Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PRINSIP LEGAL ETIS


DAN
LINTAS BUDAYA

OLEH

NAMA : PUSPITA WULANDARI M. GERE


NIM : 185702721
KELAS/SEMESTER : A/IV

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
anugerah Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
dengan topik Makalah Prinsip Legal Etis dan Lintas Budaya ini dengan baik.

Walaupun dalam penulisan tugas ini, saya mengalami hambatan namun, berkat
penjagaan dari Allah Yang Maha Kuasa, sehingga tugas ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Namun, saya menyadari, dalam penulisan tugas ini belum terlalu sempurna, untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan, guna penyempurnaan tugas ini.

Kupang, 3 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

2.1 Prinsip Legal Etis Dalam Keperawatan Jiwa...........................................................


2.2 Lintas Budaya Dalam Keperawatan Jiwa................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses keperawatan merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
pada pasien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) yang logis, sistematis,
dinamis, dan teratur (Depkes, 1998; Keliat, 1999).
Perawat sebagai salah satu profesi Kesehatan memiliki standar pelayanan dan
kode etik yang harus dipenuhi. Aspek legal dan etik dalam merawat pasien sangat
penting dalam melindungi hak-hak pasien serta kualitas perawat yang diterima oleh
pasien. Pemahaman terhadap kebijakan dan standar praktik bertujuan untuk
melindungi perawat dan pasien dari adanya pelanggaran hak asasi, pelanggaran etik,
maupun pelanggaran hukum lainnya terkait dengan pelanggaran pelayanan kesehatan.
Etika berasal dari Bahasa Yunani ethos yang berarti karakter, watak
kesusilaan, atau adat kebiasaan yang etika tersebut berhubungan erat dengan konsep
individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu
yang telah dilakukan.
Kebudayaan adalah suatu gagasan, tindakan, hasil karya manusia yang
diperoleh dengan cara belajar dalam rangka masyarakat (Koentjoroningrat, 1986).
Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang nyata
sebagai manusia yang bersifat sosial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu prinsip legal etis dalam asuhan keperawatan jiwa?
2. Apa itu lintas budaya dalam keperawatan jiwa?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip legal etis dalam keperawatan jiwa
2. Mahasiswa dapat memahami lintas budaya dalam keperawatan jiwa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Legal Etis Dalam Keperawatan Jiwa
Etika berasal dari Bahasa Yunani ethos yang berarti karakter, watak
kesusilaan, atau adat kebiasaan yang etika tersebut berhubungan erat dengan konsep
individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu
yang telah dilakukan. Penerapan aspek etik dalam keperawatan jiwa sangat terkait
dengan pemberian diagnosis, perlakuan atau cara merawat, hak pasien, stigma
masyarakat, serta peraturan atau hukum yang berlaku.
Prinsip legal etis keperawatan ada 8, antara lain:
1. Otonomi (Autonomi)
Prinsip ini didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
membuat keputusan sendiri.
2. Berbuat baik (Beneficence)
Berbuat baik berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik.
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
4. Tidak merugikan (Nonmaleficence)
Prinsip ini tidak menimbulkan bahaya atau cidera fisik dan psikologis pada
pasien.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran.
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip ini dibutuhkan untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang
lain.
7. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasian adalah informasi tentang pasien harus dijaga
privasi pasien.
8. Akutablitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seseorang
profesional dapat dinili dlam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Beberapa aturan di Indonesia sering mendiskreditkan pasien gangguan jiwa,
yaitu seseorang yang mengalami gangguan jiwa tanda tangannya tidak sah. Proses
rawat inap dapat menimbulkan trauma atau dukungan, yang bergantung pada institusi,
sikap keluarga dan teman, respons staf, serta jenis penerimaan atau cara masuk rumah
sakit. Ada tiga jenis proses penerimaan pasien yang masuk ke rumah sakit jiwa, yaitu
masuk secara informal, sukarela, atau masuk dengan paksaan.
Hak pasien sangat bergantung pada peraturan perundangan. Menurut Undang-
Undang Kesehatan Pasal 144 mengatakan, “Menjamin setiap orang dapat menikmati
kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan lain
yang dapat mengganggu kesehatan jiwa”. Beberapa hak pasien yang telah diadopsi
oleh banyak Negara Bagian di Amerika antara lain sebagai berikut:
1. Hak untuk berkomunikasi dengan orang di luar rumah sakit.
2. Hak terhadap barang pribadi.
3. Hak menjalankan keinginan.
4. Hak terhadap “Habeas Corpus”
5. Hak terhadap pemeriksaan psikiatrik yang mandiri.
6. Hak terhadap keleluasaan pribadi.
7. Hak persetujuan tindakan (informed consent).
8. Hak pengobatan.
9. Hak untuk menolak pengobatan.
Etika keperawatan merupakan suatu acuan dalam melaksanakan praktik
keperawatan, tidak terkecuali keperawatan jiwa. Keputusan dan tindakan perawat
psikiatri kepada klien dibedakan oleh apa yang dinamakan dengan ethical manner
(cara yang sesuai dengan etik). Menurut Curtin (1978) yang dikutip oleh Stuart
Sundeen dalam Principles and Practice of Psychiatric Nursing Care (1995), membuat
suatu model untuk pengambilan keputusan suatu etik, yaitu sebagai berikut:
1. Meliputi pengumpulan informasi untuk mengklarifikasi latar belakang isu tersebut.
2. Mengidentifikasi komponen etik atau keadaan dilema yang terjadi, seperti adakah
faktor ancamannya (dilihat dari sudut hak untuk dapat menolak pelayanan).
3. Mengklarifikasi hak dan tanggung jawab yang ada pada seluruh pihak, meliputi
klien, perawat, dan pihak lain seperti keluarga klien, dokter, lembaga perawatan
kesehatan, ulama / pendeta, pekerja sosial, dan mungkin juga hakim.
4. Yang terakhir adalah solusi yang diimplementasikan ke dalam tindakan. Dalam
konteks memenuhi harapan sosial dan sesuai dengan hukum yang berlaku, perawat
memutuskan ke dalam tujuan dan metode implementasi.

2.2 Lintas Budaya Dalam Keperawatan Jiwa


Kebudayaan adalah suatu gagasan, tindakan, hasil karya manusia yang
diperoleh dengan cara belajar dalam rangka kehidupan masyarakat (Koentjoroningrat,
1986). Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang
nyata sebagai manusia yang bersifat sosial.
Pemberian asuhan keperawatan lintas budaya, perawat secara sadar
mempelajari norma-norma, nilai-nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam
rangkamemberikan asuhan dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan
kesejahteraannya.
Tujuan dari keperawatan lintas budaya, yaitu:
1. Membantu individu/keluarga dengan budaya yang berbeda-beda untuk mampu
memahami kebutuhannya terhadap asuhan keperawatan dan kesehatan.
2. Membantu perawat dalam mengambil keputusan selama pemberian asuhan
keperawatan pada individu/keluarga mealui pengkajian gaya hidup, keyakinan
tentang kesehatan dan praktik kesehatan paien.
3. Asuhan keperawatan yang relevan dengan budaya dan sensitif terhadap kebutuhan
pasien akan menurunkan kemungkinan stres dan konflik karena kesalahpahaman
budaya.
Peran perawat yaitu menjembatani antara sistem perawatan yang dilakukan
masyarakat dengan sistem perawatan melalui asuhan keperawatan.
Tindakan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan 3 prinsip asuhan
keperawatan, yaitu:
1. Mempertahankan Budaya
Mempertahankan budaya bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Misalnya adalah budaya olah raga setiap pagi.
2. Negosiasi Budaya
Membantu pasien untuk beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan. Misalnya pasien sedang hamil pantang makan ikan
yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan protein yang lainnya.
3. Restrukturisasi Budaya
Hal ini dilakukan bila budaya pasien yang dimiliki merugikan status kesehatan.
Misalnya merubah kebiasaan pasien merokok menjadi tidak merokok.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Etika berasal dari Bahasa Yunani ethos yang berarti karakter, watak
kesusilaan, atau adat kebiasaan yang etika tersebut berhubungan erat dengan konsep
individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu
yang telah dilakukan.
Kebudayaan adalah suatu gagasan, tindakan, hasil karya manusia yang
diperoleh dengan cara belajar dalam rangka masyarakat (Koentjoroningrat, 1986).
Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang nyata
sebagai manusia yang bersifat sosial.
3.2 Saran
Sebagai seorang calon perawat, hendaknya dapat memahami konsep dari etika
keperawatan dan lintas budaya agar dapat mengarahkan tanggung jawab moral yang
mendasari pelaksanaan praktik keperawatan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Lilik, Azizah, Zainuri, dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa – Teori
dan Aplikasi Klinik Edisi Pertama. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
Yusuf, Ah, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Huda, Chairul, 2015. Transkultural Nursing. Dikutip dari portalgaruda.org. Pada
tanggal 5 Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai