Dosen Pembimbing :
Disusun oleh:
FAKULTAS SYARI’AH
2021/2022
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................................................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Syari’at Islam merupakan suatu aturan hukum yang ditetapkan Allah untuk
seluruh kemaslahatan umat manusia. Di samping Syari’at Islam sebagai penegak
hukum Allah, Syari’at Islam juga memperhatikan kebutuhan manusia yang salah
satunya dalam memenuhi kebutuhan konsumsi seorang muslim. Dalam
mengkonsumsi suatu makanan, hendaklah makanan itu harus halal dan baik. Oleh
sebab diperlukan peran Wilayatul Hisbah dalam mengawasi makanan halal.
BPOM sering melibatkan Wilayatul Hisbah untuk melakukan pengawasan,
tetapi hanya pada menjelang bulan ramadhan.Wilayatul Hisbah tidak dapat
bergerak sendiri dalam melakukan pengawasan Hal ini disebabkan karena belum
adanya regulasi khusus yang mengatur tentang pengawasan makanan halal oleh
Wilayatul Hisbah
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Apa itu Bpom?
2. Bagaimana peran Bpom dalam lembaga hisbah?
3. Bagaimana mekanisme hisbah dalam Bpom?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu Bpom.
2. Untuk mengetahui peran Bpom dalam lembaga hisbah.
3. Untuk mengetahui mekanisme hisbah dalam Bpom.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penenelitian makalah ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis, dengan adanya penelitian ini diharapkan seluruh
mahasiswa dan masyarakat dapat mengetahui peran bpom sebagai
lembaga hisbah dalam menjalankan kegiatan perekonomian
4
2. Manfaat Praktis,khususnya pada penulis sendiri adalah untuk melatih
dan mengembangkan wawasan dalam pengetahuan dan dengan
adanya penelitian ini diharapkan para mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana lembaga Bpom dapat menjadi salah satu lembaga hisbah
dalam perekonomian.
E. Langkah-Langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah dari penenelitian makalah ini sebagai berikut:
1. Metode Penelitian
Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitataif yang
merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada aspek pemahaman
secara mendalam terhadap suatu masalah dengan mengkaji masalah secara
mendalam melalui interaksi dan analisis.
4. Analisi Data
Pengumpulan dan pengelolahan data dalam suatu penelitian sangatlah
penting untuk dilakukan dan dilaksanakan sehingga dapat meberikan
ksimpulan yang relevan dan benar. Oleh karena itu setelah tersusun dan
terkumpulnya data, penulis melekukan analisis data dengan cara induktif.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Bpom
BPOM adalah singkatan dari lembaga Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Lembaga ini memiliki tugas yang sama dengan European Medicines Agency
(EMA), dan Food and Drug Administration (FDA) dengan tugas utama yaitu
untuk mengawasi seluruh peredaran obat-obatan dan makanan yang ada di seluruh
wilayah Indonesia. Tujuan dilakukannya pengawasan terhadap obat-obatan dan
juga makanan adalah memastikan seluruh produk sudah aman untuk dikonsumsi,
dan tidak merugikan si pengkonsumsi. Jadi, saat membeli produk obat dan
makanan ada baiknya memperhatikan apakah produk tersebut sudah terdaftar di
BPOM atau belum. Jika terdaftar, produk tersebut sudah aman untuk dikonsumsi.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan
Pengawas Obat dan Makanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan tindakan.Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND), yaitu sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2001, merupakan lembaga pemerintah pusat yang dibentuk untuk
melaksanakan tugas pemerintah tertentu dari presiden serta bertanggung jawab
langsung kepada presiden.
Latar belakang terbentuknya BPOM adalah dengan melihat kemajuan
teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang cepat dan signifikan pada
industri farmasi, obat asli Indonesia, makanan, kosmetika dan alat kesehatan.
Dengan kemajuan teknologi tersebut produk-produk dari dalam dan luar negeri
dapat tersebar cepat secara luas dan menjangkau selurug strata masyarakat.
Semakin banyaknya produk yang ditawarkan mempengaruhi gaya hidup
masyarakat dalam mengonsumsi produk. Sementara itu pengetahuan masyarakat
masih belum memadai untuk dapat memilih dan menggunakan produk secara
6
tepat, benar danaman. Di lain pihak iklan dan promosi secara gencar mendorong
konsumen untuk mengonsumsi secara berlebihan dan seringkali tidak rasional.
7
Peran yang diberikan oleh BPOM dalam melakukan perlindungan terhadap
konsumen ada 2 bagian pokok yaitu melakukan tindakan preventif dan Tindakan
represif. Tindakan preventif dilakukan dengan cara membuat Sistem Pengawasan
Obat dan Makanan (SISPOM) dan membentuk BPPOM di propinsi yang tersebar
di Indonesia. Melakukan tindakan represif dilakukan dengan cara membuat
Pelaksana Tugas BPOM baik itu berupa Pengujian, Penyidikan, Riset dan
Informasi Obat dan Makanan serta UPLK (Unit Pengaduan Layanan Konsumen).
Melalui Pelaksana tugas itu BPOM dapat mengambil tindakan tegas bila ada
pelanggaran di bidang obat dan makanan. Tindakan yang diambil dapat berupa
pencabutan izin edar,penarikan produk beredar, sampai melakukan penyelidikan
bila ada indikasi pelanggaran yang terdapat unsur pidananya. Namun dalam
pelaksanaannya, Pelaksana Tugas BPOM juga menemui hambatan dalam
menindak tegas terhadap pelanggaran di bidang obat dan makanan. Hambatan itu
diantaranya adalah banyak kasus pelanggaran yang masih belum menempuh
proses hukum di Pengadilan, padahal BPOM telah menemukan bukti pelanggaran
dan telah menyerahkan bukti pelanggaran pada Kejaksaan dengan harapan akan
segera dilakukan tindakan atas pelanggaran tersebut, tetapi pihak Kejaksaan
sepertinya ogah-ogahan untuk segera mengambil tindakan.
8
dengan hal makanan. Pada Qanun No.11 Tahun 2002 Tentang Pelaksanaan
Bidang Akidah, Ibadah, dan Syari’at Islam contohnya dalam pengawasan
terhadap pedagang cina. Pihak Wilayatul Hisbah hanya memeriksa apakah mereka
menggunakan wadah yang sama untuk memasak sesama meraka (non muslim)
dengan makanan untuk kaum muslim.
Jika kedapatan maka pihak Wilayatul Hisbah hanya bisa menegur dan
menasehati, tidak bisa tidak lanjutkan karena belum adanya regulasi yang tepat
terkait pengawasan makanan.selama ini yang berinisiatif melakukan pengawasan
adalah pihak BPOM, karena pihak Wilayatul Hisbah tidak dapat bergerak sendiri
dalam melakukan pengawasan. Selain karena belum adanya regulasi hukum yang
berkaitan terhadap pengawasan tersebut Wilayatul Hisbahjuga tidak mengerti dan
tidak mempunyai alat untuk mengecek bahan campuran berbahaya apa saja yang
terkandung didalam makanan jajanan pasar tersebut.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
BPOM adalah singkatan dari lembaga Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Lembaga ini memiliki tugas yang sama dengan European Medicines Agency
(EMA), dan Food and Drug Administration (FDA) dengan tugas utama yaitu
untuk mengawasi seluruh peredaran obat-obatan dan makanan yang ada di seluruh
wilayah Indonesia. Tujuan dilakukannya pengawasan terhadap obat-obatan dan
juga makanan adalah memastikan seluruh produk sudah aman untuk dikonsumsi,
dan tidak merugikan si pengkonsumsi. Jadi, saat membeli produk obat dan
makanan ada baiknya memperhatikan apakah produk tersebut sudah terdaftar di
BPOM atau belum. Jika terdaftar, produk tersebut sudah aman untuk dikonsumsi.
Peran yang diberikan oleh BPOM dalam melakukan perlindungan terhadap
konsumen ada 2 bagian pokok yaitu melakukan tindakan preventif dan Tindakan
represif. Tindakan preventif dilakukan dengan cara membuat Sistem Pengawasan
Obat dan Makanan (SISPOM) dan membentuk BPPOM di propinsi yang tersebar
di Indonesia. Melakukan tindakan represif dilakukan dengan cara membuat
Pelaksana Tugas BPOM baik itu berupa Pengujian, Penyidikan, Riset dan
Informasi Obat dan Makanan serta UPLK (Unit Pengaduan Layanan Konsumen)
Pihak Wilayatul Hisbah hanya memeriksa apakah mereka menggunakan
wadah yang sama untuk memasak sesama meraka (non muslim) dengan makanan
untuk kaum muslim. Jika kedapatan maka pihak Wilayatul Hisbah hanya bisa
menegur dan menasehati, tidak bisa tidak lanjutkan karena belum adanya regulasi
yang tepat terkait pengawasan makanan.selama ini yang berinisiatif melakukan
pengawasan adalah pihak BPOM, karena pihak Wilayatul Hisbah tidak dapat
bergerak sendiri dalam melakukan pengawasan. Selain karena belum adanya
regulasi hukum yang berkaitan terhadap pengawasan tersebut Wilayatul
Hisbahjuga tidak mengerti dan tidak mempunyai alat untuk mengecek bahan
campuran berbahaya apa saja yang terkandung didalam makanan jajanan pasar
tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
Rozalinda. 2015. Ekonomi Islam : Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
11