Oleh :
Kelompok 5
Ketua : Sisi Ulandari 171341123
Sekretaris : Authenti 171341102
Anggota :
1. Anugrah Falendy 171341101
2. Irawati 171341110
3. Tiya Anggraini 171341122
JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang
berjudul “Prinsip Etika Profesi Terhadap Klien Dalam Pelayanan Gizi” ini dengan
lancar.
Penyusunan dan penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Etika
Profesi. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang terlibat
khususnya dosen pembimbing, yang telah membantu dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi perbaikan selanjutnya menuju arah yang lebih baik.
Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi penulis
sendiri.
Penyusun.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
masyarakat, yang telah membawa dampak pada tingginya tuntutan dalam
dunia kerja atau profesi.
Gizi sebagai modal dasar dan investasi, berperan penting memutus
‘lingkaran setan ‘ kemiskinan dan kurang gizi, sebagai upaya peningkatan
kualitas sumberdaya manusia (SDM). Beberapa da,apk buruk kurang gizi :
Rendahnya produktivitas kerja, kehilangan kesempatan sekolah, dan
kehilangan sumberdaya karena biaya kesehatan yang tinggi. Upaya
peningkaan SDM diatur dalam UUD 1945 pasal 28 H ayat (1), yang
menyatakan bahwa setiap individu berhak hidup sejahtera, dan pelayanan
kesehatan adalah salah satu hak asasi manusia (Bappenas, 2011).
Rumah sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran
penting dalam melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan penyakit. Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan bagian
integral dari upaya penyembuhan penyakit pasien (Aritonang, 2012). Mutu
pelayanan gizi yang baik akan mempengaruhi indikator mutu pelayanan
rumah sakit, yaitu meningkatkan kesembuhan pasien, memperpendek lama
rawat inap, serta menurunkan biaya (Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar,
2007).
2
1.3. Tujuan Makalah
1. Melaksanakan Pelayanan Gizi sesuai Prinsip Etika
2. Menjelaskan Prinsip-Prinsip Moral Selama Berhubungan dengan Klien
dan Pasien
3. Menjelaskan Prinsip-Prinsip Berpenampilan sesuai saat Berhadapan
dengan Klien
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
1 Kewajiban Terhadap Klien
a. Memelihara dan meningkatkan status gizi klien baik dalam lingkup
institusi pelayanan gizi atau di masyarakat umum.
b. Menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yang dilayaninya baik
pada saat klien masih atau sudah tidak dalam pelayanannya, bahkan
juga setelah klien meninggal dunia kecuali bila diperlukan untuk
keperluan kesaksian hukum.
c. Menjalankan profesinya senantiasa menghormati dan menghargai
kebutuhan unik setiap klien yang dilayani dan peka terhadap
perbedaan budaya, dan tidak melakukan diskriminasi dalam hal
suku, agama, ras, status sosial, jenis kelamin, usia dan tidak
menunjukkan pelecehan seksual.
d. Memberikan pelayanan gizi prima, cepat, dan akurat.
e. Memberikan informasi kepada klien dengan tepat dan jelas, sehingga
memungkinkan klien mengerti dan mau memutuskan sendiri
berdasarkan informasi tersebut.
f. Apabila mengalami keraguan dalam memberikan pelayanan
berkewajiban senantiasa berkonsultasi dan merujuk kepada ahli gizi
lain yang mempunyai keahlian.
5
Tenaga gizi dalam melaksanakan pelayanan gizi di fasilitas
pelayanan kesehatan, mempunyai kewenangan sebagai berikut:
1) Memberikan pelayanan konseling, edukasi gizi, dan dietetik
2) Pengkajian gizi, diagnosis gizi, dan intervensi gizi meliputi
perencanaan, preskripsi diet, implementasi, konseling dan edukasi
serta fortifikasi dan suplementasi zat gizi mikro dan makro,
pemantauan dan evaluasi gizi, merujuk kasus gizi, dan dokumentasi
pelayanan gizi
3) Pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan pelayanan gizi
4) Melaksanakan penyelenggaraan makanan untuk orang banyak atau
kelompok orang dalam jumlah besar
6
2.3 PRINSIP-PRINSIP MORAL SELAMA BERHUBUNGAN DENGAN
KLIEN DAN PASIEN
a. Fungsi Etika dalam Penampilan Diri
Penampilan diri mencerminkan lingkungan atau tempat ia
berkerja, sehingga penampilan seseorang harus dapat disukai oleh orang
lain. Penampilan seseorang mencerminkan kepribadian yag baik dan
memberikan kesan positif. Penampilan seseorang selaras dengan nilai-
nilai keindahan dan tata krama yang berlaku dalam kehidupan seluruh
lapisan masyarakat.
7
b) makan teratur dengan memperbanyak sayuran dan buah-
buahan.
2) Bau Mulut
Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari bau mulut :
a) Menjaga kebersihan gigi.
b) Menghindari penyakit lambung.
c) Menjauhi makanan yang berbau merangsang.
3) Kebersihan Kuku
Usahakan agar panjang kuku sama dan ujungnya tidak kuning
bahkan hitam, Usahakan rutin memotong kuku bila telah tubuh
sedikit panjang.
4) Tata rambut
Gaya atau tata rambut disesuaikan dengan bentuk muka,
Potongan rambut yang pendek biasanya lebih terlihat rapi
daripada gondrong atau gimbal.
5) Kesehatan
Kesehatan merupakan hal penting agar memberikan
penampilan yang segar dan prima. Kesehatan harus dijaga dengan
cara :
a) Makan dan tidur dengan teratur
b) Jangan terlalu tegang dan lelah
c) Olahraga yang teratur disesuaikan dengan kondisi tubuh
d) Pandangan hidup yang optimistis
Penampilan luar tubuh
1) Tata rias
Riasan disesuaikan dengan bentuk wajah serta tidak berlebihan
serta disesuaikan dengan suasana dan tempat kita berada.
2) Tata busana
Busana sendiri menyesuaikan dengan kepribadian dan
kenyamaan masing-masing pengggunanya serta kesesuan busana
dengan acara atau suasana lingkungan yang ada. Sebagai orang
timur yang memiliki budaya lebih sopan santun terutama bagi
8
kaum perempuan lebih cenderung berpakaian yang tertutup serta
tidak memperlihatkan lekung tubuhnya.
Dalam etika penampilan seseorang dapat memberikan kesan
yang baik atau sebaliknya. Penampilan yang menarik dan memikat
merupakan modal untuk dapat meraih sukses dalam kehidupan.
Penampilan yang menarik dan memikat dapat diperoleh dangan
cara :
1) Memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri
2) Memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan
kekurangan
3) Menjauhkan diri dari rasa minder dan rendah diri
4) Bersikap wajar, tidak “over atau under confidence
Dan dalam etika berpenampilan pun kita harus mengenal
karakteristik tubuh kita, berikut ini saya mencontohkan beberapa hal
dalam etika berpakain. Bagi yang bertubuh kurus :
1) Hindari pakaian yang ketat
2) Diutamakan bahan yang halus dan melayang
3) Warna terang lebih dianjurkan
4) Gunakan motif garis horizontal
5) Bagi yang bertubuh besar:
6) Hindari busana motif horizontal
7) Hindari ornamen busana dan asesori berlebihan
8) Warna kulit terang akan lebih menarik mempergunakan busana
yang berwarna gelap
Bagi wanita, perpaduan motif dan warna busana baik kebaya/ blus,
kain panjang / rok dan selendang / pasmina disesuaikan. Busana
bermotif dipadu dengan setelan senada.
Bagi pria, warna kemeja diusahakan serasi dengan warna jas dan
dasi. Kemeja motif kotak-kotak tidak disarankan dipadu dengan jas
pada acara resmi. Pemakaian dasi disesuaikan dengan warna kemeja
daripada warna jasnya. Pada setelan jas maupun kemeja berdasi
9
disarankan tidak menyelipkan pin atau benda lain yang membuat saku
menggelembung (kacamata, handphone dll). Pada pemakaian dasi
pangkalnya harus berakhir pada gesper ikat pinggang yang dipakai.
Dasi kupu-kupu hanya untuk pakaian dan acara tertentu.
Untuk acara resmi pakai sepatu warna hitam dan kaos kaki
disesuaikan dengan warna jas atau warna hitam. Hindari sepatu dengan
sol karet atau warna lain. Kepribadian yang baik merupakan pribadi
yang :
1) Disukai banyak orang, dihargai dan dinilai sebagai orang yang
menyenangkan dalam pergaulan.
2) Dianggap sebagai orang yang patut mendapatkan kepercayaan dan
penghargaan.
3) Biasanya adalah orang yang suka melakukan kebaikan dan
menjauhi kejahatan, suka menolong dan memberi perhatian
terhadap kepentingan orang lain.
4) Yang sanggup mengasihi orang lain, walaupun orang itu telah
menyakiti hatinya, dan mau mengampuni kesalahan orang lain.
5) Tidak pernah lari dari tanggung jawab dan konsekuen dalam
bertindak.
d. Kepribadian
Penampilan diri tidak bisa lepas dari kepribadian, kepribadian
adalah suatu pencerminan sikap, karakter, watak diri pribadi seseorang
yang dapat dilihat dari tingkah lakunya dalam berhubungan dengan
orang lain.
Ada 2 tipe kepribadian, yaitu :
1) kepribadian yang tertutup (Introvert)
2) kepribadian yang terbuka (Ekstrovert)
10
Etika juga dapat dipergunakan sebagai tolok ukur kepribadian
seseorang. Etika dapat dibentuk melalui berbagai cara, antara lain
dengan pergaulan, pendidikan, lingkungan dan kebiasaan. Yang harus
diperhatikan dalam etika dalam penampilan disesuaikan dengan usia,
berpenampilan yang tidak sesuai usia baik berpenampilan terlalu
dewasa atau kekanak-kanakan tidak baik disisi sosial. Dengan etika
yang baik dapat dipastikan bahwa seseorang akan dapat diterima
dengan baik.
Mengapa Etika penampilan diri harus diperhatikan ? itu karena.
1) Manusia dituntut untuk saling berhubungan, mengenal, dan menilai
orang lain.
2) Agar penampilan kita diterima dan disenangi oleh siapa saja yang
bergaul dengan kita.
3) Tata krama dan tingkah laku sehari-hari merupakan cermin pribadi
kita sendiri
Hal mendasar dalam etika penampilan diri adalah :
1) Sikap sopan santun dan ramah.
2) Menjaga penampilan.
3) Pandai menempatkan diri.
4) Dapat membedakan bagaimana berpenampilan dalam berbagai
acara.
11
dimilikinya dan seberapa jauh lingkungan mempengaruhi perwujudan
potensi tersebut.
Konsep pengembangan diri perlu dijalankan oleh siapa saja yang bekerja
dalam pelayanan jasa untuk membentuk kepribadian yang unggul. Untuk
mencapai pengembangan diri yang optimal, diperlukan unsur-unsur
pendukung sebagai berikut :
a. Upaya pengenalan diri;
b. Pemerolehan umpan balik;
c. Upaya pembentukan sikap;
d. Pengembangan kepribadian yang kuat;
e. Komunikasi yang efektif.
Dengan mengenali diri secara baik, kita bisa mendapatkan konsep diri
yang tepat. Kemudian kita bisa mengembangkan segi positif dan memupuk
sikap-sikap positif sesuai dengan peran kita dalam menjalankan pekerjaan
serta mengatasi segi negatif yang kita miliki.
Karakteristik Kepribadian dalam Pelayanan
Ciri Perkembangan Kepribadian Manusia :
1) Kepribadian berkembang terus menerus sepanjang kehidupan
organisme manusia.
2) Tiap individu memiliki pola kepribadiannya masing-masing yang
bersifat unik dan berbeda dengan yang lainnya.
3) Kepribadian individu tak pernah menetap (statis) melainkan selalu
bergerak (dinamis), berubah dan berkembang.
Karena tuntutan tugas dan berfungsi memberikan pelayanan kepada
pelanggan, maka petugas pelayanan hendaknya memiliki kepribadian yang
baik, menarik dan menyenangkan semua pihak.
12
pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain. Kesempurnaan
Penampilan harus didukung oleh syarat-syarat :
1) Kesehatan tubuh akan sangat mempengaruhi penampilan secara
keseluruhan dan ikut menentukan menarik tidaknya seseorang.
2) Perawatan anggota tubuh meliputi perawatan kulit, rambut, tangan dan
jari, wajah, serta nafas dan bau badan tak sedap.
3) Busana kerja dan aksesoris meliputi kesesuaian warna, corak, ukuran
dan aksesoris yang sesuai.
13
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan diri dalam
upaya memelihara dan memperbaiki keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan
dan kesejahteraan rakyat melalui upaya perbaikan gizi, pendidikan
gizi, pengembangan ilmu dan teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Ahli Gizi
dalam menjalankan profesinya harus senantiasa bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi oleh falsafah
dan nilainilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Persatuan Ahli Gizi Indonesia serta etik
profesinya. (Persagi, 2010)
Peran ahli gizi juga dapat dikaji pada rincian di bawah ini :
1. Ahli Gizi
a. Pelaku tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi klinik
b. Pengelola pelayanan gizi di masyarakat
c. penatalaksana/asuhan/pelayanan gizi di RS
d. Pengelola sistem penyelenggaraan makanan institusi/masal
e. Pendidik/penyuluh/pelatih/konsultan gizi
f. Pelaksana penelitian gizi
g. Pelaku pemasaran produk gizi dan kegiatan wirausaha
h. Berpartisipasi bersama tim kesehatan dan tim lintas sektoral
i. Pelaku praktek kegizian yang bekerja secara profesional dan etis
3.2 Saran
Setelah membahas pelaksanaan pelayanan gizi sesuai prinsip-prinsip etika
terhadap klien dan pasien. Diharapkan untuk dapat menerapkannya di dunia kerja
nantinya. Hal ini akan mendukung penyembuhan dan terapi diet yang akan
dilaksanakan oleh klien dan pasien. Baik itu prinsip-prinsip moral maupun
prinsip-prinsip berpenampilan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2005. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Edisi Revisi.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Nasihah, F. 2010. Peran Ahli Gizi sebagai Penyuluh dan Konselor Gizi.
16