makanan
yang tidak memenuhi persyaratan
3. Pengawasan Full Spectrum
Pengawasan Obat dan Makanan merupakan suatu sistem yang komprehensif
(full spectrum atau life cycle process) meliputi seluruh siklus proses, sejak awal
proses suatu produk sebelum diedarkan (pre-market) hingga selama produk
tersebut beredar di tengah masyarakat (post-market). Dalam upaya memberikan
jaminan keamanan obat yang akan diedarkan, Badan POM melakukan evaluasi
terhadap keamanan, khasiat, dan mutu obat sebelum mendapatkan izin edar. Badan
POM juga melakukan pengawasan post-market untuk meyakinkan bahwa produk
yang beredar di pasaran memenuhi ketentuan sesuai peraturan yang berlaku.
Proses pengawasan obat komprehensif tersebut sama dengan yang dilakukan
oleh negara-negara lain dalam menjamin keamanan obat yang diedarkan. Peraturan
dan persyaratan terkait keamanan, khasiat, dan mutu harus dipenuhi agar produk
obat yang dihasilkan memenuhi syarat untuk diedarkan di dalam negeri maupun
untuk keperluan ekspor.
4. Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Pelayanan Kefarmasian
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
menjelaskan tata cara pembinaan dan pengawasan serta tindak lanjut yang perlu

4
dilaksanakan dalam upaya pembinaan dan pengawasan, termasuk pemberian sanksi
administratif.
Pedoman ini diharapkan menjadi acuan dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian serta untuk pengambilan
keputusan jika terjadi masalah atau kendala dalam penerapan peraturan.
II.II. Keamanan Pangan
Secara global 1 dari 10 orang pernah mengalami keracunan pangan/Food Borne
Disease (FBD). Setiap tahun sebanyak 420.000 orang meninggal akibat keracunan
pangan, 125.000 diantaranya balita. Lebih dari 200 penyakit disebabkan karena pangan
yang terkontaminasi bakteri, virus, parasit atau bahan kimia berbahaya.
Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk
dikonsumsi.
- Bahaya fisik meliputi : potongan kaleng, potongan kaca, potongan ranting
kayu, potongan batu atau krikil, potongan plastic, potongan rambut, kuku,
dan perhiasan.
- Bahaya biologi meliputi :
 Mikroba : bakteri, jamur (kapang/khamir), dan virus
 Toksin yang dihasilkan oleh mikroba pangan (food poisoning)
 Bahan kimia dan unsur kimia lain
- Bahaya biologis meliputi : Bakteri, virus protozoa, nematoda (parasit)
1. Faktor apa saja yang membuat bakteri tumbuh?
a) Makanan
Bakteri tumbuh baik pada pangan berprotein tinggi seperti daging, ikan, susu
dan produk olahannya.
b) Suhu
Beberapa bakteri dapat tumbuh pada kisaran suhu 5-60°C
c) Tingkat keasaman
Beberapa bakteri tahan pada pangan dengan keasaman tinggi.
d) Air bebas (activity water)
Bakteri pada umumnya dapat tumbuh pada pangan dengan aw tinggi (0,85)

5
e) Waktu penyimpanan
Penyimpanan pangan siap saji, susu pasteurisasi dll >2 jam pada suhu ruang
(37°C) akan meningkatkan jumlah bakteri
2. Bagaimana cara pencegahan bahaya biologi?
a) Beli pangan dengan kemasan yang tidak rusak
b) Beli pangan siap saji yang disimpan dalam wadah tertutup
c) Beli pangan di tempat yang bersih
d) Konsumsi pangan yang tidak basi
e) Pilih makanan berkuah yang masih dalam kondisi panas atau hangat
f) Beli dari penjual yang sehat dan bersih
3. Bagaimana cara pencegahan bahaya kimia?
a) Mencuci sayuran dan buah-buahan sebelum diolah atau dimakan,
menggunakan air bersih dan mengalir
b) Tidak menggunakan bahan yang dilarang digunakan untuk pangan,
Menggunakan bahan tambahan pangan yang sesuai takaran yang diijinkan
c) Bahan kimia berbahaya untuk pangan (Deterjen, sabun mandi, dan lainnya) :
Tidak disimpan bersama-sama dengan bahan pangan, Tidak disimpan dalam
wadah makanan/ botol minuman, dan sebaliknya, Wadah bahan berbahaya
diberi label yang jelas
d) Kemasan/wadah yang kontak dengan pangan : Tidak menggunakan alat
masak atau wadah yang dilapisi logam berat, Tidak menggunakan pengemas
bekas, kertas koran untuk membungkus pangan, Jangan menggunakan wadah
styrofoam untuk membungkus makanan panas dan berlemak, Tidak
menggunakan kantong plastik/ kresek yang tidak sesuai standar untuk
makanan (non food grade)
4. 5 (lima) kunci keamanan pangan
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), ada lima kunci
keamanan pangan yang harus dilakukan sehingga biasa terhindar dari berbagai
bahaya penyakit, yang diantaranya yaitu :
a) Jagalah pangan pada suhu aman
b) Masaklah dengan benar
c) Pisahkan pangan matang dari pangan mentah
d) Jagalah kebersihan
e) Gunakan air dan bahan baku yang aman

6
5. Cara memilih makanan terkemas, yaitu :
a) Pilih kemasan yang baik, jangan yang udah penyok, berkarat, retak, atau
menggelembung
b) Pilih kemasan yang masih utuh, hindari kemasan yang bocor, bekas gigitan
tikus atau semut, dll
c) Hindari memilih pangan yang dikemas dengan kemasan plastik kresek
berwarna (plastik daur ulang), terutama yang berwarna hitam
6. Tips saat membeli pangan dalam kemasan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia meminta konsumen
untuk memilih pangan aman dengan melakukan Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin,
Kedaluwarsa).
a) Pastikan kemasan produk dalam kondisi baik
b) Baca informasi produk yang tertera pada label
c) Pastikan memiliki izin edar dari Badan POM
d) Pastikan belum melewati tanggal kedaluwarsa

7
BAB III

PENUTUP
III.I. Kesimpulan
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau disingkat BPOM adalah sebuah lembaga
di Indonesia yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia.
Fungsi dan tugas badan ini menyerupai fungsi dan tugas Food and Drug Administration
di Amerika Serikat dan European Medicines Agency di Uni Eropa.
Badan Pengawas Obat dan Makanan mempunyai tugas menyelenggarakan tugas
pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Selain itu Badan Pengawas Obat dan Makanan juga sering melakukan sosialisasi
tentang keamanan pangan, karena pemahaman masyarakat akan Kemanan Pangan akan
menjadi aspek yang menentukan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu peran KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) kepada masyarakat akan
semakin menentukan tingginya pemahaman masyarakat akan keamanan pangan.
konsep pengawasan Obat dan Makanan yang diselenggarakan oleh BPOM
merupakan suatu proses yang komprehensif, mencakup pengawasan pre-market dan post-
market. Sistem itu terdiri dari: standardisasi yang merupakan fungsi penyusunan standar,
regulasi, dan kebijakan terkait dengan pengawasan Obat dan Makanan.
Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan tiga cemaran, yaitu cemaran biologis, kimia, dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk
dikonsumsi. Pangan olahan yang diproduksi harus sesuai dengan cara pembuatan pangan
olahan yang baik untuk menjamin mutu dan keamanannya. Selain itu pangan harus layak
dikonsumsi yaitu tidak busuk, tidak menjijikkan, dan bermutu baik, serta bebas dari
Cemaran Biologi, Kimia dan Cemaran Fisik.
Ada lima Kunci Keamanan Pangan: Jagalah kebersihan, Pisahkan pangan mentah
dari pangan matang, Masaklah dengan benar, Jagalah pangan pada suhu aman, Gunakan
air dan bahan baku yang aman.
III.II. Saran
Saran dari saya, supaya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) lebih aktif
atau lebih giat lagi dalam memberikan edukasi terhadap masyarakat. Karena dengan

8
edukasi tersebut akan membuat masyarakat menjadi paham akan keamanan pangan dari
bahan-bahan berbahaya. Keamanan pangan merupakan salah satu kunci utama dalam
menjaga kesehatan maka dari itu penting sekali untuk kita menajaganya.

Anda mungkin juga menyukai