Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

KONSEP ETIK

Disusun oleh:

1. IRNI SAVERA
2. DESTA KUMALA DEWI
3. FATHUR ROZI

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
DIII KEPERAWATAN TJK
TAHUN AJARAN 2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Etika Keperawatan (Konsep Etik).

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Etika Keperawatan


(Konsep Etik ) ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bandar Lampung, 1 Februari 2019

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

Judul .................................................................................................................... i
Kata pengantar .................................................................................................... ii
Daftar isi .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II ISI
A. Definisi Etika Keperawatan .................................................................... 3
B. Tujuan Etika Keperawatan ...................................................................... 5
C. Konsep Etik Profesi Perawat .................................................................. 7
D. Contoh Penerapan Etik Keperawatan Profesional .................................. 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................................... 17
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika Keperawatan adalah Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari
kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Praktek
keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional diberikan berdasarkan ilmu
pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan dilandasi kode etik
keperawatan. Kode etik keperawatan mengatur hubungan antara perawat dan pasien,
perawat terhadap petugas, perawat terhadap sesama anggota tim kesehatan, perawat
terhadap profesi dan perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air. Pada hakikatnya
keperawatan sebagai profesi senantiasa mangabdi kepada kemanusiaan, mendahulukan
kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi, bentuk pelayanannya bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan secara holistik, dilaksanakan berdasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam
melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan. Dengan memahami konsep etik, setiap
perawat akan memperoleh arahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang
merupakan tanggung jawab moralnya dan tidak akan membuat keputusan secara
sembarangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan etika keperawatan?
2. Apakah tujuan dari etika keperawatan?
3. Apakah konsep etik profesi perawat?
4. Apakah contoh penerapan etik keperawatan professional dalam melaksanakan
asuhan keperawatan?

1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui yang dimaksud dengan etika keperawatan
2. Untuk Mengetahui tujuan dari etika keperawatan
3. Untuk Mengetahui konsep etik profesi perawat
4. Untuk Mengetahui contoh penerapan etik keperawatan professional dalam
melaksanakan asuhan keperawatan

BAB II
2
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ETIKA KEPERAWATAN


Menurut Suhaemi (2010), Kata etika berasal dari Yunani, yaitu Ethos,yang
berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu
perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang
harus dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari
martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.
Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu
yang dilayani.
Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi
tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan konsep etis
Karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan menghargai kepercayaan serta nilai
individu. Kata seperti etika, hak asasi, tanggung jawab, mudah didefinisikan, tetapi
kadang-kadang tidak jelas letak istilah tersebut diterapkan dalam suatu situasi. Contoh :
benarkah dipandang dari segi etis, hak asasi, dan tanggung jawab bila profesional
kesehatan menghentikan upaya penyelamatan hidup pada pasien yang mengidap
penyakit yang pasti membawa kematian?
Faktor teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang berkembang (pemakaian
mesin dan teknik memperpanjang usia, legalisasi abortus, pencangkokan organ manusia,
pengetahuan biologi dan genetika, penelitian yang menggunakan subjek manusia) ini
memerlukan pertimbangan yang menyangkut nilai, hak-hak manusia, dan tanggung
jawab profesi. Organisasi profesi diharapkan mampu memelihara dan menghargai,
mengamalkan, mengembangkan nilai tersebut melalui kode etik yang disusunnya.
Kadang-kadang perawat diharapkan pada situasi yang memerlukan keputusan
untuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga, dan
masyarakat ; menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik, sosial,
dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan; dan menekankan pencegahan
penyakit; serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan. Pelayanan
kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar adanya profesi
keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal. Pelayanan profesional
berdasarkan kebutuhan manusia karena itu tidak membedakan kebangsaan, warna kulit,
politik, satatus sosial, dan lain-lain. Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap
manusia yang menggunakan manusia juga, yaitu perawat. Pelayanan ini berdasarkan
3
kepercayaan bahwa perawat berbuat hal yang benar, hal yang diperlukan, dan hal yang
menguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena manusia dalam interaksi
bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan pedoman untuk mengarahkan bagaimana
harus bertindak, bagaimana perilaku manusia, dan apakah hal dan tanggung jawabnya.
Etika memberi keputusan tentang tindakan yang diharapkan benar tepat atau
bermoral. Banyak profesi dibidang hukum, kedokteran, keperawatan, menyusun
pernyataan tentang keyakinan terhadap perilaku yang etis bagi anggotanya. Etika profesi
sebagai pedoman menumbuhkan tanggung jawab atau kewajiban bagi angngota profesi
tentang hak-hak yang diharapkan oleh orang lain. Anggota profesi memiliki pengetahuan
atau keterampilan khusus yang dipergunakan untuk membuat keputusan yang
memengaruhi orang lain.
Organisasi profesi menggunakan hak-hak dasar manusia dan dasar hukum untuk
melindungi anggotanya dan keselamatan klien atau pasien, dengan menjamin pelayanan
yang diberikan berdasarkan standar dan pelaksana pelayanan merupakan tenaga
profesional yang berkompeten. Perawat harus membiasakan diri untuk menerapkan kode
etik yang memberi gambaran tanggung jawabnya dalam praktik keperawatan. Perawat
juga harus mengerti undang-undang dan hukum yang berhubungan dengan kesehatan
kepada umum, terutama undang-undang yang mengatur praktik keperawatan. Perawat
harus juga memperhatikan fungsi dan tanggung jawabnya, seperti yang dijelaskan oleh
hukum dan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi keperawatan. Etika profesi
keperawatan dikenal sebagai practice discipline, yang perwujudannya dikenal melalui
asuhan atau praktik keperawatan.
Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaanya selalu berada dalam situasi yang
menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi serta saling memengaruhi
dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang bersangkutan.
Keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional bertujuan untuk tercapainya
kesejahteraan manusia. Sebagai suatu profesi, perawat mempunyai kontrak sosial dengan
masyarakat. Ini berarti masyarakat memberi kepercayaan bagi perawat untuk terus
menerus memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan. Untuk
menjamin kepercayaan ini, pelayanan keperawatan harus dilandasi ilmu pengetahuan,
metodologi, dan dilandasi pula dengan etika profesi.
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral
yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan adalah
milik dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu perawat. Anggota
4
profesi keperawatan dituntut oleh sesama perawat, profesi lain, dan masyarakat sebagai
penerima pelayanan keperawatan untuk menaati dan menentukan kode etik yang telah
disepakati.
Secara spesifik etika profesi memberi tuntutan praktik bagi anggota profesi dalam
melaksanakan praktik profesinya sesuai dengan standar moral yang diyakini. Disamping
itu, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan masyarakat
mengakibatkan ruang lingkup layanan keperawatan semakin komplek untuk itu, perawat
dituntut kemampuannya untuk dapat mengambil keputusan atas dasar penalaran saintifik
dan etis.
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, seorang perawat harus mengambil
suatu keputusan dalam upaya pelayanan keperawatan klien. Keputusan yang diambil
berdasarkan pertimbangan dan kemampuan penalaran ilmiah dan penalaran etika, hal
yang baik bagi pelayanan keperawatan klien diukur dari sudut keyakinannya sendiri,
norma masyarakat, dan standar profesional. Dalam melaksankan praktik keperawatan,
perawat berhadapan dengan manusia atau klien. Perawat meyakini bahwa klien
mempunyai harga diri, martabat, dan otonomi; dan integritas perawat harus
dipertahankan dalam memberi pelayanan atau asuhan keperawatan. Disamping itu,
keperawatan mempunyai tanggung jawab untuk memciptakan lingkungan yang kualitas
pelayanannya juga ditentukan oleh pertimbangan hak, nilai budaya, dan adat istiadat
klien.

B. TUJUAN ETIKA KEPERAWATAN


Menurut Suhaemi, (2010), Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk
mengukur perilaku moral dalam keperawatan. Dalam penyusunan alat pengukur ini,
keputusan diambil berdasarkan konsep etik sebagai standar yang mengukur dan
mengevaluasi perilaku moral perawat.
Dengan menggunakan etik keperawatan, organisasi profesi keperawatan dapat
dapat meletakkan kerangka berpikir perawat untuk mengambil keputusan dan
bertanggung jawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan yang lain, dan kepada
profesi (ANA, 1976 dalam buku Suhaemi, 2010). Secara umum tujuan etika profesi
keperawatan adalah menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada
perawat, kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada
profesi keperawatan.

5
Sesuai dengan tujuan di atas, perawat ditantanng untuk mengembangkan etika
profesi secara terus-menerus agar dapat menampung keinginan dan masalah baru; dan
mampu menurunkan etika profesi keperawatan kepada perawat generasi muda, secara
terus-menerus juga meletakkan landasan filsafat keperawatan agar setiap perawat tetap
menyenangi profesinya. Selain itu pula, agar perawat dapat menjadi wasit untuk anggota
profesi yang bertindak kurang profesional karena melakukan tindakan “di bawah”
standar profesional atau merusak kepercayaan masyarakat terhadap profesi keperawatan.
Menurut American Ethics Commission Bureau on Teaching dalam buku Suhaemi
2010, tujuan etika profesi keperawatan adalah mampu :
1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan
2. Membentuk strategi atau cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi
dalam praktik keperawatan
3. Menghubungkan prinsip moral/pelajaran yang baik dan dapat di
pertanggungjawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan kepada Tuhan,
sesuai dengan kepercayaannya.
Perawat membutuhkan kemampuan untuk menghubungkan dan
mempertimbangkan peran prinsip moralitas, yaitu keyakinannya terhadap tindakan yang
dihubungkan dengan ajaran agama dan perintah Tuhan dalam:
1. Pelaksanaan kode perilaku yang disepakati oleh kelompok profesi, perawat
sendiri, maupun masyarakat
2. Cara mengambil keputusan yang didasari oleh sikap kebiasaan dan pandangan
(hal yang dianggap benar).
Menurut Veatch, yang mengambil keputusan tentang etika profesi keperawatan
adalah perawat sendiri, tenaga kesehatan lainnya; dan etika yang berhubunngan dengan
pelayanan keperawatan ialah masyarakat/orang awam yang menggunakan ukuran dan
nilai umum sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Menurut National League for Nursing (NLN [Pusat pendidikan keperawatan milik
perhimpunan perawat Amerika]) dalam buku Suhaemi, 2010, pendidikan etika
keperawatan bertujuan :
1. Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi kesehatan
lain dan mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim kesehatan tersebut.
2. Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moraliltas,
keputusan tentang baik dan buruk yang akan dipertanggungjawabkan kepada
Tuhan sesuai dengan kepercayaannya
6
3. Mengembangkan sifat pribadi dan sikap profesional peserta didik
4. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar
praktik keperawatan profesional. Diakui bahwa pengembangan keterampilan ini
melalui dilemma etika, artinya konflik yang dialami, yang memerlukan
pengambilan keputusan yang baik dan benar dipandang dari sudut profesi,
kemanusiaan, kemasyarakatan, kesehatan dan keperawatan.
5. Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip etika
keperawatan dalam praktik dan dalam situasi nyata.
Pendidikan etika sangat penting dalam pendidikan keparawatan yang berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik tentang perbedaan nilai, norma yang timbul
dalam keputusan keperawatan. Namun, etika keperawatan tidak cukup hanya diajarkan,
tetapi harus ditanamkan dan diyakini oleh peserta didik melalui pembinaan, tidak saja di
pendidikan, tetapi dalam lingkungan pekerjaan dan lingkungan profesi.

C. KONSEP ETIK PROFESI PERAWAT


 Etika Profesi keperawatan dunia ICN.
Etika Keperawatan terkandung adanya nilai – nilai dan prinsip – prinsip yang berfokus
bagi praktik Perawat.
Praktik perawat bermuara pada interaksi profesional dengan pasien serta menunjukan
kepedulian perawat terhadap hubungan yang telah dilakukannya.
 8 prinsip utama dalam Etika Keperawatan ICN :
1. Respek
2. Otonomi
3. Beneficence ( kemurahan hati)
4. Non-maleficence,
5. Veracity ( kejujuran )
6. Kridensialitas ( kerahasiaan )
7. Fidelity ( kesetiaan )
8. Justice ( keadilan )
1. Respek :

 perilaku perawat yang menghormati / menghargai pasien /klien. hak – hak


pasien,penerapan inforned consent

7
 Perilaku perawat menghormati sejawat
 Tindakan eksplisit maupun implisit
 simpatik, empati kepada orang lain.

2. Otonomi :

 hak untuk mengatur dan membuat keputusannya sendiri. Tetapi tidak sebebas –
bebasnya ada keterbatasan dalam hukum,kompetensi dan kewenangan.
 perlu pemahaman tindakan kolaborasi.

3. Beneficence ( kemurahan hati) :


berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal yang baik dan tidak membahayakan
orang lain.
ada dasarnya seseorang diharapkan dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri,
kecuali bagi mereka yang tidak dapat melakukannya. Seperti: bayi dan anak pasien
koma, keterbelakangan mental atau kelainan kejiwaan.

4. Non-maleficence:
Prinsip berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja
menimbulkankerugian atau cidera pasien.
- Jangan membunuh
- jangan menyebabkan nyeri/penderitaan lain.
- jangan membuat orang lain tidakberdaya.
- Jangan melukai perasaan

5. Veracity ( kejujuran ) :
Kewajiban perawat untuk mengatakan suatu kebenaran. Tidak bohong tidak menipu.
Terutama dalam proses informed consent.Perawat membatu pasien untuk memahami
informasi dokter tentang rencana tindakan medik / pengobatan dengan jujur.

6. Kridensialitas ( kerahasiaan ) :
Prinsip ini berkaitan dengan kepercayaan pasien terhadap perawat. Perawat tidak akan
menyampaikan informasi tentang kesehatan pasien kepada orang yang tidak berhak.
Prinsip Info diagnose medik diberikan oleh dokter. Perawat memberi onfo kondisi
kesehatan umum.

8
7. Fidelity ( kesetiaan ) :
Ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk selalu setia pada kesepakatan dan
tanggung jawab yang telah dibuat.
Tanggung jawab perawat dalam tim
-asuhan keperawatan kepada individu, pemberi kerja , pemerintah dan masyarakat.

8. Justice ( keadilan ) :
Berkenaan dengan kewajiban perawat untuk adil kepada semua orang . Adil tidak
memihak salah satu orang. Semua pasien harus mendapatkan pelayanan yang sama
sesuai dengan kebutuhannya.
Kebutuhan pasien klas Utama berbeda dengan kebutuhan pasien klas III.

 Konsep moral dalam praktek keperawatan

1. Advokasi

Arti advokasi menurutu ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat
terhadap pelayanan kesehatah dan keselamatan praktek tidak sah yang tidak kompeten dan
melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun”. Advokasi merupakan dasar falsafah dan
ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawatan secara aktif kepada individu untuk
secara bebas menentukan nasibnya sendiri. Pada dasarnya peran perawat sebagai advokat
pasien adalah memberi informasi dan memberi bantuan kepada pasien atas keputusan
apapun yang dibuat pasien. Memberi informasi berarti menyediakan penjelasan atau
informasi sesuai yang dibutuhkan pasien. Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu
peran aksi dan non aksi.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggung jawabkan suatu tindakan yang


dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut. Akuntabilitas
mengandung dua komponen utama, yaitu tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti

9
bahwa tindakan yang dilakukan perawat dilihat dari praktek keperawatan, kode etik dan
undang-undang dibenarkan atau absah.

3. Loyalitas

Merupakan suatu konsep dengan berbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan
hubungan timbal-balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan
perawat. Ini berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain secara nilai dan
tujuan sendiri. Hubungan profesional dipertahankan dengan cara menyusun tujuan
bersama, menepati janji, menentukan masalah dan prioritas, serta mengupayakan
pencapaian kepuasan bersama. Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi
dan hubungan dengan pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan
oleh setiap perawat baik loyalitas kepada pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun
profesi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, beberapa argumentasi yang perlu diperhatikan sebagai
berikut :

o Masalah pasien tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan perawat harus bijaksana
bila informasi dari pasien harus didiskusikan secara profesional

o Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat, dan berbagai persoalan
yang berkaitan dengan pasien, rumah sakit atau pekerja rumah sakit harus didiskusikan
dengan umum.

o Perawat harus menghargai dan memberi bantuan kepada teman sejawat. Kegagalan
dalam melakukan hal ini dapat menurunkan penghargaan dan kepercayaan masyarakat
kepada tenaga kesehatan.

o Pandangan masyarakat terhadap profesi keperawatan ditentukan oleh kelakuan anggota


profesi. Perawat harus menunjukkan loyalitasnya kepada profesi dengan berperilaku
secara tepat pada saat bertugas

10
D. CONTOH PENERAPAN ETIK KEPERAWATAN PROFESIONAL
 Bandman dan bandman (1990) secara umum menjelaskan bahwa permasalahan
etika keperawatan pada dasarnya terdiri dari lima jenis, yaitu :

Kuantitas Melawan Kuantitas Hidup


Contoh Masalahnya : seorang ibu minta perawat untuk melepas semua selang yang
dipasang pada anaknya yang berusia 14 tahun, yang telah koma selama 8 hari. Dalam
keadaan seperti ini, perawat menghadapi permasalahan tentang posisi apakah yang
dimilikinya dalam menentukan keputusan secara moral. Sebenarnya perawat berada pada
posisi permasalahan kuantitas melawan kuantitas hidup, karena keluaga pasien
menanyakan apakah selang-selang yang dipasang hampir pada semua bagian tubuh dapat
mempertahankan pasien untuk tetap hidup.

Kebebasan Melawan Penanganan dan Pencegahan Bahaya.

Contoh masalahnya : seorang pasien berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan
sabuk pengaman sewaktu berjalan. Ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini,
perawat pada permasalahan upaya menjaga keselamatan pasien yang bertentangan dengan
kebebasan pasien.

Berkata secara jujur melawan berkata bohong

Contoh masalahnya : seorang perawat yang mendapati teman kerjanya menggunakan


narkotika. Dalam posisi ini, perawat tersebut berada pada masalah apakah ia akan
mengatakan hal ini secara terbuka atau diam, karena diancam akan dibuka rahasia yang
dimilikinya bila melaporkan hal tersebut pada orang lain.

Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik,


ekonomi dan ideologi

Contoh masalahnya : seorang pasien yang memilih penghapusan dosa daripada berobat
kedokter.

11
Terapi ilmiah konvensional melawan terapi tidak ilmiah dan coba-coba

Contoh masalahnya : di Irian Jaya, sebagian masyarakat melakukan tindakan untuk


mengatasi nyeri dengan daun-daun yang sifatnya gatal. Mereka percaya bahwa pada
daun tersebut terdapat miang yang dapat melekat dan menghilangkan rasa nyeri bila
dipukul-pukulkan dibagian tubuh yang sakit.

 Konsep Profesi Keperawatan

1. Etika hubungan tim keperawatan

Tim keperawatan terdiri dari semua individu yang terlibat dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien. Komposisi anggota tim keperawatan bervariasi, tergantung
pada tenaga keperawatan yang ada, sensus pasien, jenis unit keperawatan, dan program
pendidikan keperawatan yang berafiliasi/kerjasama Faktor-faktor tim keperawatan yang
diarahkan terhadap kualitas asuhan keperawatan : Dalam kerjasama dengan sesama tim,
semua perawat harus berprinsip dan ingat bahwa fokus dan semua upaya yang dilakukan
adalah mengutamakan kepentingan pasien serta kualitas asuhan keperawatan dan semua
perawat harus mampu mengadakan komunikasi secara efektif. Latar belakang pendidikan,
jenis pekerjaan maupun kemampuan bervariasi, maka dalam pemberian tugas asuhan
keperawatan, perawatan dibagi dalam berbagai kategori, misalnya perawat pelaksana,
kepala bangsal, kepala unit perawat, kepala seksi perawatan (supervisor), dan kepala
bidang keperawatan (direktor president of nursing). Dalam memberikan asuhan
keperawatan, setiap anggota harus mampu mengkomunikasikan dengan perawat anggota
lain, dimana permasalahan etis dapat didiskusikan dengan sesama perawat atau atasannya.

2. Hubungan perawat-pasien-dokter

Perawat, pasien, dan dokter adalah tiga unsur manusia yang saling berhubungan
selama mereka masih terkait dalam suatu hubungan timbal balik pelayanan kesehatan.
Hubungan perawat dengan dokter telah terjalin seiring dengan perkembangan kedua
profesi ini, tidak terlepas dari sejarah, sifat ilmu/pendidikan, latar belakang personal dan
lain-lain. Berbagai model hubungan perawat-pasien-dokter telah dikembangkan,
diantaranya adalah model yang dikembangkan oleh Szasz dan hollander, mereka

12
mengembangkan tiga model hubungan dokter-perawat di mana model ini terjadi pada
semua hubungan antar manusia, termasuk hubungan antara perawat dan dokter Model
Yang Dikembangka Szasz dan hollander :

a. Model Aktivitas – Pasivitas

Suatu model dimana dokter berperan aktif dan pasien berperan pasif. Model ini tepat
untuk bayi, pasien koma, pasien bius, dan pasien dalam keadaan darurat. Dokter berada
pada posisi mengatur semuanya, merasa mempunyai kekuasaan, dan identitas pasien
kurang diperhatikan. Model ini bersifat otoriter dan paternalistic.

b. Model Hubungan Membantu

Merupakan dasar untuk sebagian besar dari praktek kedokteran. Model ini terdiri dari
pasien yang mempunyai gejala mencari bantuan dan dokter yang mempunyai pengetahuan
terkait dengan kebutuhan pasien. Dokter memberikan bantuan dalam bentuk
perlakuan/pengobatan. Timbal baliknya, pasien diharapkan bekerja sama dengan mentaati
anjuran dokter. Dalam model ini, dokter mengetahui apa yang terbaik bagi pasien,
memegang apa yang diminati pasien dan bebas dari prioritas yang lain. Model ini bersifat
paternalistic atau sedikit lebih rendah.

c. Model Partisipasi Mutual

Model ini berdasarkan pada anggapan bahwa hak yang sama/kesejajaran antara umat
manusia merupakan nilai yang tinggi. Model ini mencerminkan asumsi dasar dari proses
demokrasi. Interaksi, menurut model ini, menyebutkn bahwa pihaknya yang saling
berinteraksi mempunyai kekuasaan yang sama, saling membutuhkan, dan aktivitas yang
dilakukan akan memberikan kepuasaan kedua pihak. Robert Veatch mengembangkan
empat model hubungan dokter – pasien meliputi :

d. The Engineering Model

Dalam model ini veatch menolak sikap kemungkinan nilai bebas murni dari ilmu atau
kedokteran pilihan-pilihan dibuat secara terus menerus terhadap fakta, observasi, desain
penelitian, dan tingkatan statistik signifikasi dalam suatu kerangka nilai-nilia dengan
praduga menurut ilmu-ilmu murni. Sejumlah besar piliha-pilihan nilai dan signifikasi

13
harus dibuat oleh orang-orang terhadap ilmu terapan seperti kedokteran, yang mana tidak
seperti ilmu teknik, nilai-nilai tidak dapat ditiadakan dari nasehat teknis terhadap

e. The Pristly Model

Dalam model ini dokter memegang vigure seorang ahli moral yang dapat memberi
tahu pasien apa yang harus dikerjakan pasien pada situasi tertentu. Tradisi ini berdasarkan
prinsip etis jangan kerjakan ketidak baikan. Ini mencerminkan pelaksanaan prinsip
paternalistic dengan tidak memberitahukan berita buruk kepada pasien, tetapi memberikan
suatu pemantapan yang tidak nyata. Model ini tidak menyertakan pasien dalam membuat
keputusan, tetapi menyerahkan kebebasan kepada dokter, misalnya, pasien tidak diizinkan
menolak transfusi darah yang menurut agamanya tidak diperbolehkan. Prinsip paternalime
mengurangi takdir pasien dengan mengurangi pengendalian pasien terhadap tubuh dan
kehidupan.

f. The Collegial Model

Dalam model ini, dokter dan perawat merupakan mitra dalam mencapai tujuan untuk
menyembuhkan penyakit dan mempertahankan kesehatan pasien. Saling percaya dan
percaya diri merupakan hal utama. Kedua belah pihak mempunyai kedudukan yang sama.
Namun pada kenyataannya, veatch berpendapat bahwa sebenarnya tidak ada dasar untuk
persamaan kedudukan dalam hubungan pasien-dokter karna perbedaan kelas sosial, status
ekonomi, pendidikan dan sistem nilai menimbulkan asumsi tentang rasa tertarik yang
lazim terhadap ilusi.

g. The Contractual Model

Dalam model ini, peserta yang mengadakan hubungan/interaksi berharap untuk


memegang ketaatan terhadap anjuran dan manfaat untuk kedua belah pihak. Kesepakatan
terhadap prinsip moral merupakan hal yang penting. Lebih lanjut dalam kesepakatan
hubungan, pasien berhak menentukan nasib mereka. Dalam model ini terjadi curah
pendapat tentang tanggung jawab dan kewajiban etis.

14
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, serta hubungan dengan dokter,
dikenal beberapa peran perawat, yaitu :

3. Peran independen ( Mandiri )

Peran mandiri merupakan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang
dapat dipertanggung jawabkan oleh perawat secara mandiri

4. Peran dependen ( Tergantung Pada Dokter )

Peran tergantung merupakan peran perawat dalam melaksanakan program kesehatan


dimana pertanggung jawaban dipegang oleh dokter.

5. Peran inter dependen ( Kolaborasi )

Peran kolaborasi merupakan peran perawat dalam mengatasi permasalahan secara team
work dengan tim kesehatan lain.

6. Hubungan perawat-pasien dalam koteks etis

Peran perawat secara umum dapat digunakan kerangka yang mengacu pada pandangan
dasar hildegard E.peplav, tentang hubungan perawat-pasien, yang merupakan suatu teori
yang mendasari nilai dan martabat manusia, pengembangan rasa percaya, pengukuran
pemecahan masalah, dan kolaborasi.

Dalam konteks hubungan perawat-pasien, perawat dapat berperan sebagai konselor pada
saat pasien mengungkapkan kejadian dan perasaan tentang penyakitnya. Dapat pula
berperan sebagai pengganti orang tua (terutama pada pasien anak), saudara kandung, atau
teman bagi pasien dalam mengungkapkan perasaannya.

Pada dasarnya hubungan antara perawat-pasien berdasarkan pada sifat alamiah perawat
dan pasien dalam berinteraksi perawat-pasien, peran yang dimiliki masing-masing
membentuk suatu kesepakatan atau persetujuan dimana pasien mempunyai peran dan hak
sebagai pasien dan perawat mempunyai peran dan hak sebagai perawat. Dan dalam
hubungan perawat-pasien maka setiap hubungan harus didahului dengan kontrak dan
kesepakatan bersama, dimana pasien mempunyai peran sebagai pasien dan perawat

15
sebagai perawat. Kesepakatan ini menjadi parameter bagi perawat dalam memutuskan
setiap tindakan etis.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab
moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan
adalah milik dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu
perawat.
Secara umum tujuan etika profesi keperawatan adalah menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan diantara sesama
perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan.
Teori dasar etika merupakan penuntun untuk membuat keputusan etis praktik
professional (Fry,1991 dalam buku Suhaemi, 2010). Teori etik digunakan dalam
pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara prinsip dan aturan

B. Saran
Sebagai seorang calon perawat, hendaknya dapat memahami konsep dari etika
keperawatan agar dapat mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari
pelaksanaan praktik keperawatan nantinya.

17
DAFTAR ISI

http://www.academia.edu/8622935/Konsep_Etika_Dalam_Keperawatan
http://etikakepkelompok1.blogspot.com/2016/05/makalah-konsep-dasar-etika-
keperawatan_61.html

18

Anda mungkin juga menyukai