Disusun Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
individu ini tepat waktu. Penugasan individu ini ditulis untuk memenuhi Penugasan
secara individu Mata Kuliah Etik, Hukum, dan Aspek Legal dalam keperawatan
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Harapan
Penulis, semoga makalah ini dapat memberi manfaat dalam proses pembelajaran.
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika keperawatan
2. Agar dapat mengetahui dan memahami konsep dari etika keperawatan
3. Agar dapat mengaplikasikan etika keperawatan dalam pelayanan dan praktik
keperawatan berdasrkan kode etik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Etika Keperawatan
Menurut Suhaemi (2010), Kata etika berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang
berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu
perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang
harus dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber
dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari
profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi
individu yang dilayani.
Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina
profesi tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan
konsep etis karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan menghargai
kepercayaan serta nilai individu. Kata seperti etika, hak asasi, tanggung jawab, mudah
didefinisikan, tetapi kadang-kadang tidak jelas letak istilah tersebut diterapkan dalam
suatu situasi. Contoh : benarkah dipandang dari segi etis, hak asasi, dan tanggung
jawab bila profesional kesehatan menghentikan upaya penyelamatan hidup pada
pasien yang mengidap penyakit yang pasti membawa kematian?
Faktor teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang berkembang
(pemakaian mesin dan teknik memperpanjang usia, legalisasi abortus, pencangkokan
organ manusia, pengetahuan biologi dan genetika, penelitian yang menggunakan
subjek manusia) ini memerlukan pertimbangan yang menyangkut nilai, hak-hak
manusia, dan tanggung jawab profesi. Organisasi profesi diharapkan mampu
memelihara dan menghargai, mengamalkan, mengembangkan nilai tersebut melalui
kode etik yang disusunnya.
Kadang-kadang perawat diharapkan pada situasi yang memerlukan keputusan
untuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga, dan
masyarakat ; menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik,
sosial, dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan; dan menekankan
pencegahan penyakit; serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan.
Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar adanya
profesi keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal. Pelayanan
profesional berdasarkan kebutuhan manusia karena itu tidak membedakan
kebangsaan, warna kulit, politik, satatus sosial, dan lain-lain. Keperawatan adalah
pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan manusia juga, yaitu perawat.
Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat berbuat hal yang benar, hal
yang diperlukan, dan hal yang menguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena
manusia dalam interaksi bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan pedoman
untuk mengarahkan bagaimana harus bertindak, bagaimana perilaku manusia, dan
apakah hal dan tanggung jawabnya.
Etika memberi keputusan tentang tindakan yang diharapkan benar tepat atau
bermoral. Banyak profesi dibidang hukum, kedokteran, keperawatan, menyusun
pernyataan tentang keyakinan terhadap perilaku yang etis bagi anggotanya. Etika
profesi sebagai pedoman menumbuhkan tanggung jawab atau kewajiban bagi
angngota profesi tentang hak-hak yang diharapkan oleh orang lain. Anggota profesi
memiliki pengetahuan atau keterampilan khusus yang dipergunakan untuk membuat
keputusan yang memengaruhi orang lain.
Organisasi profesi menggunakan hak-hak dasar manusia dan dasar hukum
untuk melindungi anggotanya dan keselamatan klien atau pasien, dengan menjamin
pelayanan yang diberikan berdasarkan standar dan pelaksana pelayanan merupakan
tenaga profesional yang berkompeten. Perawat harus membiasakan diri untuk
menerapkan kode etik yang memberi gambaran tanggung jawabnya dalam praktik
keperawatan. Perawat juga harus mengerti undang-undang dan hukum yang
berhubungan dengan kesehatan kepada umum, terutama undang-undang yang
mengatur praktik keperawatan. Perawat harus juga memperhatikan fungsi dan
tanggung jawabnya, seperti yang dijelaskan oleh hukum dan yang dikeluarkan oleh
organisasi profesi keperawatan. Etika profesi keperawatan dikenal sebagai practice
discipline, yang perwujudannya dikenal melalui asuhan atau praktik keperawatan.
Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaanya selalu berada dalam situasi
yang menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi serta saling
memengaruhi dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang
bersangkutan.
Keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional bertujuan untuk tercapainya
kesejahteraan manusia. Sebagai suatu profesi, perawat mempunyai kontrak sosial
dengan masyarakat. Ini berarti masyarakat memberi kepercayaan bagi perawat untuk
terus menerus memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan. Untuk
menjamin kepercayaan ini, pelayanan keperawatan harus dilandasi ilmu pengetahuan,
metodologi, dan dilandasi pula dengan etika profesi.
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab
moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan
adalah milik dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu
perawat. Anggota profesi keperawatan dituntut oleh sesama perawat, profesi lain, dan
masyarakat sebagai penerima pelayanan keperawatan untuk menaati dan menentukan
kode etik yang telah disepakati.
Secara spesifik etika profesi memberi tuntutan praktik bagi anggota profesi
dalam melaksanakan praktik profesinya sesuai dengan standar moral yang diyakini.
Disamping itu, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan meningkatnya
kebutuhan masyarakat mengakibatkan ruang lingkup layanan keperawatan semakin
komplek untuk itu, perawat dituntut kemampuannya untuk dapat mengambil
keputusan atas dasar penalaran saintifik dan etis.
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, seorang perawat harus mengambil
suatu keputusan dalam upaya pelayanan keperawatan klien. Keputusan yang diambil
berdasarkan pertimbangan dan kemampuan penalaran ilmiah dan penalaran etika, hal
yang baik bagi pelayanan keperawatan klien diukur dari sudut keyakinannya sendiri,
norma masyarakat, dan standar profesional. Dalam melaksankan praktik keperawatan,
perawat berhadapan dengan manusia atau klien. Perawat meyakini bahwa klien
mempunyai harga diri, martabat, dan otonomi; dan integritas perawat harus
dipertahankan dalam memberi pelayanan atau asuhan keperawatan. Disamping itu,
keperawatan mempunyai tanggung jawab untuk memciptakan lingkungan yang
kualitas pelayanannya juga ditentukan oleh pertimbangan hak, nilai budaya, dan adat
istiadat klien.
2.1.1 Kode Etik Keperawatan Menurut ICN
ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat di seluruh dunia yang
didirikan pada tanggal 1 Juli 1899 oleh Mrs.Bedford Fenwich di Hanover Square,
London dan direvisi pada tahun 1973. Adapun kode etiknya adalah sebagai
berikut
- Tanggung jawab utama perawat :
Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
timbulnya penyakit, memelihara kesehatan dan mengurangi penderitaan. Untuk
melaksanakan tanggung jawab utama tersebut, perawat harus meyakini bahwa :
1) Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat adalah
sama.
2) Pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada penghargaan
terhadap kehidupan yang bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
3) Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan /atau keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, perawat mengikutsertakan
kelompok dan instansi terkait.
- Perawat, individu, dan anggota kelompok masyarakat
Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan masyuarakat. Oleh karena itu , dalam menjalankan
tugas, perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan
menghargai nilai-nilai yang ada di masyarakat, menghargai adat kebiasaan serta
kepercayaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menjadi pasien
atau kliennya. Perawat dapat memegang teguh rahasia pribadi (privasi) dan
hanya dapat memberikan keterangan bila diperlukaan oleh pihak yang
berkepentingan atau pengadilan.
- Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan
standar praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan
standar pendidikan keperawatan. Perawat dapat mengembangkan pengetahuan
yang dimilikinya secara aktif untuk menopang perannya dalam situasi tertentu.
Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat dapat mempertahankan sikap sesuai
dengan standar profesi keperawatan.
- Perawat dan lingkungan masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan
dapat berperan serta secara aktif dalam menentukan masalah kesehatan dan
masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
- Perawat dan sejawat
Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman kerja, baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain di keperawatan. Perawat dapat
melindungi dan menjamin seseorang, bila dalam masa perawatannya merasa
terancam.
- Perawat dan profesi keperawatan
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar
praktik keperawatan dan pendidikan keperawatan . Perawat diharapkan ikut
aktif dalam mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan
perawatan secara profesional. Perawat sebagai anggota profesi berpartisipasi
dalam memelihara kestabilan sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi
pelaksanaan praktik keperawatan.
