Anda di halaman 1dari 24

Judul

ETIKA PROFESI KEBIDANAN

Di susun oleh:

NAMA : ANGGI HIJRAH

NIM : 2009200415401002

DOSEN PENGAMPUH :

DR. IR H.RAHMAD SOFYAN PATADJAI .MS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

AVICENNA PROGRAM STUDI D-lll

KEBIDANAN

KENDA

RI 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Atas segala karunia nikmatNya sehingga saya
dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Etika Profesi Kebidanan"
disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Etika dan HukumKesehatan.
Makalah ini berisi tentang suatu petunjuk bagi anggota pro"esi tentang bagaimana mereka harus
menjalankan propesinya yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anggota
propesi tidak saja dalam menjalankan tugas propesinya melainkan juga menyangkut tingkah laku dalam
pergaulan sehari-hari dimasyarakat yang dalam hal ini Etika Propesi Kebidanan. Salam penyusunannya
melibatkan berbagai pihak. Oleh sebab itu saya mengucapkan banyak terima kasih atas segala
kontribusinya dalam membantu penyusunan makalah ini. Meski telah disusun secara maksimal namun
penulis sebagai manusia biasa menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karenanya
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Besar harapan saya
makalah ini dapat menjadi sarana membantu masyarakat dalam demikian apa yang bisa saya sampaikan
semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari karya ini.

Kendari, 19 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar...................................................................................................................................

Daftar isi........................................................................................................................................

BAB l Pendahuluani.................................................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................... ...........


B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................
C. Pernyataan Umum......................................................................................................................... .

BAB II Pembahasan..................................................................................................................................

1. Prinsip Etika Dalam Pelayanan kebidanan.........................................................................


2. Etika moral dan nilai dalam praktik kebidanan ................................................................
3. Hak dan kewajiban bidan dan Pasiean................................................................................
4. Pelayanan kebidanan.................................................................................................................
5. Etik Pelayanan kebidanan..........................................................................................................
6. Peran Fungsi Bidan Dan Profesionalisme Kebidanan di Indonesia...............................

BAB III

A. Kesimpulan.................................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar
Belakang

Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup kegiatan bidan sangat
berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu, selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar
dapat diterima di masyarakat bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap/
bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan. Agar mempunyai etika
yang baik dalam pendidikannya bidan dididik etika dalam mata kuliah Etika profesi namun semuanya
mata kuliah tidak ada artinya jika peserta didik tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di
masyarakat.

Pada masyarakat daerah, bidan yang di percaya adalah bidan yang beretika. Hal ini tentu akan sangat
menguntungkan baik bidan yang mempunyai etika yang baik karena akan mudah mendapatkan relasi
dengan masyarakat sehingga masyarakat juga akan percaya pada bidan.

Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena
kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses
yang menyeluruh sehingga membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarganya. Bidan
harus berpartisipasi dalam memberikan pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, skrening
antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensif pada neonatal, dan postpartum serta mempersiapkan
ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di rumah, kelahiran seksio sesaria, dan sebagainya. Bidan
sebagai pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang profesional dan akuntibilitas serta aspek
legal dalam pelayanan kebidanan. Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan
praktik berdasarkan evidence based ( Fakta yang ada) sehingga berbagai dimensi etik dan bagaimna
kedekatan tentang etika merupakan hal yang penting untuk digali dan dipahami.

Dari uraian diatas, makalah ini akan membahas tentang “Etika Profesi Bidan” dalam masyarakat agar
pembacanya dapat termotivasi dan terpacu untuk menjadi bidan yang beretika, profesional dan berdedikasi
tinggi di kalangan masyarakat yang dapat dipelajari dalam kode etik bidan dan etik profesi.

B. Rumusan Masalah

1. Prinsip etika dalam pelayanan kebidanan

2. Etika moral dan nilai dalam praktik kebidanan

3. Hak dan kewajiban bidan dan pasien


4. Pelayanan Kebidanan

5. Issue etik dalam pelayanan kebidanan

6. Peran, fungsi dan Profesionalisme bidan Indonesia

C. Pernyataan Umum

Tujuan Umum :

Agar pembaca bisa mengerti dan memahami

1. Prinsip etika dalam pelayanan kebidanan

2. Etika moral moral dan nilai dalam praktik kebidanan

3. Hak dan kewajiban bidan dan pasien

4. Pelayanan Kebidanan

5. Issue etik dalam pelayanan kebidanan

6. Peran, fungsi dan Profesionalisme bidan Indonesia

Tujuan Khusus :

1. Bagi mahasiswa

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “ Etika Profesi Bidan” sebagai salah satubagian
dalam pengambilan nilai Mata Kuliah.

