Anda di halaman 1dari 20

ETIKA DAN PROFESI GIZI

“Prinsip-prinsip etika dan Norma”

OLEH:

NI PUTU SRI RATNASARI

P07131217063

D IV B

SEMESTER V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun dalam pembahasan materi makalah yang akan kami bahas adalah
mengenai ” Prinsip Etika dan Norma”
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk mengetahui apa itu etika dan
norma serta prinsip-prinsip yang diterapkan dalam pelayanan gizi, dengan harapan
mendapatkan pengetahuan sekaligus sebuah pembelajaran bagi kita semua dan
disisi lain pula untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Etika dan Profesi Gizi.
Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya, oleh karena itu
kami meminta bimbingan, koreksi dan saran dari dosen pembimbing serta teman-
teman yang lain.
Semoga kekurangan dalam makalah ini dapat dimaklumi, karena kami
sadar bahwa sepenuhnya kami masih dalam proses pembelajaran. Demikianlah
makalah ini kami buat semoga kedepannya dapat memberikan manfaat.

Denpasar, 7 Agustus 2019


Penulis

i
Daftar Isi

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 3
1.4 Manfaat makalah ............................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika ................................................................................................... 4
2.2 Pendekatan teori Etika.......................................................................................... 4
2.3 Macam-macam Etika ........................................................................................... 5
2.4 Perbedaan Etika, Etiket dan Moral....................................................................... 6
2.5 Pengertian Norma................................................................................................. 5
2.6 Macam-macam Norma ......................................................................................... 6
2.7 Prinsip Etika dan Norma dalam pelayanan gizi ................................................... 9
2.8 Prinsip Etika dan Norma dalam Berpenampilan ................................................ 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 16
3.2 Saran ............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Kesehatan merupakan salah satu modal utama dalam rangka


pertumbuhan dan pengembangan kehidupan bangsa serta mempunyai
peranan penting dalam usaha mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan
sejahtera. Bahkan kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Derajat
kesehatan sangat berarti bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya
manusia serta sebagai salah satu modal bagi pelaksanaan pembangunan
nasional yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat harus dilaksanakan dengan
memperhatikan peranan kesehatan melalui upaya yang lebih memadai dan
pembinaan penyelenggaraan upaya kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu.
Perubahan konsep pemikiran penyelenggaraan pembangunan kesehatan
tidak dapat dielakkan. Paradigma pembangunan kesehatan pada awalnya
bertumpu pada upaya pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan,
selanjutnya bergeser pada penyelenggaraan upaya kesehatan yang
menyeluruh dengan penekanan pada upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan. Paradigma ini dikenal pada kalangan kesehatan
sebagai paradigma sehat.
Melalui paradigma sehat tersebut kegiatan yang dilaksanakan harus
berwawasan kesehatan, tetap dengan peningkatan dan pemeliharaam kualitas
individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungan dan secara terus
menerus memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau serta mendorong kemandirian masyarakat untuk
selalu hidup sehat.

Sebagai bagian integral dari kesejahteraan, upaya mewujudkan derajat


kesehatan yang optimal bagi setiap orang memerlukan dukungan hukum

1
bagi terselenggaranya berbagai kegiatan di bidang kesehatan. Dukungan
hukum tersebut merupakan suatu perangkat hukum kesehatan yang
memadai. Perangkat hukum kesehatan yang memadai dimaksudkan agar
adanya kepastian hukum dan perlindungan yang menyeluruh baik bagi
penyelenggara upaya kesehatan maupun masyarakat penerima pelayanan
kesehatan.
Upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan baik oleh pemerintah dan atau oleh
masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya kesehatan khususnya
fasilitas pelayanan dan tenaga kesehatan. Kewenangan untuk melaksanakan
upaya kesehatan itulah yang memerlukan peraturan hukum sebagai dasar
pembenaran hukum di bidang kesehatan tersebut. Peraturan hukum tentang
upaya kesehatan saja belum cukup karena upaya kesehatan
penyelenggaraannya, disertai pendukung berupa sumber daya kesehatan baik
yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak.
Berdasarkan paparan diatas tersebut lah diperlukannya etika dan norma
dalam pelayanan kesehatan bagi penerima dan pemberi pelayanan kesehatan.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai etika dan norma dalam kesehatan
khususnya dalam bidang pelayanan gizi agar terjaminnya perlindungan
dalam pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan dalam bidang
kesehatan.
1.2.Rumusan masalah
1) apa yang dimaksud dengan Etika?
2) Bagaimana teori pendekatan Etika?
3) Apa saja macam-macam Etika?
4) Apa perbedaan Etika, Etiket dan Moral ?
5) Apa yang dimaksud dengan Norma?
6) Apa saja macam-macam Norma?
7) Bagaimana prinsip Etika dan Norma dalam pelayanan gizi?
8) Bagaimana prinsip Etika dan Norma dalam berpenampilan?

2
1.3.Tujuan
1) Dapat mengetahui definisi dari Etika
2) Dapat mengetahui teori pendekatan Etika
3) Dapat mengetahui macam-macam Etika
4) Dapat mengetahui perbedaan Etika, Etiket dan Moral
5) Dapat mengetahui definisi dari Norma
6) Dapat mengetahui macam-macam Norma
7) Dapat mengetahui prinsip Etika dan Norma dalam pelayanan gizi
8) Dapat mengetahui prinsip Etika dan Norma dalam berpenampilan
1.4.Manfaat
1) Mengetahui definisi Etika
2) Mengetahui teori pendekatan Etika
3) Mengetahui macam-macam Etika
4) Mengetahui perbedaan antara Etika, Etiket dan Moral
5) Mengetahui definisi Norma
6) Mengetahui prinsip Etika dan Norma dalam pelayanan gizi
7) Mengetahui prinsip Etika dan Norma dalam berpenamipilan

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Dasar Etika
Kata etika secara etimologi berasal dari kata Yunani yaitu Ethos yang
berarti watak atau sifat atau tingkah laku manusia, kebiasaan, cara berfikir,
dan sebagainya. Dalam bahasa Indonesia, kata etika berarti kebiasaan baik
atau norma-norma yag baik. Selanjutnya, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata Etika mengandung 3 arti yaitu : 1) ilmu tentang apa yang baik
dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral ( akhlak), 2)
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, 3) nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan dan masyarakat.
Sebagai suatu istilah, Etika sekurang-kurangnya mengandung dua arti,
yaitu :
1) Sebagai pedoman baik-buruknya perilaku manusia
2) Sebagai ilmu yang mengkaji pedoman baik buruknya perilaku manusia
tersebut, yang menyangkut nilai-nilai, prinsip-prinsip dan norma-norma
moral yang dipakai sebagai pegangan umum bagi penentuan benar
salahnya tindakan seseorang sebagai manusia.
Jadi etika adalah usaha untuk mengerti tata aturan social yang menentukan
dan membatasi tingkah laku manusia.
2.2. Pendekatan Teori Etika
Pendekatan yang biasa digunakan untuk mempelajari teori etika yang
berhubungan dengan tingkah laku dan moral manusia, yaitu : etika deskriptif
dan etika normatif .
1) Etika Deskriptif
Yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap
dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup
ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta
sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap
yang mau diambil ( menggambarkan fenomena etika )
2) Etika Normatif

4
Yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian
sekaligus member norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang
akan diputuskan ( menyediakan kaidah umum dan prinsip tingkah
laku)

2.3. Macam –macam Etika

Secara umum Etika dibagi menjadi dua yaitu Etika umum dan Etika khusus.
Berikut merupakan jenis-jenis etika sampai dengan turunannya :
a. Etika Umum
Mengajarkan tentang kondisi-kondisi dan dasar-dasar bagaimana
seharusnya manusia bertindak secara etis, bagaimana pula manusia
bersikap etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang
menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur
dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat
dapat pula dianalogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas
mengenai pengertian umum dan teori-teori etika.
b. Etika Khusus
Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan. Penerapan ini bisa berwujud : bagaimana seseorang
bersikap dan bertindak dalam kehidupannya dan kegiatan profesi
khusus yang dilandasi dengan etika moral. Namun, penerapan itu dapat

5
juga berwujud : bagaimana manusia bersikap atau melakukan tindakan
dalam kehidupan terhadap sesama.
Etika khusus dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Etika individual yaitu menyangkut kewajiban dan sikap
manusia terhadap dirinya sendiri.
2. Etika social yaitu mengenai sikap dan kewajiban, serta pola
perilaku manusia sebagai anggota bermasyarakat. Etika social
meliputi : sikap terhadap sesama, etika keluarga, etika gender,
etika profesi, etika politik, ideology.
3. Etika lingkungan : suatu kegiatan dimana manusia bertanggung
jawab dan berinteraksi dengan baik dengan lingkungannya.
Pendekatan terhadap lingkungan dengan melihat pentingnya
memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang
saling menopang.

2.4. Perbedaan Etika , Etiket dan Moral


Dua istilah tersebut sering kali dicampurkan, padahal kedua kata tersebut
memiliki arti yang cukup hakiki. Etika adalah kebiasaan baik atau norma-
norma yag baik sedangkan etiket berasal dari bahasa Prancis “ etiquette”.
Yang artinya sikap yangmengatur hubungan antara kelompok manusia
beradab dalam pergaulan. Berikut merupakan beberapa perbedaan etika dan
etiket :

6
Etika Etiket
Etika menyangkut cara dilakukannya Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu
suatu perbuatan sekaligus memberi perbuatan harus dilakukan manusia. Misal :
norma dari perbuatan itu sendiri. Misal Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada
: Dilarang mengambil barang milik orang lain, saya harus menyerahkannya dengan
orang lain tanpa izin karena mengambil menggunakan tangan kanan. Jika saya
barang milik orang lain tanpa izin sama menyerahkannya dengan tangan kiri, maka
artinya dengan mencuri. “Jangan saya dianggap melanggar etiket.
mencuri” merupakan suatu norma etika.
Di sini tidak dipersoalkan apakah
pencuri tersebut mencuri dengan tangan
kanan atau tangan
kiri.
Etika selalu berlaku, baik kita sedang Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita
sendiri atau bersama orang lain. Misal: tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar
Larangan mencuri selalu berlaku, baik kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita
sedang sendiri atau ada orang lain. Atau atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak
barang yang dipinjam selalu harus berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama
dikembalikan meskipun si empunya bersama teman sambil meletakkan kaki saya di
barang sudah lupa. atas meja makan, maka saya dianggap
melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang
makan sendirian (tidak ada orang lain), maka
saya tidak melanggar etiket jika saya makan
dengan cara demikian.
Etika bersifat absolut. “Jangan Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak
mencuri”, “Jangan membunuh” sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja
merupakan prinsip- prinsip etika yang dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal :
tidak bisa ditawar-tawar. makan dengan
tangan atau bersendawa waktu makan.
Etika memandang manusia dari segi Etiket memandang manusia dari segi lahiriah
dalam. saja.

7
Sedangkan perbedaan etika dan moral yaitu:

Etika Moral
Asal kata Berasal dari bahasa Yunani Dari bahasa latin “moralis” karakter,
“ethos”  adat istiadat tata cara atau perilaku yang tepat
Konsep Merupakan cerminan dari moral Keyakinan tentang hal yang baik dan
benar
Sifat Filosofis Praktis
Dari individu pribadi atau dari Dari budaya dan normamasyarakat
Sumber sebuah komunitas, lembaga atau
kelompok
Karena akal pikiran Karena keyakinan dari masyarakat
Landasan pribadi/kelompok yang menilai mengenai hal yang benar dan salah
benar atau tidaknya suatu hal
Keterkaitan Etika tidak selalu diikuti dengan Adanya moral diikuti oleh etika
Moral

2.5. Pengertian Norma


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan norma antara
lain:
1. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat,
dipakai sebagai panduan, tatanan, dan kendalikan tingkah laku yang
sesuai dan diterima.
2. Aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk
menilai atau membandingkan sesuatu.
Beberapa pengertian tentang norma menurut para ahli :
a) John J. Macionis : norma adalah aturan-aturan dan harapan-
harapan masyarakat untuk memandu perilaku angoota-
anggotanya.
b) Robert Mz. Lawang : norma adalah gambaran mengenai apa
yang diinginkan baik dan perlu dihargai sebagaimana mestinya.

8
c) Hans Kelsen : norma adalah perintah yang tidak personal dan
anonym.
d) Soerjono Seokanto : norma adalah suatu perangkat agar
hubungan antar masyarakat terjalin dengan baik
e) Iswono Hadi Wiyono : norma adalah peraturan atau petunjuk
hidup yang member ancar-ancar perbuatan mana yang boleh
dijalankan dan perbuatan mana yang harus dihindari
f) Antony Gidden : norma adalah prinsip atau aturan konkret
yang seharusya diperhatikan oleh masyarakat.

2.6. Macam-macam Norma


A. Norma Agama
Norma agama adalah peraturan hidup yang harus diterima oleh
manusia sebagai bentuk perintah, larangan dan ajaran yang bersumber dari
Tuhan Yang Maha Esa yang bersifat dogmatis. Dogmatis adalah ajaran
yang harus dilaksanakan dan tidak boleh dikurangi atau ditambah. Bagi
setiap pemeluk agama, mengakui dan meyakini jika peraturan yang paling
benar ialah peraturan yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Pemeluk agama berpendapat jika norma agama merupakan satu-
satunya norma yang mengatur mengenai peribadatan dalam rangka
melaksanakan hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Sanksi
norma agama ialah hukum yang berupa siksaan dari Tuhan Yang Maha
Esa di akhirat.
Contoh norma agama yaitu : dilarang untuk mencuri, berzina, berbuat riba,
membunuh, berbuat kasar, berbuat jahat dll.
B. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap sebagai
suara hati sanubari manusia, tentang baik buruknya suatu perbuatan.
Norma ini merupakan sumber moral dan hati nurani manusia. Pelanggaran
norma ini adalah pelanggaran terhadap perasaannya yang berakibat
terhadap bentuk penyesalan, rasa malu, dan menjadikan merasa bersalah.
Sanksi norma kesusilaan ini biasanya bersifat tidak tegas.

9
Contoh dari norma kesusilaan yaitu :
- Tidak boleh mencuri barang milik orang lain
- Berprilaku jujur dan tidak berbohong
- Harus bebruat baik terhadap sesama manusia
- Bertindak menghargai orang lain
- Bertindak adil
C. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari
pergaulan segolongan manusia didalam nasyarakat dan dianggap sebagai
tuntutan pergaulan sehari-hari dalam masyarakat tersebut. Norma ini
timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur
pergaulan, sehingga masing-masing setiap anggota masyarakat bisa saling
menghormati satu sama lain. Sanksi yang didapatkan oleh pelanggaran
ialah bisa dicela oleh sesamanya, sanksi ini bersifat tidak tegas, akan tetapi
bisa diberikan dari dalam masyarakat itu sendiri yang bisa berupa
cemohan, bahkan dikucilkan dalam pergaulan masyarakat.
Contoh norma kesopanan yaitu :
- Member tempat duduk terlebih dahulu kepada wanita didalam
transportasi umum terutama bagi wanita yang udah tua, hamil atau
membawa bayi.
- Berkata dengan tutur kata lemah lembut, baik kepada yang lebih muda,
sesama, bahkan lebih tua.
- Tidak meludah disembarang tempat
- Tidak berkata kasar
- Member salam/bisa dengan menyapa
D. Norma Hukum
Norma hukum adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh badan
atau lembaga yang berwenang untuk mengatur kehidupan manusia dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Isinya mengikat setiap orang dan
pelaksanaannya bersifat memaksa oleh alat-alat Negara. Dalam
masyarakat tertentu ada hukumnya yang berlaku berupa lisan yang biasa

10
disebut dengan hukum adat. Adapun norma humum berfungsi sebagai
berikut :
Melengkapi norma yang lain dengan sanksi nyata dan tegas, mengatur hal-
hal yang belum diatur oleh norma-norma lain, norma hukum kadang
mengatur hal-hal yang bisa betentangan dengan norma yang lain.
Contohnya pengatur pelaksanaan hukuman mati, meskipun didalam norma
pada umumnya adalah dilarang untuk membunuh.
Contoh norma hukum yaitu :
a) Setiap pejalan kaki harus melewati jalur lambat
b) Dilarang mencuri atau merampok
c) Dilarang membunuh
Bagi pelanggar norma hukum dapat dikenakan sanksi berupa
pidana penjara ataupun pembatalan atau pernyataan tidak sahnya
suatu kegiatan atau perbuatan dan sanksi tersebut dapat dipaksakan
oleh penguasa atau lembaga yang berwenang. Dalam kaitannya
dengan pelayanan bidang kesehatan ( yankes) bagi orang yang
pada dasarnya merupakan hubungan yang sifatnya unik, karena
hubungan tersebut yang bersifat interpersonal tidak hanya diatur
oleh hukum tetapi juga etik. Jika dibandingkan dengan ketiga
norma yang lainnya, norma hukum yang memiliki sifat yang tegas
dan nyata.