2.1.2 Kode Etik Keperawatan Menurut ANA
Kode etik keperawatan menurut American Nurses Association (ANA),
terdapat 11 butir, diantaranya :
1) Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat
kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan status
sosial atau ekonomi, atribut personal atau corak masalah kesehatannya.
2) Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi
yang bersifat rahasia.
3) Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya
terancam oleh praktek seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau
illegal.
4) Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan
yang dijalankan masing-masing individu
5) Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
6) Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan
kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan
konsultasi, menerima tanggung jawab dan melimpahkan kegiatan
keperawatan kepada orang lain.
7) Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan
profesi.
8) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningkatkan standar keperawatan.
9) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan
membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang
berkualitas.
10) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik
terhadap informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas
perawat.
11) Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga
masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan
nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan public.
2. Deontologi
Deontologi (berasal dari bahasa Yunani, Deon, berarti tugas) berprinsip pada aksi
atau tindakan. Menurut Kant, benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau
konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya. Dalam konteks ini,
perhatian difokuskan pada tindakann melakukan tanggung jawab moral yang dapat
memberikan penentu apakah tindakan tersebut secara moral benar atau salah. Kant
berpendapat bahwa prinsip moral atau yang terkait dengan tugas harus bersifat
universal, tidak kondisional, dan imperative. Contoh penerapan deontologi adalah
seorang perawat yang yakin bahwa klien harus diberi tahu tentang yang sebenarnya
terjadi walaupun kenyataan tersebut sangat menyakitkan. Contoh lain: seorang
perawat menolak membantu pelaksanaan abortus karena keyakinan agamanya yang
melarang tindakan membunuh. Dalam menggunakan pendekatan teori ini, perawat
tidak menggunakan pertimbangan, misalnya tindakan abortus dilakukan untuk
menyelamatkan nyawa ibunya karena setiap tindakan yang mengakhiri hidup (dalam
hal ini calon bayi) merupakan tindakan buruk secara moral. Secara lebih luas, teori
deontologi dikembangkan menjadi lima prinsip penting, yaitu kemurahan hati,
keadilan, otonomi, kejujuran dan ketaatan (Fry, 1991 dalam buku Suhaemi, 2010).
Bila jawaban atas pertanyaan diatas positif berdasarkan ukuran yang seharusnya,
perilaku yang ditampilkan akan berkenan dan sesuai dengan hak-hak pasien, dan
haknya sendiri untuk mempertahankan kewibawaan. Fungsi kode etik menurut
Hipocrates :
1. Menghindari ketegangan antar-manusia
2. Memperbaiki status kepribadian
3. Menopang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan
Kode etik penting dalam sistem pelayanan kesehatan dan dalam praktik
keperawatan menurut Kozier & Erb (1990) dalam Suhaemi, (2010):
1. Etika akan menunjukkan standar profesi untuk kegiatan keperawatan. Standar
ini akan melindungi perawat dan pasien
2. Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional,
memperbaiki, dan memelihara standar tersebut
3. Kode etik adalah pedoman resmi untuk tindakan profesional, akan diikuti
orang-orang dalam profesi dan harus diterima sebagai nilai pribadi bagi
anggota profesional
4. Kode etik memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk membuat
keputusan dalam situasi keperawatan
Jadi, kode etik mengimbau perawat tentang hal yang boleh dilakukan dan yang
tidak boleh dilakukan.Sebetulnya bukan soal paksaan, semuanya bergantung pada
perawat sendiri. Perawat bebas mendengarkan kata hatinya bila telah menerima nilai
yang baik, kata hati akan menuntunnya, dan akan tertanam nilai moral.
Prinsip moral mempunyai peran yang penting dalam menentukan perilaku yang
etis dan dalam pemecahan masalah etik. Prinsip moral merupakan standar umum
dalam melakukan sesuatu sehingga membentuk suatu sistem etik.Prinsip moral
berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan,
atau diizinkan dalam suatu keadaan.Terdapat tiga prinsip moral yang sering
digunakan dalam diskusi moral, yaitu autonomy, non-maleficience, dan justice
(Johnstone, 1989 dalam buku Suhaemi, 2010).
1. Otonomi
Otonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu autos, yang berarti sendiri dan nomos,
artinya aturan.Otonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur
diri sendiri.Menghargai otonomi berarti menghargai manusia sebagai sebagai
seseorang yang mempunyai harga diri dan martabat yang mampu menentukan sesuatu
bagi dirinya.Prinsip otonomi sangat penting dalam keperawatan.Perawat harus
menghargai harkat dan martabat manusia sebagai individu yang dapat memutuskan
hal yang terbaik bagi dirinya. Perawat harus melibatkan klien untuk berpartisipasi
dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan klien
tersebut.
Beberapa tindakan yang tidak memperhatikan otonomi adalah :
1. Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberitahu sebelumnya
2. Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui klien
dalam membuat suatu pilihan
3. Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan
4. Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghendaki
informasi tersebut
5. Memaksa klien memberi informasi tentang hal-hal yang mereka sudah tidak
bersedia menjelaskannya
Keadilan (justice) merupakan prinsip moral berlaku adil untuk semua individu.
Tindakan yang dilakukan untuk semua orang sama. Tindakan yang sama tidak selalu
identic, tetapi dalam hal ini persamaan mempunyai kontribusi yang relative sama
untuk kebaikan kehidupan seseorang. Dalam aplikasinya, prinsip moral ini tidak
berdiri sendiri, tetapi bersifat komplementer sehingga kadang-kadang menimbulkan
masalah dalam berbagai situasi.
Hubungan perawat-klien.Kontak yang terus-menerus antara perawat dengan klien
membutuhkan suatu hubungan perawat-klien yang spesiifik, yang dibina atas dasar
saling percaya.Hubungan yang spesifik ini merupakan dasar dalam etika
keperawatan. Hubungan perawat klien didasarkan pada penghargaan atas harkat dan
martabak manusia, penumbuhan rasa saling percaya, cara pemecahan masalah, dan
kolaborasi. Dalam hubungan perawat-klien, perawat dapat berfungsi sebagai
narasumber dalam memberi informasi yang relevan dengan masalah klien.Perawat
juga dapat berfungsi sebagai konselor, yaitu ketika klien menjelaskan perasaannya
dan hal-hal yang berkaitan dengan keadaan sakitnya.
Disamping itu, perawat juga dapat berfungsi sebagai pengganti orang tua, saudara
kandung, atau orang yang paling dekat dengan klien sehingga memungkinkan klien
mengeksplorasi perasaanya sesuai dengan sifat hubungan tersebut. Fungsi lain yang
dilaksanakan perawat adalah sebagai seorang ahli yang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan dalam mengatasi masalah dalam kebutuhan kllien. Pada proses
hubungan perawat-klien, klien mengutarakan masalahnya dalam rangka mendapatkan
pertolongan, artinya klien mempercayakan dirinya terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan, untuk ini perawat mempunyai kewajiban menghargai kepercayaan klien
dengan memberikan asuhan secara kompeten, melindungi harkat dan martabat klien,
dan menjaga kerahasian klien. Hubungan ini memerlukan perlakuan yang adil dan
penghargaan atats hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Dalam hubungan saling percaya terdapat kewajiban untuk mengatakan kebenaran
dan kewajiban untuk tidak menipu. Perawat diharapkan berinteraksi dengan klien
dengan cara selalu mengatakan yang sebenarya. Kepercayaan ini dibutuhkan klien
dalam menghadapi keadaan sakitnya dan hal ini sangat penting dalam menjamin
kolaborasi perawat-klien yang optimal.Hubungan perawat-klien ini menjadi dasar
dalam peran perawat sebagai pembela klien.
Menurut Dalami (2010), prinsip-prinsip etika keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Otonomy (Autonomy)
3.2 Saran
Sebagai seorang perawat, hendaknya dapat memahami konsep dari etika
keperawatan agar dapat mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari
pelaksanaan praktik keperawatan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
American Nursing Association. (2010). Guide to the Code of Ethics for Nurses.
Diunduhdari www.nursesbooks.org/ebooks
Dalami, E, dkk. 2010. Etika Keperawatan. Jakarta: TIM
Nisya, R. 2013. Prinsip-prinsip Dasar Keperawatan. Jakarta: Dunia Cerdas
Suhaemi, M. 2010. Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktik. Jakarta: EGC
Wulan,K. 2011. Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya
Hendrik. 2013. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta:EGC