MATA KULIAH
DOSEN
OLEH:
NUR FAUZIA ASMI
(P1803215010)
KONSENTRASI GIZI
PROGRAM MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawasan Obat dan Makanan merupakan salah satu agenda
reformasi pembangunan nasional bidang kesehatan. Obat dan
Makanan yang aman akan meningkatkan kesehatan masyarakat dan
daya saing bangsa. Dengan demikian, pembangunan di
bidang
yang akan
Misi,
Kebijakan,
dan
Strategi
BPOM
2015-2019
dan
operasional
mobilitas kerja
yang
memungkinkan
berisiko
terhadap
kesehatan
dan
secara
terus-menerus
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini, yakni:
1. Bagaimana gambaran masalah BPOM Makassar ?
2. Bagaimana pendekatan learning organization dalam meningkatkan
pelayanan BPOM Makassar ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan makalah ini, yakni:
1. Untuk mengetahui gambaran masalah BPOM Makassar.
2. Untuk mengetahui pendekatan learning organization dalam
meningkatkan pelayanan BPOM Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian BPOM
Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(Badan POM) adalah suatu institusi dalam melindungi masyarakat dari
produk
obat
dan
makanan
yang
membahayakan
kesehatan
diruangkan dalam sistem pengawasan full spectrum mulai dari premarket hingga post-market control yang disertai dengan upaya
penegakan
hukum
dan
pemberdayaan
masyarakat.
Dalam
peredaran
berbagai
produk
makanan,
yang
obat-obatan
komunikator
komunikan.
Tujuan
dan
dari
kepada
proses
penerima
komunikasi
pesan
sebagai
tersebut
adalah
B. Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut Sutarto (1998b:25) adalah rangkaian
kegiatan penataan berupa kemampuan menpengaruhi perilaku orang
lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Ralph M. Stoggdill
( 1998b:13) memberikan pengertian kepemimpinan sebagai suatu
proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang
terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai tujuan.
1. Teori Kepemimpinan
a. Teori Genetis (Keturunan)
Inti dari teori ini menyatakan bahwa leader are born and not
made (pemimpin itu dilahirkan sebagai bakat dan bukannya
dibuat). Para penganut aliran teori ini berpendapat bahwa
seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah
dilahirkan dengan bakat kepemimpinannya. Dalam keadaan
yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah
ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul
sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis
pandangan
ini
tergolong
pada
pandangan
fasilitas
atau
determinitis.
b. Teori Sosial
Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada
satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya.
Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa leader are made and not
born (pemimpin itu dibuat atau dididik dan bukannya kodrati).
Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para
penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan
bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan
pendidikan dan pengalaman yang cukup.
c. Teori Ekologis
Kedua teori yang ekstrim di atas
tidak
seluruhnya
pendidikan
yang
teratur
dan
pengalaman
yang
dapat
dikatakan
merupakan
teori
yang
paling
mendekati kebenaran
2. Kriteria Pemimpin
Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya
memenuhi beberapa kriteria, yaitu :
a. Pengaruh
Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang
yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang
pimpinan. Pengaruh ini menjadikan sang pemimpin diikuti dan
membuat orang lain tunduk pada apa yang dikatakan sang
pemimpin. John C. Maxwell, penyusun buku-buku kepemimpinan
pernah berkata: Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah
soal pengaruh).
b. Kekuasaan/power
Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena
dia memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain
menghargai keberadaannya. Tanpa kekuasaan atau kekuatan
yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang yang mau
menjadi pendukungnya. Kekuasaan/kekuatan yang dimiliki sang
pemimpin ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa
yang dimiliki sang pemimpin, tanpa itu mereka tidak dapat
berbuat apa-apa.
c. Wewenang
Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan
kepada pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam
melaksanakan suatu hal/kebijakan. Wewenang di sini juga dapat
dialihkan kepada bawahan oleh pimpinan apabila sang pemimpin
percaya bahwa bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas
dan tanggung jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi
kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan
dari sang pemimpin.
d. Pengikut
Seorang
pemimpin
kekuasaaan/power, dan
yang
wewenang
memiliki
tidak
pengaruh,
dapat dikatakan
10
Kekuasaan
sangat
dominan
digunakan.
sehingga
mau
melakukan
apa
saja
yang
wewenang
yang
pendekatan
pengambilan
keputusan
yang
terhadap
yang
memiliki
kemampuan
untuk
menciptakan,
perilaku
potensial
yang
memungkinkan
terjadinya
perubahan.
organisasi
dasar pembelajaran
yakni
didasarkan
pada
menerima
dan
informasi, menginterpretasikannya,
interpretasi
dari
informasi
prinsip-prinsip
mengumpulkan
dan bertindak
tersebut
berdasarkan
(Garvin,
2000:13).
Pembelajaran organisasi menyediakan prinsip-prinsip dan dasardasar yang memungkinkan organisasi belajar
(Cleveland and
Plastrik, 1995).
Peter senge dalam bukunya The Fifth Discipline: The Art and
Practice of the Learning Organization seperti yang telah diadaptasi
oleh beberapa ahli maupun peneliti, mengungkapkan bahwa
terdapat 5 disiplin atau prinsip dalam Learning Organization, yakni:
a. Penguasaan Pribadi (Personal Mastery)
Penguasaan pribadi adalah suatu budaya dan norma lembaga
yang terdapat dalam organisasi yang diterapkan sebagai cara
bagi semua individu dalam organisasi untuk bertindak dan
melihat dirinya. Penguasaan pribadi merupakan suatu disiplin
yang antara lain menunjukkan kemampuan untuk senantiasa
mengklarifikasi dan mendalami visi pribadi, memfokuskan energi,
mengembangkan kesabaran, dan memandang realitas secara
obyektif. Penguasaan pribadi juga merupakan kegiatan belajar
11
sebagai
faktor
yang
krusial
untuk
13
membawa
juga
dari
dunia
luar
selain
organisasinya.
Senge
terus
menerus
mengklarifikasikan,
dan
14
harus
bisa
mengatasi
ketakutan-ketakutan
atau
15
diandalkan
bisa
mengembangkan
kecerdasan
dan
Tanpa
kemampuan
menganalisis
dan
organisasi
sebagai
satu
kesatuan
yang
tidak
terpisahkan
(Suprayogi, 2008).
2. Konsep Learning Organization
Watkins dan Marsick (1998) memiliki 7 (tujuh) dimensi yang
berkaitan dengan pembentukan organisasi pembelajar, yaitu:
a. Menciptakan kesempatan belajar yang terus menerus (continous
learning),
yaitu
menciptakan
menggambarkan
usaha
kesempatanlearning
organisasi
dalam
berkesinambungan
untuk
seluruh anggotanya
b. Mendukung Inquiry dan dialog, yaitu usaha organisasi dalam
membangun
budaya
mempertanyakan,
umpan
balik
dan
melakukan percobaan.
c. Mendorong kelompok learning dan kolaborasi (team learning),
yaitu menggambarkan semangat kerjasama dan kemampuan
kerjasama yang mendukung pemanfaatan tim secara efektif.
d. Memberikan kewenangan kepada karyawan melalui visi bersama
(empowerment), yang diartikan dengan proses organisasi untuk
membangun
dan
mensosialisasikan
visi
bersama
dan
menerapkan
suatu
sistem
guna
menampung
dan
menyebarkan learning.
f. Menghubungkan organisasi dengan lingkungannya (system
connection) yang memperlihatkan pemikiran global dan tindakantindakan
yang
dilakukanuntuk
menghubungkan
organisasi
17
aspek
internal
maupun
eksternal.dibutuhkan
koordinasi
organization)
dalam
rangka
membangun
organisasi
menjadi
organisasi
pembelajar
(learning
quality
management
system
(qms)
iso
9001:2008
27
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut,
POM/LPND
maka
dalam
dikoordinasikan
melaksanakan
oleh
Menkes,
tugasnya
Badan
khususnya
dalam
serta
penyelesaian
permasalahan
yang
timbul
dalam
Secara Internasional
untuk Melindungi
dibidang
pengawasan
obat
dan
makanan yaitu:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional dibidang
pengawasan obat dan makanan
2. Pelaksanaan kebijakan tertentu dibidang pengawasan obat dan
makanan
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas badan
POm
4. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap
kegiatan instansi pemerintah dibidang pengawasan obat dan
makanan
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum
dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasni dan
tata laksana, kepegawaiaan, keuangan, kearsipan, persandian,
perlengkapan dan rumah tangga.
Dikaji dari implementasi pengawasan badan BPOM terhadap
tugas pengawasan yang seharusnya dilakukan Badan POM terhadap
peredaran produk pangan di Indonesia menurut peraturan dapat
dikatakan bahwa implementasinya masih kurang efektif. Hal ini dapat
dilihat dari masih terdapatnya produk pangan olahan yang masuk
dan beredar di Indonesia tanpa izin, serta masih adanya produk
pangan yang sudah mendapat izin masuk ke Indonesia tetapi terbukti
dikatakan
efektif
apabila
hak-hak
bahan-bahan
yang
membahayakan
kesehatan
pemeriksaan
dilakukan
secara
oleh
berkala
Badan
oleh
POM.
Badan
Pengawasan
POM
ini
yang
sering
produk
pangan
produk
pangan
olahan
impor
tersebut
daripada
pasca
Learning
organization
dalam
meningkatkan
baik
secara
masih perlu
kelembagaan
terus
maupun
dilakukan
dari
sisi
Sulawesi
mutu
yang
serta
khasiat/manfaat
Obat
dan
Makanan
Informasi
dan
Edukasi
Publik
dalam
rangka
Makassar,
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Masalah BPOM Makassar diantaranya adalah banyak produk pangan
yang impor adalah illegal, dan juga produk pangan olahan yang legal
tetapi mengandung bahan-bahan yang membahayakan kesehatan
konsumen Indonesia, maka aspek perlindungan konsumen terkait hak
konsumen untuk memperoleh kenyamanan, keamanan, keselamatan,
dan mengonsumsi barang dan atau jasa itu belum terpenuhi.
2. Untuk menangani masalah yang terdapat di Badan POM Makassar
dapat dilakukan dengan pendekatan learning organization yaitu
dengan mendorong kelompok learning dan kolaborasi (system thinking
organisasi)
yang
menggambarkan
semangat
kerjasama
dan
DAFTAR PUSTAKA
Dan
Sistem
Pembayaran
Bank
Indonesia.
(Diakses
tanggal
Desember 2015)
Tangkilisan, Nogi, 2005. Manajemen Publik. PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia : Jakarta.
Nurhayati, Irna. 2009. Efektivitas Pengawasan Badan Pengawas Obat Dan
Makanan Terhadap Peredaran Produk Pangan Olahan Impor
Dalam Mewujudkan Perlindungan Konsumen. Mimbar Hukum. 21
(2) : 203-408
Saleh, Syahriannuur. 2013. Kinerja balai Pengawasan Obat dan Makanan
(BBPOM) Samarinda dalam penerapan Quality Management
System (QMS). Ejurnal Ilmu Pemerintahan, 1 (3): 1206-1215
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Rencana Strategis Sekertariat
Umuum Tahun 2015-2019. Keputusan Sekertaris Utama pengawas
Obat dan makanan republic Indonesia.
Marquardt Michael J. 2002. Building The Learning Organization : mastering
the 5 element for corporate learning. United State of America.
Devies Black Publishing, Inc