Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN HIV/AIDS

” ROLEPLAY KONSELING POST VCT POSITIF HIV “

Dosen Pengampu:
Ns. Syarbaini, M.Kes
Disusun Oleh Kelompok 3 :
1. Regina.S.Turnip ( PO.71.20.1.18.0026)
2. Septiany Permatasari ( PO.71.20.1.18.0030 )
3. Putri Balqis ( PO.71.20.1.18.0023 )
4. Rinda Agustina ( PO.71.20.1.18.0028 )
5. Rebecca Uli Sinaga ( PO.71.20.1.18.0025 )
6. Pita Ayu Lestari ( PO.71.20.1.18.0022 )
7. Rizki Devita Roshella ( PO.71.20.1.18.0029 )
8. Reza Nurmala Sari ( PO.71.20.1.18.0027 )
9. Putrision Simamora ( PO.71.20.1.18.0024 )
10. SitiKarina ( PO.71.20.1.18.0031 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
ROLEPLAY KONSELING PASIEN HIV/AIDS

Topik Konseling : Konseling Post VCT Positif HIV


Deskripsi Topik :
VCT atau voluntary counselling and testing diartikan sebagai konseling dan tes HIV secara
sukarela (KTS). Layanan ini bertujuan untuk membantu pencegahan, perawatan, dan pengobatan
bagi penderita HIV/AIDS. VCT bisa dilakukan di puskesmas atau rumah sakit maupun klinik
penyedia layanan VCT.
Tahapan Konseling Setelah Tes VCT
Setelah menerima hasil tes, klien akan menjalani tahapan pascakonseling. Apabila hasil tes
negatif, konselor tetap akan memberi pemahaman mengenai pentingnya menekan risiko
HIV/AIDS. Misalnya, mengedukasi klien untuk melakukan hubungan seksual dengan lebih aman
dan menggunakan kondom.
Namun, bila hasil tes positif, konselor akan memberikan dukungan emosional agar
penderita tidak patah semangat. Konselor juga akan memberikan informasi tentang langkah
berikutnya yang dapat diambil, seperti penanganan dan pengobatan yang perlu dijalani.
Konselor juga akan memberi petunjuk agar klien dapat senantiasa menjalani pola hidup
sehat dan melakukan beberapa langkah pencegahan HIV agar tidak menularkannya kepada orang
lain.Pada tahapan berikutnya, peran konselor adalah untuk lebih mendukung dan membangun
mental para penderita HIV agar mereka tetap semangat dalam menjalani aktivitas dan hidup sehari-
hari serta memastikan penderita HIV tetap mendapatkan pengobatan secara teratur.

Tujuan Konseling :
1. Memberikan dukungan emosional agar klien tidak patah semangat.
2. Memberikan informasi tentang langkah berikutnya yang dapat diambil klien, seperti
penanganan dan pengobatan yang perlu dijalani.
3. Memberikan petunjuk agar klien dapat senantiasa menjalani pola hidup sehat dan
melakukan beberapa langkah pencegahan HIV agar tidak menularkannya kepada orang
lain.
Nama Pemeran
1. Perawat 1 : Septiany Permatasari
2. Perawat 2 : Regina S. Turnip
3. Pasien : Putri Balqis
4. Narator : Rizki Devita Roshella
5. Editor : Putrision Simamora
6. Cameraman : Rebecca Uli Sinaga
7. Penulis Naskah : Pita Ayu Lestari , Rinda Agustina, Reza Nurmala Sari dan
Siti Karina.

