Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

MASALAH ETIK DALAM KEPERAWATAN

OLEH :
IA
KELOMPOK 1 :
1. Annisa Khaira ( 203110122 )
2. (
3. Mutiara Jondesya ( 203110138)
4. (
5. RumaisyaRizkyAvif(203110150)
6. Tiara Amelia Putri (203110157)
7. (

Dosen Pembimbing:
Efitra S.Kp, M.Kep

D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan karunia-
Nya kepada kita sehingga sampai hari ini penulis masih diberi rahmat kemudahan untuk
selalu terbuka akal pikiran, mata, dan hati dalam rangka mencari ilmu, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Keperawatan di
tingkat 1.A semester genap tahun pelajaran 2020 / 2021 . Tentang “Masalah Etik Dalam
Keperawatan ”.

Makalah ini berisi tentang Masalah Etik Dalam Keperawatanyang dapat menambah
wawasan bagi si pembaca. penulis yakin karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan ibarat
“ tiada gading yang tak retak ’’ oleh karena itu, mohon kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini.

Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kalangan siapapun dan
menambah wawasan bagi yang membaca.

Padang, 20 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. i

Daftar Isi.......................................................................................................................... ii

BAB 1 : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................3
C. Tujuan ..................................................................................................................4
D. Manfaat.................................................................................................................4

BAB 2 : PEMBAHASAN

A. Etika dan Pengambilan Keputusan..........................................................................


B. Permasalahan Etika dalamPraktekKeperawatanSaatIni...........................................
C.
D. Penerapan tanggung jawab dan tanggung gugat.......................................................

BAB 3 : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kode etik profesi merupakan pernyataan yang komprehensif dari bentuk tugas dan
pelayanan dari profesi yang memberi tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan praktek
dibidang profesinya, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga, masyarakat dan
teman sejawat, profesi dan diri sendiri. Sedangkan Kode etik keperawatan merupakan
daftar prilaku atau bentuk pedoman/panduan etik prilaku profesi keperawatan secara
professional (Aiken, 2003). dengan tujuan utama adanya kode etik keperawatan adalah
memberikan perlindungan bagi pelaku dan penerima praktek keperawatan.

Kode etik profesi disusun dan disyahkan oleh organisasi profesinya sendiri yang
akan membina anggota profesinya baik secara nasional maupun internasional.(rejeki,
2005). Konsep etik yang merupakan panduan profesi merupakan tanggung jawab dari
anggota untuk melaksanakannya. Profesi keperawatan sebagai salah satu profesi yang
professional dan mempunyai nilai-nilai/prinsip moral dalam melakukan prakteknya maka
kode etik sangatlah diperlukan. Perawat sebagai anggota profesi keperawatan hendaknya
dapat menjalankan kode etik keperawatan yang telah dibuat dengan sebaik-baiknya
dengan tetap memegang teguh dan selalu dilandasi oleh nilai-nilai moral profesionalnya.
(misparsih, 2005).
Setiap individu dalam organisasi membuat keputusan. Para manajer puncak,sebagai
contoh menetukan tujuan organisasi mereka, produk atau jasa apa yang akan di produksi,
bagaimana sebaiknya mengorganisasikan dan mengkoordinasikan unit kegiatan dan
sebagainya, termasuk manajer tingkat menengah atau bawah tergantung pada
kewenangannya masing-masing.
Keputusan adalah pilihan yang dibuat dari dua atau lebih pilihan. Pengambilan
keputusan biasanya terjadi atas adanya masalah atau pun suatu pilahan tentang
kesempatan. Dalam suatu organisasi diperlukan suatu kebijakan dalam pengambilan
keputusan yang baik dalam menentukan strategi, sehingga menimbulkan pemikiran
tentang cara-cara baru untuk melanjutkannya.
Proses pengambilan keputusan adalah bagaimana perilaku dan pola komunikasi
manusia sebagai individu dan sebagai anggota kelompok dalam struktur organisasi.
Kualitas keputusan manjerial merupakan ukuran dari effektivitas manejer. Proses
pengambilan keputusan adalah bagaimana perilaku dan pola komunikasi manusia
sebagai individu dan sebagai anggota kelompok dalam struktur organisasi. Salah satu
pentingnya adalah pengambilan keputusan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Etika dan Pengambilan Keputusan ?
2. Bagaimana Permasalahan Etika dalamPraktekKeperawatanSaat Ini
3. Bagaimanaperankitasebagaiperawatdalampengambilankeputusan ?
4. Bagaimana penerapan tanggung jawab dan tanggung gugat?

C. Tujuan
1. Pembaca dapat mengetahui Apa itu Etika dan Pengambilan Keputusan
2. Pembaca dapat Bagaimana Permasalahan Etika dalamPraktekKeperawatanSaatIni
3. Pembacadapatmengetahuibagaimanacarapengambilankeputusan yang baik dan benar
4. Pembaca dapat mengetahui penerapan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat

D. Manfaat
1. Bisa mengetahui Apa itu Etika dan Pengambilan Keputusan

2. Bisa mengetahui Pembaca dapat Bagaimana Permasalahan Etika


dalamPraktekKeperawatanSaatIni
3. Bisa mengetahuibagaimanamengambilkeputusan yang benar
4. Bisa mengetahui tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika dan Pengambilan Keputusan


1. Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaiutu “ethos” yang berarti watak atau
kebiasaan. Dalam bahasa sehari-hari kita sering kita sering menyebutnya etiket yang
berarti cara bergaul atau berperilaku yang baik yang sering juga disebut sebagai
sopan-santun. Istilah etika banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-
norma yang mengatur dan mengukur perilaku professional seseorang.
Dalam Oxford Advanced Learner s Dictionary of Curret English, AS Hornby
mengartikan etika sebagai sistem dari prinsip-prinsip moral atau aturan-aturan prilaku.
Menurut definisi AARN (1996), etika berfokus pada yang seharusnya baik salah atau
benar, atau hal baik atau buruk. Sedangkan menurut Rowson, (1992).etik adalah
Segala sesuatu yang berhubungan/alasan tentang isu moral. Moral adalah suatu
kegiatan/prilaku yang mengarahkan manusia untuk memilih tindakan baik dan buruk,
dapat dikatakan etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang
dapat dipertanggung jawabkan (Degraf, 1988). Etika merupakan bagian dari filosofi
yang berhubungan dengan keputusan moral menyangkut manusia (Spike lee, 1994).
Menurut Webster s The discipline dealing with what is good and bad and with moral
duty and obligation, ethics offers conceptual tools to evaluate and guide moral
decision making.
Secara lengkap etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku
seseorang atau badan/lembaga/organisasi sebagai suatu bentuk yang dapat diterima
umum dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan dalam konteks lain secara
luas dinyatakan bahwa etika adalah aplikasi dari proses dan teori filsafat moral
terhadap kenyataan yang sebenarnya.
Memilih tanggapan etika yang terbaik dan mengimplementasikannya. Pilihan
tersebut harus konsisten dengan tujuan budaya, dan sistem nilai perusahaan serta
keputusan individu. Oleh karena itu ada tiga tipe manajer dilihat dari sudut etikanya :
a. Manajemen Tidak Bermoral
Manajemen tidak bermoral didorong oleh kepentingan dirinya sendiri, demi
keuntungan sendiri atau perusahaan. Kekuatan yang menggerakan manajemen
immoral adalah kerakusan/ketamakan yaitu berupa prestasi organisasi atau
keberhasilan personal
b. Manajemen Amoral
Tujuan utamanya adalah laba, akan tetapi tindakannya berbeda dengan manajemen
immoral. Yang membedakannya yaitu mereka tidak dengan sengaja melanggar
hukum atau norma etika. Yang terjadi pada manajemen amoral adalah bebas
kendali dalam pengambilan keputusan, artinya mereka tidak mempertimbangkan
etika dalam mengambil keputusan.
c. Manajemen Bermoral
Bertujuan untuk meraih keberhasilan, tetapi menggunakan aspek legal dan prinsip
– prinsip etika. Filosofi manajer bermoral selalu melihat hukum sebagai standar
minimum untuk beretika dalam perilaku.

2. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari
proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di
antara beberapa alternatif yang tersedia.Setiap proses pengambilan keputusan selalu
menghasilkan satu pilihan final.Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui
pelaksanaan atau tindakan. Ada baiknya sebelum anda mengambil keputusan
mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini :
1. Autonomy
Isu ini berkaitan dengan apakah keputusan anda melakukan eksploitasi
terhadap orang lain dan mempengaruhi kebebasan mereka? Setiap keputusan
yang anda ambil tentunya akan mempengaruhi banyak orang. Oleh karena itu,
anda perlu mempertimbangkan faktor ini ke dalam setiap proses pengambilan
keputusan anda.
2. Non-malfeasance
Apakah keputusan anda akan mencederai pihak lain? Di kepemerintahan,
nyaris setiap peraturan tentunya akan menguntungkan bagi satu pihak
sementara itu mencederai bagi pihak lain. Begitu pula halnya dengan
keputusan bisnis pada umumnya, dimana tentunya menguntungkan bagi
beberapa pihak namun tidak bagi pihak lain.
3. Beneficence
Apakah keputusan yang anda ambil benar-benar membawa manfaat? Manfaat
yang anda ambil melalui keputusan harus dapat menjadi solusi bagi masalah
dan merupakan solusi terbaik yang bisa diambil.
4. Justice
Proses pengambilan keputusan mempertimbangkan faktor keadilan dan
termasuk implementasinya. Di dunia ini memang sulit untuk menciptakan
keadilan yang sempurna, namun tentunya kita selalu berusaha untuk
menciptakan keadilan yang ideal. Dimana memperlakukan tiap orang dengan
sejajar.
5. Fidelity
Fidelity berkaitan dengan kesesuaian keputusan dengan definisi peran yang
kita mainkan. Seringkali ini melibatkan ‘looking at the bigger picture’ atau
melihat secara keseluruhan dan memahami peran anda dengan baik.

B. Permasalahan Etika dalamPraktekKeperawatanSaatIni


Masalahetikakeperawatanlebihkhusus yang dapatditemuidalampraktikkeperawatan,
sesuaidengan yang diuraikan oleh Elis, Hartley (1980), yang meliputi self-evaluation
(evaluasidiri), evaluasikelompok, tanggungjawabterhadapperalatan dan barang,
merekomendasikanklien pada dokter, menghadapiasuhankeperawatan yang buruk,
sertamasalahperanmerawat dan mengobati.

Adapun permasalahanetik yang yangseringmunculbanyaksekali,


sepertiberkatatidakjujur (bohong), abortus, menghentikanpengobatan,
penghentianpemberianmakanan dan cairan, euthanasia, transplantasi organ
sertabeberpapermasalahanetik yang langsungberkaitandenganpraktekkeperawatan, seperti:
evaluasidiri dan kelompok, tanggungjawabterhadapperalatan dan barang,
memberikanrekomendasipasien pad dokter, menghadapiasuhankeperawatan yang buruk,
masalahperanmerawat dan mengobati.

Masalahetik yang berkaitanlangsung pada praktikkeperawatan, yaitu:

1. KonflikEtikantaraTemanSejawat

Keperawatan pada dasarnyaditujukanuntukmembantupencapaiankesejahteraanpasien.


Untukdapatmenilaipemenuhankesejahteraanpasien,
makaperawatharusmampumengenal/tanggapbilaadaasuhankeperawatan yang buruk dan
tidakbijak, sertaberupayauntukmengubahkeadaantersebut. Kondisiinilah yang seringsering
kali menimbulkankonflikantaraperawatsebagaipelakuasuhankeperawatan dan juga
terhadaptemansejawat.

Dilainpihakperawatharusmenjaganamabaikantaratemansejawat,
tetapibilaadatemansejawat yang melakukanpelanggaranataudilemaetikhalinilah yang
perludiselesaikandenganbijaksana.

2. MenghadapiPenolakanPasienterhadap Tindakan Keperawatan

Masalahinisering juga terjadi, apalagi pada saatinibanyakbentuk-


bentukpengobatansebagai alternative tindakan. Dan berkembangnyatehnologi yang
memungkinkan orang untukmencarijalansesuaidengankondisinya.
Penolakanpasienmenerimapengobatandapatsajaterjadi dan dipengaruhi oleh beberapa
factor, sepertipengetahuan, tuntutanuntukdapatsembuhcepat, keuangan, social dan lain-
lain.

Penolakanataspengobatan dan tindakanasuhankeperawatanmerupakanhakpasien dan


merupakanhakoutonmypasien, pasienberhakmemilih, menolaksegalabentuktindakan yang
merekaanggaptidaksesuaidengandirinnya, yang perludilakukan oleh
perawatadalahmenfasilitasikondisiinisehinggatidakterjadikonfliksehinggamenimbulkanma
salah-masalah lain yang lebihtidaketis.

3. Masalahantaraperanmerawat dan mengobati

Berbagaiteoritelahdijelaskanbahwasecara formal
peranperawatadalahmemberikanasuhankeperawatan, tetapidenganadanyaberbagai factor
sering kali peraninimenjadaikaburdenganperanmengobati.
Masalahantaraperansebagaiperawat yang memberikanasuhankeperawatan dan
sebagaitenagakesehatan yang melakukapengobatanbanyakterjadi di Indonesia, terutama
oleh perawat yang adadidaerahperifer (puskesmas)
sebagaiujungtombakpelayanankesehatankepadamasyarakat.

Dari hasilpenelitian, Sciortio (1992) menyatakanbahwapertentanganantaraperan


formal perawat dan pada kenyataandilapanganseringtimbul dan inibukansajamasalah
Nasional seperti di Indonesia, tetapi juga terjadi di Negara-negara
lain.Walaupuntidakdiketahui oleh pemerintah, pertentanganinimempunyaiimplikasibesar.
Antara pengetahuanperawat yang berhubungandenganasuhankeperawatan yang kurang
dan juga kurangaturan-aturan yang jelassebagaibentukperlindunganhukum para
pelakuasuhankeperawatanhalinisemakintidakjelaspenyelesaiannya.

4. BerkataJujuratauTidakjujur

Didalammemberikanasuhankeperawatanlangsungsering kali
perawattidakmerasabahwa, saatituperawatberkatatidakjujur. Padahal yang
dilakukanperawatadalahbenar (jujur) sesuaikaedahasuhankeperawatan. Sebagaicontoh:
seringterjadi pada pasien yang terminal, saatperawatditanya oleh
pasienberkaitandengankondisinya, perawatseringmenjawab “tidakapa-apaibu/bapak,
bapak/ibuakanbaik,  suntikaninitidaksakit”.

Denganbermaksuduntukmenyenangkanpasienkarenatidakmaupasiennyasedihkarenako
ndisinya dan tidakmaupasientakutakansuntikan yang diberikan,
tetapididalamkondisitersebutperawattelahmengalamidilemaetik.
Bilaperawatberkatajujurakanmembuatsedih dan menurunkanmotivasipasien dan
bilaberkatatidakjujur, perawatmelanggarhakpasien.

5.Tanggungjawabterhadapperalatan dan barang


Dalambahasa Indonesia dikenalistilahmenguntilatau pilfering, yang berarti
mencuribarang-barangsepele/kecil. Sebagaicontoh: adapasien yang sudahmeninggal
dan setalahpasienmeninggaladabarang-barangberupaobat-obatansisa yang
belumdipakaipasien,perawatdenganseenaknyamembereskanobat-obatantersebut dan
memasukandalaminventarisasiruangantanpaseijinkeluargapasien. Hal
iniseringterjadikarenaperawat
merasaobat-obatantersebuttidakadaartinyabagipasien,
memangbenartidakartinyabagipasientetapibagikeluargakemungkinanhalitulain. Yang
penting pada kondisiini
adalah
komunikasi dan informai yang jelasterhadapkeluargapasien dan ijindarikeluargapasienitu
merupakanhal yang sangatpenting, Karena walaupunbagaimanakeluargaharustahusecara
pastiuntukapaobatitudiambil.

C.Pembuatan Keputusan dalamDilemaEtik


Menurut Thompson dan Thompson (1985). dilemaetikmerupakansuatumasalah
yang sulituntukdiputuskan, dimanatidakada alternative yang memuaskanatausuatusituasi
dimana alternative yang memuaskan dan tidakmemuaskansebanding. Dalamdilemaetik
tidakada yang benaratau salah. Dan untukmembuatkeputusanetis, seseorangharus
bergantung pada pemikiran yang rasional dan bukanemosional. Kerangkapemecahandilema
etikbanyakdiutarakan oleh beberapaahli yang pada dasarnyamenggunakankerangka proses
keperawatandenganpemecahanmasalahsecarailmiah.(sigman, 1986;
lih Kozier, erb, 1991).

1.TeoridasarpembuatankeputusanEtis
a.Teleologi
Teleologi (berasaldaribahasaYunanitelos,berartiakhir). Istilahteleo-
logidanutilitarianismeseringdigunakansalingbergantian.
Teleologimerupakansuatudoktrinyangmenjelaskanfenomenaberdasarkanakibatyangdihasilkan
ataukonsekuensi yang dapatterjadi.PendekataniniseringdisebutdenganungkapanThe end
justifies the meansataumaknadarisuatutindakanditentukan oleh hasilakhir yang terjadi.
Teoriinimenekankan pada pencapaianhasildengankebaikanmaksimal dan
ketidakbaikansekecilmungkinbagimanusia (Kelly, 1987).

b. Deontologi (Formalisme)

Deontologi (berasal dari bahasa Yunani deon, berarti tugas) berprinsip pada aksi atau
tindakan. Menurut Kant, benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau konsekuensi
dari suatu tindakan, melainkan oleh nilaimoralnya. Dalam konteknya di sini perhatian
difokuskan pada tindakan melakukan tanggung jawab moral yang dapat memberikan penentu
apakah tindakan tersebut secara moral benar atau salah. Kant berpendapat prinsip-prinsip
moral atau yang terkait dengan tugas harus bersifat universal, tidak kondisional, dan
imperatif. Kant percaya bahwa tindakan manusia secara rasional tidak konsisten, kecuali bila
aturan-aturan yang ditaati bersifat universal, tidak kondisional, dan imperatif.

Dua aturan yang diformulasi oleh Kant meliputi: pertama, manusia harus selalu
bertindak sehingga aturan yang merupakan dasar berperilaku dapat menjadi suatu hukum
moral universal.kedua, manusia harus tidak memperlakukan orang lain secara sederhana
sebagai suatu makna, tetapi selalu sebagai hasil akhir terhadap dirinya sendiri. 2. Kerangka
dan strategi pembuatan keputusan etis. Kemampuan membuat keputusan masalah etis
merupakan salah satu persyaratan bagi perawat untuk menjalankan praktek keperawatan
professional dan dalam membuat keputusan etis perlu memperhatikan beberapa nilai dan
kepercayaan pribadi, kode etik keperawatan, Sedangkan Pembuatan keputusan/pemecahan
dilema etik menurut, Kozier, erb (1989), adalah sebagai berikut:

1) Mengembangkan data dasar; untuk melakukan ini perawat memerlukan pengumpulan


informasi sebanyak mungkin, dan informasi tersebut meliputi: Orang yang terlibat, Tindakan
yang diusulkan, Maksud dari tindakan, dan konsekuensi dari tindakan yang diusulkan.

2) Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut

3) Membuat tindakan alternative tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan


mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut

4) Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil keputusan
yang tepat

5) Mendefinisikan kewajiban perawat


6) Membuat keputusan.

Disamping beberapa bentuk kerangka pembuatan keputusan dilema etik yang terdapat
diatas, penting juga diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan
etik. Diantaranya adalah factor agama dan adat istiadat, social, ilmu pengetahuan/tehnologi,
legislasi/keputusan yuridis, dana/keuangan, pekerjaan/posisi pasien maupun perawat, kode
etik keperawatan dan hak-hak pasien (Priharjo, 1995). Beberapa kerangka pembuatan dan
pengambilan keputusan dilema etik diatas dapat diambil suatu garis besar langkah-langkah
kunci dalam pengambilan keputusan, yaitu:

a. Klarifikasi dilema etik, baik pertanyaan fakta dan komponen nilai etik yang seharusnya

b. Dapatkan informasi yang lengkap dan terinci, kumpulkan data tambahan dari berbagai
sumber, bila perlu ada saksi ahli berhubungan dengan pertanyaan etik dan apakah ada
pelanggaran hukum/legal

c. Buatlah beberapa alternatif keputusan dan identifikasi beberapa alternative tersebut dan
diskusikan dalam suatu tim (komite etik).

d. Pilih dari beberapa alternative dan paling diterima oleh masing-masing pihak dan buat
suatu keputusan atas alternative yang dipilih

e. Laksanakan keputusan yang telah dipilih bila perlu kerjasama dalam tim dan tentukan siapa
yang harus melaksanakan putusan. Observasi dan lakukan penilain atas tindakan/keputusan
yang dibuat serta dampak yang timbul dari keputusan tersebut, bila perlu tinjau kembali
beberapa alternative keputusan dan bila mungkin dapat dijalankan.

D.Penerapan Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat

 Tanggung Jawab
Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya
penyakit, memelihara kesehatan, dan mengurangi penderitaan.
1. Tanggung jawab perawat terhadap masyarakat kelurga dan penderita
 Perawat dalam rangka pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada tanggung jawab
yang pangkal tolaknya bersumber dari adanya kebutuhan akan perawat untuk orang
seorang, keluarga dan masyarakat.
 Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya dalam bidang perawat senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghomati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari orang seorang, keluarga atau penderita,
keluarganya dan masyarakat.
2. Tanggung jawab perawat tehadap tugas
 Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disetai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan perawatan
sesuai dengan kebutuhan orang seorang atau penderita, keluarga dan masyarakat
 Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya.
 Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan ketermpilan perawatan untuk
tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
 Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
keagamaan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik yang dianut serta
kedudukan sosial.
 Perawat senantiasa mengutamakan perlindunagan-perlindungan dan keselamatan
penderita dalam melaksanakan tugas keperawatan, serta dengan matang
mempetimbangkan kemampuan jika menerima dan mengalihtugaskan tanggung
jawab yang ada hubungannya dengan perawatan.
3. Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesional kesehatan
lain
 Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dengan
tenaga kesehatan lainnya baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan
kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
 Perawat senantiasa menyebar luaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamanya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalamanya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi bidang perawatan.
4. Tanggung jawab perawat terhadap profesi perawatan
 Perawat selalu berusaha meningkatkan pengetahuan profesional secara sendiri-sendiri
dan atau bersama-bersama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,keterapilan dan
pengalam yang bermanfaat bagi pengembangan perawatan.
 Perawat selalu menjunjung tinggi nama baik profesi perawatan dengan menunjukkan
peri/tingka laku dan sifat-sifat pribadi yang tinggi.
 Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelanyanan perawat an serta menerapkanya dalam kegiatan-kegiatan pelayanan
danpendidikan perawatan.
 Perawatan secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
perawatan sebagai sarana pengabdian.
5. Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah,banggsa dan tanah air
 Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang di
gariskan oleh perintah dalam bidang kesehatan dan perawatan.
 Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dan perawatan kepada
masyarakat.

 Tanggung Gugat
Tanggung gugat yaitu sebagai konsekuensi apabila seeorang melakukan kesalahan /kelalaian
dalam melaksanakan tanggung jawab tidak sesuai dengan aturan aturan dalam perundang
undangan yang telah ditetapkan. Peran tinggi perawat dalam pelayanan kesehatan ada
tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap pelayanan yang dilakukan , yaitu :
 Perawat bertanggung jawab dan tanggung gugat terhadap setiap tindakan dan
pengambilan keputusan keperawatan
 Perawat mempertahankan kompetensinya dalam melaksanakan pelayanan
keperawatan .
 Perawat melatih diri dalam menetapkan informasi dan menggunakan kompetensi
individunya serta kualifikasi kriteria untuk menerima konsultasi tanggung jawab dan
memberikan delegasi tindakan keperawatan kepada tenaga lain.
 Perawat berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang terkait dengan pengembangan
ketentuan dari profesi keperawatan
 Perawat berpartisipasi dalam upaya profesi untuk melaksanakan dan meningkatkan
stndar profesi.
Masalah masalah yang timbul dalam praktik keperawatan terkait dengan tanggung jawab dan
tanggung gugat. isu bioetis,yang terkait dengan praktik keperawatan yang berhubungan
sesama perawat dan profesi lain .isu etis ini muncul hampir terjadi disemua bidang
keperawatan. Tanggung Gugat dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam
membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-konsekunsinya.
Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia
menyatakan siap dan berani menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-
kegiatan profesinya. Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang
dilakukannya. Hal ini bisa dijelaskan dengan mengajukan tiga pertanyaan berikut :
 Kepada siap tanggung gugat itu ditujukan ?
 Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat
 Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan. Oleh sebab itu pemberian
pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika
keperawatan. Standar asuhan perawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk
melaksanakan praktek keperawatan, sedangkan etika keperawatan telah diatur oleh
organisasi profesi, hanya saja kode etik yang dibuat masih sulit dilaksanakan dilapangan
karena bentuk kode etik yang ada masih belum dijabarkan secara terinci dan lengkap
dalam bentuk petunjuk tehnisnya.

Etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang dapat


dipertanggung jawabkan, etik bicara tentang hal yang benar dan hal yang salah dan
didalam etik terdapat nilai-nilai moral yang merupakan dasar dari prilaku manusia (niat).
Prinsip-prinsip moral telah banyak diuraikan dalam teori termasuk didalamnya bagaimana
nilai-nilai moral di dalam profesi keperawatan. Penerapan nilai moral professional sangat
penting dan sesuatu yang tidak boleh ditawar lagi dan harus dilaksanakan dalam praktek
keperawatan.

Dalam memecahkan suatu masalah harus ada yang namanya pengambilan


keputusan. Keputusan adalah pemilihan strategi atau tindakan. Maka pengertian
pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer
akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Jadi kunci pemecahan masalah
adalah mengidentifikasi berbagai alternatif dari keputusan.

B. Saran
Sebagai perawat harus memahami suatu penyakit dari sudut medik maupun
keperawatan adalah hal yang mutlak sebelum berhadapan dengan berbagai macam kasus.
Oleh sebab itu baik sekali bila perawat menumbuhkan minat baca untuk menambah
wawasan. Perawat juga harus mampu menemukan masalah-masalah yang sungguh-
sungguh terjadi pada klien untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan yang
memerlukan penanganan segera
DAFTAR PUSTAKA

Utami,Ngesti W. dkk. (2016). Bahan Ajar Keperawatan: Etika Keperawatan dan


Keperawatan Profesional. Jakarta : BPPSDM Kementrian Kesehatan RI

https://docplayer.info/61988880-Masalah-etik-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai