MAKALAH
JUSTICE
Dosen Pengampu :
BERNADETH RANTE SST.M.KES
Disusun Oleh :
Rizka Rahmadani
( PO7120320037 )
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Justice ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu di mata
kuliah Etika Keperawatan . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Justice bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen mata kuliah Etika
Keperawatan. telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan Saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis,
Rizka Rahmadani
-
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1)Latar Belakang......................................................................................................
2)Rumusan Masalah................................................................................................
3)Tujuan..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
a.Kesimpulan........................................................................................................
b.Saran.................................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................................................
BAB I
-
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang
ikut berperan dalam upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan,
yang dilaksanakan pada berbagai sarana pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit
maupun di komunitas. Keperawatan merupakan salah satu komponen profesi yang
dianggap sebagai kunci keberhasilan asuhan kesehatan di rumah sakit, karena selain
jumlahnya yang paling besar jika dibandingkan dengan profesi lain, juga karena selama
duapuluh empat jam perawat harus selalu berada di smaping klien.
Sebagai seorang profesional, perawat bertanggung jawab dan mengemban tanggung
gugat untuk membuatkeputusan dan mengambil langkah tentang asuhan keperawatan
yang diberikan. Agar perawat dapat melakukan tugasnya dengan baik, setiap perawat har
us memahami dan mampu menerapakan pelayanan keperawatan sesuai dengan filosofi
yang dianut. Pada dasarnya dalam pelayanan keperawatan yang berkualitas ada tiga
pokok penting, antara lain: pendekatan sikap berkaitan dengan kepedulian pada klien,
upaya untuk melayani dengan tindakan terbaik, serta tujuan untuk memuaskan klien yang
berorientasi pada standar pelayanan.
Pelayanan dapat dikatakan berkualitas apabila dapat memenuhi
hak klien yang telah disepakati oleh komunitas profesi itu sendiri, dan pemenuhan
hakhak klien sangat bergantung pada kompetensi profesional tenaga keperawatannya.
Perawat dapat dikatakan profesioanl apabila telah memiliki kompetensi yang diharapkan,
yaitu kompetensi intelektual, interpersonal, dan tehnikal, serta berlandaskan pada etika
profesi.Oleh karena itu seorang profesional harus memiliki orientasi pelayanan, standar p
raktik, dan kode etik untuk melindungi masyarakat, serta memajukan profesinya.
2.Rumusan Masalah
a.Bagaimana teori etika keperawatan?
b.Bagaimana kode etik keperawatan?
c.Apa itu Prinsip Etika Keperawatan Justice / Keadilan?
d.Bagaimana contoh kasus pada Prinsip Etika Keperawatan Justice / Keadilan?
e.Bagaimana pengambilan keputusan etis?
3.Tujuan
a.Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami teori etika keperawatan.
b.Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kode etik keperawatan.
c.Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami prinsip etika keperawatan
Justice / Keadilan.
d.Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami contoh kasus dalamn prinsip etika kepera
watan Justice / Keadilan
e.Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengambilan keputusan etis.
-
BAB II
PEMBAHASAN
A.Teori Etika Keperawatan
Dalam literatur keperawatan dikatakan bahwa etika dimunculkan sebagai moralitas, pengakuan k
ewenangan, kepatuhan dan peraturan, etika sosial, loyal pada rekan kerja, serta bertanggung jaw
ab dan mempunyai sifat kemanusiaan. Untuk menjadi seorang profesional yang mampu berparti
sipasi secara aktif dalam dimensi etik praktik keperawatan, Perawatharus secara terusmenerus m
engembangkan suatu perasaan yang kuat tentang identitas moral mereka, mencari dukungan dari
sumber profesional yang ada, serta mengembangkan kemampuan dalam bidang etik.
Etika keperawatan sebagai tuntutan bagi profesi perawat bersumber dari pernyataan
Florence Nightingale dalam ikrarnya (Nightingale Pledge), yang berbunyi
sebagai berikut.
“Saya sungguhsungguh berjanji pada Tuhan dan demi keberadaan majelis ini, untuk menjalani hi
dup saya dalam kesucian dan melaksanakan profesi saya dengan setia”
“Saya akan pantang melakukan apapun yang merugikan atau mencelakakan, dan tidak akan men
gambil atau dengan sengaja memberikan obat yang berbahaya”
“ Dengan segala upaya, saya akan mengangkat standar profesi saya dan akan menjaga kepercaya
an semua hal yang bersifat pribadi, yang diberikan untuk saya jaga, dan semua affair keluarga ya
ng saya ketahui dalam praktik panggilan saya”
Teori etika mencakup bentuk pengetahuan yang kompleks, secara umum ada dua teori penting ya
ng harus dipahami tentang etika, yaitu Utilitarianism dan Deontologi.
1.Teori Utilitarianism
Sumijatun (2009), utilitarianism merupakan salah satu teori spesifik dari teleologi yang lebih me
ncerminkan pada pengambilan keputusan yang terbaik dari sejumlah pilihan atau tindakan yang
dianggap oleh sebagian besar orang baik. Selain itu juga dilihat ketepatan dan kuatnya alasan me
ngapa pilihan atau tindakan tersebut dilakukan.
Sedangkan Teleologi sendiri pada umumnya lebih banyak melihat pada konsekuensi
kegiatan yang dapat dinyatakan benar dan salah. Dalam Huda M., 2008, dikatakan bahwaetika te
leologi mengukur baik buruknya suatu tindakan itu, atau berdasarkan tujuan yang mau dicapai de
ngan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkannya baik dan berguna.
-
Oleh karena itu etika teleologi juga diidentikkan dengan teori utillitarian, yakni baik buruknya se
suatu berdasarkan sifat berguna atau tidaknya.
Utulitarianism adalah posisi orientasi komunitas yang berfokus pada konsekuensi dan lebih mem
punyai halhal yang baik dalam jumlah besar dan mendatangkan kebahagiaan
untuk banyak orang serta mempunyai konsekuensi kerugian yang sedikit atau minimal.
Kesenangan seseorang sangat diperhatikan, mempertimbangkan tindakan yang alami, dandihubu
ngkan dengan prinsipprinsip tanpa memikirkan posisi seseorang atau konsekuensi dari suatu tind
akan.
2.Teori Deontologi
Deon berasal dari kata Yunani yang artinya adalah kewajiban yang akan dilakukan, tidak mengu
kur baik buruknya suatu perbuatan/tindakan berdasarkan hasil/dampaknya, melainkan berdasarka
n maksud pelaku dalam melaksanakan perbuatan tersebut. Pendekatan
deontologi berfokus pada kegiatan atau ukuran moral, pengambilan keputusan dengan
pendekatan deontologi akan selalu menjaga pada ukuran itu sendiri. Keputusan diambil
dengan mempertimbangkan keadaan pada saat itu dan dibandingkan dengan dampaknya
apabila keputusan tesebut diambil.
Kode etik dari bahasa Latin codex yang berarti himpunan, kode etik adalah usaha
meghimpun apa yang tersebar serta menghimpun normanorma yang disepakati dan
ditetapkan oleh dan untuk anggota profesi tertentu. Kode etik bertujuan untuk
memberikan alasan/dasar terhadap keputusan yang menyangkut masalah etika dengan
menggunakan modelmodel moralitas yang konsekuen dan absolut. Landasan utama
dalam kode etik adalah prinsip penghargaan terhadap orang lain yang diikuti dengan
prinsip otonomi yangmenempatkan klien sebagai fokus dari keputusan yang rasional.
Kode etik keperawatan dari berbagai sumber yaitu:
Tanggung jawab dasar bagi seorang perawat terbagi menjadi empat, yaitu meningkatakan keseha
tan, mencegah penyakit, memperbaiki kesehatan, dan mengurangi penderitaan.
Kebutuhan terhadap keperawatan bersifat universal. Perawat memberikan pelayanan kesehatan k
epada individu, keluarga, komunitas, serta mengoordinasi pelayanan mereka dengan kelompok y
ang terkait.
kebutuhan yang besar, maka menurut prinsip ini harus mendapatkan sumber-
sumber yang besar pula. Sebagai contoh: tindakan yang dilakukan seorang perawat yang ada
di ruangan VIP harus sama dan sesuai dengan yang ada di bangsal. Tindakan yang sama tidak
selalu identik, maksudnya setiap pasien diberikan kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan
hidupnya. Prinsip justice dilihat dari alokasi sumber-
sumber yang tersedia, tidak berarti harus sama dalam jumlah dan jenis., tetapi dapat diartikan
bahwa setiap individu mempunyai kesempatan yang sama dalam mendapatkannya sesuai dengan
kebutuhan pasien. Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-
prinsip moral, legal dan kemampuan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
D.Contoh Kasus
1. Salah seorang perawat yang ditugaskan untuk menangani pasien yang kurang mampu
dan berada pada ruangan kelas III. Perawat ini awalnya merawat pasien tersebut ini
dengan baik. Namun, suatu hari keluarga dari perawat ini dirawat di rumah sakit yang
sama juga tapi di ruang VIP. Setiap hari perawat ini selalu berkunjung ke ruangan keluar
ganya tersebut sampai-
sampai melupakan seorang pasien yang ada di kelas III yang sudah menjadi
tanggung jawab sepenuhnya untuk perawat itu. Ketika ditanya kenapa perawat itu sering
berkunjung ke ruangan pasien yang merupakan keluarganya, perawat itu menjawab
karena yang dirawat itu tantenya. Jadi dia harus setiap saat mengecek keadaan tantenya
itu dan melupakan tanggung jawabnya yang terdahulu yaitu pasien di ruangan kelas III.
Tentu saja ini melanggar prinsip etik keperawatan justice / keadilan karena perawat itu m
sudah membeda-bedakan perawatan pada kelurarganya dan pasien yang sudah menjadi
tanggung jawabnya dimana dia lebih sering mengecek keadaan tantenya tersebut dan
melupakan pasien yang berada di ruangan kelas III tersebut. 2.
2. Suatu hari Tn. Arif berobat ke rumah sakit karena anaknya demam tinggi dan muntah-
muntah dengan hanya mengandalkan kartu miskin yang diterima dari kelurahan setempat.
Pada saat yang bersamaan, ada juga seorang anggota dewan yang berobat ke rumah sakit
tersebut dengan keluhan sakit di bagian kepala. Perawat ini kemudian hanya melayani
anggota dewan tersebut terlebih dahulu tanpa melihat pasien yang datang lebih
awal yang parah. Ketika Tn. Arif bertanya apakah anaknya bisa di tolong, perawat itu
menjawab, “Maaf pak, bapak duduk di ruang tunggu saja dulu.
Saya akan menangani pasien ini dulu. Bapak biar nanti belakangan.” Kasus ini jelas sang
at melanggar prinsip etik keperawatan justice / keadilan karena membedabedakan mana
yang miskin dan mana yang kaya. Perawat seperti ini patut diberikan sanksi yang
setimpal
-
E. Penyelesaian
1. Untuk kasus yang pertama, pelanggaran yang telah dilakukan oleh perawat tersebut
adalah membedabedakan mana keluarganya dan mana yang bukan. Sudah jelas
bahwa dia melanggar prinsip etik keperawatan. Seperti yang kita tahu sendiri bahwa
pada prinsip etika keperawatan justice / keadilan adalah dimana perawat tidak
membedabedakan antara pasien yang satu dengan pasien yang lainnya meskipun itu
temannya atau keluarganya sekalipun. Dalam prinsip etika keperawatan justice /
keadilan diperlukan perlakuan tindakan yang adil dan sama bagi setiap pasien yang m
ada pada ruang lingkup rumah sakit itu sendiri. Artinya setiaop individu itu memiliki
kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan hidupnya. Untuk perawatnya sendiri
yang melanggar prinsip etika keperawat jenis ini bisa dikenai hukuman atau sanksi
sehubungan telah disahkannya Undang-Undang Keperawatan
2. Untuk kasus yang kedua, masih sama seperti kasus pertama yakni dimana perawat
membedabedakan pasien yang satu dengan yang lainnya. Tapi dalam kasus kedua ini,
bisa dikatakan sudah sangat kelewatan. Karena perawat pada kasus kedua ini
memilihmilih pasien yang bisa membayar dengan lebih biaya pengobatannya
daripada pasien yang hanya mengandalkan kartu miskin untuk biaya pengobatannya.
Tentu saja perawat tersebut menginginkan tunjangannya agar bertambah. Perbuatan
perawat yang satu ini juga melanggar prinsip etik keperawatan justice / keadilan,
karena sudah memilmilih pasien yang ekonominya tinggi daripada yang ekonominya
rendah. Disamping itu, pasien yang seharusnya segera ditangani malah dibiarkan han
ya karena ingin mendapatkan bayaran lebih dari seorang anggiota dewan yang hanya
mengeluh sakit kepala saja. Intinya, kita sebagai seorang perawat janganlah
membedabedakan pasien dari segi apapun baik itu teman, keluarga, maupun anggota
dewan dan lainnya. Kita harus mengutamakan yang menjadi prioritas. Apalagi untuk
pasien yang keluhannya sangat memprihatinkan daripada pasien yang hanya mengelu
h sakitkepala.
-
BAB III
PENUTUP
a.Kesimpulan
Tindakan kelalaian dapat di minimalisir dengan pengetahuan serta pemahaman penuh
tentang kode etik perawat yang akan menjadikan pedoman perawat profesional dalam melakukan
tindakan praktik keperawatan secara professional sehingga keselamatan dan kenyamanan pasien
selalu menjadi prioritas utama. Pelanggaran berkaitan kode etik tersebut banyak di pengaruhi
oleh karakteristik perawat, pasien, dan kurangnya pemahaman tentang landasan teori berkaitan
kode etik perawat.
b.Saran
Penyusun menyarankan agar semua perawat dan tenaga medis lainnya bekerja sesuai etik serta b
ekerja secara kolaborasi dengan menjadikan keamanan dan keselamatan pasien sebagai prioritas
utama sehingga berbagai bentuk kelalaian dapat di hindari atau di minimalisir.
-
DAFTAR
PUSTAKA