Pada suatu hari di salah satu Rumah Sakit yang ada di Jambi terdapat seorang pasien yang
mengidap penyakit HIV datang untuk melakukan konseling.
Tahap Orientasi
Balqis : “Selamat pagi, sus..”
Perawat 1 : “Selamat pagi.. Mari silahkan duduk.”
Balqis : “Baik sus..”
Perawat 1 : “Boleh saya tahu namanya siapa dan umurnya berapa? Dan apa keluhan ibu datang
kemari?”
Balqis : “Nama saya balqis sus dan umur saya 26 Tahun, maksud kedatangan saya kemari
untuk melakukan konseling terhadap penyakit saya ini, sus.”
Perawat 1 : “ baiklah bu, sebelumnya perkenalkan nama saya Perawat Septy sebagai konsuler
di rumah sakit ini yang bertugas untuk membantu permasalahan ibu. Nanti kita
konsultasinya sekitar 10-15 menit bu dan berada diruangan ini. Baiklah kalau boleh
tahu, apa penyakit ibu ? ibu tidak usah sungkan ataupun malu karena saya selaku
perawat akan menjaga kerahasian penyakit ibu”
Balqis : “ iya sus saya percaya kepada suster, Jadi begini sus saya mengidap penyakit HIV”
Tahap Kerja
Perawat 1 : “Baiklah, kalau boleh saya tahu sejak kapan ibu mengetahui jika mengidap
penyakit HIV?”
Balqis : “Sejak saya melakukan VCT HIV. Kebetulan saya kurang mengerti VCT sus, bisa
dijelaskan VCT itu apa sus?”
Perawat 1 : “VCT atau Voluntarily Counseling and Testing adalah layanan tes HIV secara
sukarela yang disertai dengan pre-konseling dan pasca-konseling.”
Balqis : “Oh begitu, baiklah sus..”
Perawat : “Bagaimana awalnya ibu bisa terkena virus HIV?”
Balqis : “Mungkin karena dulu waktu masih muda saya adalah pecandu narkoba yang
menggunakan jarum suntik secara bergantian dengan teman saya. Dan setelah
beberapa tahun saya mengalami gejala-gejala aneh seperti demam, lesu dan pegal-
pegal. Dan saya mencari tau di internet gejala apakah yang saya alami, ternyata
gejala tersebut sama dengan gejala HIV dan akhirnya saya mengikuti VCT, setelah
beberapa hari hasil tes keluar ternyata saya terdeteksi mengidap HIV.”
Perawat 1 : “Setelah ibu mengetahui hal tersebut, apakah ibu merasa shock karena kejadian
ini?’
Balqis : “Ya tentu saya shock, dan saya sudah berfikir apakah saya akan mati karena
penyakit ini, tetapi saya sudah tidak shock lagi setelah saya diberi obat ARV (anti-
retroviral). Apakah fungsi ARV itu sus?”
Perawat 1 : “Fungsi ARV adalah menekan penyebaran virus berbahaya tersebut, sehingga
pengidapnya tidak akan terkena AIDS.”
Balqis : “ oh, jadi begitu sus”
Perawat 1 : “Baiklah bu, untuk konseling lebih lanjut akan dijelaskan oleh Perawat Gina ya.”
Perawat 1 : “Silahkan duduk terlebih dahulu bu..”
Balqis : “Baiklah sus..”
Beberapa menit kemudian Perawat Regina mendatangi pasien yang berada diruangan
untuk melanjutkan konseling kepada Ny.Balqis.
Perawat 2 : “Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Perawat Regina yang bertugas pada
pagi ini untuk melakukan konseling kepada ibu , boleh saya tahu dengan ibu siapa
?”
Balqis : “Pagi sus, nama saya Balqis sus”
Perawat 2 : “ Bu Balqis, kalau saya boleh tahu ada riwayat sakit apa ? “
Balqis : “ Saya sakit HIV sus, tadi saya juga sudah menceritakannya kepada perawat septy.
Perawat 2 : “Baiklah, Bu Balqis bagaimana keadaannya sekarang?” apakah ada yang ingin ibu
tanya seputar penyakit ibu saat ini ?”
Balqis : “Baik, sus.. kalau boleh saya tahu penyakit HIV/AIDS itu sebenarnya apa sus?”
Perawat 2 : “AIDS itu adalah penyakit yang menyerang sistem imun manusia, terutama darah
putih, sehingga sistem imun tidak bisa bekerja secara optimal dan mengakibatkan
penderita mengalami komplikasi, dengan kata lain, penyakit dengan mudahnya
masuk ke tubuh penderita.”
Balqis : “Ya Tuhan.. penyakit yang saya derita ini benar-benar menyeramkan sekali, lantas
apa penyebab dari penyakit saya ini sus?”
Perawat 2 : “Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV atau Human Imunodeficiency Virus
berdasarkan isu kedokteran di Amerika, virus ini berasal dari seekor monyet yang
langsung menginfeksi manusia. Dan virus ini dapat menyebar melalui 2 hal ; darah
dan cairan kelamin. Dalam penyebarannya, HIV mebutuhkan 2 hal untuk bisa
menginfeksi manusia, yaitu jalur keluar virus berupa darah dan cairan kelamin dari
yang tidak terinfeksi.”
Balqis : “Jadi ini disebabkan oleh virus HIV sus? Lantas apakah ada penyebab yang lain?”
Perawat 2 : “Selain dari 2 hal tersebut, HIV juga dapat menyebar dari perilaku hidup tidak
sehat dari manusia itu sendiri. Contohnya, penggunaan narkoba, perokok, dan
minum-minuman beralkohol. Mengapa saya katakan demikian? Pengguna ketiga
barang haram tersebut tentu saja mengalami yang namanya “pergaulan bebas”,
perokok dapat peminum alkohol, dan peminum alkohol dapat menjadi pemakai
narkoba, dan pemakai narkoba dapa terinfeksi HIV.”
Balqis : “Bagaimana jika terkena virus HIV dengan narkoba?”
Perawat 2 : “Pemakai narkoba bisa terinfeksi HIV karena narkoba bisa digunakan melalui
jarum suntik, dan malangnya, suntikan tersebut berharga mahal dan hal tersebut
menyebabkan banyak pengguna yang memakai jarum suntik secara bergantian.
Jarum suntik yang tidak steril itu bisa jadi membawa darah orang yang terinfeksi
HIV.”
Perawat 1 : ““Berarti sama seperti yang di lakukan oleh bu Balqis ini ya sus?”
Perawat 2 : “Ya benar sekali, untungnya ibu masih memasuki gejala awal jadi masih bisa
diselamatkan, jika tidak cepat menanggapi penyakit ini maka akan berakibat fatal.”
Balqis : “Berarti, pergaulan bebas adalah hal yang tidak bisa lepas dari kasus penyebaran
virus ini, begitu sus?”
Perawat 2 : “Ya tentu, biasanya jika anak remaja cenderung labil dan bersifat ingin tau.
Sekarang banyak sekali anak remaja termasuk wanita, menonton video terlarang
dan konten terlarang lainnya.”
Balqis : “Mungkin adakah yang hal yang bisa saya lakukan dirumah agar bisa terhindar
dari HIV/AIDS, sus?”
Perawat 2 : “Stop sex bebas, kuatkan Iman dan jauhi narkoba bu..”
Balqis : “Baik lah sus saya akan stop sex bebas dan menjauhi narkoba serta banyak banyak
berdoa’’
Perawat 2 : “Apakah masih ada yang ingin ibu tanyakan pada saya bu?’’
Balqis : “Jadi gimana sus, saya sangat takut dan khawatir sekali sus dengan penyakit saya
ini dan saya juga takut sus keluarga dan teman saya menjauhi saya”
Perawat 2 : “Ibu jangan khawatir, penyakit ibu ini akan saya rahasia kan, yang paling
terpenting ibu tetap semangat dan terus menjalankan pengobatan dengan baik ya
bu.”
Balqis : “Baik lah sus kalau begitu saya akan terus berdoa dan berusaha agar penyakit
saya tidak semakin parah”
Perawat 2 : “Baik lah kalau begitu bu kita sama sama berdoa saja ya bu, nah apakah masih
ada yang ingin ibu tanyakan bu?”
Balqis : “Oh iya sus bagaimana dengan pengobatan yang perlu saya jalani untuk lebih
lanjutnya ?”
Perawat 2 : “ Pertanyaannya sangat bagus ya bu,nah kalau untuk pengobatannya, ibu harus
mengomsumsi ARV begitu diagnosis positif HIV agar perkembangan virus dapat
dikendalikan.Pengobatan jangan ditunda karna akan membuat virus terus merusak
system kekebalan tubuh.”
Perawat 1 :” Iya bener sekali, karena akan meningkatkan risiko penderita HIV terserang
AIDS,dan pengobatan nya berlangsung bertahap dan cukup lama”
Balqis :” Baik sus saya akan rajin minum obat nya agar tidak terkena AIDS”
Perawat 2 :” Iya ibu harus semangat ya,dan apakah masih ada yang ingin ditanyakan lagi?”
Balqis : “ Jadi begini sus, bagaimana saya menjaga akan pola hidup saya tetap sehat
walaupun saya mengidap penyakit HIV ini ?”
Perawat 1 : “Nah, Bagus sekali ya bu pertanyaannya, pola hidup sehat untuk penderita HIV
pasti ada ya bu, yaitu ibu dapat terus minum obat yang telah diresepkan oleh dokter
secara teratur, kemudian menjaga pola makan yang sehat dan seimbang agar
kekebalan tubuh ibu baik, rutin berolahraga seperti jogging atau olahraga lainnya
bu, kemudian ibu harus disiplin menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci
tangan dan selalu memakai masker ketika berinteraksi dengan orang lain dan yang
paling terpenting lagi ibu jangan sampai stress, bisa dengan mengikuti kelas
meditasi atau jalan-jalan bersama teman atau keluarga”
Balqis : “oh, jadi begitu ya sus, tapi sus sampai sekarang keluarga saya tidak ada tahu
tentang penyakit saya ini dan saya juga tidak ingin mereka tahu sus”
Perawat 1 : “ Iya bu, semua kerahasian ini akan tetap dijaga bu, sampai ibu siap untuk
mengungkapkannya kepada keluarga ibu, yang paling terpenting ibu tetap menjaga
pola hidup sehat ibu ya meskipun terkena HIV, ibu tetap bisa menjaga pola hidup
yang lebih baik.”
Balqis : “ iya sus, saya akan mencoba untuk mengubah pola hidup saya agar menjadi lebih
baik lagi”
Perawat 1 : “Baiklah bu sampai disini, apakah ada keinginan ibu atau kebutuhan ibu yang
mungkin ibu khawatirkan untuk proses pengobatan ?”
Balqis : “ Iya sus, jadi tujuan saya juga datang kesini untuk menanyakan mengenai
pengobatan saya sus, disini saya keterbatasan ekonomi sus untuk membeli obat atau
mungkin mengikuti terapi lainnya sus, apakah ini ada solusinya sus ?”
Perawat 1 : “ Baiklah bu, mengenai obat yang ibu konsumsi, sebisa mungkin nanti akan diberi
keringanan bu, bisa melalui bantuan dari pemerintah seperti menggunakan kartu
BPJS agar ibu tidak terkendala, berhubung kondisi ekonomi ibu juga yang kurang,
jadi kebutuhan ibu ini akan sebisa mungkin akan diusahakan oleh pihak rumah sakit
dan ibu dapat mengurusnya”
Balqis : “ iya sus, saya sangat berharap sus karena ini menjadi prioritas kebutuhan saya
untuk proses penyembuhan penyakit saya ini, sebelumnya terima kasih sus”
Perawat 1 : “ iya bu, kami akan mengusahakannya untuk kebutuhan ibu”
Balqis : “Baiklah, Terimakasih sus”
Tahap Terminasi
Perawat 2 : “ Ibu, kita sudah banyak berbagi informasi dan sharing masalah dan kebutuhan
ibu, nah sejauh ini apakah ibu sudah mengerti semua yang telah dijelaskan ?
Balqis : “ Iya sus, saya cukup paham”
Perawat 2 : “ Bu, yang paling terpenting ibu tetap semangat dan mau mengikuti segala proses
penyembuhan penyakit ibu ini, kami akan mendukung ibu agar dapat sembuh”
Balqis : “ Iya sus, saya akan terus semangat dalam menjalani pengobatan ini”
Perawat 2 : “ Nah bagus sekali ya bu, saya berharap ibu dapat memahami tentang penyakit
HIV/AIDS ini, kemudian dapat menerapkan pola hidup sehat dan cara mengurangi
penularannya”
Balqis : “baik sus, akan saya terapkan dalam kehidupan saya sehari-hari”
Perawat 2 : “ Ibu, apabila ingin konsultasi lagi mengenai penyakit ibu, bisa datang kemari lagi
dan akan dilayani dengan perawat yang bertugas disini”
Balqis : “ baik sus, terimakasih atas pelayanannya”
Perawat 2 : “ iya ibu, sama-sama”
Balqis : “ kalau begitu saya pamit pulang sus, terimakasih untuk sharing ilmunya, nanti
kalau saya ada kendala mengenai pengobatan, saya akan datang ke rumah sakit ini
lagi sus”
Perawat 2 : “baik bu, silahkan saja”
Balqis : “ baiklah, selamat pagi sus “
Perawat 2 & 1 : “ selamat pagi bu”

Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan dari roleplay ini bahwa komunikasi dalam konseling ini tidak terlepas
dari komunikasi terapeutik kepada klien, dimana konseling ini pada pasien post VCT positif HIV,
sehingga perawat dalam melakukan konseling kepada klien dapat memberikan dukungan
emosional agar klien tidak patah semangat dalam menghadapi penyakitnya, kemudian perawat
memberikan informasi tentang langkah yang dapat diambil klien, seperti penanganan dan
pengobatan yang perlu dijalani klien serta perawat dapat memberikan petunjuk kepada klien agar
senantiasa menjalani pola hidup sehat dan melakukan beberapa langkah pencegahan HIV agar
tidak menularkannya kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai