Anda di halaman 1dari 18

ETIKA PROFESI

Makalah
Pengembangan Kepribadian dalam Praktik Profesi Gizi

Dosen Pembimbing :
Arnisam, SKM, M.Kes

Disusun Oleh :
Nawal Azkia
P0713111026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES ACEH
JURUSAN GIZI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan gizi di Indonesia semakin kompleks seiring terjadinya transisi
epidemiologis. Berbagai permasalahan gizi kurang, menunjukkan angka penurunan seperti
Prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) sementara itu dilain pihak masalah gizi lebih dan
penyakit degeneratif justru menunjukkan peningkatan bahkan dari laporan terakhir masalah
gizi kurang saat ini cenderung tetap.
Untuk menanggulangi berbagai permasalahan gizi tersebut dibutuhkan tenaga
kesehatan dan ahli gizi serta ilmuwan yang dinamis, mandiri dan menjunjung etik
profesional yang tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya berbagai
pengembangan ilmu dan pelayanan kesehatan diberbagai bidang termasuk bidang gizi
Selain itu perkembangan globalisasi yang ditandai dengan kesepakatan perdagangan
bebas di tingkat Asia melalui Asian Free Trade Aggreement (AFTA) pada tahun 2003 dan
tingkat dunia tahun 2010 (WTO) memungkinkan masuknya tenaga asing dengan bebas ke
indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan tenaga gizi yang profesional dengan
kemampuan keilmuan/kompetensi lulusan setara dengan standar profesional gizi di tingkat
internasional. Disamping untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan gizi di
masyarakat baik secara individu maupun kelompok
Tenaga gizi yang ada diIndonesia saat ini ;ebih banyak yang berlatar belakang
pendidikan Diploma III, sedangkan pendidikan sarjana gizi baru saja dimulai. Adanya dua
jenis tenaga gizi ini tentunya mempunyai wewenang dan kompetensi yang berbeda. Selain
tenaga gizi tersebut, adapula tenaga kesehatan lain yang melakukan kegiatan gizi yang
sama. Oleh karena itu, standar profesi Gizi dapat digunakan sebagai pedoman bagi tenaga
gizi dengan tujuan untuk mencegah tumpang tindih kewenangan berbagai profesi yang
terkait dengan gizi.
Untuk itu persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) harus menyikapi dan
mengantisipasi hal tersebut dengan meningkatkan kualitas sumber daya yang ada melalui
Penetapan Standar Profesi Gizi
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja ruang lingkup etika?
2. Bagaimana menerapkan etika pergaulan sebagai seorang mahasiswa?
3. Bagaimana cara mengembangkan kepribadian?
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ruang lingkup etika
2. Untuk mengetahui etika pergaulan
3. Untuk mengetahui cara mengembangkan kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Etika Profesi


1. Kriteria atau ciri-ciri Profesi
Secara umum ada beberapa ciri atau kriteria yang selalu melekat pada profesi
baik profesi pada umumnya ataupun profesi luhur yaitu sebagai berikut :
a. Adanya pengetahuan khusus
b. Adanya kaedah dan standar moral yang tinggi
c. Mengabdi kepada kepentingan masyarakat
d. Ada izin khusus untuk bisa menjalankan suatu profesi
e. Kaum profesional biasanya menjadi angggota dari suatu profesi

Menurut Akhmad Tafsir seseorang di sebut memiliki profesi bila ia memenuhi


kriteria sebagai berikut :
a. Profesi harus memiliki keahlian yang khusus
b. Profesi harus sebagai pemenuhan panggilan hidup, artinya lapangan
pengabdian.
c. Profesi memiliki teori –teori yang baku secara universal
d. Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk diri sendiri
e. Profesi harus di lengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompotensi
aplikatif
f. Pemegang profesi memiliki otonom dalam melakukan profesinya
g. Profesi hendaknya memiliki kode etik
h. Profesi harus memiliki klien yang jelas ( pemakai jasa profesi)
i. Profesi memerlukan organisasi
j. Mengenali hubungan profesi dengan bidang – bidang lain.

Menurut Pakar Pendidikan Winarno Surrakhmad (hermawan,1979 ) menyatakan


bahwa sebuah profesi harus mempunyai kriteria sebagai berikut  :
a. Profesi harus mempunyai bidang pekerjaan tertentu (spesifik) tidak
boleh sama dengan pekerjaan yang di lakukan oleh profesi yang lain.
b. Bidang pekerjaan profesi itu harus bersifat pengabdian kepada masyarakat
(public sevice) pekerjaan yang bersifat pengabdian lazimnya lebih banyak
pengorbanannya dari pada keuntungan ekonomi finansialnya.
c. Profesi harus mempunyai keterampilan khusus, yang tidak dimiliki oleh
profesi yang lain.
d. Profesi harus mempunyai sikap dan kpribadian yang khas, yang menandakan
Profesi itu berbeda dengan profesi yang lain.
e. Profesi harus mempunyai organisasi profesi, yang akan berfungsi sebagai
wadah untuk menghimpun, mengelola dan melayani anggota profesinya.
f. Profesi harus mempunyai pedoman sikap dan tingkah laku bagi para
anggotanya yang di kenal dengan nama kode etik profesi.
g. Profesi harus mempunyai dewan kehormatan Profesi, yaitu organisasi yang
bertugas mengawasi perilaku para anggotanya dalam melaksakan tugasnya
sehari- hari dan memberikan pertimbangan kepada pengurus pusat
pelanggaran kode etik yang dilakukan para anggotanya.

Etika mencakup etika deskriptif, normatif dan metaetika.


a. Etika Deskriptif
Yakni etika yang melihat secara kritis dan rasional sikap dan perilaku dan
tujuan hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai.
b. Etika Normatif
Yakni etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku ideal yang harus
dimiliki manusia sebagai sesuatu yang bernilai.
c. Metaetika
Yakni studi tentang etika normative yang bergerak lebih tinggi daripada
perilaku etis.

2. Ruang Lingkup Etika Profesi Gizi


a. Gizi sebagai profesi
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari bdan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sodial dan ekonomis.
Sedangkan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

b. Ahli gizi sebagai tenaga kerja profesional


Ahli gizi termasuk ahli madya gizi adalah pekerja profesional. Persyaratan
sebagai pekerja profesional telah dimiliki oleh ahli gizi maupun ahli madya gizi
tersebut. Persyaratan tersebut adalah :
1) Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau
spesialis
2) Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan tenaga profesional
3) Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat
4) Mempunyai kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh
pemerintah
5) Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
6) Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur
7) Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
8) Memiliki etika ahli gizi
9) Memiliki standar praktek
10) Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan
profesi sesuai dengan kebutuhan pelayanan
11) Memiliki standar berkelanjutan sebagai wahana pengembangan
kompetensi

B. Etika Pergaulan
Etika pergaulan itu merupakan tata-cara bergaul yang bermoral dan beradab baik itu
bergaul dengan teman, lebih tua, lebih muda. Etika bergaul itu sangat penting karena kita
sebagai manusia adalah makhluk yang beradab sehingga dengan adanya etika, itu
menunjukkan bahwa kita bukanlah mindless creature. Etika bergaul itu ada bermacam-
macam seperti etika berbicara dengan orang yang lebih tua dan etika berbicara dengan
orang yang lebih muda itu berbeda jika kita bicara dengan orang yang lebih tua tentunya
harus sopan dan dengan senyuman jika kita bicara dengan orang yang lebih muda maka kita
harus berbicara halus dan tidak menimbulkan intimidasi. Etika yang berkaitan dengan tata
cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia” “baik dan buruk suatu
tingkah laku atau perbuatan manusia.” Dari pernyataan itu kita bisa menyimpulkan kalau
etika bergaul kita merepresentasikan cara hidup dan nilai kita dalam memandang baik dan
buruknya sesuatu tapi alangkah baiknya jika kita tidak mempermasalahkan perspektif, tapi
lebih menilai sesuatu secara objektif.
1. Etika pergaulan dengan partner bisnis.
Sebagai makhluk sosial manusia pasti membutuhkan pertolongan orang lain
dalam hal apapun terutama dalam berbisinis maka dari itu saat berbisnis seseorang
tidak boleh mengkhianati partner bisnis nya sendiri karena itu juga akan
mempengaruhi bisnis yang mereka jalankan
2. Etika pergaulan dengan orang yang berbeda agama dan Ras.
Dalam Agama (khususnya islam) kita di ajarkan untuk saling menghormati satu-
sama lain baik itu berbeda ras, suku serta agama karena bagaimanapun jug kita pasti
akan berinteraksi dengan orang yang berbeda suku, ras dan agama dan akan menjalin
relasi simbiosis mutualisme dengan mereka sehingga kita memerlukan etika dalam
bergaul dengan orang yang berbeda agama dan ras agar kita bisa menjaga tingkah
laku dan perbuatan serta omongan kita untuk tidak menyinggung orang yang bereda
ras dan agama.
3. Etika Pergaulan Mahasiswa
Etika pergaulan mahasiswa yang sesuai dengan PP 60 tahun 1999 tentang Sistem
Pendidikan Tinggi, diwujudkan dengan diberlakukannya tata tertib kehidupan
kampus, tata tertib ujian, ketentuan-ketentuan pemilihan lembaga kemahaiswaan
yang prinsipnya mengatur tentang perilaku mahasiswa guna menunjang tercapainya
tujuan pendidikan tinggi seperti yang diisyaratkan di dalam PP 60 tahun 1999
tersebut.

Faktor Kunci Keberhasilan Mahasiswa dalam Belajar


Perlu diingat bahwa tugas mahasiswa adalah belajar. Untuk mencapai
keberhasilan, maka perlu diketahui faktor-faktor yang menjadi kunci yakni :
a) Atribut Individu
Atribut individu / mahasiswa adalah karakteristik yang dimiliki oleh setiap
mahasiswa yang menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan mahasiswa dalam
belajar. Ada tiga karakteristik yang melekat dalam setiap mahasiswa dengan
proporsi yang berbeda-beda yakni :
1) Karakteristik Demografi seperti umur dan jenis kelamin
2) Karakteristik Kompetensi seperti kecerdasan dan kemampuan
3) Karakteristik Psikologi seperti nilai, perilaku dan kepribadian.
b) Keinginan Kerja
Keinginan kerja ini artinya keinginan untuk belajar, karena tugas mahasiswa
adalah belajar. Selain itu juga harus ada motivasi, baik dari dalam maupun dari
luar. Motivasi dari dalam berasal dari diri sendiri untuk berhasil dalam rangka
menyongsong masa depan yang lebih baik. Motivasi dari luar berasal dari luar
diri sendiri baik berasal dari orang tua atau dari pihak lain.
c) Dukungan Organisasi
Dukungan organisasi adalah segala sesuatu yang mendukung kepada
mahasiswa untuk memaksimalkan hasil dari belajar. Untuk mencapai hasil yang
optimal, maka ketiga faktor tersebut harus dimaksimalkan.Kehilangan salah satu
faktor saja, maka hasilnya tidak dapat optimal.
Berdasarkan pengamatan terhadap para alumni yang sukses meniti karier di
tempatnya bekerja, maka berikut ini saran-saran yang perlu dikemukakan agar
dapat meraih kesuksesan di masa depan :
1) Perbanyak Menggunakan Komputer
Komputer adalah benda mati yang diciptakan oleh daya nalar (logika)
manusia, karenanya, prinsip kerja komputer sama dengan cara kerja
nalar manusia. Komputer tak ubahnya sebagai "pembantu" kerja yang
dapat diperintah dengan perintah yangsesuai dengan logika atau nalar.
2) Memilih Teman
Penyesalan biasanya datang terlambat. Ini banyak dialami mahasiswa
yang merasa"tertipu" oleh dirinya sendiri karena salah memilih teman
bergaul. Kesenangan sesaat justru menjerumuskan mereka ke kepedihan
yang berkepanjangan. Pilihlah teman, dan bentuklah kelompok-
kelompok belajar yang memiliki jiwa inovatif. Artinya, tidak hanya
mengulang pelajaran yang sudah diberikan oleh dosen, melainkan
mencari referensi lain yang mendukung pelajaran tersebut, dan kuasai
materi berikutnya yang akan diajarkan dosen di kelas.
3) Jangan Mudah Mengeluh
Orang yang sering berkeluh-kesah menandakan kurang memiliki
kemampuan. Dalam ilmu psikologi, ada satu alat ukur kemampuan
seorang manusia yang disebutdengan
4) Kembangkan Gairah Membaca dan Menulis
Gunakan waktu-waktu senggang untuk membaca dan menulis yang
berkaitan dengan tugas belajar. Keengganan membeli buku dan
membaca buku yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang
dijalaninya akan menghambat proses belajar. Mahasiswa pada
umumnya sangat gemar meng-copy transparansi dosen, padahal,
transparansi itu adalah sarana untuk mengajar, bukan sarana untuk
belajar.
5) Jauhkan Sifat Sombong
Tidak ada satupun manusia yang segala kemampuannya melebihi orang
lain. Kesombongan hanya akan menjauhkan diri kita pada kesempatan
baik yangsemestinya dapat kita raih. Bisa saja, karena sifat sombong
kita, teman kita yang tadinya mau mengajak bekerja di perusahaan besar
menjadi enggan, teman-teman yang tadinya simpati karena kepintaran
kita, menjadi antipati. Seorang professor, yang sangat ahli dan sangat
menguasai bidangnya, ia tetap tidak bisa sombong, karena, ilmu terus
berkembang, dan suatu saat apa yang telah dikuasainya ternyata belum
apa-apa, karenanya ia harus terus belajar. Konsep belajar adalah long-
life education (belajar seumur hidup), tidak ada hentinya.
6) Miliki Target-terget Pribadi
Biasakan memiliki target-target pribadi, misalkan, di semester depan
IPK saya harus naik, di tahun kelima saya harus bisa membuka usaha di
bidang informatika, dan sebagainya. Untuk mencapai target-target
tersebut, maka kita harus memiliki strategi atau siasat-siasat yang
mungkin dapat kita kerjakan. Kita harus dapat menilai tentang
kemampuan diri kita (apa yang kita miliki, apa kelebihan kita, apa
kekurangan kita), selanjutnya kita harus dapat memandang masa depan
(apa peluang yang bisa kita raih, apa tantangan yang bakal kita hadapi),
dan dari sana kita dapat melakukan manajemen diri (mengatur waktu,
mengatasi kekurangan, memilih teman, dan sebagainya). Dengan
memiliki target-target pribadi, maka, jalan hidup kita menjadi lebih
terarah, dan kita tahu prioritas apa yang harus dikerjakan terlebih dulu.
Bila target itu tidak terpenuhi, maka susun target baru sambil
mengintrospeksi diri, mengapa target tersebut tidak tercapai, dan benahi.
4. Etika dalam Berperilaku Mahasiswa
Dalam rangka menciptakan kehidupan ilmiah yang kondusif di dalam dan di luar
lingkungan kampus, maka perlu diketahui etika perilaku sebagai mahasiswa adalah
sebagai berikut :
a) Etika Pergaulan di Lingkungan Kampus
1) Berpakaian dan bersepatu rapi di lingkungan kampus
2) Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah
3) Mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan-peraturan yang
berlaku di lingkungan kampus dan berusaha tidak melanggar
4) Memberi contoh yang baik dalam berperilaku kepada adik tingkat,
teman setingkat dan kakak tingkat
5) Saling menghormati dan menghargai terhadap sesama mahasiswa
6) Berperilaku dan bertutur kata yang sopan, baik di dalam kelas dan di
luar kelas yang mencerminkan perilaku sebagai mahasiswa dan dijiwai
oleh nilai-nilai agama / kepercayaan yang dianut
7) Tidak berperilaku asusila atau tidak bermoral
8) Bersedia menerima sanksi yang ditetapkan atas pelanggaran terhadap
peraturan yang berlaku sebagai bagian dari pendidikan disiplin.
b) Etika Pergaulan di Luar Kampus
1) Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana mahasiswa tersebut
berada
2) Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang mencerminkan sebagai
mahasiswa
3) Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
dipelajarinya di masyarakat sebagai wujud pengabdian
4) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar kampus
5. Krama Dalam Pergaulan
Tata krama dalam pergaulan merupakan aturan kehidupan yang mengatur
hubungan antar sesama manusia. Tata krama pergaulan berkaitan erat dengan etiket
atau etika. Kata etiket berasal dari bahasa perancis Etiquette yang berarti tata cara
bergaul yang baik, dan etika berasal dari bahasa latin Ethic merupakan pedoman cara
hidup yang benar dilihat dari sudut Budaya, Susila dan Agama.
Dasar - dasar etiket terdiri dari:
a. Bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja.
b. Memberi perhatian kepada orang lain.
c. Berusaha selalu menjaga perasaan orang lain.
d. Bersikap ingin membantu.
e. Memiliki rasa toleransi yang tinggi.
f. Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam situasi apapun.
6. Etiket Perkenalan
Suatu hubungan antar individu biasanya dimulai dengan suatu perkenalan, dan
hal ini mungkin akan menjadi pertemuan pertama yang akan melahirkan “First
Image” dan hal ini akan mempengaruhi penilaian seseorang pada hubungan
selanjutnya.
7. Etiket Dalam Percakapan
 Percakapan merupakan unsur penting dalam hubungan sesama manusia, nilai
suatu percakapan akan mempengaruhi suasana dan kelanjutan dari suatu hubungan.
Dalam menciptakan suatu percakapan yang menyenangkan diperlukan seni tersendiri
dan hal ini pun memerlukan etika tersendiri. Communication Field terdiri dari : 

Sikap Pokok Yang Harus Dimiliki Pada Saat Berbicara 


a. Mutual Respect  (Saling Menghargai)
b. Speak Up (Berbicara Dengan Terang Dan Jelas)
c. Careful Listening (Mendengar Dengan Sungguh-Sungguh)
d. Communication Ability  (Kemampuan Berkomunikasi)
e. Positive Thinking (Berpikir Positif)

Apabila berbicara dengan orang lain, yang harus diperhatikan ialah: 


a. Volume suara, keras atau lembut disesuaikan dengan situasi
b. Kecepatan berbicara
c. Tinggi rendahnya nada suara, jangan cempreng atau melengking
d. Nada suara hendaknya mengandung keramahan
e. Pilihlah kata yang sopan

Dalam melakukan pembicaraan (conversation): 


a. Jika baru berkenalan jangan membicarakan agama, politik atau hal-hal yang
sifatnya sangat pribadi.
b. Jangan memonopoli pembicaraan
c. Bila ingin mengundurkan diri, carilah alasan yang dapat diterima
d. Jangan terlalu memperhatikan apa yang dikenakan oleh lawan bicara kita
e. Ucapkanlah kata-kata dengan jelas dan terang
f. Seseorang menjadi pendengar yang efektif: 
8. Etiket dalam Penampilan
a. Mempergunakan busana yang tidak melanggar aturan, norma, kepatutan
dalam lingkungan dimana kita berada. (di kampus jangan mempergunakan
pakaian yang terbuka/terlihat aurat atau anggota tubuh yang seharusnya
ditutupi).
b. Bisa mengikuti mode, tapi tetap harus sesuai acara, sesuai waktu, sesuai
tempat
c. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu mencolok atau menarik
perhatian orang, terutama di tempat umum (misl, di kampus)
d. Hindari busana yang membuat anda sulit bergerak/melangkah
e. Hindari aksesoris yang menimbulkan bunyi-bunyi waktu anda bergerak
f. Hindari aksesoris yang menimbulkan bunyi-bunyi dan yang mudah
tersangkut
g. Pastikan busana anda sudah rapih, jangan membetulkan/merapihkan
sembarangan

C. Pengembangan Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah tentang diri pribadi seseorang secara keseluruhan.
Kepribadian adalah suatu hal yang unik pada diri kita masing - masing. Kepribadian
mempunyai sifat yang umum dan unik. Meskipun secara individu berbeda.
2. Pengembangan Kepribadian.
Perkembangan kepribadian merupakan hasil atau produk lingkungan sosial
budaya, yang meliputi :
 Peran orang tua
 Anggota keluarga
 Sosial budaya
 Dan pengaruh kemampuan motorik.
Fase-fase pengembangan kepribadian :
  Masa bayi
 Masa kanak-kanak
  Masa dewasa
3. Faktor Penghambat Pengembangan Kepribadian
a) Faktor dari dalam diri
 Tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas
 Kurangnya motivasi dalam hidup
 Faktor usia
 Memponyai problema
 Tidak percaya diri
 Kurang kreatif
 Tidak pernah bersyukur
 Mudah menyerah
b) Faktor dari luar
 Faktor tradisi budaya
 Pengaruh pertambahan usia
 Pengaruh perkembangan zaman
 Pengaruh perubahan situasi yang tiba-tiba

4. Sikap dan Perilaku Positif dan Negatif dalam Kepribadian


a) Sikap Positif
Merupakan wujud nyata dari intensitas perasaan yang memperhatikan hal –
hal positif untuk menyatakan sifat yang positif, seseorang tidak hanya
mengekspresikannya hanya melalui wajah, tetapi juga dengan cara berbicaranya,
dan cara menghadapi masalah. Usaha yang dapat dilakukan untuk menuju sikap
positif adalah :
 Tumbuhkan pada diri sendiri suatu motif yang kuat.
 Selalu mengingatkan diri pada sesuatu yang positif akan diperoleh dari
kebiasaan baru.
 Jangan biarkan perkecualian sebelum kebiasaan baru mengakar di
kehidupan pribadi.
 Berlatih dan berlatih terus dalam setiap kesempatan, tanpa rasa jenuh
dan bosan.
b) Sikap Negatif
Sikap negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan seseorang pada
kesulitan diri dan kegagalan, sikap ini bisa tercermin pada muka muram, sedih
suara parau, penampilan diri yang tidak bersahabat, ketidak menyenangkan, dan
tidak percaya diri.
Untuk menghilangkan sifat negatif adalah :
 Belajar mengenali sifat negatif diri.
 Selalu jujur kepada setiap orang.
 Mengakui sifat negatif yang sudah dilakukan.

5. Memelihara Dan Memupuk Rasa Percaya Diri dalam Kepribadian


Rasa pede yang telah tumbuh dalam diri kita pun harus dipelihara dan
dipupuk, supaya meningkat dan memberi efek yang lebih besar. Memelihara dan
memupuk berarti menjaga agar tetap eksim, modal yang kamu miliki adalah :
a) Belajar bersyukur.
b) Evaluasi diri secara objektif.
c) Kenali kelebihanmu
 Kenali diri sendiri, wajah bentuk badan dll
 Kenali lingkungan
 Kenali bakat
 Kenali karakter ( keberanian, kejujuran, ketulusan)
 Kenali kepandaian diri
 Mengenali cita cita sendiri
d) Selalu semangat.
e) Terus berekpresi.
f) Tulis dan bacalah buku harianmu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menanggulangi berbagai permasalahan gizi tersebut dibutuhkan tenaga
kesehatan dan ahli gizi serta ilmuwan yang dinamis, mandiri dan menjunjung etik
profesional yang tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya berbagai
pengembangan ilmu dan pelayanan kesehatan diberbagai bidang termasuk bidang gizi.
Adapun ruang lingkup etika profesi gizi yaitu Gizi sebagai profesi dan Ahli gizi
sebagai tenaga kerja profesional.
Etika pergaulan itu merupakan tata-cara bergaul yang bermoral dan beradab baik itu
bergaul dengan teman, lebih tua, lebih muda. Etika bergaul itu sangat penting karena kita
sebagai manusia adalah makhluk yang beradab sehingga dengan adanya etika, itu
menunjukkan bahwa kita bukanlah mindless creature.
Pengembangan kepribadian bukanlah hal yang sulit dipelajari dan dijalani. Karena
kepribadian merupakan hal yang bisa tumbuh, dibangun dan diupayakan sehingga ada
faktor-faktor penghambat kepribadian, sikap positif dan negatif dalam kepribadian

B. Saran
Harapan saya kepada para pembaca supaya dapat memberi sebuah kritikan atau saran
terhadap makalah ini, karena makalah ini mempunyai suatu kelebihan dan kekurangan yang
sifatnya mendidik atau membimbing.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Akhmad. Etika (Ilmu Akhlak), Jakarta : Bulan Bintang, 1975.


Basuki, Sulistyo. Pengantar Kearsipan, Jakarta: Unversitas Terbuka (Depdikbud),1996.
Hartono. Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta, 1996.
Hermawan, Rachman. Etika Kepustakawanan, Jakarta: Sanggung Seto, 2006. hal 64.
Salam, Burhanuddin. Etika Sosial : Asas Moral Dalam Kkehidupan Manusia, Jakarta :
Rineka Cipta,1997. Hal 142.
Tafsir, Akhmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Jakarta : Remaja Rosda, 1991.
hal 112.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,1990.
https://www.slideshare.net/maycece/pengembangan-kepribadian-dalam-praktik-profesi

Anda mungkin juga menyukai