Oleh :
KELOMPOK 6
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “legal dan etik dalam konteks asuhan keperawatn jiwa” sebagai
salah satu tugas mata Keperawatan Jiwa. Penulis ucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Jiwa dan juga kepada semua pihak
yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya. Semoga
makalah ini dapat memberikan perluasan ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Penulisan makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis harap kritik dan
saran dari pembaca.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................iii
A Latar Belakang....................................................................................
B Rumusan masalah................................................................................
C Tujuan..................................................................................................
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................
BAB IV PENUTUP.........................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B. Diagnosa keperawatan
Menurut Carpenito (1998), diagnosis keperawtaan adalah penilaian
klinis tentang responaktual atau potensial dari individu, keluarga, atau
masyarakat terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan. Rumusan
diagnosis yaitu permasalahan (P) berhubungan dengan etiologi (E) dan
keduanya ada hubungan sebab akibat secara ilmiah. Maka dapat
dirumuskan diagnosa keperawatan yang menggunakan typology single
diagnosis maka hanya menggunakan etiologi saja sebagai berikut:
1) Perubahan sensori b/d halusinasi
2) Isolasi sosial b/d menarik diri
3) Gangguan konsep diri b/d harga diri rendah kronis
A. Intervensi keperawatan
Rencana tindakan keperawatan terdiri atas empat komponen, yaitu
tujuan utam, tujuan khusus, rencana tindakan keperawatan, dan
rasional.tujuan umum berfokus pada penyelesaian masalah (P). Tujuan ini
dapat dicaapi jika tujuan khusus yang dicapai telah tercapai. Tujuan
khusus berfokus pada penyelesaan etiologi (E). Tujuan ini merupakan
rumusan kemmapuan psienyang harus dicapai. Pada umumnya
kemampuan ini terdiri atas tiga aspek yaitu sebagai berikut (Stuart dan
Sundeen, 2002).
1) Kemampuan kognitif diperlukan untuk menyesuaikan etiologi dari
diagnosis keperawatan.
2) Kemampuan psikomotor diperlukan agar etiologi dapat selesai.
3) Kemampuan efektif perlu dimiliki agar pasien percaya akan
kemmapuan mneyelesaikan masalah.
Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang
dapat dilaksanakan untuk mencapai setiap tujuan khusus. Sementara
rasional adalah alasan ilmiah mengapa tindakan diberikan. Srategi yang
digunakan dalam rencana tindakan keperawatan dalam LPSP yaitu uraian
singkat tentang suatau masalah yang ditemukan terdiri atas, data subjektif,
objektif, penilaian (assesment), dan perencanaan (planning) (SOAP).
B. Impelmentasi keperawatan
Sebelum tidakan keperawatan diimplementasikan perawat perlu
memvalidasi apakah rencana tindakan yang ditetapkan masih sesuai
dengan kondisi pasien saat ini (here and now). Perwat juga perlu
mengevaluasi diri sendiri apakah mempunayi kemampuan interpersoanl,
intelektual, dan teknikal sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan.
Setelah tidak ada hambatan lagi, maka tindakan keperawaatn bisa
diimplemnetasikan.
Sat memulai untuk implementasi tindakan keperawatan, perawat harus
membuat kontrak dengan pasien dengan mejelaskan apa yang akan
dikerjakan dan peran serta pasien yang diharapkan. Kemudian penting
untuk diperhatikan terkait dengan standar tindakan yang telah ditentukan
dan aspek legal yaitu mendokumentasikan apa yang telah dilaksanakan
( Stuart dan Sundeen, 2002).
C. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses yang berlanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi ada dua macam, yaitu :
1. Evaluasi proses atau evaluasi formatif
Yang dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan.
2. Evaluasi hasil atau suamtif
Yang dilakukan dengan dengan membandingkan respons pasien pada
tujuan khusus dan umum yang telah ditetapkan.
S : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang teah
dilaksanakan.
O : Respons objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
A : Analisis terhadap data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih tetap ada, muncul masalah baru, atau ada data
yang kontradiksi terhadap masalah yang ada.
P : Tindak lanjut berdasarkan hasil analisis respons pasien.
Rencana tindak lanjut dapat berupa hal sebagai berikut:
1) Rencankan dilanjutkan (jika masalah tidak berubah)
2) Rencana dimodifikasi (jika masalah tetap. Sudah dilaksanakan semua
tindakan tetapi hasil belum memuaskan).
3) Rencana dibatalkan (jika ditemukan masalah baru dan bertolak
belakang dengan msalah yang ada).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Aspek etik dan legal ini digunakan dengan memperhatikan
danmenghormati hak-hak dan kewajiban individu/ klien sebagai bagian
dari sistem baik keluarga, kelompok maupun komunitas dalam
menjawab permasalahan dan dilema etik yang muncul dalam terapi
komunitas.
2. Dalam upaya penanganan masalah kesehatan jiwa salah satu terapi
spesialis yang dapat diberikan pada klien dengan gangguan jiwa
3.2 Saran
Dengan berpedoman pada aturan perundang-undangan dan standar
keperawatan serta etik, diharapkan pelaksanaan terapi komunitas mampu
memfasilitasi klien dan komunitas mencapai tingkat kesehatan jiwa secara
optimal. Dengan demikian terapi komunitas yang diberikan dapat dilandasi
oleh aspek etik dan legal yang menghormati hak-hak individu dan keluarga
sebagai penerima asuhan kperawatan dalam ikut berpartisipasi dan
menentukan asuhan keperawatan yang komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, G. W. dan Sundeen S. J. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.
Jakarta : EGC\
Yusuh Ah dkk, 2015. buku ajar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.