OLEH :
KELOMPOK 2
Dosen Pembimbing :
EFITRA,Skp.M.Kep
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah hubungan etika
dengan moral, norma dan nilai. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai hubungan etika dengan moral,
norma dan nilai. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................1
1.3 Tujuan penelitian .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. ETIKA
Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos yang menurut Araskar dan
David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang diharapkan dan
kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan dengan keputusan moral
menyangkut manusia (Spike lee, 1994). Etika merupakan bagian dari filosofi yang
berhubungan dengan keputusan moral menyangkut manusia (Spike lee, 1994).Menurut
Webster’s “The discipline dealing with what is good and bad and with moral duty and
obligation, ethics offers conceptual tools to evaluate and guide moral decision making” .
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan pengetahuan moral dan
susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai, kesepakatan, serta himpunan hal-hal yang
diwajibkan, larangan untuk suatu kelompok/masyarakat dan bukan merupakan hukum atau
undang-undang. Maka etika keperawatan (nursing ethics)merupakan bentuk ekspresi
bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam
kode etik keperawatan.
2. MORAL
Moral berasal dari bahasa Latin "mos" (jamak: mores) yang berarti kebiasaan, adat. Kata
"mos" (mores) dalam bahasa Latin sama artinya dengan etos dalam bahasa Yunani. Di
dalam bahasa Indonesia, kata moral diterjemahkan dengan arti susila.
Adapun pengertian moral yang paling umum adalah tindakan manusia yang sesuai dengan
ide-ide yang diterima umum, yaitu berkaitan dengan makna yang baik dan wajar. Dengan
kata lain, pengertian moral adalah suatu kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran-ukuran
tindakan yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu. Kata
moral selalu mengacu pada baik dan buruknya perbuatan manusia sebagai manusia.
Berikut ini beberapa Pengertian Moral Menurut para Ahli:
Menurut Chaplin : Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial,
atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
· Menurut Hurlock : moral adalah tata cara, kebiasaan, dan adat peraturan perilaku
yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
· Menurut Wantah : Moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya
dengan kemampuan menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku.
Dari tiga pengertian moral di atas, dapat disimpulkan bahwa Moral adalah suatu keyakinan
tentang benar salah, baik dan buruk, yang sesuai dengan kesepakatan sosial, yang mendasari
tindakan atau pemikiran. Jadi, moral sangat berhubungan dengan benar salah, baik buruk,
keyakinan, diri sendiri, dan lingkungan sosial.
Macam-Macam Moral
Moral terbagi du macam, yaitu :
Moral keagamaan
Merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama Islam.
Moral sekuler
Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi
semata-mata
3. DISIPLIN
Disiplin berasal dari bahasa latin discere yang berarti belajar.disiplin diartikan sebagai
kepatuhan terhadap peraturan (hukum)atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian.
Disiplin sebagai latihan yang bertujuan untukmengembangkan diri agar dapat berperilaku
tertib.Kedisiplinan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan (asuhan
keperawatan) kepada pasien sangat berpengaruh besar terhadap peningkatan kualitas
pelayanan yang diberikan rumah sakit terhadap kliennya, hal ini berpengaruh terhadap
proses penyembuhan pasien. Perawat yang disiplin adalah perawat yang mentaati peraturan
rumah sakit dan peraturan profesi keperawatan. Perawat yang selalu ada tepat waktu untuk
pasien sangat memberikan kepuasan terhadap klien akan pelayanan rumah sakit. Dimana
perawat selalu datang tepat waktu, selalu melakukan kunjungan ke klien secara rutin,
memberikan pengobatan sesuai dengan aturan medis, datang tepat waktu saat klien
memerlukan pertolongan perawat.
Kedisiplinan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan (asuhan keperawatan)
kepada pasien baik secara fisik dan psikologis sangat membantu dalam memberikan
kenyamanan dan keamanan kepada pasien sehingga pasien sangat terbantu dalam proses
penyembuhan sakit yang diderita, dan perasaan nyaman dan aman ini timbul karena perawat
yang selalu ada. Kaitan disiplin dengan tenaga perawat, dimana kita sudah paham dan jelas
bahwa tenaga keperawatan adalah tenaga kesehatan yang profesional, maka dituntut
mempunyai sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam
menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pelayanan kesehatan
dengan tugas utama memberikan pelayanan keperawatan melalui asuhan keperawatan
kepada pasien yang membutuhkan, karena dengan kedisiplinan perawat akan berpengaruh
terhadap kepuasan pasien dalam proses penyembuhan pasien.
4. NORMA
Norma atau kaidah adalah ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam
kehidupan bermasyarakat.Ketentuan itu mengikat setiap orang dalam lingkungan tersebut,
artinya semua orang di area itu harus menaati norma yang berlaku. Dibalik ketentuan itu,
terdapat nilai yang menjadi landasan tingkah laku manusia.Sehingga norma merupakan unsur
luar dari suatu ketentuan yang mengatur tingkah laku semua orang dalam masyarakat,
sedangkan nilai merupakan unsur di dalamnya/unsur kejiwaan dibalik ketentuan yang
mengatur tingkat laku itu.
5. HUKUM
Hukum adalah peraturan berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk
mengatur tingkah laku manusia,menjaga ketertiban, keadilan,mencegah terjadinya
kekacauan .
6. AKHLAK
Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan
tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan.
Secara Umum Ada beberapa pengertian tentang nilai, yaitu sebagai berikut:
1. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh
seseorang sesuai denagn tututan hati nuraninya (pengertian secara umum)
2. Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang kebenaran,
keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau prilaku yang berorientasi pada
tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang (simon,1973).
3. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran atau keinginan
mengenai ide-ide, objek, atau prilaku khusu (Znowski, 1974)
Secara etimologi, kata etika dan moral pada awalnya memiliki arti yang sama atau dengan
kata lain sinonim. Perbedaan yang ada pada kata etika dan moral ini awalnya hanya berbeda
asal katanya, yang satu berasal dari bahasa latin dan yang satunya lagi berasal dari bahasa
yunani. Bila ditarik sejarah kata moral berasal dari kata moralis, mos, moresatau yang
maknanya adat dan kebiasaan.
Mores sendiri jika diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani artinya ethikos,yang kita tahu
bahwa ethikos merupakan asal kata yang lebih dahulu ada dari moralis.
Secara lebih jelas perbedaannya adalah sebagai berikut:
Moral adalah kewajiban mutlak yang harus dimiliki oleh manusia sedangkan etika
tidak mutlak tapi lebih baik jika dimiliki
Etika kurang pas jika dikatakan untuk seseorang yang melakukan perbuatan baik
karena etika adalah sebuah studi, sedangkan moral lebih tepat, karena moral lebih
mengarah ke sifat manusia tersebut.
Moral sifatnya normatif-imperatif sedangkan etika bersifat normatif-sistematis
(filosofis)
Kebanyakan masyarakat kelas menengah kebawah memiliki moral tapi jarang
memperhatikan etika.
Seperti pengertian yang suda dijelaksan di atas, moral dan etika memiliki hubungan atau
keterkaitan satu sama lain. Dimana setiap manusia meliki moral dan moral tersebut akan
dilengkapi oleh etika. Setiap manusia wajib memiliki moral yang baik dan etika yang baik
pula. Etika dan moralitas memberi petunjuk konkret tentang bagaimana manusia harus hidup
secara baik sebagai manusia begitu saja, kendati petunjuk konkret itu bisa disalurkan melalui
dan bersumber dari agama dan kebudayaan tertentu.
2. Bab II (Tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa pemerintah mengatur
kedudukan hukum, wewenang dan kesanggupan hukum.
5. Pada pasal 2, ayat (3)dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan
rendah wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3 tahun.
E. Prinsip etika dalam keperawatan dan etika umum
Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam
memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat :
1.Otonomi (Autonomi)
prinsi otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan orang
lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu
yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah
Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,padahal terdapat gangguan atau penyimpangan
3.Justice (Keadilan)
nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien
baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat
harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai
dengan asas keadilan.
5.Veracity (Kejujuran)
nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk
meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan
objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki
otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S
masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga
ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang
keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan
kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari dokter dan
kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
6.Fidelity (Menepati janji)
tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu
perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya kepada
orang lain.
7.Confidentiality (Kerahasiaan)
kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
8.Accountability (Akuntabilitasi)
akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional dapat
dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab
pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika
perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut
kemampuan professional.
1. Etika Umum
Etika umum adalah etika yang berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mangambil keputusan etis, teori-teori etika dan
prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak
ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan
dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2. Etika khusus
Etika khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang
khusus. Bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan
kegiatan khusus yang dilakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral
dasar. Penerapannya dapat berupa bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam
bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan, yang didasari oleh cara, teori dan
prinsip-prinsip moral dasar. Selain itu penerapannya juga dapat berupa bagaimana menilai
prilaku diri dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan.
b. Etika sosial
Etika social adalah etika yang membahas tentang kewajiban, sikap, dan pola perilaku
manusia sebagai anggota masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini menyangkut hubungan
manusia dengan manusia, baik secara individu maupun dalam kelembagaan (organisasi,
profesi, keluarga, negara, dan lainnya).Etika sosial yang hanya berlaku bagi kelompok profesi
tertentu disebut kode etika atau kode etik.
Pada dasarnya etika sosial membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota umat
manusia. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia, baik secara langsung
maupun dalam bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap
pandangan-pandangan dunia dan ideologi-ideologi maupun tanggung jawab manusia
terhadap lingkungan hidup (Magnis-Suseno, dkk, 1981:8). Sedikitnya, ada dua masalah yang
timbul dalam etika sosial (Zubair, 1990:105). Pertama, tujuan etika itu memberitahukan
bagaimana kita dapat menolong manusia dalam kebutuhannya yang riil dengan cara yang
susila dapat dipertanggungjawabkan. Guna mencapai tujuan ini, seorang etikus sosial tidak
hanya harus tahu norma-norma susila yang berlaku, melainkan ia harus tahu pula kebutuhan
tersebut tadi, dan sebab-sebab timbulnya kebutuhan itu. Masalah kedua, dalam etika sosial
lebih mudah timbul beragam pandangan dibandingkan etika individual. Norma-norma harus
selalu diterapkan pada keadaan yang konkret, setiap norma menjelmakan kewajiban.
Kewajiban yang paling umum itu melakukan kebaikan.
etika umum menjelaskan tentang kajian bagaimana manusia bertindak secra etis,
sedangkan etika khusus mengkaji tentang penerapan-penerapan prinsip-prinsip moral
dasardalam bidang kehidupan yang khusus. Dalam etika umum, teori-teori etika dan prinsip-
prinsip moral dasar menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam
menilai baik buruknya suatu tindakan.
Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas yang
membingungkan.
Etika ingin menampilkan keterampilan intelektual yaitu keterampilan untuk
berargumentasi secara rasional dan kritis.Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil
sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.
2) ICN
Kode etik ICN adalah merupakan dasar dan pilar bagi kode etik keperawatan dan
asosiasi perawat seluruh dunia. ICN bekerja dalam banyak area, terutama dalam memberikan
panduan dalam praktik keperawatan profesional, perumusan regulasi, dan peningkatan
kesejahteraan sosial ekonomi pada berbagai negara di dunia, terutama yang berkaitan dengan
standar keperawatan dan kebijakan dalam keperawatan dan kesehatan di manca Negara.
3) ANA
1. Tujuan Etika Keperawatan Di Amerika
Menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan
diantara sesama perawat dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan.
2. Menurut Amerika EthicsCommission Bureau on Teaching, tujuan etik profesi
keperawatn adalah mampu :
mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktek kep.
membentuk strategi/ cara dan menganalisis masalah moral yangterjadi dalam
praktek keperawatan.
menghubungkan praktek moral/ pelajaran yang baik dan
dipertanggungjawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan,
sesuai dengan kepercayaan.
3. Menurut Nasional League for Nursing (NLN) pusat pendidikan keperawatan milik
perhimpunan perawat amerika, pendidikan etika keperawatan bertujuan:
Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi
kesehatan lain dan mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim.
Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moralitas,
keputusan tentang baik dan buruk yang akan dipertanggungjawabkan kepada tuhan
sesuai dengan kepercayaannya.
Mengembangkan sifat pribadi dan sikap profesional peserta didik.
Mengembangkanpengetahuandanketerampilan yang
pentinguntukdasarpraktikkeperawatanprofessional
a. Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh komitmen utamanya
terhadap pasen.
b) Berikan prioritas utama terhadap pasien dan masyarakat pada umumnya.
c) Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaimotonomi dalam
kesembuhan pasien.
Istilah advokasi sering digunakan dalam hukum yang berkaitan dengan upaya
melindungi hak manusia bagi mereka yang tidak mampu membela diri.Artiadvokasi menurut
ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan
keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh
siapapun”.Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal
yang memiliki penyebab atau dampak penting. Definisi ini mirip dengan yang dinyatakan
Gadow (1983) bahwa “advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang
melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya
sendiri”.
Posisi perawat yang mempunyai jam kerja 8 sampai 10 atau 12 jam
memungkinkannya mempunyai banyak waktu untuk mengadakan hubungan baik dan
mengetahui keunikan klien sebagai manusia holistic sehingga berposisi sebagaiadvokat klien
(curtin, 1986). Pada dasarnya, peran perawat sebagai advokat klien adalah member informasi
dan member bantuan kepada klien ataskeputusan apa pun yang di buat kilen, member
informasi berarti menyediakan informasi atau penjelasan sesuai yang dibutuhkan klien,
memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran non aksi. Dalam
menjalankan peran aksi, perawat memberikan keyakinan kepada klien bahwa mereka
mempunyai hak dan tanggung jawab dalam menentukan pilihan atau keputusan sendiri dan
tidak tertekan dengan pengaruh orang lain, sedangkan peran non aksi mengandung arti pihak
advokat seharusnya menahan diri untuk tidak memengaruhi keputusan klien (Khonke, 1982).
Dalam menjalankan peran sebagai advokat, perawat harus menghargai klien sebagai induvidu
yang memiliki berbagai karakteristik.
Dalam hal ini, perawat memberikan perlindungan terhadap martabat dan nilai manusia
wiklienselamadalamkeadaansakit.
Contoh : Tuan A mengalami luka bakar. Dokter X yang merupakan mahasiswa kedokteran
masih belum lulus ujian tekhni kamputasi, jadi agar lulus ujian tersebut Dokter X berinisiatif
mengamputasi Tuan A, padahal luka bakar yang dialami Tuan A tersebut tidak parah dan
sangat mempunyai kemungkinan besar untuksembuh.Tentu saja perawat yang bertugas
merawat tuan a tidak tinggal diam dan langsung menegur dokter tersebut bahkan terjadi
perdebatan antar keduanya. Berkat perjuangan perawat tersebut Tuan A tidak diamputasi
2. Responsibilitas
Resposibilitas (tanggungjawab) adalah eksekusi terhadap tugas-tugas yang
berhubungan dengan peran tertentu dari perawat. Pada saat memberikan obat, perawat
bertanggung jawab untuk mengkaji kebutuhan klien dengan memberikannya dengan aman
dan benar, dan mengevaluasi respons klien terhadap obat tersebut.Perawat yang selalu
bertanggung jawab dalam melakukan tindakannya akan mendapatkan kepercayaan dari klien
atau dari profesi lainnya. Perawat yang bertanggung jawab akan tetap kompeten dalam
pengetahuan dan keterampilannya, serta selalu menunjukkan keinginan untuk bekerja
berdasarkan kodeetik profesinya.
Contoh : Memberikan teguran bila rekan sejawat melakukan kesalahan atau menyalahi
standar. Perawat bertanggung jawab bila perawat lain merokok di ruangan, memalsukan obat,
mengambil barang klien yang bukan haknya, memalsukan tandatangan, memungut uang
diluar prosedur resmi, melakukan tindakan keperawatan di luar standar, misalnya memasang
NGT tanpa menjaga sterilitas.
3. Akuntabilitas
Akuntabilitas (tanggunggugat) dapat menjawab segala hal yang berhubungan dengan
tindakan seseorang. Perawat jawab terhadap dirinya sendiri, klien, profesi, sesame karyawan,
dan masyarakat.Akuntabilitas merupakan konsep yang sangat penting dalam praktik
keperawatan.Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggung jawabkan suatu tindakan
yang dilakukan, dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut (Kozier, Erb, 1991).
Fry (1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua komponen utama, yaitu
tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan dapat dilihat
dari praktik keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat dibenarkan atau
absah.Akuntabilitas dapat dipandangdalam suatu kerangka sistemhierarki, dimulai dari
tingkat induvidu, tingkat institusi, dan tingkat sosial (Sullivan, Decker, 1988).
Contoh :Injeksiditentukanberdasarkaninsturksidankolaborasidengandokter,
perawatmembuatdaftarbiayadaritindakandanpengobatan yang diberikan yang
harusdibayarkankepihakrumahsakit.
Dalamcontohtersebutperawatmemilikitanggunggugatterhadapklien, dokter, RS
danprofesinya.
4. Loyalitas
Loyalitas merupakan suatu konsep yang melewati simpati, peduli, dan hubungan
timbale balik terhadap pihak yang secara professional berhubungan dengan perawat.
Hubungan professional dipertahankan dengan cara menyusun tujuan bersama, menepati janji,
menentukan masalah dan prioritas, serta mengupayakan pencapaian kepuasan bersama
(Jameton, 1984, Fry, 1991). Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan
hubungan dengan berbagai pihak yang harmonis, loyalitas harus dipertahan kan oleh setiap
perawat baik loyalitas kepada klien, teman sejawat, rumah sakit maupun profesi.
Contoh :Perawat tidak membicarakan masalah pasien kepada pasien yang lainnya.
Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam
memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat.
1. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan
keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut
personal atau corak masalah kesehatan.
Analisis: Dalam kode etik menurut ANA. Menurut analisis kami, bahwa point ini sangat
penting sekali dalam sebuah profesi terutama perawat, karena dalam sebuah pekerjaan
terutama kita sebagai calon perawat diwajibkan untuk memberikan pelayanan dengan baik,
sopan, santun, serta dengan penuh hormat terhadap pasien. Dan kita juga jangan pernah
membeda-bedakan pasien, seperti keluarga pejabat dengan keluarga tukang becak,
semuanya harus diperlakukan sama. Tapi sesuai dengan fakta sekarang bahwa pelayanan
diberbagai RS, 75 % sangat membeda-bedakan antara keluarga perawat dengan keluarga
tukang becak. seharusnya pelayanan seperti itu harus dihapuskan karena pelayanan seperti
itu tidak adil, tidak sesuai dengan kode etik keperawatan.
2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang
bersifat rahasia.
Analisis : Menurut kami, point ini sangat pentingsekali dalam sebuah profesi terutama
perawat. Karena dalam sebuah profesi terutama kita sebagai orang kesehatan mempunyai
kewajiban untuk memberikan pelayanan dengan baik, sopan, santun, serta menghormati
privasi klien. Selain itu, kita sebagai tenaga kesehatan sudah seharusnya melindungi,
memenuhi hak-hak klien dan menjaga penuh segala informasi-informasi yang bersifat
rahasia. Sesuai dengan fakta sekarang, yang terjadi saat ini, bahwa pelayanan kesehatan
diberbagai rumah sakit, agak tidak sesuai dengan tugas perawat sebagaimana mestinya,
karena perawat sekarang bekerja dengan apa adanya, serta kurangnya fasilitas-fasilitas
kesehatan yang disediakan di rumah sakit tersebut.
3. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam
oleh praktek seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau illegal.
Analisis : Menurut analisis kami, tentang pernyataan tersebut bisa diartikan bahwa sebagai
seorang perawat harus bisa menjaga kesehatan dan keselamatan klien dan publik karena hal
tersebut merupakan tugas pokok yang harus dikerjakanoleh seorang perawat. seorang
perawat juga harus bisa melakukan tugasnya dengan etika, legal, juga berkompeten. supaya
klien dan publik selamat, tidak terancam gagal praktek, sehingga klien dan publik dapat
terlimdungi dengan baik.
Sedangkan menurut pandangan agama : Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap orang
adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas segala tugas-
tugasnya, oleh karena itu, seorang perawat yang profesional harus bisa bertanggung jawab
terhadap segala tugas-tugas dan perbuatannya.
Sedangkan penerapannya dilapangan : Belum diterapkan karena kebanyakan perawat belum
menerapkan etika kerja profesional dan kebanyakan perawat dilapangan bekerja dengan
setengah hati, belum benar-benar bisa menerapkan tugas dan tanggungjawabnya kepada
klien dan publik dengan baik.
4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang
dijalankan masing-masing individu.
Analisis : Menurut pendapat kami Betul, karena seorang perawat harus bisa
mempertanggung jawabkan atas semua tindakan dan pertimbangannya terhadap pasien yang
dirawatnya. Apabila terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki ataupun diluar prediksi, maka
seorang perawat harus semaksimal mungkin bias mengembalikan keadaan menjadi seperti
sedia kala karena dengan adanya kode etik keperawatan tersebut, semua perawat yang
mempunyai jiwa tanggung jawab yang tinggi, akan melaksanakan semua pelayanan kepada
pasien dengan professional dan mengacu kepada kode etik tersebut. sehingga, pasien akan
merasa puas dengan pelayanan perawat tersebut. Menurut kami, fakta yang sekarang ada,
tidak semua perawat pada umumnya dapat bertanggung jawab pada tindakan yang diberikan
kepada pasien, banyak perawat yang lari dari tanggungjawab sehingga banyak pasien tidak
mempunyai kpercayaan kepada perawat, oleh sebab itu, kita harus bertanggungjawab
terutama pada profesi kita yaitu profesi keperawatan.
5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
Analisis : artinya, perawat harus tetap mempertahankan bahkan menambah atau
mengembangkan wawasan yang mereka miliki. supaya bisa berlomba dengan perawat lain
untuk menjadi perawat yang lebih baik. dan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan
bagi seluruh klien. Namun faktanya sekarang masih banyak pelayan kesehatan, yang
memberi pelayanan kesehatan yang kurang memuaskan bagi masyarakat sehingga
pelayanan kesehatan tersebut kurang baik dimata mastarakat.
6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan kompetensi
dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima
tanggung jawab dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.
Analisis : Menurut analisis kami, point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan. Jadi
kita sebagai perawat harus bisa mempunyai dan memahami body knowledge keperawatan
dengan baik. Sehingga kita bisa menjadi narasumber dan memberikan pendidikan kepada
masyarakat baik individu ataupun kelompok sehingga dapat dipertangungjawabkan.
7. Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan profesi.
Analisis : meurut analisis saya, poin tersebut sangat penting dalam kode etik keperawatan.
karena seorang perawat itu harus aktif, beraktivitas sesuai profesinya. selain itu juga
perawat harus mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas tentang profesinya. selain
untuk dirinya sendiri, seorang perawat harus bisa mengembangkan pengetahuan profesinya
kepada orang lain, salah satunya bisa dilakukan dengan cara pelatihan-pelatihan atau
seminar kesehatan. dengan cara tersebut, sedikitnya wawasan kita akan bertambah, dari
yang tidak tahu akan menjadi tahu. selain itu juga, dalam turut serta beraktivitas dalam
membantu pengembangan pengetahuan profesi, salah satu cirinya dengan adanya organisasi
keperawatan . Nah, sebagai seorang perawat, kita harus ikut berpartisifasi dalam organisasi
tersebut, guna untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Dilihat dari fakta sekarang,
bahwa tidak semua perawat ikut berkecimpung didalam organisasi keperawatan, hanya
sebagian saja. Tetapi didalam mengembangkan pengetahuan keperawatan menurut saya
sudah cukup, karena terbukti dengan adanya bahkan banyak sekali sekolah-sekolah
keperawatan yang ada saat ini, walaupun sebagian mungkin fasilitas-fasilitas
keperawatannya masih kurang.
Sudut pandang menurut agama :
agama islam mengajarkan kepada kita supaya kita selalu senantiasa memberikan atau
mengamalkan ilmu pengetahuan yang kita miliki kepada orang lain, walaupun itu hanya
sedikit saja, tetapi itu semua akan bermanfaat bagi kita.
8. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningfkatkan standar keperawatan.
Analisis : Point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan karena sebagai seorang
perawat kita harus bisa memberikan sesuatu yang terbaik untuk profesi kita. memang sudah
selayaknya perawat itu bekerja sesuai standar etika keperawatan. Dan bila perlu prawat itu
lebih mengembangkan wawasannya dan meningkatkan standar keperawatan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kepada klien atau masyarakat agar tercipta image yang baik
dimata masyarakat. Fakta sekarang membuktikan bahwa tidak sesuai dengan kode etik di
atas, karena memang perawat sudah berusaha untuk menjadi perawat profesional tetapi
nyatanya karena sarana dan prasarana yang ada kurang memadai jadi menuju perawat
profesional itu memang sulit.
9. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina
kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Analisis : maksudnya sebagai seorang perawat kita harus memberi pelayanan kepada
masyarakat itu yang berkualitas baik dimata masyarakat jangan sampai mengecewakan
masyarakat,karna kalau masyarakat sudah pada tau bahwa pelayanan kita itu berkualitas
maka masyarakat tidak akan menghormati dan memberi kesan yang baik kepada kita selaku
pelayanan kesehatan.
10. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap
informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat.
Analisis : Menurut analisis kami, point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan
karena sebagai perawat harus bisa meluruskan terhadap arah yang menyimpang dalam
propesi keperawatan. sehingga pihak lain dalam hal ini selain propesi perawat, bisa
memprespektifkan informasi dan gambaran yang di terima secara benar, serta propesi
perawat bisa mempertahankan cakupan kerjanya atau bidang garapnya agar tidak terambil
oleh propesi lain.
11. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat
lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan public.
Analisis : Point tersebut penting dalam kode etik karena seorang perawat harus bekerja
sama dengan anggota profesi kesehatan yang lain, demi meningkatkan mutu kesehatan
publik, selain itu perawat harus bekerja sama dengan warga masyarakat lainnya, demi
terwujudnya rasa kepercayaan dari warga masyarakat kepada perawat sehingga akan
terjadinya pelayanan kesehatan yang baik. kalau di pandang menurut agama point ini adalah
hal yang baik karena sama halnya dengan menjalin hubungan baik antaa sesama manusia.
selain itu disini juga akan terjadi musyawarah karena antara perawat dan anggota profesi
kesehatan akan mengupaiakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan public. Fakta yang
ada adalah perawat banyak bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan, satu sama lain
saling membutuhkan tetapi antara perawat dengan warga masyarakat belum sepenuhnya
terciptanya rasa kepercayaan dari masyarakat kepada perawat.
Etik adalah suatu aplikasi dari nilai dan moral pada aktivitas manusia (Iserson,
2004).Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasiny
ata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusiaberpikir dan ber
tindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yangdianutnya. Dilema etik yang
sering ditemukan dalam praktek keperawatan dapat bersifatpersonal ataupun profesional.
Dilema etik menjadi sulit dipecahkan bila memerlukanpemilihan keputusan tepat diantara dua
atau lebih prinsip etis. Sebagai tenaga profesionalperawat kadang sulit karena keputusan yang
akan diambil keduanya sama-sama memilikikebaikan dan keburukan. Pada saat berhadapan
dengan dilema etik juga terdapat dampakemosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut
saat proses pengambilan keputusanrasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan
kemampuan interaksi dan komunikasiyang baik dari seorang perawat. Penelitian telah
memperlihatkan bahwa ketika perawattakut, pengalaman frustasi, dan etikal distress dimana
akan mempengaruhi kemampuanuntuk memberikan rasa aman dan perawatan yang beretika
pada pasien (Rodneyet al.,2006). Menurut penelitian Erdil & Kokrmaz (2009) menganjurkan
bahwa perawat harusmenginternalisasi peran profesional dan etika dalam rangka untuk
membuat keputusanetika yang efektif.Etika keperawatan ini lebih dari membuat keputusan
dalam dilema etik yang sulit.Sedangkan dilema etika saat ini tumbuh pesat pada perawatan
kesehatan, etika
keperawatan, dan hubungan dengan pasien, keluarga dan rekan kerja. Hubungan
perawatdengan yang lain merupakan pusat kemampuan perawat untuk memberikan
keamanan,kompetensi, menghibur, dan etika keperawatan karena kekuatan
perkumpulanetika/moral tergantung dari hubungan tersebut (CNA, 2010).Etika keperawatan
saat ini penting sekali untuk dilakukan agar perawat dalammelakukan asuhan keperawtan
berprilaku sesuai dengan kode etik keperawatan sehinggatidak menimbulkan kerugian bagi pasien.
Kerugian yang dialami pasien akanmenyebabkan ketidakpuasan pasien yang berdampak pada
citra perawat dan profesikeperawatan. Etika keperawatan tersebut diatur didalam kode etik
keperawatan namundibeberapa negara dimana perawat tidak mempunyai kode etik dalam
penggunaanya.Namun tidak ada jaminan bahwa perawat yang dinegaranya terdapat kode etik
atau tidakada kode etik akan memberikan perawatan pasien dengan etika (Leino,
2006).Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif
yangmemuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak
memuaskansebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk
membuatkeputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan
bukanemosional. Kerangkan pemecahan dilema etik banyak diutarakan dan pada
dasarnyamenggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan masalah
secara ilmiah. MenurutKozier:et al., (2004) menjelaskan kerangka pemecahan dilema etik
sebagai berikut
1)Mengembangkan data dasar.
2) Mengidentifikasi konflik.
3) Membuat tindakanalternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasilakhir atau konsekuensi tindakan tersebut.
4) Menentukan siapa pengambil keputusanyang tepat.
5) Mendefinisikan kewajiban perawat
6) Membuat keputusan.Menurut Gililand (2010) prinsip etik meliputi : autonomy,
beneficence,nonmaleficence dan justice yang seharusnya menjadi arahan bagi perawat
dalammenghadapi dilema etik.
a. Autonomy
biasanya didefinisikan sebagai „self -governanceatau self-determination‟. Individu bertindak
secara otonomi ketika mereka mengambil keputusan dengan cara dan kepercayaan mereka sendiri
sebagai dasar keputusan mereka
b. Beneficience
mengandung arti kemurahan hati, kebaikan dan derma. Orang harusnyabertindak dalam
rangka memberikan kebaikan untuk orang lain. Peraturan etik ini
diperoleh dari prinsip beneficience yang termasuk didalamnya adalah „removing harm‟,
„preventing harm‟ dan menyediakan keuntungan. Beneficience adalah fondasi dasar
dariAmerican Nurses‟ Association Co
de for Nurses dan menjadi hal yang penting untukpraktik keperawatan.
c. Nonmaleficience
berdasar kepada prinsip bahwa orang memilikikewajiban untuk bertindak dalam
etika sehingga tidak menimbuklan bahaya untuk oranglain. Kewajiban ini termasuk bahaya
yang sengaja ataupun tidak disengaja baik kelalaianatau tidak. Untuk sederhananya, aturan
etik yang didapat dari prinsip Nonmaleficienceini adalah tidak melakukan sesuatu yang dapat
membahayakan orang lain baik sengajaatau tidak sengaja dari sebuah tindakan atau kegagalan
dalam bertindak.
d. The principle of justice
melingkupi struktur dasar dari society, memperlakukan orang secaraadil, menyediakan
pelayanan sesuai hak dan memperlakukan orang pada lingkunganyang sama dengan
perlakuan yang sama. Perawat menghadapi dilema etik setiap haridalam merawat pasien dan
keluarga. Pengambilan keputusan dalam dilema etik seperti
pada „elder abuse‟, membutuhkan pertimbangan sistematis dari adanya prinsip etik yang
berkonflik dan juga teori etikFakta menunjukkan bahwa perawat menggunakan nilai personal
dan sosial daripadakode etik untuk membenarkan keputusan etika mereka. Ini mencerminkan
pendekatanpada etik itu sendiri. Ini mungkin membuktikan permasalahan di
keperawatanprofesional dan perawatan kesehatan lain. Penggunaan kode etik untuk semua
perawatakan membantu memecahkan masalah.
menemukan kegunaan dalam penggunaan kode etik ini. Kode etik ini membantu
perawatdalam mempraktikkan pandangan perawat akan pentingnya kode etik keperawatan
dalampenggunaannya.
Menurut Lin et al., (2013) menyatakan bahwa salah satu caramelaksanakan etika profesi
keperawatan adalah dengan menjaga privasi klien danmeningkatkan kepuasan klien terhadap
layanan asuhan keperawatan, maka diperlukanpendekatan lingkungan selama menjalani
asuhan keperawatan. Pendekatan lingkunganyang dilakukan dengan memberikan privasi dan
kenyamanan klien pada saat di rumahsakit.Kode etik mengatur tentang hubungan perawat
dan klien, perawat dan praktik,perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat serta
perawat dan profesi. Ketikaseseorang memilih untuk menjadi perawat, maka dia telah
membuat suatu komitmenmoral untuk merawat semua pasiennya. Pilihan untuk merawat ini
tidak didapatkan
dengan mudah seperti yang termaktum dalam kode etik keperawatan “
The nurse respectsthe worth, dignity and rights of all human beings irrespective of the nature
of the health
problem” (ANA, 2001).
Pelaksanaan kode etik sangat berhubungan dengan profesionalisme dari suatu profesi. Kode
etik menerapkan konsep etis karena profesibertanggung jawab pada manusia dan menghargai
kepercayaan serta nilai individu.Perawat profesional harus menghadapi tanggungjawab etik
dan konflik yang mungkinmereka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik
profesional.Oleh karena itu pemahaman dan aplikasi dari kode etik keperawatan
harusdilakukan. Karena nilai dan etika keperawatan ini sangat dibutuhkan oleh perawat
agardapat memberikan pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan yang
berkualitas.Dengan demikian, standar praktek keperawatan memberikan penekanan pada
tanggung jawab professional dari tenaga keperawatan dalam melaksanakan praktek keperawa
tan.Pelayanan keperawatan/asuhan keperawatan yang diselenggkarakan oleh
tenagakeperawatan di suatu lahan praktik dikategorikan berkualitas jika asuhan
keperawatanyang diberikan sudah sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip etik
Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan.Oleh sebab itu pemberian pelayanan/asuhan
keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika keperawatan. Standar asuhan
perawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk melaksanakan praktek keperawatan,
sedangkan etika keperawatan telah diatur oleh organisasi profesi, hanya saja kode etik yang
dibuat masih sulit dilaksanakan dilapangan karena bentuk kode etik yang ada masih belum
dijabarkan secara terinci dan lengkap dalam bentuk petunjuk tehnisnya.
Saran
. Sebagai seorang mahasiswa, khususnya mahasiswa keperawatan kita harus mengetahui
dengan pasti segala bentuk etika maupun isu etik keperawatan; dan makalah ini merupakan
salah satu bagian pembelajaran yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Ismani, Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Weitzel, marlene. 1984. Dasar-dasar ilmu keperawatan. Jakarta : Gunung Agung
Roper, nancy. 1996. Prinsip-prinsip keperawatan. Yogyakarta : Abdi Yogyakarta
Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices.