Anda di halaman 1dari 22

PENGOBSERVASIAN TERHADAP KOPERASI

PETERNAKAN BANDUNG SELATAN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah ‘Ekonomi
Koperasi’ yang diampu oleh :

Dr. Moch. Dudih Sugiharto, M.Si


dan
Fazar Nuriansyah, S.Pd, M.Pd

Oleh :

Eliyah Nurmusidah 1900353

Ilham Renal Firmansyah 1905681

Isti Fauziah 1902304

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Pengobservasian Terhadap
Koperasi Bandung Selatan” dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Ekonomi Koperasi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak diantaranya: Fazar Nuriansyah, S.Pd, M.Pd
selaku dosen Ekonomi Koperasi sekaligus pembimbing kami, teman-teman satu
prodi, dan pihak lain yang bersangkutan sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat, tata bahasa, maupun isinya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang membangun dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Pengobservasian


Terhadap Koperasi Bandung Selatan” ini dapat memberi manfaat maupun
inspirasi bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang Koperasi
Peternakan Bandung Selatan.

Sekian dan terima kasih.

Bandung, 26 Desember 2019

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1. Latar belakang....................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3. Tujuan................................................................................................................2

1.4. Manfaat..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

2.1 Sejarah Koperasi Peternakan Bandung Selatan ( KPBS) Pangalengan...............6

2.2 Perkembangan Usaha KPBS Pangalengan.........................................................7

2.3 Struktur Kepemimpinan KPBS Pangalengan...................................................14

BAB III PENUTUP...............................................................................................16

3.1 Kesimpulan......................................................................................................16

3.2 Saran................................................................................................................16

Daftar Pustaka........................................................................................................17

ii
LAMPIRAN – LAMPIRAN..................................................................................18

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Koperasi menurut Undang-Undang Dasar No 25 tahun 1992 merupakan suatu


badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau suatu badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Koperasi disini merupakan suatu badan usaha yang bertujuan untuk


mensejahterakan anggota dan masyarakat sekitar. Salah satu caranya dengan
menjual produk yang menjadi brand dari koperasi itu sendiri, dengan begitu
koperasi tersebut memiliki daya tarik sendiri.

Koperasi Peternakan Bandung Selatan yang sering dikenal dengan sebutan


KPBS ini, merupakan salah satu contoh koperasi yang mempunyai produk sendiri
untuk dipasarkan. Hingga koperasi tersebut berkembang sangat pesat dan produk
yang mereka pasarkan sudah sampai ke luar negeri.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, kami telah menyusun rumusan masalah


sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang berdirinya KPBS (Koperasi Peternakan


Bandung Selatan)?
2. Bagaimana proses perkembangan KPBS (Koperasi Peternakan Bandung
Selatan)?
3. Bagaimana struktur kepemimpinan KPBS (Koperasi Peternakan Bandung
Selatan)?

iv
1.3. Tujuan

Adapun tujuan makalah kami berdasar pada rumusan masalah tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya KPBS KPBS (Koperasi


Peternakan Bandung Selatan)
2. Untuk mengetahui perkembangan KPBS (Koperasi Peternakan Bandung
Selatan)
3. Untuk mengetahui struktur kepemimpinan KPBS (Koperasi Peternakan
Bandung Selatan)

1.4. Manfaat

Adapun manfaat makalah kami berdasar pada rumusan masalah tersebut


adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pengetahuan mengenai latar belakang terbentuknya KPBS


(Koperasi Peternakan Bandung Selatan)
2. Memberikan pengetahuan mengenai perkembangan KPBS (Koperasi
Peternakan Bandung Selatan)
3. Memberikan pengetahuan struktur kepemimpinan KPBS (Koperasi
Peternakan Bandung Selatan)

1.5 Metode Penelitian

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif, metode kualitatif


adalah sebuah metode riset yang sifatnya deskriptif, menggunakan analisis,
mengacu pada data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan pendukung, serta
menghasilkan suatu teori. Metode penelitian kualitatif bersifat subjektif dari sudut
pandang partisipan secara deskriptif sehingga hasilnya tidak dapat
digeneralisasikan. Dengan kata lain, metode riset ini lebih bersifat memberikan
gambaran secara jelas suatu permasalahan sesuai dengan fakta di lapangan.

v
 Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, kualitas riset sangat tergantung pada kualiatas


dan kelengkapan yang dihasilkan. Pertanyaan yang selalu diperhatikan dalam
pengumpulan data adalah apa, siapa, dimana, kapan, kenapa dan bagaimana.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data menggunakan metode observasi,
dokumentasi, wawancara dan deskriptif.

A. Lokasi

Penelitian dilaksanakan di Koperasi Peternakan Bandung Selatan


(KPBS), tepatnya di Jalan Raya Pangalengan 340 Desa/Kecamatan
Pangalengan Kabupaten Bandung 40378

B. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada Selasa, 10 Desember 2019.

C. Sumber Data
Pada penelitian ini, sumber dan jenis data yang diperlukan untuk dihimpun
dan diolah dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut.
1. Data primer
Data primer adalah berbagai informasi dan keterangan yang
diperoleh lagsung dari sumbernya, yaitu para pihak yang dijadikan
informen penelitian. Para pihak yang dijadikan informen penelitian adalah
sebagai berikut.
a. Pengelola Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS)
b. Para pegawai yang menangani produksi di home industri
2. Data sekunder
Data sekunder adalah berbagai teori dan informasi yang diperoleh
tidak langsung dari sumbernya, yaitu berbagai buku yang berisi teori
tentang perkoperasian dan juga data lainya yang relevan dengan kebutuhan
dan tujuan penelitian.

vi
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,
deskriftif dan dokumentasi. Teknik tersebut digunakan karena suatu fenomena
itu akan dimengerti maknanya secara baik, apabila peneliti melakukan
interaksi dengan subjek peneliti dimana fenomena subjek tersebut belangsung.
1. Teknik Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara mendalam, artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan
secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan, sehingga
dengan wawancara mendalam ini data-data dapat dikumpulkan
semaksimal mungkin.
2. Teknik Observasi
Ada beberapa alasan mengapa teknik observasi atau pengamatan
digunakan dalam penelitian ini. Salah satunya adalah pengamatan
memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian
mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan
yang sebenarya. Dengan teknik ini peneliti mengamati aktivits sehari-hari
objek penelitian, karakteristik fisik situasi sosial dan perasaan pada waktu
menjadi bagian dari situasi tersebut. Dalam hal ini peneliti mulai dari
observasi deskriftif secara luas, yaitu berusaha melukiskan secara umum
situasi sosial dan apa yang terjadi disana. Kemudian setelah perekaman
dan analisis data pertama, peneliti dapat menyempitkan datanya dan
melakukan observasi fokus. Hasil observasi dalam penelitian ini dicatat
dalam catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam
penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, peneliti mengandalkan
pengamatn dan wawancara dalam pengumpulan data dilapangan. Format
rekaman hasil observasi catatan lapangan dalam peneliti ini menggunakan
format rekaman hasil observasi.
3. Teknik Dokumentasi
Dalam penelitian kualitatif ini merupakan alat pengumpul data yang
utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan

vii
rasional. Teknik dokumentasi sengaja digunakan dalam penelitian ini
karena sebagai berikut.
a. Sumber ini selalu tersedia dan murah terutama ditinjau dari waktu.
b. Merupakan sumber informasi yang stabil, baik keakuratannya dalam
merefleksikan situasi yang terjadi di masa lampau, maupun dapat dan
dianalisis kembali tanpa mengalami perubahan.
c. Rekaman dan dokumen merupakan sumber informasi yang kaya secara
kontekstual, relavan dan mendasar..
d. Sumber ini sering merupakan pernyataan regal yang dapat memenuhi
akuntabilitas. Hasil pengumpulan data melalui cara dokumentasi ini,
dicatat dalam format rekaman dokumentasi.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
a) Latar belakang
b) Rumusan Masalah
c) Tujuan
d) Manfaat
e) Metode Penelitian
f) Sistematika Penulisan
2. BAB II PEMBAHASAN
a) Deskripsi hasil penelitian
b) Analisis Data Penelitian
c) Pembahasan
3. BAB III PENUTUPAN
a) Simpulan
b) Saran
4. Daftar pustaka
5. Lampiran

viii
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Koperasi Peternakan Bandung Selatan ( KPBS) Pangalengan

Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pengalengan atau disingkat KPBS


Pangalengan merupakan sebuah koperasi yang beranggotakan para peternak sapi
perah yang berada di Kecamatan Pangalengan. KPBS ini memilii 3 unit wilayah
kerja yaitu di Pangalengan, kertasari, dan Pacet. KPBS Pangelangan beralamat di
Jl. Raya Pangalengan 340, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, berdiri
pada tahun 1969 dan merupakan koperasi berprestasi tahun 2007.

Sejak zaman penjajahan Belanda di Pangalengan sudah dikenal peternakan


sapi perah yang dikelola oleh perusahaan Belanda, perusahaan tersebut adalah De
feriesche Terp, Almanak, Van Der Els, dan Big Man. Pemasaran hasil
Produksinya dilakukan oleh Bandungche Melk Center ( BMC).

Pada masa kependudukan Jepang semua perusahaan tersebut dihancurkan dan


sapinya dipelihara oleh penduduk sekitas sebagai usaha keluarga, pada bulan
November 1949 petani membentuk koperasi dengan nama Gabungan Petani
Peternak Sapi Indonesia Pangalengan ( GAPPSIP). Karena GAPPSIP ini tidak
dapat menghadapi labilnya perekonomian Indonesia maka koperasi ini diambil
alih oleh para pamilik modal. Pada 22 Maret 1969 didirikan koperasi yang diberi
nama Koperasi Peternakan Bandung Selatan ( KPBS) pangalengan. Pada 1 April
tahun 1969 KPBS baru disahkan secara resmi koperasi berbadan hukum.

KPBS ini adalah koperasi produksi yang menganut sistem single


purpose.Multi commodity, dengan core bussines-nya adalah usaha perusahaan.
Beberapa penghargaan pernah diraih koperasi Pangalengan ini antara lain :

ix
No Tahun Penghargaan Sumber
1. 1976 Unit usaha di sector pertanian bidang peternakan Menteri Peternakan
2. 1981 Koperasi yang sukses menangani bidang Menteri Muda urusan
peternakan Koperasi
3. 1981 Koperasi terbaik 1 Menteri Perdagangan
dan Koperasi
4. 1982 Koperasi teladan nasional Menteri Perdagangan
dan Koperasi
5. 1984 Koperasi/ KUD teladan Nasional Mentri Koperasi
6. 1985 Koperasi teladan nasional Menteri Koperasi
7. 1988 Koperasi Mandiri Menteri Koperasi dan
Pembinaan UMKM
8. 1997 Tanda kehormatan bintang jasa utama Presiden RI
9. 2004 Koperasi berprestasi bidang produsen Bupati Bandung
10. 2004 Koperasi berprestasi kelompok produsen Gubernur JABAR
11. 2007 Award 2007 Mnetri Koperasi dan
UKM
12. 2007 Koperasi Berprestasi Menteri Negara

2.2 Perkembangan Usaha KPBS Pangalengan

Data perkembangan KPBS sampai dengan 31 Desember 2018 antara lain :

1. Jumlah Anggota : 4.504 orang

Anggota aktif : 2.628 orang

Anggota non aktif : 1.876 orang

2. Populasi : 12.207 ekor

Laktasi : 7.366 ekor

Dara : 1.937 ekor

x
Pedet : 2.365 ekor

3. Produksi susu rata – rata 79.035,71 kg/hari


4. Asset : 136.307.627.597,81
5. Omzet : 263.986.247.997,50
6. Equity : 42.541.019.771,86

KPBS yang berdiri sejak 1969 merupakan koperasi peternak sapi perah
yang beranggotakan sekitar 2.800 peternak sapi dari kecamatan Pangalengan ,
Kertasari, Pacet dan Kabupaten Bandung. Jumlah populasi sapi yang dimiliki
anggota sebanyak 13.000 ekor dan 7.650 ekor. Koperasi mampu menghasilkan 2,5
juta kg produksi susu per bulan.

Sejak tahun 2015, pengurus KPBS, melakukan perubahan dari sistem


konvensional ke arah digitalisasi. Model konvensional yang dijalankan KPBS
sebelumnya membuat koperasi sulit berkembang, untuk meningkatkan daya saing
koperasi, KPBS membangun sebuah system yang disebut Enterprise Resourcer
Planning ( ERP), sejauh ini yang sudah dilakukan antara lain :

1. Sistem pelayanan dan penerimaan susu dengan MCPC (Milk


Collection Point Mobile).
2. Sistem pelayanan kebutuhan usaha anggota peternak
3. Sistem pelayanan anggota
4. Sistem integrasi akuntansi koperasi
5. Sistem Monitering usaha anggota
6. Sistem website KPBS Pangalengan

Era digitalisasi di KPBS Pangalengan yang sudah dilakukan antara lain :

1. Digitalisasi penyimpangan data ( cloud server)


2. Digitalisasi penerimaan susu dari anggota / peternak
3. Digitalisasi pendistribusian barang pakan
4. Digitalisasi pelayanan kesehatan hewan

xi
5. Digitalisasi informasi pendapatan dan simpanan anggota

Aplikasi Milk Collection Point ( MCP) koperasi peternakan Bandung


selatan merupakan proses teransanksi tercatat melalui aplikasi yang disebut Milk
Collection Point Mobile ( MCPB). MCPB ini dirancang koperasi peternakan
Bandung Selatan Pangalengan untuk memudahkan para peternak yang membawa
produksi susunya mengetahui jumlah dan pendapatan yang mereka peroleh saat
itu juga. Hanya dengan menggunakan ponsel/ telepom genggam para peternak
dapat mengetahui pendapatan mereka pada hari itu.

Manfaat digitalisasi di KPBS Pangalengan ini adalah :

1. Informasi lebih cepat dan akurat


2. Kesalahan dapat diminimalisir
3. Kepercayaan anggota/pelanggan meningkat
4. Koordinasi antar bagian /unit lebih baik
5. Mudah dan dapat diakses dimana pun
6. Efisiensi biaya operasional
7. Kontrol lebih mudah
8. Standar pelayanan lebih terjaga
9. Prestise

Dalam perkembangannya, KPBS juga mengalami berbagai masalah dan


tantangan, sebagai contoh pada tahun 1969-1979 mendapati tantangan berat yang
disebabkan oleh :

1. Penerimaan susu oleh IPS hanya pada hari kerja, sehingga produksi
susu pada hari libur tidak tertangani
2. Penerimaan susu oleh IPS harus telah diproses pendinginan dan
pasteurisasi
3. Pemasaran susu secara langsung ke konsumen cukup sulit karena tidak
terjaminnya kualitas atau karena pemalsuan oleh pengecernya
4. Tingginya tingkat kerusakan susu di koperasi dan peternak

xii
Untuk mengatasi situasi dan kondisi yang tidak menguntungkan tersebut,
dilakukan Rapat Anggota Tahunan ( RAT) tahun 1976 dan 1977 dan memutuskan
untuk mendirikan Milk Treatment (MT). yang didasari keputusan RAT tersebut
KPBS Pangalengan menjalin kemitraan dengan PT. Ultra Jaya, untuk mendirikan
milk treatment ini pada 16 juli 1979 dengan pembayaran secara kredit selama
jangka waktu 5 tahun melalui anggaran saham anggota sebesar Rp. 25/liter.
Tanggal 1 januari 1979 dimulai pembangunan milk tereatment dan diresmikan
pada tanggal 16 juli 1979 oleh Menteri Muda Urusan Koperasi Republik
Indonesia. Manajemen MT untuk sementara dibawah pimpinan PT Ultra Jaya dan
pada November 1982 dilaksanakan penandatanganan peralihan manajemen dari
PT Ultra jaya disaksikan Menteri Koperasi dan Wakil Gubernur Jawa barat.
Manfaat dari diopreasikannya MT adalah antara lain :

1. Produksi susu dapat diserap setiap hari walaupun IPS hanya menerima
pada hari kerja
2. Kerusakan susu baik ditingkat koperasi maupun tingkat peternak dapat
ditekan
3. Menigkatnya pelayanan dan usaha dalam bentuk investasi untuk
mempercepat kesejahteraan anggota
4. Tahun 1980-1983 KPBS Pangalengan dapat membantu penerimaan
susu dari KUD/ Koperasi susu di Jawa Barat

Selama perkembangannya sampai tahun 1988. Pemerintah memberikan


perhatian dan bantuan kredit sapi perah dari Newzeland Australia dan Amerika.
Tahun 1997 KPBS Pangalengan merintis pemasaran langsung ke konsumen.

Keragaan Pemasaran Produk KPBS Pangalengan

Anggota / Peternak

xiii
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN ( KPBS)
PANGALENGAN

Industri Distributor Kios


Pengolahan
KPBS
Susu ( IPS)

Supermarket , Retail , Pesanan

KONSUMEN

Perkembang sampai dengan tahun ini dalam pelayanan dan usahanya


menerapkan pola Agribisnis dan Agro-Industri dengan tahapan Pra Produsi,
Proses Produsi, Pemasaran Hasil Produksi, dan Penunjang Usaha.

Pola Agribisnis Persusuan di KPBS Pangalengan :

1. Pra-Produksi

xiv
a. Pengadaan bibit ternak
b. Pengadaan pakan ternak
c. Pengadaan obat-obatan
d. Pengadaan peralatan

2. Proses Produksi

a. Manajemen koperasi
b. Penyaluran input
c. Manajemen peternakan
d. Penganganan susu

Penerimaan susu di Milk Treatment ( MT ) antara lain dengan :

1. Pengambilan sample
2. Penyerahan sample
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Pemeriksaan denfan laktoskop
5. Bongkar susu
6. Penimbangan susu
7. Storage tank

3. Pasca produksi

a. Pengolahan susu

xv
Proses pasteurisasi dan packaging

1. formulasi / penetapan volume

2. Pasteurisasi

Packaging cup

Packaging prepack/
bantal
b. Pemasaran ke industry pengolahan susu
c. Pemasaran ke konsumen

xvi
4. Penunjang

a. Asuransi ternak dan peternak


b. PT. Bank Perkreditan Rakyat ( badan usaha otonom) Berfungsi
dalam pelayanan finansial khususnya anggota dan masyarakat pada
umumnya.
c. Kendaraan / angkutan
d. Klinik kesehatan anggota ( klinik Ma Ageung)

2.3 Struktur Kepemimpinan KPBS Pangalengan

Secara umum struktur organisasi KPBS Pangalengan mengacu pada UU


Perkoperasian No. 25 tahun 1992 pasal 21 Bab VI yang berbunyi “ Perangkat
Organisasi yang terdiri dari rapat anggota, pengurus, dan pengawas”

Rapat Anggota Tahunan ( RAT) merupakan bagian tertinggi sebagai penentu


kebijaksanaan yang berwenang mencabut dan mengeluarkan anggota maupun
pengurus serta dapat menetapkan anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga
( AD/ART) sedangkan di milk treatment KPBS Pangalengan terbentu garis dan
staf, dalam hal ini struktur organisasi formal yang berhak memberikan perintah
adalah pimpinan, sedangkan staf sebagai pembantu pimpinan dengna tugasa dan
perencanaan juga penasihat

Rapat Anggota Tahunan ( RAT)

xvii
Pembina

Pengurus Pengawas

Tim konsultan

Sekretaris dan LITBANG


Humas

Penyuluhan Administrasi dan


Keuangan

Unit perbibitan PT PBR Bandung


Kidul
barang dan
pakan ternak
Pariwisata

pabrik
makanan Coordinator TPK

Pelayanan keswan Produksi dan


dan anggota pengolahan

Angkutan pemasaran

xviii
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keragaman bisnis KPBS menunjukan tingkat pelayanan yang prima terhadap


anggota dimana hampir semua kebutuhan anggota dilayani oleh koperasi namun
hal yang menarik adalah pelayanan terhadap anggota tidak semata pada aspek
bisnis semata tapi merupakan dedikasi koperasi terhadap anggotanya, saat ini
KPBS Pangalengan memiliki jumlah anggota sebanyak 4.504 yang tersebar di
wilayah kerja koperasi yang meliputi wilayah kecamatan pangalengan, pacet dan
kecamatan kertasari kabupaten Bandung, pada tahun 2018 hasil dari pengolahan
koperasi skala besar koperasi ini mecatat sebagai koperasi dengan jumlah omset
yang mencapai Rp.263.986.247.997,50 masuk katagori koperasi skala besar
berdasarkan pada katagori omset tertinggi. Jumlah transaksi koperasi yang
berpengaruh terhadap peningkatan omset ini ditunjang oleh unit bisnis koperasi
dimana, koperasi terus berupaya untuk membuka unit – unit bisnis baru yang
menguntungkan bagi koperasi.

3.2 Saran

Mengingat akan terus berkembangnya teknologi dunia, Kami menyarankan


terhadap koperasi peternakan Bandung Selatan untuk menggunakan teknologi
yang tepat agar produksi susu bisa berjalan dengan lancar dan cepat tanpa ada
kendala, yaitu seperti pemerahan susu yang masih menggunakan cara manual. Hal
itu disarankan karna jika tidak segera menggunakan teknologi, maka koperasi ini
akan tertinggal dengan pabrik susu yang lain. Dan juga karena selain akan
mendapatkan hasil yang lebih melimpah hal itu pun akan mengurangi tenaga yang
dibutuhkan.

xix
Daftar Pustaka

K.E, S. K. (2012, November 03). laporan praktek kerja industri KPBS


Pangalengan . Diambil kembali dari id.scribd:
https://id.scribd.com/doc/111986933/Laporan-kpbs-30-Juni-2012

Saputra, G. (2019, November 16). Sistematika Penulisan Makalah. Dipetik


Desember 24, 2019, dari MateriBelajar.co.id:
https://materibelajar.co.id/sistematika-penulisan-makalah/

Sidiq. (2018, Mei 7). Metode Penelitian. Dipetik Desember 24, 2019, dari
Sosiologis.com: http://sosiologis.com/metode-penelitian

Sulastri. (2017, Maret 27). contoh laporan penelitian koperasi di BMT


MIFTAHUSSALAM . Diambil kembali dari blogdpot:
http://sucisulastri96.blogspot.com/2017/03/contoh-laporan-penelitian-
koperasi-di.html?m=1

Power Point hasil penelitian di KPBS Pangalengan pada 10 Desember 2019

xx
LAMPIRAN – LAMPIRAN

xxi

Anda mungkin juga menyukai