KELOMPOK 9 :
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan kami buat dengan
waktu yang telah di tentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar mengenai
“Kode Etik Ahli Gizi”.
Penyusun mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi
sumbangsi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Dan tentunya penyusun juga
menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini.
Hal ini karena keterbatasan kemampuan dari penyusun. Oleh karena itu, penyusun
senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
penyempurnaan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan
kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….………i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….2
C. Tujuan ……………………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………...…11
B. Saran……………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………....iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada berbagai
aspek, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu
bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara
langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu negara. Untuk itu diperlukan
upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui
upaya perbaikan gizi dalam keluarga maupun pelayanan gizi pada individu yang karena
suatu hal mereka harus tinggal di suatu institusi kesehatan, diantaranya rumah sakit.
(Depkes RI, 2005).
1
ahli gizi serta ilmuwan yang dinamis, mandiri dan menjunjung etik profesional yang
tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya berbagai pengembangan ilmu
dan pelayanan kesehatan di berbagai bidang termasuk bidang gizi.
Oleh karena itu, Standar Profesi Gizi dapat digunakan sebagai pedoman bagi
tenaga gizi dengan tujuan untuk mencegah tumpang tindih kewenangan berbagai profesi
yang terkait dengan gizi. Untuk itu, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) harus
menyikapi dan mengantisipasi hal tersebut dengan meningkatkan kualitas sumber daya
yang ada melalui penetapan Standar Profesi Gizi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kode etik profesi?
2. Apa kegunaan kode etik profesi?
3. Bagaimana kode etik Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)?
4. Bagaimana penerapan kode etik pada Ahli Gizi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kode etik profesi
2. Untuk mengetahui kegunaan kode etik profesi
3. Untuk mengetahui kode etik PERSAGI
4. Untuk mengetahui penerapan kode etik pada Ahli Gizi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Kegunaan Kode Etik Profesi
Kegunaan kode etik profesi, diantaranya:
- Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.
- Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
- Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan
etika dalam keanggotaan profesi
6
BAB IV Kewajiban terhadap Teman Seprofesi dan Mitra
7
e. Ahli gizi dalam menjalankan profesinya, berkewajiban untuk tidak
boleh dipengaruhi oleh kepentingan pribadi, termasuk menerima uang
sebagai imbalan yang sesuai dengan jasanya, meskipun dengan
sepengetahuan klien/masyarakat.
f. Ahli gizi berkewajiban untuk tidak melakukan perbuatan yang bersifat
memuji diri sendiri dan memaksa orang lain melanggar hukum.
g. Ahli gizi berkewajiban untuk memelihara kesehatan dan keadaan
gizinya agar mampu bekerja dengan baik.
h. Ahli gizi berkewajiban untuk melayani masyarakat umum tanpa
memandang keuntungan perseorangan atau kebesaran seseorang.
i. Ahli gizi dalam menjalankan profesinya, boleh mencantumkan
namanya untuk sertifikasi bagi institusi yang akan memberikan
pelayanan gizi, selama ahli gizi yang bersangkutan memang betul-
betul memberikan pelayanan gizi.
a. Kode etik ahli gizi ini dibuat atas dasar prinsip bahwa organisasi
profesi bertanggung jawab terhadap kiprah anggotanya dalam
menjalankan praktik profesinya.
b. Kode etik ini berlaku setelah disahkannya kode etik ini oleh sidang
tertinggi profesi sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga profesi gizi.
9
4. Penerapan Kode Etik Ahli Gizi
Kode etik Ahli Gizi dalam hal penerapannya, terdapat beberapa kewajiban
yang harus dilaksanakan. Kewajiban tersebut diantaranya :
1. Meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan serta berperan dalam meningkatkan
kecerdasan dan kesejahteraan rakyat
2. Menjunjung tinggi nama baik profesi gizi dengan menunjukkan sikap,
perilaku, dan budi luhur serta tidak mementingkan diri sendiri
3. Menjalankan profesinya menurut standar profesi yang telah ditetapkan.
4. Menjalankan profesinya bersikap jujur, tulus dan adil.
5. Menjalankan profesinya berdasarkan prinsip keilmuan, informasi terkini, dan
dalam menginterpretasikan informasi hendaknya objektif tanpa membedakan
individu dan dapat menunjukkan sumber rujukan yang benar.
6. Mengenal dan memahami keterbatasannya sehingga dapat bekerjasama
dengan pihak lain atau membuat rujukan bila diperlukan.
7. Melakukan profesinya mengutamakan kepentingan masyarakat dan
berkewajiban senantiasa berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat
yang sebenarnya.
8. Berkerjasama dengan para profesional lain di bidang kesehatan maupun
lainnya berkewajiban senantiasa memelihara pengertian yang sebaik-baiknya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberitahukan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar dapat memahami arti pentingnya suatu profesi,
sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja.
Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi, mengabdikan diri dalam upaya
meningkatkan keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan, dan kesejahteraan bangsa.
Pengabdian profesi gizi dilaksanakan dalam bentuk upaya perbaikan gizi, pengembangan
IPTEK gizi serta ilmu terkait, dan pendidikan gizi.
Ahli Gizi harus senantiasa bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berlandaskan
pada pancasila, UUD 1945, Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga, dan kode etik
profesi Gizi.
B. Saran
Untuk menanggulangi berbagai permasalahan gizi, dibutuhkan tenaga kesehatan
dan ahli gizi serta ilmuwan yang dinamis, mandiri dan menjunjung etik profesional yang
tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya berbagai pengembangan ilmu
dan pelayanan kesehatan di berbagai bidang termasuk bidang gizi. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk kedepannya, dan Ahli Gizi dapat menerapkan Kode Etik Profesi
dengan baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Panji, Muslim. 2014. Kode Etik Ahli Gizi dan Konsep Dasar Sehat dan Sakit.
http://muslimpanji86.blogspot.com/2014/06/kode-etik-ahli-gizi-dan-konsep-
dasar.html?m=1 (diakses Sabtu, 27 juli 2019, pukul 07.46 Wita).
Jati. 2018. Pengertian Kode Etik Profesi, Pelanggaran Kode Etik, Fungsi, Tujuan, Manfaat.
https://www.jatikom.com/2018/01/pengertian-kode-etik-
profesipelanggaran.html#ixzz5unlqP5A5 (diakses Sabtu, 27 Juli 2019, pukul 01.00 Wita)
iii