2. Bagi Dosen

Makalah ini dapat membantu dosen sebagai pengambilan pertimbangan nilai mahasiswa .
BAB II

PEMBAHASAN

1. Prinsip Etika Dalam Pelayanan kebidanan

Etika adalah penerapan dari proses dan teori filsafah dary moral pada situasi nyata. Etika erpusat pada
prinsip dasar dan konsep bahwa manusia dalam berpikir dan tindakannya didasari nilai-nilai. Etika dibagi
menjadi tiga bagian , meliputi :

a. Metaetika

Metaetika adalah ucapan-ucapan kita dibidang moralitas atau bahasa ang diucapkan dibidang moral.
Metetika mengenai status moral ucapan dan bahasa yang digunakan dalam batasan baik, buruk atau
bahagia.

b. Etika atau teori moral

Etika atau teori etika untuk memformulasikan proedur atau mekanisme untuk memecahkanmasalah etika.

c. Etika praktik

Etika praktik merupakan penerapan etika dalam praktik sehari-hari, dimana dalam situasi praktek ketika
kecelakaan terjadi keputusan harus segera dibuat. Bagaimana menjaga prinsip moral, teori etika , dan
penentuan suatu tindakan.

Etika pada hakekatnya berkaitan dengan etika dan moral, yaitu mengenai apa yang dianggap baik dan
apa yang dianggap buruk di masyarakat dalam kurung waktu tertentu. Etika khusus adalah etika yang
dikhususkan bagi profesi tertentu, misalnya etika kedokteran, etika rumah sakit, etika keperawatan dll.

Guna etika adalah memberi arahan bagi perilaku manusia tentang : apa yang diamggap baik atau
buruk, apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak) apa yang boleh atau tidak boleh
dilakukan.

1. Kode Etik Bidan

Kode etik adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap profesi dalam melaksanakan tugas-tugas
profesinya dan di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi tentang
bagaimana mereka harus menjalankan profesinya, dan larangan-larangan, termasuk ketentuan-ketentuan
apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi., tidak hanya
menjalankan tugas profesinya melainkan juga mengenai tingkah
laku secara umum dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat. Kode etik merupakan suatu ciri prifesi yang
bersumber dari nilai-nilai interna dan eksterna suatu disiplin ilmu dan pengetahuan yang menyeluruh dalam
suatu profesi yang menuntut anggotanya dalam melaksanakan pengabdian profesi.

Profesi adalah sekumpulan orang yang memiliki cita-cita dan nilai bersama yang disatukan oleh latar
belakang pendidikan dan keahlian yang sama untuk menjadi suatu kelompok yang mempunyai kekuasaan
tersendiri karena memiliki tujuan yang khusus. Dalam suatu profesi terdapat kode etik digunakan untuk
memperkuat kepercayaan msyarakat terhadap profesi, agar klien terjamin kepentinganya dan sebagai
pembentuk mutu moral profesi dimasyarakat. Kode etik harus selalu mengikuti perkembangan sesuai
dengan perubahan lingkungan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan dalam profesi itu sendiri,
sehingga sewaktu-waktukode etik perlu untuk dinilai dan direvisi kembali oleh profesi.

Secara umum tujuan merumuskan kode etik adalah untuk kepentingan anggota dan organisaimeliputi :

1. Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.

2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota.

3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi

4. Meningkatkan mutu profesi

Dimensi etik meliputi :

1. Anggota profesi dan klien

2. Anggota profesi dan sistem

3. Anggota profesi dan profesi lain

4. Semua anggota profesi

Prinsip kode etik terdiri dari :

1. Menghargai otonomi

2. Melakukan tindakan yang benar

3. Mencegah tindakan yang merugikan

4. Memperlakukan manusia secara adil

5. Menjelaskan dengan be nar


6. Menepati janji yang telah disepakati

7. Menjaga kerahasiaan

Agar kode etik dapat berfungsi dengan baik, dalam pelaksanaannya sebaiknya diawasi dan dikontrol.
Dalam kode etik pada umumnya mengandung sanksi-sangsi yang dikenakan pelanggar kode. Kasus
pelanggaran akan dinilai oleh suatu “dewan kehormatan profesi ataukomeita etik”. Maka dalam profesi
bidan dibentuk Majelis Pertimbangan Etika Bidan ( MPEB).

Kode etik bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalammukadimah,
tujuan dan bab.

Secara umum Kode Etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab tersebut dapat dibedakan, atas tujuhbagian yaitu
:

1. Kewajiban bidan terhadap lien dan masyarakat (6 butir)

1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah


jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.

3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.

4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormatihak klien
dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga
dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkankemampuan yang
dimilikinya.

6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan - tugasnya,
dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)

1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga
dan masyarakat.

2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil
keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan ataurujukan.
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan
kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau dipedukan sehubungan kepentingan klien.

3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)

1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakansuasana
kerja yang serasi.

2) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

4. Kewajiban bidan tehadap profesinya (3 butir)

1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.

2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan did dan meningkatkan kemampuanprofesinya


seuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Kewajiban bidan terhadap diri-sendiri (2 butir)

1) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinyadengan
baik.

2) Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir)

1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan- ketentuanpemerintah


dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.

2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada


pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga.

7. Penutup (1 butir)

1) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan


mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia

2. Etika moral dan nilai dalam praktik kebidanan


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap meningkatnnya
kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan kebidanan. Menjadi tantangan
bagi bidan untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalisme dalam memberikan pelayanan
berkualitas.

Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam mengambil keputusan dalam meresponsituasi yang
muncul dalam asuhan. Pemahaman antara etika dan moral menjadi fundamental dan sangat penting dalam
memberikan asuhan kebidanan dengan senantiasamenghormati nilai-nilai pasien.

Etika merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah, kebajikan atau
kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika berfokus pada prinsip dan konsep yang membimbing
manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya dilandasi nilai- nilai yangdianut.

Klarifikasi nilai merupakan suatu proses dimana sesorang dapat mengerti sistem nilai-nilai yangmelekat
pada diri sendiri yang merupakan proses yang memungkinkan seseorang menemukan sistem perilakunya
sendiri melalui perasaan dan analis yang dipilihnya dan muncul alternatif- alternatif, apakah pilihan ni
sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi yang sebelumnya. Ada tiga fase
dalam klarifikasi nilai yang perlu dipahami oleh bidan

1. Pilihan

a. Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan setiap individu

b. Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada, asuhan yang diberikan bukan hanya karenamartabat
seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita
diperlakukan

c. Keyakinan bahwa penghormatan akan martabat seseorang merupakan konsekuensi terbaikbagi


semua masyarakat

2. Penghargaan

a. Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (apabila mengetahui asuhan yanganda
berikan dihaargai pasien serta klien sejawat atau superior memberi pujian atas keterampilan
hubungan interpersonal yang terjadi)

b. Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak memperhatikan martabat
manusia sebagaimana mestinya.

3. Tindakan

a. Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari


b. Upayakan selalu konsisten untuk mempertahankan martabat manusia dalam kehidupan pribadi dan
profesional sehingga timbl rasa sensitif atau tindakan yang dilakukan. Semakin disadari nilai-nilai
profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral yang dilakukan serta selalu konsisten untuk
mempertahankannya.

3. Hak dan kewajiban bidan dan Pasiean

Hak dan kewajiban merupakan hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki
hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterima, sedangkan bidan memilikikewajiban untuk pasien. Jadi
hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang diberikan oleh
bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan ada kewajiban yang harus diberikan
oleh pasien.

1. Hak Bidan

a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai denganprofesinya

b. Bidan berhak bekerja sesuai standar profesi pada setiap jenjang/tingkat pelayanan
kesehatan

c. Bidan berhak menolak keingianan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan denganperaturan
perundangn, dan kode etik profesi

d. Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baikoleh
pasien, keluarga atau profesi lainnya

e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan ataupunpelatihan

f. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan yangsesuai

g. Bidan berhak mendapatkan kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai

2. Kewajiban Bidan

a. Kewajiban bidan mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antarabidan
tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.

b. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesidengan
menghormati hak-hak pasien.

c. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuandan
keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
d. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau keluarga.

e. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuaidengan
keyakinannya.

f. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.

g. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan sertarisiko
yang mungkiri dapat timbul.

h. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan
dilakukan.

i. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.

j. Bidan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya melalui
pendidikan formal atau non formal.

k. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secra timbal balikdalam
memberikan asuhan kebidanan.

3. Hak pasien

Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien/klien:

a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku dirumah
sakit atau instusi pelayanan kesehatan.

b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.

c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.

d. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginannya.

e. Pasien berhak mendapatkan ;nformasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas danbayinya
yang baru dilahirkan.

f. Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses persalinan
berlangsung.

g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan seuai dengan keinginannya dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku di rumah sakit.

h. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis danpendapat
etisnya tanpa campur tangan dad pihak luar.
i. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut
(second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengatahuan dokter yangmerawat.

j. Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.

k. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:

1) Penyakit yang diderita

2) Tindakan kebidanan yang akan dilakukan

3) Alternatif terapi lainnya

4) Prognosisnya

5) Perkiraan biaya pengobatan

a. Pasien berhak men yetujui/mem berikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.

b. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggungjawab sendiri sesuadah memperoleh informasi yangjelas
tentang penyakitnya.

c. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

d. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama halitu tidak
mengganggu pasien lainnya.

e. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumahsakit.

f. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.

g. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal- praktek.

4. Kewajiban pasien

a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tat tertib rumahsakit atau
institusi pelayanan kesehatan.

b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat yang
merawatnya.

c. Pasien dan atau penangungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasapelayanan
rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan dan perawat.
d. Pasien dan atau penangggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

4. Pelayanan kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah suau praktik pelayanan kebidanan kesehatan spesifik yang bersifatreflektif dan
analisis ditujukan pada wanita khususnya bayi, ibu dan balita. Dilaksanakan secara mandiri dan profesional
yang didukung oleh seperangkat ilmu pengetahuan yang saling terkait dengan menggunakan metode ilmiah
, iladsi oleh etika dan kode etik profesi.

Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu , keluarga dan masyarakat, yang meliputuupaya-
upaya sebagai berikut :

1) Peningkatan (promotif) : misalnya dapat dilakukan dengan adanya promosi kesehatan


(penyuluhan tentang imunisasi, himbauan kepada masyarakat untuk pola hidup sehat)

2) Pencegahan ( preventif) : misalnya melakukan dengan imunisasi pada bayi untuk mencegahpenyakit
seperti Hepatitis B, Polio, cacar dsb.

3) Penyembuhan (kuratif) : dilakukan sebagai paya pengobatan, misalnya pemberian tranfusi darah
pada ibu anemia setelah persalinan.

4) Pemulihan (rehabilatif) : contohnya pemulihan ibu post

3. Layanan bidan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan kesistem
yang lebih tinggi. Misalnya Rujukan bidan ke rumah sakit.

Pelayanan kebidanan terintegritasi dengan pelayanan kesehatan. Selama ini pelayanan kebidanan
tergantung pada sikap sosial masyarakat dan keadaan lingkungan dimana bidan bekerja. Kemajuan sosial
ekonomi merupakan parameter yang amat penting dalam pelayanankebidanan.

Parameter kemajuan sosial ekonomi dalam pelayanan kebidanan antara lain :

1. Perbaikan status gizi ibu dan bayi

2. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan

3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan

4. Menurunnya angka kematian neonatal

5. Cakupan penanganan resiko tinggi

6. Meningkatnya cakupan pemeriksaan neonatal


Bidan sebagai tenaga, pemberi pelayanan kebidanan, harus menyiapakan diri untukmengantisipasi
perubahan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kebidanan.

1. Pelayanan Kebidanan yang Adil

Keadilan dalam memberikan kebidanan adlah aspek yang poko dalam pelayanan bidan diIndonesia.
Keadilan dalam pelayanan ini dimulai dengan :

a. Pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai

b. Keadaan sumber kebidanan yang selalu siap untuk melayani

c. Adanya penelitian untuk mengembangkan/meningkatkan pelayanan

d. Adanya keterjangkauan ke tingkat pelayanan

Tingkat keersediaan tersebut adalah syarat utama untuk terlaksananya pelayanan kebidananyang aman.
Selanjtnya diteruskan dengan sikap bidan yang tanggap dengan klien, sesuai dengan kebutuhan klien,
dan tidak membedakan pelayanan kepada siapapun.

2. Metode Pemberi Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan diberikan secara holistik , yaitu : memperhatikan aspek bio, psiko, sosiodan
kultural sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan tersebut diberikan dengan tujuan kehidupan dan
kelangsungan pelayanan. Pasien memerlukan pelayanan dari provider yang memiliki kharakteristik
sebagai berikut:

a. Semangat untuk melayani

b. Simpati

c. Emoati

d. Tulus ikhlas

e. Memberi kepuasan

Selain itu bidan sebagai pemberi pelayanan harus memperhatikan hal-hal jsebagai berikut:

a. Aman

b. Nyaman

c. Privacy

d. Alami

e. Tepat.
Semua aspek managemen kebidanan didokumentasikan sebagai aspek legal dan informasidalam asuhan
kebidanan.

3. Menjaga Mutu Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan yang bermutu adalah pelayanan kebidanan yang dapat

Memuaskan setiap jasa pelayanan kebidanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta yang penyelenggaranya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.

Dimensi kepuasan pasien dapat dibedakan atass dua macam :

1) Kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik serta standar pelayanan profesi
kebidanan, mencakup :

a. Hubungan bidan dengan klien

b. Kenyamanan pelayanan

c. Kebebasan melakukan pilihan

d. Pengetahuan dan kompetensi teknis

e. Efektivitas pelayanan

2) Kepuasan yang mengacu pada penerapa semua persyaratan pelayanan kebidanan.

Suatu pelayanan dikatakan bermutu bila penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan dapat
memuaskan pasien dengan ukuran pelayanan kebidanan yang bermutu. Mencakup :

a. Ketersediaan pelayanan kebidanan

b. Kewajaran pelayanan kebidanan

c. Kesinambungan pelayanan kebidanan

d. Penerimaan jasa pelayanan kebidanan

e. Ketercapaian pelayanan kebidanan

f. Keterjangkauan pelayanan kebidanan

g. Efisiensi pelayanan kebidanan


h. Mutu pelayanan kebidanan

5. Etik Pelayanan kebidanan

Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehiduapan sosial yang semakin mempengaruhi
munculnya masalah/penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu pengetahuan yang
menimbulkan konflik terhadap nila. Arus kesejagatan ini tidak dapat dibendung, pasti akan mempengaruhi
pelayanan kebidanan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin juga akan terjadi pada praktek
kebidanan misalnya praktek mandiri, tidak seperti bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi kesehatan
yang lain, bidan praktek mandiri harus mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam
hal ini bidan praktek menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar
sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.

Bidan sebagai tenaga kesehatan sering berhadapan dengan masalah etik yang berhubungan dengan
hukum. Sering masalah dapat diselesaikan dengan hukum tetapi belum tentu dapat diselesaikan
berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai etika. Banyak hal yang bisa membawa bian berhadapan
dengan masalah etik.

A. Beberapa masalah pembahasan etik dalam kehidupan sehari-hari

1. Persetujuan dalam proses melahirkan

2. Memilih /mengambil keputusan dalam persalinan

3. Kegagalan dalam proses persalinan misalnya pemberian epidurak\l anestesi

4. Pelaksanaan USG pada kehamilan

5. Konsep normal pelayanan kebidanan

6. Bidan dan pendidikan sex

B. Masalah etik yang berhubungan dengan teknologi

1. Perawatan intensif pada bayi

2. Skrening tehadap bayi

3. Transplantasi bayi

4. Teknik reproduksi dan kebidanan

C. Etik dan profesi

1. Pengambilan keputusan dan penggunaan kode etik


2. Otonomi bidan dan Kode Etik Profesional

3. Etik dalam penelitian kebidanan

4. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitive

D. Etik Issue dan Dilema

a. Agama/kepercayaan

b. Hubungan dengan pasien

c. Hubungan dengan dokter

d. Kebenaran

e. Pengambilan keputusan

f. Pengambilan data

g. Kematian yang tenang

h. Kerahasiaan

i. Aborsi

j. AIDS

k. In-vitro fertization

6. Peran Fungsi Bidan Dan Profesionalisme Kebidanan di Indonesia

A. Bidan sebagai Profesi

Bidan sebagai profesi memiliki ciri sebagai brikut :

1. Mengembangkan perilaku yang unik kepada masyarakat

2. \Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu program pendidikan, yang ditujukandengan


maksut profesi yang bersangkutan

3. Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah

4. Anggota-anggotanya menjalankan tugas sesuai kode etik yang berlaku

5. Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya

6. Anggota-anggotanya wajar menerima jasa atas pelayanan yang diberikan


7. Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan yangdiberikan
kepada masyarakat oleh anggotanya

B. Arti dan ciri jabatan profesional

Secara lebih rinci, ciri-ciri jabatan profesional tersebut adalah sebagai berikut termasuk bidan :

1. Bagi pelakunya secara nyata (de facto) dituntut berkecakapan kerja (keahlian) sesuaidengan
tugas-tugas khusus serta tuntutan dari jenis jabatannya (cenderung ke spesialis)

2. Kecakapan atau keahlian seseorang pekerja profesional bukan sekedar hasil pembiasaanatau
latihan rutin yang terkondisi, tetapi perlu didasari oleh keilmuan yang mantap.

3. Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas sehingga pilihan jabatan sertakerjanya
didasari kerangka kerja tertentu, bersikap positif terhadap jabatan dan perannya, danbermotivasi serta
berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya.

4. Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat dan atau negaranya.

C. Peran bidan profesional

1. Pelaksana

2. Pengelola

3. Pendidik

4. peneliti

D. Kharakteristik profesional

1. Terbuka terhadap perubahan

2. Menguasai dan menggunakan pengetahuan teoritis

3. Mampu menyelsaikan masalah

4. Mengembangkan diri secara terus menerus

5. Mempunyai pendidikan formal

6. Ada sistem pengesahan terhadap kompetisi


7. Legalisasi standar praktik kebidanan

8. Melakukan praktik dengan mamperhatikan etika

9. Mempunyai sanksi hukum terhadap malpraktik

10. Memberikan pelayanan kepada masyarakat

11. Memperbolehkan praktik otonomi

E. Ciri Profesional

1. Bagi pelakunya secara nyata (de facto) dituntut berkecakapan kerja (keahlian) sesuaidengan
tugas-tugas khusus serta tuntutan dari jenis jabatannya (cenderung ke spesialis)

2. Kecakapan atau keahlian seseorang pekerja profesional bukan sekedar hasil pembiasaanatau
latihan rutin yang terkondisi, tetapi perlu didasari oleh keilmuan yang mantap.

3. Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas sehingga pilihan jabatan sertakerjanya
didasari kerangka kerja tertentu, bersikap positif terhadap jabatan dan perannya, danbermotivasi serta
berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya.

4. Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat dan atau negaranya.

F. Jabatan profesional bidan

Jabataan profesional bidan adalah jabatan yang dibedakan dari jenis pekerjaan yang menuntut dan dapat
dipenuhi melalui pembiasaan melakukan keterampilan tertentu. Menguasai visi yangmendasari
keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofi, pertimbangan rsional dan memiliki sikap yang positif
dalam melaksanakan serta mengembangkan mutu kerja.

G. Bidan adalah jabatan profesional

Disebut jabatan profesional karena :

1. Disiapkan melalui pendidikan agar lulusannya dapat mengerjakan pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya, dan kemampuannya diperoleh melalui jenjang pendidikan.

2. Dalam menjalankan tugasnya bidan memiliki alat yang dinamakan kode etik dan etika bidan

3. Bidan memiliki kelompok yang jelas dalam menjlankan profesinya

4. Memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya


5. Memiliki organisasi profesi

6. Memiliki kharakteristik khusus, dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat

7. Menjadikan bidan sebagai sumber utama kehidupan

H. Pesyaratan bidan sebagai jabatan profesional

Persyaratan dari bidan sebagai jabatan yang profesional :

1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis

2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan sebagai tenaga profesional

3. Keberadaannya diakui dan diperlakukan oleh masyarakat

4. Mempunyai kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah

5. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas

6. Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur

7. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah

8. Memiliki kode etik bidan

9. Memiliki etika kebidanan

10. Memiliki standar pelayanan

11. Memiliki standar praktek

12. Memiliki standar pendidikan bidan yang mendasar dan mengembnagkan profesi sesuaidengan
kebutuhan pelayanan

13. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi

I. Perilaku profesional bidan

1. Dalam melaksanakan tugas berpegang teguh apada filosofi, etika profesi dan aspek legal

2. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuat

3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secaraberkala

4. Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi
pengendalian infeksi

5. Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kaebidnan
6. Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan ,kehamilan, kelahiran,periode
pasca persalinan bayi baru lahir, dan anak

7. Menggunakan model kemotraan dalam bkerjasama dengan kaum wanita/ibu agar menentukan
pilihan yang telh diinformasikntentang semua aspek asuhan, meminta persetujuansecara tertulis supaya
mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri

8. Menggunakan keterampilan komunikasi

9. Bekerjasama dengan tenaga kerja yang lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan padaibu dan
anak

10. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tantan pelayanan

J. Lingkup peran bidan

Lingkup pelayanan praktik bidan meliputi asuhan mandiri pada perempuan yaitu memberikanpengawasan
yang diperlukan, asuhan dan nasihat pada wanita.

K. Kompetensi inti bidan

Kompetensi bidan Indonesia adalah pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki oleh
seorang bidan dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggung jawab pada tatanan
pelayanan kesehatan.

L. Registrasi dan Legislasi

Registrasi dan legislasi dalam praktik kebidanan telah diatur dalam permenkes 900 tahun 2002 tentang
registrasi dan praktik bidan yang selanjutannya oleh organisasi profesi yaitu IBI bersama pemerintah
membuat Undang-undang Legislasi yang bertujuan untuk menjamin profesionalisasi setiap anggota profesi.
Dalam Undang-undang legislasi termasuk aspek hukum yang berhubungan dengan praktik kebidanan, sikap
perilaku terhadap perilaku yang tidak pantas,tanggung jawab, tanggung gugat, hak-hak pasien, supervise
dan dokumentasi.

M. Pelayanan Profesional

1. Berlandaskan sikap dan kemampuan profesional

2. Ditujukan untuk kepentingan yang menerima


3. Serasi dengan pandangan dan keyakinan profesional

4. Memberi perlindungan bagi anggota profes

N. Perilaku Profesional

1. Bertindak sesuai dengan keahliannya dan didukung oleh pengetahuan serta keterampilanyang
tinggi

2. Bermoral tinggi

3. Berlaku jujur, baik terhadap orang lain maupun diri sendiri

4. Tidak melakukan tindakan coba-coba yang tidak didukung oleh ilmu pengetahuan
profesinya

5. Tidak memberi janji yang berlebihan

6. Tidak melakukan tindakan semata-mata didukung oleh pertimbangan komersial

7. Memegang teguh etika profesi

8. Mengenal batas-batas kemampuan

9. Menyadari ketentuan hukum yang membatasi geraknya.

BAB III

PENUTU

A. Kesimpulan

Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup kegiatan bidan sangat
berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu, selain mempunyai pengetahuandan keterampilan, agar
dapat diterima di masyarakat bidan juga harus memiliki etika yang baiksebagai pedoman bersikap/
bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan. Agar mempunyai etika
yang baik dalam pendidikannya bidan dididik etikadalam mata kuliah Etika profesi namun semuanya
mata kuliah tidak ada artinya jika peserta didik tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di
masyarakat.

Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehiduapan sosial yang semakin
mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu
pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Penerapan kode etik danetika profesi sangat
dibutuhkan oleh bidan dalam pelayanan kebidanan yang dilakukannya agar
bidan tidak terjerat masalah hukum berkaitan dengan etik yang akan merugikan bidan itu sendiri.

B. Saran

Sikap profesional dalam pelayanan sangat penting untuk menjaminnya keamanan dan kenyamanan
klien. Jabataan profesional bidan berbeda pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi melalui
pembiasaan melakukan keterampilan tertentu. Menguasai visi yang mendasariketerampilannya yang
menyangkut wawasan filosofi, pertimbangan rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan
serta mengembangkan mutu kerja.

Dalam Makalah ini terdapat penjelasan tentang “ Etika Profesi yang terjadi dalam PelayananKebidanan ”
berharap agar mahasiswi dapat mengetahui Issue etika yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
khususnya Etika Moral sesuai dengan pembahasan yang ada dalam makalah ini

DAFTAR
PUSTAKA

Wahyuningsih, Heni Puji.2008.Etika Profesi Kebidanan;Fitramaya,Yogyakarta.

Marimbi, Hanum.2008.Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan; Mitra Cendikia, Yogyakarta.\

http://chellious.wordpress.com/2010/11/02/issue-etik-dalam-pelayanan-kebidanan/

file:///C:/Users/User/Downloads/tugas-etika-tentang-issue-etik-dalam.html

http://www.scribd.com/doc/26952303/Issue-Etik-Pelayanan-Kebidanan

file:///C:/Users/User/Downloads/PUTRA%20ATJEH%20_%20ISSUE%20ETIK%20PELAYANAN%
20KEBIDANAN.htm

Anda mungkin juga menyukai