Anda di halaman 1dari 17

Nama : Septian Try Rahmana

ANALISIS SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tindakan Keperawatan yang dilakukan : Memandikan Pasien


Nama klien : Tn.A
Diagnosa Medis : Combustio
2. Diagnosa Keperawatan :
DS :
 Klien mengatakan nyeri jika begerak seperti tertusuk-tusuk.

DO :

 Terdapat luka bakar pada tangan 1 %, kaki kanan 1%


 Klien tampak kesakitan
3. Prinsip - prinsip tindakan dan rasional :
Kebersihan diri (personal hygiene) merupakan kebersihan diri sendiri yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun
psikologisnya (Rejeki, 2015) dalam (Maharani and Andryani 2018).

 Persiapan Alat : Menyiapkan alat dengan benar


Rasional :
1) Menyiapkan perlak
2) Menyiapkan air dalam wadah
3) Menyiapkan sabun, shampo, pasta gigi,sikat gigi
4) Menyiapkan pakaian bersih (ganti)
5) Menyiapkan handuk
6) Menyiapkan waslap
 Persiapan Pasien
Rasional : Melakukan identifikasi pasien, menjelaskan prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilakukan, menjaga privasi klien.
 Tahap Kerja :
1) Mencuci tangan
Rasional : Mencegah penyebaran mikroorganisme
2) Memakai perlak sebagai alas
Rasional : Mencegah tempat tidur pasien basah
3) Bantu Posisi klien agar nyaman dan aman lebih dekat
dengan perawat
Rasional : Perawat tidak kesulitan dan tidak perlu
menjangkau sebrang tempat tidur klien.
4) Buka pakaian pasien dan tutup bagian tubuh yang terbuka
dengan handuk
Rasional : Menjaga privasi dan memberikan kehangatan
5) Basuh, cuci, keringkan rambut klien menggunakan handuk.
Rasional : menanyakan shampo yang sering digunakan
klien.
6) Bersihkan mata pasien hanya dengan waslap yang diberi air
dan keringkan gunakan bagian ujung waslap.
Rasional : Menjauhkan sabun karena dapat mengiritasi
mata.
7) Bersihkan mulut klien
Rasional : Menanyakan pasta gigi yang dilakukan jika klien
mampu menggosok gigi maka bantu proses tersebut.
8) Menanyakan apakah pasien menggunakan sabun wajah
yang khusus
Rasional : Menjaga agar tidak iritasi atau terjadi alergi kulit
pada wajah.
9) Basuh wajah dan telinga
10) Letakan handuk memanjang dibawah bagian lengan yang
akan dibasuh
Rasional : Mencegah tempat tidur kotor.
11) Basuh, cuci dan keringkan tangan dari daerah distal ke
proksimal. Lakuan pada tangan yang lain ( yang jauh
terlebih dahulu). Perhatikan area luka bakar agar tidak
tekena cairan atau sabun.
Rasional : Gosokan yang panjang tegas menstimulasi
sirkulasi.
12) Basuh, cuci dan keringkan bagian dada dan perut.
Rasional : Gosokan yang panjang tegas menstimulasi
sirkulasi.
13) Basuh, cuci, dan keringkan bagian punggung sampai
bokong. Bantu klien pada posisi miring dan letakan handuk
sebagai alas.
Rasional : Gosokan yang panjang tegas menstimulasi
sirkulasi.
14) Busuh, cuci, dan keringkan kaki dari daerah distal ke
proksimal. Lalukan pada kaki yang lainnya (yang jauh
terlebih dahulu). Perhatikan area luka bakar agar tidak
tekena cairan atau sabun.
Rasional : Gosokan yang panjang tegas menstimulasi
sirkulasi.
15) Basuh, cuci, dan keringkan area genetalia.
Rasional : Klien yang mampu membersihkannya dengan
sendiri maka bantu agar posisi klien terlentang.
16) Gunakan lotion yang sesuai dengan keinginan pasien
Rasional : Mencegah kulit kering
17) Bantu klien untuk menggunakan pakaian ganti yang bersih.
Rasional : Mempertahankan kehangatan dan kenyamanan
pasien
18) Bantu klien merawat rambut dan kuku.
Rasional : Mempertahankan citra diri
klien.
19) Cuci Tangan
Rasional : Mencegah penyebaran
mikroorganisme. (Wahyudi 2016)
 Tahap Terminasi : Mengevaluasi tindakan dan kontrak pertemuan
selanjutnya.
 Tapah Dokumentasi : Mencatat prosedur dan respon klien,
mencatat waktu tindakan (jam, tanggal dan hari) serta mencatat
nama perawat.

4. Bahaya - bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya :
 Dapat terjadi iritasi kulit karena pemakaian sabun yang salah.
Pencegahannya : Menanyakan sabun yang sering klien gunakan
terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan.
(SULAIKHA 2018).
 Dapat menyebkan nyeri pada bigan luka jiga terkena bilas air dan
sabun.
Pencegahnya : Lakukan tindakan dengan hati-hati dan perhatikan
area luka bakar pada tangan dan kaki klien.
(Alimansur and Irawan 2020).
5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :
 Meningkkatkan kebrsihan diri klien dari kotoran, keringat dan sel
kuit mati atau bau dan mengurangi bakteri.
 Meningkatkan rasa nyaman klien.
 Memperlancar sirkulasi darah
klien. (HASRA HARTINA 2017).
6. Hasil yang didapat dan maknanya :
S : Klien mengatakan lebih nyaman saat badannya bersih.
O : Klien tampak merasa lebih segar dan bersih.
A : Masalah teratasi sebagian.
P:-

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk


mengatasi masalah / diagnosa tersebut. (mandiri dan kolaborasi) :
Jika pasien mampu mandi bantu klien dalam melakukan personal hygiene.

Referensi

Alimansur, Moh and Hengky Irawan. 2020. “Personal Hygiene Mandi Dalam
Pencegahan Dekubitus Pasien Stroke.” Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban 2(1).

HASRA HARTINA. 2017. “PERSONAL HYGIENE PADA ANAK SD NEGERI


MERJOSARI 3 Verarica.” Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi
Dengan Caput Succedaneum Di Rsud Syekh Yusuf Gowa Tahun 4(2):9–15.

Maharani, Riri and Weni Andryani. 2018. “Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Santriwati Di MTs Pondok
Pesantren Dar El Hikmah Kota Pekanbaru.” KESMARS: Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit 1(1):69–77.

SULAIKHA, ISMI. 2018. “HUBUNGAN PERSONAL HYGEN SAAT


MENSTRUASI.” Computers and Industrial Engineering 2(January):6.

Wahyudi, K. Sentosa &. D. 2016. “Desain Produk Penunjang Kebersihan Pasien


Bed Rest Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum.” Jurnal Kesehatan,
Kebidanan, Dan Keperawatan 1(1):1–5.
ANALISIS SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tindakan Keperawatan yang dilakukan : Memindahkan Klien dari tempat


tidur ke kursi roda.
Diagnosa Medis : Stroke ringan
2. Diagnosa Keperawatan :
DS :
 Klien mengatakan tidak mampu untuk berdiri sendiri dan menahan
keseimbangan tubuh

DO :

 Klien terlihat lemah


 Klien tampak tidak bisa bangun dari tempat tidurnya
 Klien tampak membutuhkan bantuan untuk berdiri
3. Prinsip - prinsip tindakan dan rasional :
 Memastikan keselamatan dan keamanan pasien saat melakukan
transport pasien, posisi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan
tempat tidur, angkat penyongkong kaki dan kunci semua roda kursi
da dan tempat tidur Klien.
Rasional : Menghindari terjadinya resiko jatuh.

Prinsip umum pemindahan pasien yang aman dan efektif


membutuhkan keputusan yang hati-hati, pengangkutan semua
pasien gawat darurat harus diperhitungkan rencana pengangkutan
termasuk komunikasi, personil yang menangani harus terlatih, alat-
alat yang perlu pada waktu pengangkutan, prosedur pengangkutan,
pasien harus stabil dan tindakan resusitasi dapat dilaksanakan
dalam perjalanan bila diperlukan, transport yang dilalui dan model
pengangkutan (Prof.Dr.Tabrani Rab, 2007) Dalam (Suciana 2015).
Transport pasien antar ruangan maupun transportasi pasien
dari kendaraan atau sebaliknya merupakan salah satu keterampilan
yang wajib dimiliki setiap perawat terutama dalam kasus
kegawatdaruratan, karena itu perawat memiliki peranan penting
dalam transportasi pasien (Krisanty, et al., 2009) dalam
(Kurniawan 2017)
4. Bahaya - bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya :
 Jika tempat tidur/ bed tidak dilakukan pengamanan maka dapat
menyebabkan resiko jatuh.
Pencegahan : Perhatikan pengamanan pada roda bed klien.
 Jika menempatkan posisi kursi roda salah dan roda tidak terkunci
maka akan menyebabkan resiko jatuh
Pencegahan : Posisikan dakn kunci kursi roda dengan benar.
(Laili and Tanoto 2019).
5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :
 Membantu dan memudahkan pasien dalam memindahkan pasien
antar ruangan untuk melakukan tujuan tertentu.
 Mengurangi/menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan
keadaan fisiknya

 Mempertahankan kenyamanan pasien


(Hanifah 2016)
6. Hasil yang didapat dan maknanya :
Klien berhasil dipindahkan dengan bantuan kursi roda.
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah / diagnosa tersebut. (mandiri dan kolaborasi) :
 Mobilisasi

Referensi

Hanifah. 2016. “Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur Ke Kursi Roda.”

Kurniawan, Rudi. 2017. “Penatalaksanaan Transportasi Pasien Di Instalasi Gawat


Darurat Rumah Sakit.” Gaster 15(1):44.

Laili, Nurul and Wahyu Tanoto. 2019. “Analisis Hubungan Tingkat Aktifitas
Fisik Terhadap Kejadian Resiko Jatuh Pada Pasien Fraktur Di RSUD Mardi
Waluyo Blitar STIKES Karya Husada Kediri Email :
Nurullaili230279@gmail.Com Pendahuluan.” 14(2):119–30.

Suciana, Fitri. 2015. “Gambaran Pelaksanaan Transportasi Pasien Cidera Kepala


Berat Di Instalansi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam Klaten.” TRIAGE
Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of Nursing Science) 4(1):1–13.
ANALISIS SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tindakan Keperawatan yang dilakukan : Memindahkan Klien dari kursi


roda ke tempat tidur
Diagnosa Medis : Stroke ringan
2. Diagnosa Keperawatan :
DS :
 Klien mengatakan tidak mampu untuk berdiri sendiri dan menahan
keseimbangan tubuh

DO :

 Pasien terlihat lemah


 Klien tampak tidak bisa bangun dari tempat tidurnya
 Klien tampak membutuhkan bantuan untuk berdiri
3. Prinsip - prinsip tindakan dan rasional :
 Memastikan keselamatan dan keamanan pasien saat melakukan
transport pasien, posisi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan
tempat tidur, angkat penyongkong kaki dan kunci semua roda
kursi.
Rasional : Menghindari terjadinya resiko jatuh.

Prinsip umum pemindahan pasien yang aman dan efektif


membutuhkan keputusan yang hati-hati, pengangkutan semua
pasien gawat darurat harus diperhitungkan rencana pengangkutan
termasuk komunikasi, personil yang menangani harus terlatih, alat-
alat yang perlu pada waktu pengangkutan, prosedur pengangkutan,
pasien harus stabil dan tindakan resusitasi dapat dilaksanakan
dalam perjalanan bila diperlukan, transport yang dilalui dan model
pengangkutan (Prof.Dr.Tabrani Rab, 2007) Dalam (Suciana 2015).
Transport pasien antar ruangan maupun transportasi pasien
dari kendaraan atau sebaliknya merupakan salah satu keterampilan
yang wajib dimiliki setiap perawat terutama dalam kasus
kegawatdaruratan, karena itu perawat memiliki peranan penting
dalam transportasi pasien (Krisanty, et al., 2009) dalam
(Kurniawan 2017)
4. Bahaya - bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya :
 Jika tempat tidur/ bed tidak dilakukan pengamanan maka dapat
menyebabkan resiko jatuh.
Pencegahan : Perhatikan pengamanan pada roda bed klien.
 Jika menempatkan posisi kursi roda salah dan roda tidak terkunci
maka akan menyebabkan resiko jatuh
Pencegahan : Posisikan dakn kunci kursi roda dengan benar.
(Laili and Tanoto 2019).
5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :
Membantu dan memudahkan pasien dalam memindahkan pasien antar
ruangan untyk melakukan tujuan tertentu.
(Hanifah 2016)
6. Hasil yang didapat dan maknanya :
Klien berhasil dipindahkan dengan bantuan kursi roda.
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah / diagnosa tersebut. (mandiri dan kolaborasi) :
 Mobilisasi
Referensi

Hanifah. 2016. “Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur Ke Kursi Roda.”

Kurniawan, Rudi. 2017. “Penatalaksanaan Transportasi Pasien Di Instalasi Gawat


Darurat Rumah Sakit.” Gaster 15(1):44.

Laili, Nurul and Wahyu Tanoto. 2019. “Analisis Hubungan Tingkat Aktifitas
Fisik Terhadap Kejadian Resiko Jatuh Pada Pasien Fraktur Di RSUD Mardi
Waluyo Blitar STIKES Karya Husada Kediri Email :
Nurullaili230279@gmail.Com Pendahuluan.” 14(2):119–30.

Suciana, Fitri. 2015. “Gambaran Pelaksanaan Transportasi Pasien Cidera Kepala


Berat Di Instalansi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam Klaten.” TRIAGE
Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of Nursing Science) 4(1):1–13.
ANALISIS SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tindakan Keperawatan yang dilakukan : Memberikan tindakan posisi semi


fowler.
Diagnosa Medis : Asma
2. Diagnosa Keperawatan :
DS :
 Klien mengatakan tidak nyaman dan merasa sesak saat posisi
supine.

DO :

 Respirasi 28 x / menit
 Klien nampak mengeluh
3. Prinsip - prinsip tindakan dan rasional :

Fenomena penanganan asma yang terjadi di Rumah Sakit,


pasien selalu diberikan obat-obatan bronkodilator, kortikosteroid,
terapi aerosol. Di samping terapi oksigen, obat-obatan memiliki efek
samping berupa takikardi, gangguan gastrointestinal dan disritmia
jantung (Jauhar dan Bararah, 2012, hlm.206). Tindakan non
Farmakologi yang diberikan berupa latihan pernafasan, dapat di
lakukan oleh seorang perawat untuk membantu mengurangi sesak
napas pada pasien asma. Latihan tersebut diberikan dengan cara
mengatur posisi istirahat yang enak dan nyaman, sehingga otot napas
tambahan dapat bekerja dengan baik (Djodjodibroto, 2013, hlm. 107)
dalam (Istiyani, Kristiyawati, and Supriyadi 2016)
 Mencuci tangan
Rasional : Mengurangi penyebaran mikroorganisme
 Kaji Kondisi umum klien
Rasional : Mengetahui keadaan umum klien.
 Pastikan tempat tidur atau bed aman dan nyaman untuk klien
Rasional : Mengunci kaki bed klien agar bed terdiam dan tidak bisa
gerak.
 Persiapkan alat bantu tindakan posisi semi fowler
Rasional : Menyiapkan bantal tambahan atau sandaran yang sudah
terdapat pada bed klien.
 Tinggikan kepala tempat tidur
Rasional : Membuat oksigen dalam paru-paru semakin meningkat.
(Agina et al. 2021)
4. Bahaya - bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya :
 Jika tempat tidur/ bed tidak dilakukan pengamanan maka dapat
menyebabkan resiko jatuh.
Pencegahan : Perhatikan pengamanan pada kaki bed klien.
 Jika menempatkan bantal terlalu besar dibelakang kepala pasien
dapat mendorong terjadinya kontraksi fleksi pada leher.
Pencegahan : Dorong pasien untuk beristrihatan tanpa bantal
selama beberapa jam untuk relaksasi leher.
5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :
Meningkatkan ekspansi paru-paru.
(Santander 2017)
6. Hasil yang didapat dan maknanya :
S : Klien mengatakan sesak berkurang
O : Respirasi 24 x / menit
A : Masalah teratasi sebagian
P:-
Intervensi nonfarmakologi yaitu pemberian posisi dalam upaya mencegah
penurunan saturasi oksigen pada pasien asma, tindakan atau implementasi
yang dapat perawat lakukan adalah dengan mengatur posisi (positioning)
dengan istirahat yang nyaman sehingga otot napas tambahan bisa bekerja
dengan baik (Anggayanthi, 2019) dalam (Selviana Rodzotul Jannah 2020)
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah / diagnosa tersebut. (mandiri dan kolaborasi) :
 Deep Breathing / Pursed lips breathing
(Amiar and Setiyono 2020)
 Kolaborasi pemberian oksigen
 Kolaborasi pemberian terapi obat

Referensi

Agina, Putra, Widyaswara Suwaryo, Wahyu Rizki Amalia, and Barkah Waladani.
2021. “Efektifitas Pemberian Semi Fowler Dan Fowler Terhadap Perubahan
Status Pernapasan Pada Pasien Asma.” 1–8.

Amiar, Winda and Erwan Setiyono. 2020. “Efektivitas Pemberian Teknik


Pernafasan Pursed Lips Breathing Dan Posisi Semi Fowler Terhadap
Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Pasien TB Paru.” Indonesian Journal of
Nursing Science and Practice 8(1):7–13.

Istiyani, Dwi, sri pungguh Kristiyawati, and Supriyadi. 2016. “Perbedaan Posisi
Tripod Dan Posisi Semi Fowler Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen
Pada.” Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK) Vol...No... 1–10.

Santander, Beamin. 2017. “Pemberian Semi Fowler.” 87(1,2):149–200.

Selviana Rodzotul Jannah, Atiek Murharyati. 2020. “Asuhan Keperawatan Pasien


Asma Dalam Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi.” Universitas Kusuma
Husada Surakarta 64–69.
ANALISIS SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tindakan Keperawatan yang dilakukan : Transportasi Pasien


Diagnosa Medis : Fraktur
2. Diagnosa Keperawatan :
DS :
 Klien mengatakan badan terasa lemas
 Klien mengatakan tidak mampu untuk berdiri dan menahan
keseimbangan tubuh

DO :

 Pasien terlihat lemah


 Klien tampak tidak bisa bangun dari tempat tidurnya
 Klien tampak gelisah
3. Prinsip - prinsip tindakan dan rasional :

Prinsip umum pemindahan pasien yang aman dan efektif


membutuhkan keputusan yang hati-hati, pengangkutan semua
pasien gawat darurat harus diperhitungkan rencana pengangkutan
termasuk komunikasi, personil yang menangani harus terlatih, alat-
alat yang perlu pada waktu pengangkutan, prosedur pengangkutan,
pasien harus stabil dan tindakan resusitasi dapat dilaksanakan
dalam perjalanan bila diperlukan, transportasijalan yang dilalui dan
model pengangkutan(Prof.Dr.Tabrani Rab, 2007) Dalam (Suciana
2012).
Transportasi pasien antar ruangan maupun transportasi
pasien dari kendaraan atau sebaliknya merupakan salah satu
keterampilan yang wajib dimiliki setiap perawat terutama dalam
kasus kegawatdaruratan, karena itu perawat memiliki peranan
penting dalam transportasi pasien (Krisanty, et al., 2009) dalam (Kurniawan 2017)
 Persiapan alat
Rasional : Menyiapkan brankar dan memakai handscoen ( jika di perlukan ).
 Persiapkan klien
Rasional : melakukan komunikasi trapeutik dan menjelaskan prosedur yang akan
di lakukan kepada klien
 Persiapkan tempat
Rasional : atur posisi tempat tidur dan pastikan roda tempat tidur klien terkunci
Letakan brangkar secara berdampingan atau parallel di samping tempat tidur klien
dan kunci semua roda brangkar.
 Tahap Kerja
Naikan posisi tempat tidur sampai lebih tinggi dari brangkar. Rasional :
Atur posisi agar klien aman.
 Tahap Terminasi : Mengevaluasi tindakan dan kontrak pertemuan
selanjutnya.
 Tapah Dokumentasi : Mencatat prosedur dan respon klien,
mencatat waktu tindakan (jam, tanggal dan hari) serta mencatat
nama perawat.
4. Bahaya - bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya :
 Jika tempat tidur/ bed tidak dilakukan pengamanan maka dapat
menyebabkan resiko jatuh.
Pencegahan : Perhatikan pengamanan pada kaki bed klien.
 Jika menempatkan blangkar salah maka akan menyebabkan resiko
jatuh
Pencegahan : Posisikan blangkar dengan benar. (Laili and
Tanoto 2019)
5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :
Memindahkan pasien bertujuan untuk pemenuhan tujuan tertentu klien
( misal pasien akan melakukan rontgen fraktur yang di alami klien).
(Doni Wibowo* 2016)
6. Hasil yang didapat dan
maknanya : Klien berhasil
dipindahkan.
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah / diagnosa tersebut. (mandiri dan kolaborasi) :
 Mobilisasi

Referensi

Doni Wibowo*. 2016. “Hubungan Antara Faktor Pre Hospital Stage Dengan
Komplikasi SEkunder Pada Pasien.” Euphytica 18(2):22280.

Kurniawan, Rudi. 2017. “Penatalaksanaan Transportasi Pasien Di Instalasi Gawat


Darurat Rumah Sakit.” Gaster 15(1):44.

Laili, Nurul and Wahyu Tanoto. 2019. “Analisis Hubungan Tingkat Aktifitas
Fisik Terhadap Kejadian Resiko Jatuh Pada Pasien Fraktur Di RSUD Mardi
Waluyo Blitar STIKES Karya Husada Kediri Email :
Nurullaili230279@gmail.Com Pendahuluan.” 14(2):119–30.

Suciana, Fitri. 2012. “Gambaran Pelaksanaan Transportasi Pasien Cidera Kepala


Berat Di Instalansi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam Klaten.” TRIAGE
Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of Nursing Science) 4(1):1–13.

Anda mungkin juga menyukai