NO NORMA HUKUM NORMA LAINNYA


1 Bersifat Heteronom ( ketentuan Bersifat Otonom (
dari luar diri ) ketentuan dari dalam diri )
2 Dapat memuat sanksi pidana Tidak dapat memuat
sebagai alat pemaksa sanksi pidana sebagai alat
pemberlakuannya pemaksa
pemberlakuannya
3 Sanksi diberikan oleh alat Sanksi diberikan oleh diri
negara sendiri

11
2.7. Prinsip etika dan norma dalam pelayanan gizi
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengethauan khusus sedangkan professional adalah istilah bagi
seseorang yang menawarkan jasa atau layanan yang sesuai dengan produk dan
peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagain upah
atas jasanya.
Etika profesi menurut keiser ( Suharwwadi Lubis, 1994:6-7) adalah
sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional
terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan
dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan professional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak
benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa
yang benar atau yang salah, perbuatan yang harus dilakukan dan apa yang
harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakai atau konsultannya. Dengan adanya kode etik
akan melindungi perbuatan yang tidak professional. Prinsip dasar didalam
etika profesi yaitu :

1. Tanggung jawab
- Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan terhadap
hasilnya
- Bertanggung jawab terhadap dampak dari pofesi itu untuk kehidupan
orang lain atau masyarakat pada umumnya
2. Keadilan
Prinsip ini menuntut untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya
3. Berprinsip kompetensi yaituu melaksanakan pekerjaan sesuai jasa
professionalnya, kompeten dan tekun

12
4. Berprilaku professional yaitu berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
5. Prinsip kerahasiaan yaitu menghormati kerahasiaan informasi.
Jadi dalam kegiatan pelayanan gizi , ahli gizi berkewajiban melakukan
tugas-tugasnya atas dasar:
1) Kesadaran dan rasa tanggung jawab akan melaksanakan pelayanan gizi
2) Adil dalam memberikan pelayanan kepada pasien
3) Bersifat kompeten dalam melaksanakan pelayanan gizi
4) Berprilaku professional sebagai ahli gizi
5) Menjaga kerahasiaan biodata dan informasi pasien, hal ini tertuang
pada kode etik yang diberikan oleh persatuan ahli gizi Indonesia tahun
1990 dan Departemen Kesehatan RI tahun 1999
a) Adapun prinsip-prinsip etika yang tertuang dalam Hipocrates yaitu
:
1. Tidak merugikan ( non maleficience )
2. Membawa kebaikan ( Beficience)
3. Menjaga kerahasiaan ( Confidentiality)
4. Otonomi pasien ( autonomy pasien )
5. Berkata benar ( truth telling )
6. Berlaku adil ( justice)
7. Menghormati privasi ( privacy )
b) Prinsip dan norma dalam pelayanan gizi :
- Meningkatkan keadaan gizi, kesehatan,kecerdasan dan kesejahteraan
rakyat
- Menjunjung tinggi nama baik profesi gizi dengan menunjukkan sikap ,
perilaku dan budi luhur serta tidak mementingkan kepentingan pribadi
- Menjalankan profesinya dengan sikap jujur, tulus dan bertanggung
jawab.
- Berkewajiban untuk senantiasa berdasarkan prinsip keilmuan,
informasi terkini dan menginterpretasikan informasi, hendaknya secara
objektif tanpa bias individu dan mampu menunjukkan sumber rujukan
yang benar

13
- Mengenal dan memahami keterbatasannya sehingga bisa bekerjasama
dengan pihak lain.
c) Terdapat kewajiban-kewajiban ahli gizi yaitu sebagai berikut :
1. Kewajiban terhadap klien
 Ahli gizi berkewjiban sepanjang waktu untuk
berusaha memelihara dan meningkatkan status
gizi klien
 Ahli gizi berkewajiban merahasiakan informasi
pribadi klien yang dilayaninya
 Ahli gizi dalam menjalankan profesinya dapat
menghargai dan menghormati kebutuhan unik
setiap klien yang dilayani serta tidak melakukan
deskriminasi.
 Ahli gizi berkewajiban memberikan pelayanan
gizi prima, cepat dan akurat
 Ahli gizi berkewajiban memberikan informasi
yang tepat, jelas dan mudah dimengerti.
2. Kewajiban terhadap masyarakat
 Ahli gizi berkewajiban melindungi masyarakat
umum, khususnya tentang penyalahgunaan
pelayanan, informasi yang keliru dan praktik
yang tidak etis.
 Ahli gizi berkewajiban untuk melakukan
kegiatan pengawasan pangan dan gizi,
melakukan pemantauan dan pengukuran status
gizi dalam masyarakat secara teratur.
3. Kewajiban dengan teman seprofesi dan mitra kerja
 Ahli gizi ketika melakukan promosi gizi dalam
rangka meningkatkan dan memelihara status
gizi optimal dari masyarakat, berkewajiban
bekerjasama,melibatkan dan menghargai

14
beerbagai disiplin ilmu sebagai mitra kerja
dalam masyarakat.
 Ahli gizi berkewajiban memelihara hubungan
persahabatan yang harmonis dengan organisasi
atau profesi sejenis
 Ahli gizi berkewajiban untuk loyal dan taat asas
di organisasi tempat bekerja.
4. Kewajiban terhadap teman seprofesi dan diri sendiri
 Ahli gizi berkewajiban untuk melindungi dan
menjunjung tinggi ketentuan yang di
rancangkan oleh profesi
 Ahli gizi berkewajiban memperkaya
pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan
dalam menjalankan profesi.
 Ahli gizi berkewajiban menunjukkan rasa
percaya diri, dan bersedia menerima pendapat
orang lain
 Dll

2.8. Prinsip etika dan norma dalam berpenampilan


 Mempergunakan busana yang tidak melanggar aturan, norma,
kepatutan dalam lingkungan dimana bertugas atau berada
 Bisa mengikuti mode, tetapi tetap sesuai acara, sesuai waktu,sesuai
tempat
 Hindari menggunakan pakaian yang terlalu mencolok atau menarik
perhatian
 Hindari berbusana yang membuat tidak nyaman saat bergerak
 Hindari menggunakan aksesoris yang berlebihan
 Berbusana rapi dan bersih.

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Etika adalah usaha untuk mengerti tata aturan social yang menentukan dan
membatasi tingkah laku manusia. Macam-macam Etika yaitu Etika umum dan
Khusus.
Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di
masyarakat,dipakai sebagai panduan, tatanan, dan kendalikan tingkah laku
yangsesuai dan diterima. Macam-macam Norma yaitu : norma agama, norma
kesusilaan, norma kesopanan dan norma hukum.
Prinsip Etika dan Norma dalam pelayanan Gizi yaitu Kewajiban tehadap
klien, kewajiban terhadap masyarakat, kewajiban terhadap profesi lain atau mitra
kerja, dan kewajiban terhadap diri sendiri atau teman se profesi.
Prinsip Etika dan Norma dalam berpenampilan yaitu berpenampilan sesuai
atauran, berbusana yang sopa, warna tidak mencolok,sesuai kenyamanan, rapi
dan bersih.

3.2.Saran
Berdasarkan pembahasan dapat disarankan bahwa senantiasan ahli gizi atau
tenaga kesehatan dapat mengikuti etika dan norma dalam menjalankan tugas
agar tercapainya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat.

16
Daftar Pustaka
Mustafa, Annasari dan Bachyar Bakri. 2010. Etika dan Profesi Gizi. Yogyakarta
: Graha Ilmu
Anonim. 2017. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Diakses dari
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/11/EtikaProf
esi-dan-Hukes-SC.pdf pada 7 Agustus 2019 Pukul 16.00 PM
Etika Profesi Gizi, Ketua DPP Persagi

17

Anda mungkin juga menyukai