KEPERAWATAN MATERNITAS
TERHADAP PEREMPUAN”
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. ATIKAH R. ARSYAD
3. FEBRIANTO IBRAHIM
6. FIENCIA D. PAKAYA
7. AGUNG S. UTINA
KELAS B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“penatalaksanaan kejadian kekerasan terhadap perempuan” ini dengan baik meskipun ada
beberapa kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak/Ibu Dosen
pengajar mata kuliah Keperawatan Maternitas yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pengenalan prakter keselamatan pasien di rumah sakit.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Bab II : Pembahasan
2.2
2.4
2.5
2.6
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia mendambakan rasa aman dan terlindungi dari rasa takut terhadap
segala bentuk kekerasan. Namun tak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari
setiap orang tanpa memandang jenis kelamin. Kekerasan sangat sering terjadi di
Kekerasan umumnya sering menimpa orang-orang yang tidak berdaya. Maraknya isu
kekerasan yang terjadi terhadap perempuan menjadi suatu momok yang menakutkan bagi
Kekerasan yang terjadi pada seorang perempuan dikarenakan sistem tata nilai yang
mendudukan perempuan sebagai makhluk yang lemah dan lebih rendah dibandingkan
laki-laki. Masih banyak masyarakat yang memandang perempuan sebagai kaum yang
marginal, dikuasai, dieksploitasi dan diperbudak oleh kaum laki-laki. Kekerasan pada
dasarnya merupakan sebuah realita yang ada dalam masyarakat saat ini, yang menyatakan
kekerasan terhadap perempuan masih terbilang cukup banyak dan sering kali terjadi
kapan pun dan dimana pun. Salah satu bentuk kekerasan yang umum terjadi di
yang terjadi ketika seseorang secara sengaja menyakiti dan membuat takut pasangannya.
Selain itu, menurut Mars dan Valdez dalam Zahirah, dkk 2018 menjelaskan bahwa
kekerasan dalam pacaran sebagai kekerasan dalam bentuk fisik, seksual dan psikologis
yang dilakukan dalam menjalin hubungan pacaran. Kasus kekerasan seksual di Indonesia
menurut data tahunan 2017 Komnas Perempuan. Komnas Perempuan
mendokumentasikan kasus kekerasan pada perempuan yang terjadi pada tahun 2016.
245.548 kasus diperoleh dari 358 Pengadilan Agama dan 13.602 kasus yang ditangani
Oleh karena berbagai alasan di atas dan penugasan mata kuliah Keperawatan
terhadap perempuan. Makalah kami ini, kami angkat dalam judul “penatalaksanaan
1.3 Tujuan
a) Tujuan Umum
mengaplikasikannya.
b) Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
a) Untuk Mahasiswa
Makalah ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang
dijadikan referensi bagi mahasiswa apabila mendapat tugas untuk membuat makalah
perempuan.
b) Untuk Kampus
dapat di gunakan juga sebagai bahan acuan untuk mencari referensi tentang
PEMBAHASAN
Baso (dalam Zilfiani, dkk. 2018) mengemukakan kekerasan adalah suatu fenomena
sosial yang kompleks, terlebih lagi jika hal itu merupakan kekerasan terhadap perempuan
karena diwarnai oleh unsur relasi antar gender yang berbeda (gender-base violence).
Menurut Murniati (dalam Zilfiani, dkk. 2018), kekerasan adalah perilaku atau perbuatan
yang terjadi dalam relasi antar manusia, baik individu maupun kelompok yang dirasa oleh
salah satu pihak sebagai satu situasi yang membebani, membuat berat, tidak
Kekerasan pada dasarnya adalah sebuah bentuk perilaku, baik verbal maupun non-
verbal, yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang lainnya, sehingga
menyebabkan efek negatif secara fisik, emosional dan psikologis terhadap orang yang
menjadi sasarannya. Galtung (dalam Zilfiani, dkk. 2018) menyebutkan bahwa kekerasan
adalah suatu perlakuan atau situasi yang menyebabkan realitas aktual seseorang ada di
Deklarasi PBB tentang anti kekerasan terhadap perempuan pasal 1, 1983 menyatakan
bahwa Kekerasan terhadap perempuan (KTP) adalah Segala bentuk kekerasan berbasis
jender yang berakibat atau mungkin berakibat, menyakiti secara fisik, seksual, mental
atau penderitaan terhadap perempuan; termasuk ancaman dari tindakan tsb, pemaksaan
(http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/kekerasan.html.).
Violence atau kekerasan yang dihadapi oleh perempuan dapat berupa kekerasan fisik
maupun non fisik. Berbagai kekerasan terhadap perempuan muncul sebagai akibat
perbedaan peran. Kata kekerasan merupakan terjemahan dari kata violence artinya suatu
Kemneg PP, dan UNFPA, 2005). Pelaku kekerasan terhadap perempuan dapat bersifat
individual seperti dalam rumah tangga, masyarakat, maupun negara. Salah satu jenis
kekerasan yang dihadapi perempuan bersumber dari anggapan gender yang pada dasarnya
disebabkan oleh kekuasaan. Contoh kekerasan fisik yang dialami oleh perempuan,
b. pelecehan seksual
Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Pemerintah daerah harus memiliki perangkat hukum
yang berlaku. Dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 9 Tahun
2012 Tentang Perlindungan Perempuan dan Anak korban tindak kekerasan, maka
pelaksanaan atau penegakan hukum terkait isu kekerasan terhadap perempuan harus
a. Pelayanan kesehatan/medis
b. Pelayanan medicolegal
c. Pelayanan Psikososial
Perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak terbagi atas pencegahan dan
KIE dan penegakan hukum. Sementara penanganan dilakukan apabila telah terjadi
kekerasan, penanganan ini dilakukan melalui Pelayanan dengan merujuk pada Standar
1. Layanan pengaduan
Poin pertama dalam pelayanan bagi penanganan korban kekerasan yakni penanganan
a) Melakukan pengaduan baik secara langsung maupun tidak langsung dari korban
Polwan, Advokat)
g) Ketua harian menerima laporan dan melaporkan pada ketua umum dan
dibutuhkan oleh korban kekerasan, apakah sekedar konseling atau penanganan lebih
lanjut.
manager kasus
d) Petugas medis (dokter) membuat draft surat rujukan untuk korban yang ditangani,
ditandatangani
agar trauma yang dialaminya tidak berdampak pada kehidupan sosialnya dimasa
membuat draft surat rujukan yang diajukan kepada sekretaris. Sekretaris kemudian
dikirimkan kepada Dinas Sosial sebagai mitra P2TP2A untuk ditindak lanjuti.
maka ada tahapan yang dilakukan untuk dapat memfasilitasi korban kekerasan
tersebut. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut, pertama manajer kasus merujuk
pelapor dan analisa duduk perkara, selanjuntnya petugas memberikan laporan awal
kepada kepala badan untuk ditindak lanjuti, selanjutnya kepala badan memerintahkan
sama dengan pendamping dari badan, advoksasi dan kepolisisan. Korban yang telah
korban dipulangkan ke daerah asal bagi korban perempuan dewasa, bagi anak-anak
petgas menghubungan yayasan yang menangani kasus anak, ketika telah dilakukan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak terbagi atas pencegahan dan
KIE dan penegakan hukum. Sementara penanganan dilakukan apabila telah terjadi
kekerasan, penanganan ini dilakukan melalui Pelayanan dengan merujuk pada Standar
Rehabilitasi Sosial, Penegakan dan Bantuan hukum, Pemulangan dan Reintegrasi Sosial.
dan sosial. Dalam penanganan korban, setelah menerima pengaduan dari korban atau
dengan persetujuan korban petugas kemudian merujuk korban ke pelayanan yang sesuai
3.2 Saran
Terkait dengan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang masih tinggi, perlu
adanya pemberlakuan yang tegas law enforcement terkait sejumlah peraturan perundang-
undangan yang ada untuk memberikan efek jera kepada para pelaku kekerasan. Law
terhadap perempuan dan anak tidak hanya pada jangka pendek tetapi juga dalam jangka
panjang yang akan mengancam kualitas sumber daya generasi penerus. Program
peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat juga menjadi salah satu kunci yang dapat
kekerasan yang lebih tinggi terjadi pada kelompok miskin dibandingkan pada kelompok
kaya.
Daftar Pustaka
Deputi Bidang PHP – Kemen PPPA, UNFPA, P2TP2A DKI Jakarta, Forum Penyedia
Dini Zulfiani, Indrawati, Oktavianus Kondorura, Meuthia Sahda AF. Jurnal Administrative
September 2018.
https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/view/58
Utami Zahirah Noviani P, Rifdah Arifah K, Cecep, Sahadi Humaedi. Jurnal Penelitian &
Ppm “Mengatasi Dan Mencegah Tindak Kekerasan Seksual Pada Perempuan Dengan