Anda di halaman 1dari 38

TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN

“Etika Dan Moral”

OLEH :

KELOMPOK 2

DEA AYUNISRI (183310803)

ILVA YULISTISIA (183310810)

MELIZA ELLA QADRINA (183310814)

NINDIKA ARIO PANGESTI (183310817)

RITA AGNES NAINGGOLAN (183310820)

Dosen Pembimbing :

EFITRA,Skp.M.Kep

PRODI NERS S1 TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah hubungan etika
dengan moral, norma dan nilai. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta  pengetahuan kita mengenai hubungan etika dengan moral,
norma dan nilai. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi  perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Padang,12 november 2018

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................1
1.3 Tujuan penelitian .................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 pengertian etika,moral,disiplin,norma,hukum,dan akhlak .......................................3


2.2 perbedaan antara etika dan moral ............................................................................7
2.3 keterkaitan antara etika dengan hukum,disiplin.......................................................8
2.4 hukum-hukum keperawatan dan kesehatan............................................................ 9
2.5 contoh-contoh tentang etika dalam keperawatan dan etika umum........................ 10
2.6 Fungsi etika dan tujuan etika .................................................................................13
2.7 Konsep moral ........................................................................................................19
2.8 8 prinsip etik........................................................................................................22
2.9 Kode atik menurut ppni,ICN,dan ANA ...............................................................24
2.10Pandangan perawat dalam pelaksanakan kode atik..............................................31

BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan ...........................................................................................................35

3.2 saran ......................................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................iii

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk kesejahteraan
manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit
untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan
antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara
bergantian. Sehingga perawat perlu mengetahui dan memahami tentang etik itu sendiri
termasuk didalamnya prinsip etik dan kode etik.
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain tidaklah selalu
bebas dari masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan konflik
yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik profesional.
Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan hukum telah berperan
dalam peningkatan perhatian terhadap etik. Standart perilaku perawat ditetapkan dalam kode
etik yang disusun oleh asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negara bagian atau
provinsi. Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan
mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat.
Perawat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai
advokat klien. Para perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan
praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan
tindakan profesional yang mereka lakukan (Ismaini, 2001)
Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi keperawatan didalamnya
tidak lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai alternative jawaban yang
belum tentu jawaban-jawaban tersebut bersifat memuaskan semua pihak. Hal itulah yang
sering dikatakan sebagai sebuah dilema etik. Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai
banyak adanya kasus dilema etik sehingga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang
etik dan dilema etik serta cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang
terbaik. Oleh karena itu penulis menyusun suatu makalah tentang etik dan dilema etik supaya
bisa dipahami oleh para mahasiswa yang nantinya akan berguna ketika bekerja di klinik atau
institusi yang lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian etika,moral,disiplin,norma,hukum,dan akhlak?

2. Apa perbedaan moral dengan etika?

3. Bagaimana hubungan etika dengan moral dan hukum

4. Apa fungsi dan tujuan dari etika?

5. Apa saja prinsip etika ?


6. Apa konsep moral etika ?

7. Bagaimana kode etik menurut ppni,ICN dan ANA?

8. Bagaimana pandangan perawat dalam melaksanakan kode etik?

1.2 TUJUAN

1. Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar 1

2. Mengetahui dan memahami etika ,moral.

3. Mengetahui dan memahami hubungan etika dengan hukum dan moral

4. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip etik

5. Mengetahui dan memahami tujuan dan fungsi etik keperawatan

6. Mengetahui dan memahami kode etik menurut PPNI,ICNdan ANA.


BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN ETIKA , MORAL,DISIPLIN,NORMA,HUKUM DAN AKHLAK

1. ETIKA
Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos yang menurut Araskar dan
David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang diharapkan dan
kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan
Etika merupakan bagian dari filosofi yang  berhubungan dengan keputusan moral
menyangkut manusia (Spike lee, 1994). Etika merupakan bagian dari filosofi yang
berhubungan dengan keputusan moral menyangkut manusia (Spike lee, 1994).Menurut
Webster’s “The discipline dealing with what is good and bad and with moral duty and
obligation, ethics offers conceptual tools to evaluate and guide moral decision making” .
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan pengetahuan moral dan
susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai, kesepakatan, serta himpunan hal-hal yang
diwajibkan, larangan untuk suatu kelompok/masyarakat dan bukan merupakan hukum atau
undang-undang. Maka etika keperawatan (nursing ethics)merupakan bentuk ekspresi
bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam
kode etik keperawatan.

2. MORAL

Moral berasal dari bahasa Latin "mos" (jamak: mores) yang berarti kebiasaan, adat. Kata
"mos" (mores) dalam bahasa Latin sama artinya dengan etos dalam bahasa Yunani. Di
dalam bahasa Indonesia, kata moral diterjemahkan dengan arti susila.
Adapun pengertian moral yang paling umum adalah tindakan manusia yang sesuai dengan
ide-ide yang diterima umum, yaitu berkaitan dengan makna yang baik dan wajar. Dengan
kata lain, pengertian moral adalah suatu kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran-ukuran
tindakan yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu. Kata
moral selalu mengacu pada baik dan buruknya perbuatan manusia sebagai manusia.
Berikut ini beberapa Pengertian Moral Menurut para Ahli:
 Menurut Chaplin : Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial,
atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
·         Menurut Hurlock : moral adalah tata cara, kebiasaan, dan adat peraturan perilaku
yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
·         Menurut Wantah : Moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya
dengan kemampuan menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku.
Dari tiga pengertian moral di atas, dapat disimpulkan bahwa Moral adalah suatu keyakinan
tentang benar salah, baik dan buruk, yang sesuai dengan kesepakatan sosial, yang mendasari
tindakan atau pemikiran. Jadi, moral sangat berhubungan dengan benar salah, baik buruk,
keyakinan, diri sendiri, dan lingkungan sosial.

Macam-Macam Moral
Moral terbagi du macam, yaitu :
 Moral keagamaan
Merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama Islam.
 Moral sekuler
Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi
semata-mata
3. DISIPLIN
Disiplin berasal dari bahasa latin discere yang berarti belajar.disiplin diartikan sebagai
kepatuhan terhadap peraturan (hukum)atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian.
Disiplin sebagai latihan yang bertujuan untukmengembangkan diri agar dapat berperilaku
tertib.Kedisiplinan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan (asuhan
keperawatan) kepada pasien sangat berpengaruh besar terhadap peningkatan kualitas
pelayanan yang diberikan rumah sakit terhadap kliennya,  hal ini berpengaruh terhadap
proses penyembuhan pasien. Perawat yang disiplin adalah perawat yang mentaati peraturan
rumah sakit dan peraturan profesi keperawatan. Perawat yang selalu ada tepat waktu untuk
pasien sangat memberikan kepuasan terhadap klien  akan pelayanan rumah sakit. Dimana
perawat selalu datang tepat waktu, selalu melakukan kunjungan ke klien secara rutin,
memberikan pengobatan sesuai dengan aturan medis, datang tepat waktu saat klien
memerlukan pertolongan perawat.
Kedisiplinan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan (asuhan keperawatan)
kepada pasien baik secara fisik dan psikologis sangat membantu dalam memberikan
kenyamanan dan keamanan kepada pasien sehingga pasien sangat terbantu dalam proses
penyembuhan sakit yang diderita, dan perasaan nyaman dan aman ini timbul karena perawat
yang selalu ada. Kaitan disiplin dengan tenaga perawat, dimana kita sudah paham dan jelas
bahwa  tenaga keperawatan adalah  tenaga kesehatan yang profesional, maka dituntut 
mempunyai sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam
menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pelayanan kesehatan
dengan tugas utama memberikan pelayanan keperawatan melalui asuhan keperawatan
kepada pasien yang membutuhkan, karena dengan kedisiplinan perawat akan berpengaruh
terhadap kepuasan pasien dalam proses penyembuhan pasien.

4. NORMA

Norma atau kaidah adalah ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam
kehidupan bermasyarakat.Ketentuan itu mengikat setiap orang dalam lingkungan tersebut,
artinya semua orang di area itu harus menaati norma yang berlaku. Dibalik ketentuan itu,
terdapat nilai yang menjadi landasan tingkah laku manusia.Sehingga norma merupakan unsur
luar dari suatu ketentuan yang mengatur tingkah laku semua orang dalam masyarakat,
sedangkan nilai merupakan unsur di dalamnya/unsur kejiwaan dibalik ketentuan yang
mengatur tingkat laku itu.

5. HUKUM
Hukum adalah peraturan berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk
mengatur tingkah laku manusia,menjaga ketertiban, keadilan,mencegah terjadinya
kekacauan .

6. AKHLAK
Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan
tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan.

Secara Umum Ada beberapa pengertian tentang nilai, yaitu sebagai berikut:

1. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh
seseorang sesuai denagn tututan hati nuraninya (pengertian secara umum)
2. Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang kebenaran,
keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau prilaku yang  berorientasi pada
tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang (simon,1973).
3. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran atau keinginan
mengenai ide-ide, objek, atau prilaku khusu (Znowski, 1974)

Nilai moral memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


 Berakaitan dengan tanggung jawab kita  Nilai moral berkaitan dengan pribadi
manusia. Yang khusus menandai nilai moral adalah  bahwa nilai ini berkaitan dengan
pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai-nilai moral mengakibatkan bahwa
seseotang bersalah atau tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab. Suatu nilai
moral hanya dapat diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab orang yang bersangkutan
 Berkaitan dengan hati nurani
Semua nilai minta untuk diakui dan diwujudkan. Nilai selalu mengandung semacam
undangan atau imbauan. Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilia ini
menimbulkan “suara” dari hati nurani yang menuduh kita bila mita meremehkan atau
menentang nilai-nilai moral dan memuji kita bila mewujudkan nilia-nilia moral.
 Mewajibkan Berhubungan erat dengan ciri bahwa nilai-nilai moral mewajibkan kita
secara absolut dan dengan tidak bisa ditawar-tawar. Dalam nilai moral terkandung
suatu imperatif kategoris, Sedangkan nilai-nilai lainnya hanya berkaitan dengan
imperatif hipotesis. Artinya, kalu kita ingin merealisasikan nili-nilai lain kita harus
menempuh jalan tertentu.
 Bersifat formal
 Nilai moral tidak merupakan sutau jenis nilai yang bisa ditempatkan begitu saja
disamping nilai-nilai jenis lainnya. Nilai-nilai moral tidak membentuk suatu
kawasan khusus yang terpisah dari nilai-nilai lain. Nilai-nilai moral tidak memiliki
“isi” tersendiri, terpisah dari nilai-nilai lain. Tidak ada nilai nilai moral yang
“murni”, terlepas dari nilai-nilai lain. Hal itulah yang kita maksudkan dengan
mengatakan bahwa nilai moral bersifat formal

B. Perbedaan Moral Dan Etika

Secara etimologi, kata etika dan moral pada awalnya memiliki arti yang sama atau dengan
kata lain sinonim. Perbedaan yang ada pada kata etika dan moral ini awalnya hanya berbeda
asal katanya, yang satu berasal dari bahasa latin dan yang satunya lagi berasal dari bahasa
yunani. Bila ditarik sejarah kata moral berasal dari kata moralis, mos, moresatau yang
maknanya adat dan kebiasaan.

Mores sendiri jika diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani artinya ethikos,yang kita tahu
bahwa ethikos merupakan asal kata yang lebih dahulu ada dari moralis.
Secara lebih jelas perbedaannya adalah sebagai berikut:

 Moral adalah kewajiban mutlak yang harus dimiliki oleh manusia sedangkan etika
tidak mutlak tapi lebih baik jika dimiliki
 Etika kurang pas jika dikatakan untuk seseorang yang melakukan perbuatan baik
karena etika adalah sebuah studi, sedangkan moral lebih tepat, karena moral lebih
mengarah ke sifat manusia tersebut.
 Moral sifatnya normatif-imperatif sedangkan etika bersifat normatif-sistematis
(filosofis)
 Kebanyakan masyarakat kelas menengah kebawah memiliki moral tapi jarang
memperhatikan etika.

C. hubungan antara moral dan etika

Seperti pengertian yang suda dijelaksan di atas, moral dan etika memiliki hubungan atau
keterkaitan satu sama lain. Dimana setiap manusia meliki moral dan moral tersebut akan
dilengkapi oleh etika. Setiap manusia wajib memiliki moral yang baik dan etika yang baik
pula. Etika dan moralitas memberi petunjuk konkret tentang bagaimana manusia harus hidup
secara baik sebagai manusia begitu saja, kendati petunjuk konkret itu bisa disalurkan melalui
dan bersumber dari agama dan kebudayaan tertentu.

Hubungan Antara Etika Dan Hukum


Menurut Lon Fuller cit. Guwandi, J.(2002), etika adalah bidang yg menyangkut
moralitas aspirasi (the morality of aspiration) dan hukum adalah yg berkaitan dg moralitas
kewajiban(the morality of duty).
 Etika mengatur apa yg harus dilakukan oleh manusia dan yg mencakup cita-cita
yg harus ditempuh.
 Terhadap perilaku yg tidak etis hrs diberikan sangsi sudah disepakati sebelumnya
oleh dirinya sendiri dan teman sejawatnya.
 Sebaliknya hukum memberikan batasan-batasan utk bertindak yg ditentukan
sendiri oleh masyarakat, apabila dilanggar maka orang tersebut beresiko
mendapat sanksi eksternal, seperti penghukuman atau dicabut izin praktiknya.
 Hal ini menerangkan mengapa kode-kode etik pada umumnya menyangkut hal-
hal yg bersifat umum saja, sedangkan hukum cenderung lebih terarah spesifik
 Etika dan Hukum adalah 2 disiplin yg cakupan luas bidang yg saling menutupi
(overlapping

Namun masing-masing disispilin mempunyai parameter yg berlainan disamping fokusnya


juga berbeda.
 Hukum membuat peraturan-peraturan tentang sikap-tindak yg disepakati masyarakat
dan suatu pelanggaran hukum bisa mengakibatkan tanggung gugat kriminal atau
perdata .
 Manajemen risiko adalah suatu cara untuk mengecilkan risiko penuntutan itu melalui
ketentuan-ketentuan institusi (by laws)
 Sejajar dg pendapat Lon Fuller, dpt dikatakan bahwa hukum adalah semacam
“aplikasi moralitas”.
 Hukum yg baik pada analisis terakhir harus merefleksikan konsensus moral dan nilai-
nilai dari masyarakat yg harus dirumuskan oleh hukum.
 Memang pd hakekatnya hukum tidaklah sama dg etika, shg masing-masing
mempunyai sistem dan prinsip yg berlainan , nmaun tidak dapat dipungkiri bhw
terdapat kaitan erat dan saling pengaruh mempengaruhi.(William J.Ellos, cit
Guwandi,J. 2002)

D. UU yang berkaitan dengan Praktek keperawatan

1. UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan

2. Bab II (Tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa pemerintah mengatur
kedudukan hukum, wewenang dan kesanggupan hukum.

3. UU No. 6 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan.

4. UU Kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang Wajib Kerja Paramedis.

5. Pada pasal 2, ayat (3)dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan
rendah  wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3 tahun.
E. Prinsip etika dalam keperawatan dan etika umum
Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam
memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat :
1.Otonomi (Autonomi)
prinsi otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan orang
lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu
yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah
Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,padahal terdapat gangguan atau penyimpangan

2.Beneficience (Berbuat Baik)


prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan baik dengan begitu dapat
mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang program
latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak
dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.

3.Justice (Keadilan)
nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien
baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat
harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai
dengan asas keadilan.

4.Nonmaleficince (tidak merugikan)


prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien. Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfuse darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan
klien semakin memburuk dan dokter harus mengistrusikan pemberian transfuse darah.
akhirnya transfuse darah ridak diberikan karena prinsi beneficence walaupun pada situasi ini
juga terjadi penyalahgunaan prinsi nonmaleficince.

5.Veracity (Kejujuran)
nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk
meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan
objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki
otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S
masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga
ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang
keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan
kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari dokter dan
kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
6.Fidelity (Menepati janji)
tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu
perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya kepada
orang lain.

7.Confidentiality (Kerahasiaan)
kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.

8.Accountability (Akuntabilitasi)
akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional dapat
dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab
pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika
perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut
kemampuan professional.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

1. Etika Umum
Etika umum adalah etika yang berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mangambil keputusan etis, teori-teori etika dan
prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak
ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan
dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

2. Etika khusus

Etika khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang
khusus. Bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan
kegiatan khusus yang dilakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral
dasar. Penerapannya dapat berupa bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam
bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan, yang didasari oleh cara, teori dan
prinsip-prinsip moral dasar. Selain itu penerapannya juga dapat berupa bagaimana menilai
prilaku diri dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan.

Etika khusus dibagi menjadi dua bagian :


a. Etika Individu
Etika individu ini adalah etika yang berkaitan dengan kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri, misalnya:
1) Memelihara kesehatan dan kesucian lahiriah dan batiniah.
2) Memelihara kerapian diri, kamar, tempat tingggal, dan lainnya.
3) Berlaku tenang
4) Meningkatkan ilmu pengetahuan.
5) Membina kedisiplinan , dan lainnya.

b. Etika sosial
Etika social adalah etika yang membahas tentang kewajiban, sikap, dan pola perilaku
manusia sebagai anggota masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini menyangkut hubungan
manusia dengan manusia, baik secara individu maupun dalam kelembagaan (organisasi,
profesi, keluarga, negara, dan lainnya).Etika sosial yang hanya berlaku bagi kelompok profesi
tertentu disebut kode etika atau kode etik.

Pada dasarnya etika sosial membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota umat
manusia. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia, baik secara langsung
maupun dalam bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap
pandangan-pandangan dunia dan ideologi-ideologi maupun tanggung jawab manusia
terhadap lingkungan hidup (Magnis-Suseno, dkk, 1981:8). Sedikitnya, ada dua masalah yang
timbul dalam etika sosial (Zubair, 1990:105). Pertama, tujuan etika itu memberitahukan
bagaimana kita dapat menolong manusia dalam kebutuhannya yang riil dengan cara yang
susila dapat dipertanggungjawabkan. Guna mencapai tujuan ini, seorang etikus sosial tidak
hanya harus tahu norma-norma susila yang berlaku, melainkan ia harus tahu pula kebutuhan
tersebut tadi, dan sebab-sebab timbulnya kebutuhan itu. Masalah kedua, dalam etika sosial
lebih mudah timbul beragam pandangan dibandingkan etika individual. Norma-norma harus
selalu diterapkan pada keadaan yang konkret, setiap norma menjelmakan kewajiban.
Kewajiban yang paling umum itu melakukan kebaikan.
etika umum menjelaskan tentang kajian bagaimana manusia bertindak secra etis,
sedangkan etika khusus mengkaji tentang penerapan-penerapan prinsip-prinsip moral
dasardalam bidang kehidupan yang khusus. Dalam etika umum, teori-teori etika dan prinsip-
prinsip moral dasar menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam
menilai baik buruknya suatu tindakan.

Etika khusus menjelaskan prinsip-prinsip moral dasar tersebut diterapkan dalam


wujud bagaimana untuk mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan
kegiatan khusus yang dilakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral
dasar, serta prinsip-prinsip moral dasar tersebut digunakan untuk bagaimana menilai perilaku
diri sendiri maupun perilaku orang lain dalam berbagai kegiatan dan kehidupan khusus yang
dilatar belakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia untuk bertindak etis.

F. FUNGSI ETIKA DAN TUJUAN ETIKA


a) Fungsi Etika secara umum
Etika memiliki fungsi seperti berikut:

 Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas yang
membingungkan.
 Etika ingin menampilkan keterampilan intelektual yaitu keterampilan untuk
berargumentasi secara rasional dan kritis.Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil
 sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.

b) Tujuan Etika secara umum  


Dalam kehidupan sehari-hari, Etika sangat penting untuk di terapkan untuk menciptakan
nilai moral yang baik. Beberapa orang mengartikan bahwa etika hanyalah sebagai konsep
untuk dipahami dan bukan menjadi bagian dari diri. Namun sebenarnya etika harus benar-
benar dimiliki dan diterapkan oleh diri masing-masing, sebagai modal utama moralitas pada
kehidupan yang menuntut manusia untuk berbuat baik. Etika yang baik, mencerminkan
perilaku yang baik, sedangkan etika yang buruk , mencerminkan perilaku yang buruk pula.
Selain itu etika dapat membuat manusia menjadi lebih tanggung jawab, adil dan responsif.

Tujuan menerapkan atau mempelajari etika itu sendiri ialah :

 Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib,


teratur, damai dan sejahtera.
 Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara
otonom.
 Etika merupakan sarana yang memberi orientasi pada hidup manusia.
 Untuk memiliki kedalaman sikap; untuk memiliki kemandirian dan tanggung jawab
terhadap hidupnya.
 Mengantar manusia pada bagaimana menjadi baik.

c) FUNGSI DAN TUJUAN KODE ETIK KEPERAWATAN

 Fungsi Kode Etik Keperawatan


Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status profesional
dengan cara sebagai berikut:   
1) Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat
diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan
kepada perawat oleh masyarakat
2) Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin
hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal
3) Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus
dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat
dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi
keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan
dari asuhan kesehatan.
4) Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

Tujuan Kode Etik Keperawatan


1)      PPNI
Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat
manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien,
teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan
maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
b. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.
c. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
d. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan kepoerawatan agar
dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan.
e. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga
keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek
keperawatan.

2)      ICN
Kode etik ICN adalah merupakan dasar dan pilar bagi kode etik keperawatan dan
asosiasi perawat seluruh dunia. ICN bekerja dalam banyak area, terutama dalam memberikan
panduan dalam praktik keperawatan profesional, perumusan regulasi, dan peningkatan
kesejahteraan sosial ekonomi pada berbagai negara di dunia, terutama yang berkaitan dengan
standar keperawatan dan kebijakan dalam keperawatan dan kesehatan di manca Negara.

3)      ANA
1. Tujuan Etika Keperawatan Di Amerika
Menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan
diantara sesama perawat dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan.
2. Menurut Amerika EthicsCommission Bureau on Teaching, tujuan etik profesi
keperawatn adalah mampu :
 mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktek kep.
  membentuk strategi/ cara dan menganalisis masalah moral yangterjadi dalam
praktek keperawatan.
 menghubungkan praktek moral/ pelajaran yang baik dan
dipertanggungjawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan,
sesuai dengan kepercayaan.
3. Menurut Nasional League for Nursing (NLN) pusat pendidikan keperawatan milik
perhimpunan perawat amerika, pendidikan etika keperawatan bertujuan:
 Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi
kesehatan lain dan mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim.
 Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moralitas,
keputusan tentang baik dan buruk yang akan dipertanggungjawabkan kepada tuhan
sesuai dengan kepercayaannya.
 Mengembangkan sifat pribadi dan sikap profesional peserta didik.
 Mengembangkanpengetahuandanketerampilan yang
pentinguntukdasarpraktikkeperawatanprofessional

Nilai nilai yang diperlukan perawat


Gambaran nilai-nilai keperawatan adalah bagaimana pengetahuan, profesional, pemahaman,
pemberian makna serta sikap perawat mengenai nilai-nilai keperawatan yang tersebar dalam
beberapa pernyataan, yakni :
a.    Altruisme
Merupakan perilaku yang menggambarkan kepedulian dan kesejahteraan orang lain. Sikap
dari nilai altruisme yang ditampilkan perawat meliputi pemberian perhatian, komitmen atau
prinsip yang dipegang teguh oleh perawat untuk mempertahankan janji, rasa iba, kemurahan
hati, serta ketekunan.
Pada altruisme salah satu yang penting adalah sifat empati atau merasakan perasaan orang
lain di sekitar kita. Hanya altruisme timbal balik yang mempunyai dasar biologis. Kerugian
potensial dari altruisme yang dialami individu diimbangi dengan kemungkinan menerima
pertolongan dari individu lain. Beberapa ahli mengatakan bahwa altruisme merupakan bagian
“sifat manusia” yang ditentukan secara genetika, karena keputusan untuk memberikan
pertolongan melibatkan proses kongnisi sosial komplek dalam mengambil
keputusan yang rasional (Latane&Darley, Schwartz, dalam Sears, 1991).
Perawat yang memiliki nilai yang baik pasti akan menggali metode dan
keterampilan yang diperlukan untuk memberdayakan asuhan yang efektif (Bishof & Scudder,
1990). Mereka menunjukkan kepedulian terhadap klien dengan mendukung dan menguatkan
klien, sehingga klien dapat sembuh dari sakitnya, dapat mengatasi kelemahannya, dan hidup
lebih sehat. Mereka peduli dengan kesejahteraan klien. Kehadiran kepedulian seringkali
membantu proses penyembuhan (Bishof & Scudder, 1990).
b.    Persamaan
Persamaan adalah mempunyai hak dan status yang sama, sikap yang dapat ditunjukkan
perawat yaitu menerima, adil atau tidak diskrinatif.
c.    Empati
Adalah berusaha menempatkan diri pada seseorang yang bersangkutan sehingga dapat
merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang besangkutan tersebut. Empati berbeda dengan
simpati, sikap melibatkan perasaan terhadap sesuatu hal, sehingga tidak dapat lagi berfikir
objektif merupakan sikap simpati yang tidak seharusnya dimiliki oleh perawat. Senyum dan
rasa empati yang ditimbulkan setidaknya akan menjadi multivitamin dosage
tinggi yang tanpa antibiotik atau obat yang super keras akan menyembuhkan rasa
terpelentirnya hati seorang pasien yang sedang menderita penyakit sekeras apapun. Ada
hal yang tidak bisa di teliti secara ilmiah dan juga tidak harus dengan percobaan yang mahal,
ada yang timbul dari hati yaitu keikhlasan untuk menolong sesama.
d.   Kebebasan
Kebebasan adalah memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri,
harapan, disiplin, serta kebebasan.
e.    Keadilan
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan
dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
f.     Otonomi
Otonomi adalah kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri. Prinsip
otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan memutuskan.
Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat keputusan sendiri,
memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip otonomi ini
adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa
dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu
yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

g.    Non- Malefience


Non –malefience adalah tidak melukai atau tindak menimbulkan bahaya atau cidera bagi
orang lain.
h.    Benefience
Benefience adalah hanya melakukan suatu yang baik, kebaikan, memerlukan penegakan
dari kesalahan atau kejahatan orang lain. Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu
yang baik. Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Kadang-kadang dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan
otonomi.
i.      Kejujuran
Kejujuran adalah berarti dengan penuh dengan kebenaran nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran.
Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus
ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun
demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti
jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan
paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki
hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar
dalam membangun hubungan saling percaya.
j.      Fidelity
Prinsip fidelity dibutuhkan untuk kebutuhan individu mengharigai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat
terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan
penderitaan
G. Konsep Moral Dalam Praktik Keperawatan
Praktikkeperawatan, termasuk etika keperawatan mempunyai dasar penting,
sepertiadvokasi, akuntabilitas, loyalitas, kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat
manusia.Diantara berbagai pernyataan ini, yang lazim termsuk dalam standar praktik
keperawatan dan telah menjadi bahan kajian dalam waktu lama adalah advokasi,
responsibilitasdanakuntabilitas, danloyalitas (fry, 1991)
1.Advokasi
Advokasi adalah memberikan saran dalam upayamelindungi dan mendukung hak-hak
pasien.Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat, dalam menemukan
kepastian tentang dua system pendekatan etika yang dilakukanya itu pendekatan berdasarkan
prinsip dan asuhan.Perawat atau yang memiliki komitmen tinggi dalam mempraktekkan
keperawatan professional dan tradisi tersebut perlu mengingat hal-hal sbb:

a. Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh komitmen utamanya
terhadap pasen.
b) Berikan prioritas utama terhadap pasien dan masyarakat pada umumnya.
c) Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaimotonomi dalam
kesembuhan pasien.

Istilah advokasi sering digunakan dalam hukum yang berkaitan dengan upaya
melindungi hak manusia bagi mereka yang tidak mampu membela diri.Artiadvokasi menurut
ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan
keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh
siapapun”.Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal
yang memiliki penyebab atau dampak penting. Definisi ini mirip dengan yang dinyatakan
Gadow (1983) bahwa “advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang
melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya
sendiri”.
Posisi perawat yang mempunyai jam kerja 8 sampai 10 atau 12 jam
memungkinkannya mempunyai banyak waktu untuk mengadakan hubungan baik dan
mengetahui keunikan klien sebagai manusia holistic sehingga berposisi sebagaiadvokat klien
(curtin, 1986). Pada dasarnya, peran perawat sebagai advokat klien adalah member informasi
dan member bantuan kepada klien ataskeputusan apa pun yang di buat kilen, member
informasi berarti menyediakan informasi atau penjelasan sesuai yang dibutuhkan klien,
memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran non aksi. Dalam
menjalankan peran aksi, perawat memberikan keyakinan kepada klien bahwa mereka
mempunyai hak dan tanggung jawab dalam menentukan pilihan atau keputusan sendiri dan
tidak tertekan dengan pengaruh orang lain, sedangkan peran non aksi mengandung arti pihak
advokat seharusnya menahan diri untuk tidak memengaruhi keputusan klien (Khonke, 1982).
Dalam menjalankan peran sebagai advokat, perawat harus menghargai klien sebagai induvidu
yang memiliki berbagai karakteristik.
Dalam hal ini, perawat memberikan perlindungan terhadap martabat dan nilai manusia
wiklienselamadalamkeadaansakit.

Contoh : Tuan A mengalami luka bakar. Dokter X yang merupakan mahasiswa kedokteran
masih belum lulus ujian tekhni kamputasi, jadi agar lulus ujian tersebut Dokter X berinisiatif
mengamputasi Tuan A, padahal luka bakar yang dialami Tuan A tersebut tidak parah dan
sangat mempunyai kemungkinan besar untuksembuh.Tentu saja perawat yang bertugas
merawat tuan a tidak tinggal diam dan langsung menegur dokter tersebut bahkan terjadi
perdebatan antar keduanya. Berkat perjuangan perawat tersebut Tuan A tidak diamputasi

2. Responsibilitas
Resposibilitas (tanggungjawab) adalah eksekusi terhadap tugas-tugas yang
berhubungan dengan peran tertentu dari perawat. Pada saat memberikan obat, perawat
bertanggung jawab untuk mengkaji kebutuhan klien dengan memberikannya dengan aman
dan benar, dan mengevaluasi respons klien terhadap obat tersebut.Perawat yang selalu
bertanggung jawab dalam melakukan tindakannya akan mendapatkan kepercayaan dari klien
atau dari profesi lainnya. Perawat yang bertanggung jawab akan tetap kompeten dalam
pengetahuan dan keterampilannya, serta selalu menunjukkan keinginan untuk bekerja
berdasarkan kodeetik profesinya.

Contoh : Memberikan teguran bila rekan sejawat melakukan kesalahan atau menyalahi
standar. Perawat bertanggung jawab bila perawat lain merokok di ruangan, memalsukan obat,
mengambil barang klien yang bukan haknya, memalsukan tandatangan, memungut uang
diluar prosedur resmi, melakukan tindakan keperawatan di luar standar, misalnya memasang
NGT tanpa menjaga sterilitas.
3. Akuntabilitas
Akuntabilitas (tanggunggugat) dapat menjawab segala hal yang berhubungan dengan
tindakan seseorang. Perawat jawab terhadap dirinya sendiri, klien, profesi, sesame karyawan,
dan masyarakat.Akuntabilitas merupakan konsep yang sangat penting dalam praktik
keperawatan.Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggung jawabkan suatu tindakan
yang dilakukan, dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut (Kozier, Erb, 1991).
Fry (1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua komponen utama, yaitu
tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan dapat dilihat
dari praktik keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat dibenarkan atau
absah.Akuntabilitas dapat dipandangdalam suatu kerangka sistemhierarki, dimulai dari
tingkat induvidu, tingkat institusi, dan tingkat sosial (Sullivan, Decker, 1988).

Contoh :Injeksiditentukanberdasarkaninsturksidankolaborasidengandokter,
perawatmembuatdaftarbiayadaritindakandanpengobatan yang diberikan yang
harusdibayarkankepihakrumahsakit.
Dalamcontohtersebutperawatmemilikitanggunggugatterhadapklien, dokter, RS
danprofesinya.

4. Loyalitas
Loyalitas merupakan suatu konsep yang melewati simpati, peduli, dan hubungan
timbale balik terhadap pihak yang secara professional berhubungan dengan perawat.
Hubungan professional dipertahankan dengan cara menyusun tujuan bersama, menepati janji,
menentukan masalah dan prioritas, serta mengupayakan pencapaian kepuasan bersama
(Jameton, 1984, Fry, 1991). Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan
hubungan dengan berbagai pihak yang harmonis, loyalitas harus dipertahan kan oleh setiap
perawat baik loyalitas kepada klien, teman sejawat, rumah sakit maupun profesi.
Contoh :Perawat tidak membicarakan masalah pasien kepada pasien yang lainnya.

H. 8 PRINSIP ETIK DALAM KEPERAWATAN

Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam
memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat.

1. Otonomi (Autonomi) prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu


mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu
memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu
contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa
keadaanya baik,padahal terdapat gangguanatau penyimpangan
2. Beneficence (Berbuat Baik) prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan
baik dengan begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat
menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum,
tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko serangan
jantung.
3. Justice (Keadilan) nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas
sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang
memerlukan bantuan perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor
dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.
4. Non-maleficence (tidak merugikan) prinsi ini berarti tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Contoh ketika ada klien yang
menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak pemberian transfuse darah dan
ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien semakin memburuk
dan dokter harus mengistrusikan pemberian transfuse darah. akhirnya transfuse darah
ridak diberikan karena prinsi beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi
penyalahgunaan prinsi nonmaleficince.
5. Veracity (Kejujuran) nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus
dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran
pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan
harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina
hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi sehingga mereka berhak
mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk rumah sakit dengan
berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam
kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang
keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum
memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan
tersebut dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti.
Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.
6. Fidelity (Menepati janji) tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan
penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji
dan menghargai komitmennya kepada orang lain.
7. Confidentiality (Kerahasiaan) kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna
keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar
area pelayanan harus dihindari.
8. Accountability (Akuntabilitasi) akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa
tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda
tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesame
teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat
kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang
memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional.

I. KODE ETIK KEPERAWATAN MENURUT PPNI,ICN,ANA

A. Kode Etik Menurut PPNI


Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.
Aturan yang berlaku.
untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik
perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode
etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawatan di
Indonesia telah disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat Persatuan Perawat Nasioanl Indonesia
(DPP PPNI) melalui munas PPNI di Jakarta pada tangal 29 November 1989.

Fungsi Kode Etik Perawat


Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status profesional
dengan cara sebagai berikut:

1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan


memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan kepada
perawat oleh masyarakat
2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi
yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan
tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan
sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan
kesehatan
4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
Kode etik keperawatan Indonesia : Terdiri dari 5 Bab, dan 17 pasal. yaitu:

1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat


a. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada
tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga
dan masyarakat.
b. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan
kelangsungan hidup- beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
c. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga dan masyarakat
senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan.Tanggungjawab terhadap tugas
d. Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga dan
masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan khususnya serta
upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan
masyarakat.

2. Tanggungjawab terhadap tugas


a. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan untuk
tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh
kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit,
umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
e. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam
melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika
menerima atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan
keperawatan.

3. Tanggungjawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya


a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesamaperawat dan dengan
tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya
kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam
rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.

4. Tanggungjawab terhadap profesi keperawatan


a. Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri-
sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
b. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
c. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan pendidikan keperawatan.
d. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

5. Tanggungjawab terhadap pemerintah, bangsa dan negara


a. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat.

B. Kode Eik Menurut ICN


ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat di seluruh dunia yang didirikan pada
tanggal 1 Juli 1899 oleh Mrs.Bedford Fenwich di Hanover Square, London dan direvisi pada
tahun 1973. Adapun kode etiknya adalah sebagai berikut :
1. Tanggung jawab utama perawat :
Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya
penyakit, memelihara kesehatan dan mengurangi penderitaan. Untuk melaksanakan tanggung
jawab utama tersebut, perawat harus meyakini bahwa :
a. kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat adalah
sama.
b. pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada penghargaan terhadap kehidupan
yang bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
c. dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan /atau keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, perawat mengikutsertakan kelompok dan instansi
terkait.
2. Perawat, individu, dan anggota kelompok masyarakat.
Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan masyuarakat. Oleh karena itu , dalam menjalankan tugas, perawat perlu
meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan menghargai nilai-nilai yang ada di
masyarakat, menghargai aadat kebiasaan serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang menjadi pasien atau kliennya. Perawat dapat memegang teguh rahasia
pribadi (privasi) dan hanya dapat memberikan keterangan bila diperlukaan oleh pihak yang
berkepentingan atau pengadilan.

3.Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan


Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktik
keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan
keperawatan. Perawat dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya secara aktif
untuk menopang perannya dalam situasi tertentu. Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat
dapat mempertahankan sikap sesuai dengan standar profesi keperawatan.
4. Perawat dan lingkungan masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan dapat berperan
serta secara aktif dalam menentukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang terjadi di
masyarakat.
5. Perawat dan sejawat
Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman kerja, baik tenaga keperawatan
maupun tenaga profesi lain di keperawatan. Perawat dapat melindungi dan menjamin
seseorang, bila dalam masa perawatannya merasa terancam.
6. Perawat dan profesi keperawatan
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktik
keperawatan dan pendidikan keperawatan . Perawat diharapkan ikut aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan secara profesional.
Perawat sebagai anggota profesi berpartisipasi dalam memelihara kestabilan sosial dan
ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksanaan praktik keperawatan.

C. Kode Etik Menurut ANA


Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh
seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab moral.

1. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan
keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut
personal atau corak masalah kesehatan.
Analisis: Dalam kode etik menurut ANA. Menurut analisis kami, bahwa point ini sangat
penting sekali dalam sebuah profesi terutama perawat, karena dalam sebuah pekerjaan
terutama kita sebagai calon perawat diwajibkan untuk memberikan pelayanan dengan baik,
sopan, santun, serta dengan penuh hormat terhadap pasien. Dan kita juga jangan pernah
membeda-bedakan pasien, seperti keluarga pejabat dengan keluarga tukang becak,
semuanya harus diperlakukan sama. Tapi sesuai dengan fakta sekarang bahwa pelayanan
diberbagai RS, 75 % sangat membeda-bedakan antara keluarga perawat dengan keluarga
tukang becak. seharusnya pelayanan seperti itu harus dihapuskan karena pelayanan seperti
itu tidak adil, tidak sesuai dengan kode etik keperawatan.
2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang
bersifat rahasia.
Analisis : Menurut kami, point ini sangat pentingsekali dalam sebuah profesi terutama
perawat. Karena dalam sebuah profesi terutama kita sebagai orang kesehatan mempunyai
kewajiban untuk memberikan pelayanan dengan baik, sopan, santun, serta menghormati
privasi klien. Selain itu, kita sebagai tenaga kesehatan sudah seharusnya melindungi,
memenuhi hak-hak klien dan menjaga penuh segala informasi-informasi yang bersifat
rahasia. Sesuai dengan fakta sekarang, yang terjadi saat ini, bahwa pelayanan kesehatan
diberbagai rumah sakit, agak tidak sesuai dengan tugas perawat sebagaimana mestinya,
karena perawat sekarang bekerja dengan apa adanya, serta kurangnya fasilitas-fasilitas
kesehatan yang disediakan di rumah sakit tersebut.
3. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam
oleh praktek seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau illegal.
Analisis : Menurut analisis kami, tentang pernyataan tersebut bisa diartikan bahwa sebagai
seorang perawat harus bisa menjaga kesehatan dan keselamatan klien dan publik karena hal
tersebut merupakan tugas pokok yang harus dikerjakanoleh seorang perawat. seorang
perawat juga harus bisa melakukan tugasnya dengan etika, legal, juga berkompeten. supaya
klien dan publik selamat, tidak terancam gagal praktek, sehingga klien dan publik dapat
terlimdungi dengan baik.
Sedangkan menurut pandangan agama : Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap orang
adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas segala tugas-
tugasnya, oleh karena itu, seorang perawat yang profesional harus bisa bertanggung jawab
terhadap segala tugas-tugas dan perbuatannya.
Sedangkan penerapannya dilapangan : Belum diterapkan karena kebanyakan perawat belum
menerapkan etika kerja profesional dan kebanyakan perawat dilapangan bekerja dengan
setengah hati, belum benar-benar bisa menerapkan tugas dan tanggungjawabnya kepada
klien dan publik dengan baik.
4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang
dijalankan masing-masing individu.
Analisis : Menurut pendapat kami Betul, karena seorang perawat harus bisa
mempertanggung jawabkan atas semua tindakan dan pertimbangannya terhadap pasien yang
dirawatnya. Apabila terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki ataupun diluar prediksi, maka
seorang perawat harus semaksimal mungkin bias mengembalikan keadaan menjadi seperti
sedia kala karena dengan adanya kode etik keperawatan tersebut, semua perawat yang
mempunyai jiwa tanggung jawab yang tinggi, akan melaksanakan semua pelayanan kepada
pasien dengan professional dan mengacu kepada kode etik tersebut. sehingga, pasien akan
merasa puas dengan pelayanan perawat tersebut. Menurut kami, fakta yang sekarang ada,
tidak semua perawat pada umumnya dapat bertanggung jawab pada tindakan yang diberikan
kepada pasien, banyak perawat yang lari dari tanggungjawab sehingga banyak pasien tidak
mempunyai kpercayaan kepada perawat, oleh sebab itu, kita harus bertanggungjawab
terutama pada profesi kita yaitu profesi keperawatan.
5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
Analisis : artinya, perawat harus tetap mempertahankan bahkan menambah atau
mengembangkan wawasan yang mereka miliki. supaya bisa berlomba dengan perawat lain
untuk menjadi perawat yang lebih baik. dan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan
bagi seluruh klien. Namun faktanya sekarang masih banyak pelayan kesehatan, yang
memberi pelayanan kesehatan yang kurang memuaskan bagi masyarakat sehingga
pelayanan kesehatan tersebut kurang baik dimata mastarakat.
6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan kompetensi
dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima
tanggung jawab dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.
Analisis : Menurut analisis kami, point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan. Jadi
kita sebagai perawat harus bisa mempunyai dan memahami body knowledge keperawatan
dengan baik. Sehingga kita bisa menjadi narasumber dan memberikan pendidikan kepada
masyarakat baik individu ataupun kelompok sehingga dapat dipertangungjawabkan.
7. Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan profesi.
Analisis : meurut analisis saya, poin tersebut sangat penting dalam kode etik keperawatan.
karena seorang perawat itu harus aktif, beraktivitas sesuai profesinya. selain itu juga
perawat harus mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas tentang profesinya. selain
untuk dirinya sendiri, seorang perawat harus bisa mengembangkan pengetahuan profesinya
kepada orang lain, salah satunya bisa dilakukan dengan cara pelatihan-pelatihan atau
seminar kesehatan. dengan cara tersebut, sedikitnya wawasan kita akan bertambah, dari
yang tidak tahu akan menjadi tahu. selain itu juga, dalam turut serta beraktivitas dalam
membantu pengembangan pengetahuan profesi, salah satu cirinya dengan adanya organisasi
keperawatan . Nah, sebagai seorang perawat, kita harus ikut berpartisifasi dalam organisasi
tersebut, guna untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Dilihat dari fakta sekarang,
bahwa tidak semua perawat ikut berkecimpung didalam organisasi keperawatan, hanya
sebagian saja. Tetapi didalam mengembangkan pengetahuan keperawatan menurut saya
sudah cukup, karena terbukti dengan adanya bahkan banyak sekali sekolah-sekolah
keperawatan yang ada saat ini, walaupun sebagian mungkin fasilitas-fasilitas
keperawatannya masih kurang.
Sudut pandang menurut agama :
agama islam mengajarkan kepada kita supaya kita selalu senantiasa memberikan atau
mengamalkan ilmu pengetahuan yang kita miliki kepada orang lain, walaupun itu hanya
sedikit saja, tetapi itu semua akan bermanfaat bagi kita.
8. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningfkatkan standar keperawatan.
Analisis : Point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan karena sebagai seorang
perawat kita harus bisa memberikan sesuatu yang terbaik untuk profesi kita. memang sudah
selayaknya perawat itu bekerja sesuai standar etika keperawatan. Dan bila perlu prawat itu
lebih mengembangkan wawasannya dan meningkatkan standar keperawatan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kepada klien atau masyarakat agar tercipta image yang baik
dimata masyarakat. Fakta sekarang membuktikan bahwa tidak sesuai dengan kode etik di
atas, karena memang perawat sudah berusaha untuk menjadi perawat profesional tetapi
nyatanya karena sarana dan prasarana yang ada kurang memadai jadi menuju perawat
profesional itu memang sulit.
9. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina
kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Analisis : maksudnya sebagai seorang perawat kita harus memberi pelayanan kepada
masyarakat itu yang berkualitas baik dimata masyarakat jangan sampai mengecewakan
masyarakat,karna kalau masyarakat sudah pada tau bahwa pelayanan kita itu berkualitas
maka masyarakat tidak akan menghormati dan memberi kesan yang baik kepada kita selaku
pelayanan kesehatan.
10. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap
informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat.
Analisis : Menurut analisis kami, point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan
karena sebagai perawat harus bisa meluruskan terhadap arah yang menyimpang dalam
propesi keperawatan. sehingga pihak lain dalam hal ini selain propesi perawat, bisa
memprespektifkan informasi dan gambaran yang di terima secara benar, serta propesi
perawat bisa mempertahankan cakupan kerjanya atau bidang garapnya agar tidak terambil
oleh propesi lain.
11. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat
lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan public.
Analisis : Point tersebut penting dalam kode etik karena seorang perawat harus bekerja
sama dengan anggota profesi kesehatan yang lain, demi meningkatkan mutu kesehatan
publik, selain itu perawat harus bekerja sama dengan warga masyarakat lainnya, demi
terwujudnya rasa kepercayaan dari warga masyarakat kepada perawat sehingga akan
terjadinya pelayanan kesehatan yang baik. kalau di pandang menurut agama point ini adalah
hal yang baik karena sama halnya dengan menjalin hubungan baik antaa sesama manusia.
selain itu disini juga akan terjadi musyawarah karena antara perawat dan anggota profesi
kesehatan akan mengupaiakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan public. Fakta yang
ada adalah perawat banyak bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan, satu sama lain
saling membutuhkan tetapi antara perawat dengan warga masyarakat belum sepenuhnya
terciptanya rasa kepercayaan dari masyarakat kepada perawat.

J. Pandangan perawat dalam pelaksanaan kode etik

Etik adalah suatu aplikasi dari nilai dan moral pada aktivitas manusia (Iserson,
2004).Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasiny
ata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusiaberpikir dan ber
tindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yangdianutnya. Dilema etik yang
sering ditemukan dalam praktek keperawatan dapat bersifatpersonal ataupun profesional.
Dilema etik menjadi sulit dipecahkan bila memerlukanpemilihan keputusan tepat diantara dua
atau lebih prinsip etis. Sebagai tenaga profesionalperawat kadang sulit karena keputusan yang
akan diambil keduanya sama-sama memilikikebaikan dan keburukan. Pada saat berhadapan
dengan dilema etik juga terdapat dampakemosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut
saat proses pengambilan keputusanrasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan
kemampuan interaksi dan komunikasiyang baik dari seorang perawat. Penelitian telah
memperlihatkan bahwa ketika perawattakut, pengalaman frustasi, dan etikal distress dimana
akan mempengaruhi kemampuanuntuk memberikan rasa aman dan perawatan yang beretika
pada pasien (Rodneyet al.,2006). Menurut penelitian Erdil & Kokrmaz (2009) menganjurkan
bahwa perawat harusmenginternalisasi peran profesional dan etika dalam rangka untuk
membuat keputusanetika yang efektif.Etika keperawatan ini lebih dari membuat keputusan
dalam dilema etik yang sulit.Sedangkan dilema etika saat ini tumbuh pesat pada perawatan
kesehatan, etika
keperawatan, dan hubungan dengan pasien, keluarga dan rekan kerja. Hubungan
perawatdengan yang lain merupakan pusat kemampuan perawat untuk memberikan
keamanan,kompetensi, menghibur, dan etika keperawatan karena kekuatan
perkumpulanetika/moral tergantung dari hubungan tersebut (CNA, 2010).Etika keperawatan
saat ini penting sekali untuk dilakukan agar perawat dalammelakukan asuhan keperawtan
berprilaku sesuai dengan kode etik keperawatan sehinggatidak menimbulkan kerugian bagi pasien.
Kerugian yang dialami pasien akanmenyebabkan ketidakpuasan pasien yang berdampak pada
citra perawat dan profesikeperawatan. Etika keperawatan tersebut diatur didalam kode etik
keperawatan namundibeberapa negara dimana perawat tidak mempunyai kode etik dalam
penggunaanya.Namun tidak ada jaminan bahwa perawat yang dinegaranya terdapat kode etik
atau tidakada kode etik akan memberikan perawatan pasien dengan etika (Leino,
2006).Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif
yangmemuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak
memuaskansebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk
membuatkeputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan
bukanemosional. Kerangkan pemecahan dilema etik banyak diutarakan dan pada
dasarnyamenggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan masalah
secara ilmiah. MenurutKozier:et al., (2004) menjelaskan kerangka pemecahan dilema etik
sebagai berikut
1)Mengembangkan data dasar.
2) Mengidentifikasi konflik.
3) Membuat tindakanalternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasilakhir atau konsekuensi tindakan tersebut.
4) Menentukan siapa pengambil keputusanyang tepat.
5) Mendefinisikan kewajiban perawat
6) Membuat keputusan.Menurut Gililand (2010) prinsip etik meliputi : autonomy,
beneficence,nonmaleficence dan justice yang seharusnya menjadi arahan bagi perawat
dalammenghadapi dilema etik.

a. Autonomy
 biasanya didefinisikan sebagai „self -governanceatau self-determination‟. Individu bertindak
secara otonomi ketika mereka mengambil keputusan dengan cara dan kepercayaan mereka sendiri
sebagai dasar keputusan mereka
b. Beneficience
mengandung arti kemurahan hati, kebaikan dan derma. Orang harusnyabertindak dalam
rangka memberikan kebaikan untuk orang lain. Peraturan etik ini
diperoleh dari prinsip beneficience yang termasuk didalamnya adalah „removing harm‟,
„preventing harm‟ dan menyediakan keuntungan. Beneficience adalah fondasi dasar
dariAmerican Nurses‟ Association Co
de for Nurses dan menjadi hal yang penting untukpraktik keperawatan.
c. Nonmaleficience
 berdasar kepada prinsip bahwa orang memilikikewajiban untuk bertindak dalam
etika sehingga tidak menimbuklan bahaya untuk oranglain. Kewajiban ini termasuk bahaya
yang sengaja ataupun tidak disengaja baik kelalaianatau tidak. Untuk sederhananya, aturan
etik yang didapat dari prinsip Nonmaleficienceini adalah tidak melakukan sesuatu yang dapat
membahayakan orang lain baik sengajaatau tidak sengaja dari sebuah tindakan atau kegagalan
dalam bertindak.
d. The  principle of justice
melingkupi struktur dasar dari society, memperlakukan orang secaraadil, menyediakan
pelayanan sesuai hak dan memperlakukan orang pada lingkunganyang sama dengan
perlakuan yang sama. Perawat menghadapi dilema etik setiap haridalam merawat pasien dan
keluarga. Pengambilan keputusan dalam dilema etik seperti
 pada „elder abuse‟, membutuhkan pertimbangan sistematis dari adanya prinsip etik yang
berkonflik dan juga teori etikFakta menunjukkan bahwa perawat menggunakan nilai personal
dan sosial daripadakode etik untuk membenarkan keputusan etika mereka. Ini mencerminkan
pendekatanpada etik itu sendiri. Ini mungkin membuktikan permasalahan di
keperawatanprofesional dan perawatan kesehatan lain. Penggunaan kode etik untuk semua
perawatakan membantu memecahkan masalah.
menemukan kegunaan dalam penggunaan kode etik ini. Kode etik ini membantu
perawatdalam mempraktikkan pandangan perawat akan pentingnya kode etik keperawatan
dalampenggunaannya.
Menurut Lin et al., (2013) menyatakan bahwa salah satu caramelaksanakan etika profesi
keperawatan adalah dengan menjaga privasi klien danmeningkatkan kepuasan klien terhadap
layanan asuhan keperawatan, maka diperlukanpendekatan lingkungan selama menjalani
asuhan keperawatan. Pendekatan lingkunganyang dilakukan dengan memberikan privasi dan
kenyamanan klien pada saat di rumahsakit.Kode etik mengatur tentang hubungan perawat
dan klien, perawat dan praktik,perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat serta
perawat dan profesi. Ketikaseseorang memilih untuk menjadi perawat, maka dia telah
membuat suatu komitmenmoral untuk merawat semua pasiennya. Pilihan untuk merawat ini
tidak didapatkan
dengan mudah seperti yang termaktum dalam kode etik keperawatan “
The nurse respectsthe worth, dignity and rights of all human beings irrespective of the nature
of the health
 problem” (ANA, 2001).
Pelaksanaan kode etik sangat berhubungan dengan profesionalisme dari suatu profesi. Kode
etik menerapkan konsep etis karena profesibertanggung jawab pada manusia dan menghargai
kepercayaan serta nilai individu.Perawat profesional harus menghadapi tanggungjawab etik
dan konflik yang mungkinmereka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik
profesional.Oleh karena itu pemahaman dan aplikasi dari kode etik keperawatan
harusdilakukan. Karena nilai dan etika keperawatan ini sangat dibutuhkan oleh perawat
agardapat memberikan pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan yang
berkualitas.Dengan demikian, standar praktek keperawatan memberikan penekanan pada
tanggung jawab professional dari tenaga keperawatan dalam melaksanakan praktek keperawa
tan.Pelayanan keperawatan/asuhan keperawatan yang diselenggkarakan oleh
tenagakeperawatan di suatu lahan praktik dikategorikan berkualitas jika asuhan
keperawatanyang diberikan sudah sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip etik
Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan.Oleh sebab itu pemberian pelayanan/asuhan
keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika keperawatan. Standar asuhan
perawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk melaksanakan praktek keperawatan,
sedangkan etika keperawatan telah diatur oleh organisasi profesi, hanya saja kode etik yang
dibuat masih sulit dilaksanakan dilapangan karena bentuk kode etik yang ada masih belum
dijabarkan secara terinci dan lengkap dalam bentuk petunjuk tehnisnya.

Saran
.      Sebagai seorang mahasiswa, khususnya mahasiswa keperawatan kita harus mengetahui
dengan pasti segala bentuk etika maupun isu etik keperawatan; dan makalah ini merupakan
salah satu bagian pembelajaran yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Ismani, Nila. 2001. Etika  Keperawatan. Jakarta : Widya Medika
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Weitzel, marlene. 1984. Dasar-dasar ilmu keperawatan. Jakarta : Gunung Agung
Roper, nancy. 1996. Prinsip-prinsip keperawatan. Yogyakarta : Abdi Yogyakarta
Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices.

Anda mungkin juga menyukai