INDUSTRI OBAT
DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
D3 3FA1
FAKULTAS FARMASI
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, pencipta dan pemelihara alam
semesta ini, atas karunianya kami dapat menyelesaikan makalah Farmasi Industri.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada jungjungan Nabi Besar kita
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada kita sebagai umatnya
hingga akhir zaman.
Makalah ini kami susun sebagai bahan diskusi bagi mahasiswa dan diharapkan dengan
disusunnya makalah ini akan menjadi acuan untuk mendukung proses pembelajaran Farmasi
Industri.
Disadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam pembahasan makalah ini dari teknis
penulisan sampai dengan pembahasan materi untuk itu besar harapan kami akan saran dan
masukan yang sifatnya mendukung untuk perbaikan ke depannya.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing pada mata
kuliah Farmasi Industri yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk menyusun
makalah ini.
Penyusu
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................................................9
3.2. Saran .........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud industri farmasi (obat)?
2. Bagaimana persyaratan industri farmasi (obat)?
3. Bagaimana peraturan pemerintah tentang industri farmasi (obat)?
4. Bagaimana pelaksanaan perizinan industri farmasi (obat) ?
5. Siapa penanggung jawab industri farmasi (obat)?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan industri farmasi (obat)
2. Untuk mengetahui persyaratan industri farmasi (obat)
3. Untuk mengetahui peraturan pemerintah tentang industri farmasi(obat)
4. Untuk mengetahui pelaksanaan perizinan industri farmasi (obat)
5. Untuk mengetahui penanggung jawab industri farmasi (obat)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
memperoleh izin mendirikan industri farmasi, suatu usaha industri farmasi wajib
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Badan usaha berupa perseroan terbatas
2. Memiliki rencana investasi dan kegiatan pembuatan obat
3. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
4. Memiliki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang Apoteker warga Negara
Indonesia masing-masing sebagai penanggung jawab Pengawasan Mutu,
Produksi, dan Pemastian Mutu.
5. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak
langsung dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang
kefarmasian.
2.3.Peraturan Pemerintah Tentang Industri Farmasi
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan perizinan Industri Farmasi,
perlu pengaturan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1799/MENKES/PER/XII/2010 tentang Industri Farmasi. Adapun ruang lingkup
ini meliputi :
2.3.1 Jenis Permohonan Izin
a. Persetujuan Prinsip
Persetujuan Prinsip yang diberikan kepada pelaku usaha yang telah
memperoleh persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) dari Kepala
Badan, sebelum pelaku usaha melakukan persiapan, pembangunan,
pengadaan, pemasangan, dan instalasi peralatan, termasuk produksi
percobaan.
1. Melakukan pemindahan tanganan hak milik izin usaha industri farmasi dan
perluasan usaha tanpa memiliki izin.
2. Tidak menyampaikan laporan mengenai perkembangan industri selama tiga
kali berturut- turut atau menyampaikan informasi yang tidak benar.
3. Melakukan pemindahan lokasi usaha industri tanpa persyaratan tertulis
terlebih dahulu.
4. Dengan sengaja memproduksi obat jadi atau bahan baku obat yang tidak
memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
5. Tidak memenuhi ketentuan dalam izin usaha industri farmasi.
2.4.Pelayanan Perizinan
5
1. PERSETUJUAN PRINSIP
No Persyaratan
1 Surat Permohonan
2 Fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
3 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk/Identitas Direksi dan Komisaris
Perusahaan
4 Susunan Direksi dan Komisaris
5 Pernyataan direksi dan komisaris tidak pernah terlibat pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang farmasi
6 Fotokopi sertifikat tanah/bukti kepemilikan tanah
7 Fotokopi surat izin tempat usaha berdasarkan Undang-undang Gangguan
(HO)
8 Fotokopi Surat Tanda Daftar Perusahaan
9 Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan
10 Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajk (NPWP)
11 Persetujuan Lokasi dari pemerintah daerah Provinsi
6
12 Persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) dari BPOM
13 Rencana Investasi dan Kegiatan pembuatan obat
14 Asli surat pernyataan kesediaan bekerja penuh dari masing-masing
Apoteker penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab
pengawasan mutu, dan apoteker penanggung jawab pemastian mutu
15 Fotokopi surat pengangkatan bagi masing-masing apoteker penanggung
jawab produksi, apoteker penanggung jawab pengawasan mutu , dan
apoteker penanggung jawab pemastian mutu dari pimpinan perusahaan
No Persyaratan
1 Surat Permohonan kepada Kementerian Kesehatan RI yang
ditandatangani oleh direktur utama dan apoteker penanggung jawab
pemastian mutu
2 Nama Banadan Hukum/PERUM/Koperasi
3 Nama Industri Farmasi
4 Alamat Industri Farmasi
5 Fotokopi persetujuan prinsip Industri Farmasi
6 Surat persetujuan penanaman modal untuk industri farmasi dalam
rangka Penanaman Modal Asing atau Penanaman Modal Dalam
Negeri
7 Daftar peralatan dan mesin-mesin yang digunakan
7
8 Jumlah tenaga kerja dan kualifikasinya
9 Fotokopi sertifikat Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan / Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
10 Rekomendasi kelengakapan administratif izin Industri Farmasi dari
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
11 Rekomendasi pemenuhan persyaratan CPOB dari BPOM
12 Daftar buku kepustakaan seperti Farmakope Indonesia edisi terakhir
13 Asli surat pernyataan kesediaan bekerja penuh dari masing-masing
Apoteker penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab
pengawasan mutu, dan apoteker penanggung jawab pemastian mutu
14 Fotokopi surat pengangkatan bagi masing-masing apoteker
penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab
pengawasan mutu, dan apoteker penanggung jawab pemastian mutu
dari pimpinan perusahaa
15 Fotokopi ijazah dan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) dari
masing-masing apoteker penanggung jawab produksi, apoteker
penanggung jawab pengawasan mutu, dan apoteker penanggung
jawab pemastian mutu
16 Surat pernyataan komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik
langsung atau tidak langsung dalam pelanggaran perundang-
undangan di bidang kefarmasian
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penulisan makalah diatas yaitu industri
farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari menteri kesehatan untuk melakukan
kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Industri farmasi memiliki persyaratan khusus
dalam manajemen mutu produknya yaitu harus memenuhi aturan Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB). Penerapan sistem manajemen mutu ini ditujukan untuk
menghasilkan obat yang berkualitas. CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik) adalah
pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan RI SK Menkes RI No.43/Menkes/SK/II/1998 sebagai suatu
persyaratan dan ketentuan bagi setiap industri farmasi untuk dilaksanakan.
3.1 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk saran
bisa berisi kritik atau saran terhadap penulis juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. (2012). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK.03.1.33.12.12.8915 Tahun 2012 tentang Penerapan
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
10