OLEH :
IRMAWATY HARIS
NPM. M012019060
Pada akhirnya, makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan
menambah wawasan bagi semua pihak pada umumnya, dan bagi penulis pada
khususnya.
kami juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, segala kritik dan
saran untuk kebaikan sangat kami harapkan demi perbaikan di masa penulisan
makalah selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Efektifitas Yang Menjadi Kewenangan Dokter Gigi
Di Puskesmas Topoyo
2.2 Pelaksanaan Tugas Tingkat-Tingkat Konflik
2.3 Pelaksanaan Delapan Dimensi Pengorganisasian Di Puskesmas
Topoyo
ii
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Pelayanan Pencegahan
Pelayanan yang ditujukan kepada komunitas : kampanye kesehatann gigi
melalui penyuluhan
Pelayanan yang ditujukan kepada kelompok : promosi kesehatan gigi dan
mulut melalui program pendidikan kepada kelompok tertentu, program
sikat gigi masal
Pelayanan yang ditujukan kepada perorangan : pemeriksaan gigi dan
mulut, nasehat dan petunjuk kepada perorangan mengenai hygiene
mulut, dan pelaksanaan fissure sealant
Pelayanan medik gigi dasar
Pembersihan karang gigi
Ekstraksi tanpa komplikasi
Fissure sealant
Restorasi tumpatan
Perawatan Saluran Akar
Perawatan Penyakit/kelainan jaringan mulut
Menghilangkan traumatic oklusi
Upaya Kesehatan Gigi Sekolah :
UKGS tahap I, UKGS tahap II, UKGS tahap III
Pelayanan Kesehatan rujukan
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan
Rekam Medik
2.2 PELAKSANAAN TUGAS TINGKAT-TINGKAT KONFLIK DI PUSKESMAS
TOPOYO
Dalam Konflik unit Kerja dalam pelaksanaan Tugas sebagai Dokter Gigi,
dimana Dokter Gigi juga mempunyai wewenang dalam Promosi Kesehatan
Gigi ke Masyarakat ( Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat ) melalui program
Pendidikan dan Posyandu, terkadang kegiatan ini juga diambil alih oleh
Pemegang Program Promosi Kesehatan ( Pomkes ) di Puskesmas Topoyo,
dimana oleh Pimpinan Organisasi ( Kepala Puskesmas) memberikan
kebijakan bahwa untuk mengefisiensi dana transport yang anggarannya
dibiayai oleh Bantuan Operasional Kesehatan ( BOK ).
2. Departementalisasi
Departementasi ini menunjukkkan spesialisasi dalam pelaksanaan tugas di
organisasi. Dalam penerapannya di Puskesmas Topoyo, seperti sekarang
ini adanya Kewaspadaan Penyebaran Wabah Corona / COVID-19, di
Puskesmas Topoyo dibentuk Satgas Covid-19 Puskesmas Topoyo,
dibentuk untuk kewaspadaan Dini dan Pemantauan Pasien Covid ODP
(orang dalam Pemantauan) dan PDP ( Pasien dalam Pengawasan), dimana
Tim terdiri dari Dokter, Perawat, Surveilans, Promkes, Sanitarian dan Ahli
Gizi.
4. Rantai Perintah
Satu aspek dasar struktur organisasi (implicit dalam rantai scalar) adalah
“satu orang, satu atasan”. Ini berarti bahwa seseorang bawahan hendaknya
hanya menerima instruksi dari sumber tunggal. Kesatuan perintah terutama
dimaksudkan untuk memudahkan koordinasi.
Di Puskesmas Topoyo, rantai perintah ini dikoordinasi oleh Kepala
Puskesmas, dimana staf mendapatkan instruksi dari Pimpinan atau Kepala
Puskesmas.
5. Tingkat-tingkat Hierarki
6. Saluran Komunikasi
7. Penggunaan Komite
Penggunaan Komite di Puskesmas Topoyo sangat penting guna
meningkatan mutu pelayanan kesehatan. Hal ini dibuktikan dengan adanya
Tim Audit internal yang berfungsi untuk mengaudit mutu dalam pelayanan
baik Mutu pelayanan Admen, Unit Kesehatan Masyarakat maupun Unit
Kesehatan Perorangan yang lebih dikenal Mutu pelayanan dasar.
8. Rentang manajemen
Rentang Manajemen atau biasa disebut Span of Management . Hal ini
berkaitan dengan beberapa orang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan
secara efektif oleh seorang atasan atau Kepala Puskesmas. Jumlah staff
dalam Puskesmas Topoyo saat ini masih dalam rentang yang cukup mampu
dikendalikan oleh seorang Kepala Puskesmas yaitu berjumlah 32 PNS dan
27 Tenaga Honorer.
BAB III
KESIMPULAN