Anda di halaman 1dari 19

CONGESTIVE

HEART FAILURE
KELOMPOK 6
1. DEWI DIAH AQTIANI 6. REZA NURMALA
2. JOAPRIDIANSAH SARI
3. EKA NOVRIANTI 7. RUSTINI
4. LASRO THERESIA SIBURIAN 8. SUDIRAH
5. PUTRISION SIMAMORA 9. SUHARTINI
10. SYARBNI
11. TIALAWATI SIRAIT
Definisi

Congestive hearti failure merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan


dispnea, edema, dan kelebihan volume tubuh yang menyebabkan
hipertensi pulmonal sekunder, disfungsi jantung, dan peningkatan
tekanan vena sentral (Ramsdell et al., 2021). Congestive heart failure
didefinisikan sebagai penyakit kronis yang mempengaruhi bilik jantung
sehingga jantung tidak mampu memompakan darah secara optimal ke
seluruh tubuh (Jahmunah et al., 2019)

2
ETIOLOGI

Congestive heart failure disebabkan oleh


 Gangguan fungsional ventrikel kiri (LV)
 Kelainan struktur jantung, kelainan fungsional dan didukung oleh faktor pencetus seperti kasus infark miokard
penyakit arteri koroner lainnya. faktor predisposisi lainnya mendukung terjadinya gagal jantung kongestif yaitu
diabetes mellitus dan hipertensi yang tidak terkontrol (Ziaeian and Fonarow, 2016).
 Hipertensi, aritmia ataupun penyakit katup jantung yang tidak terkontrol ini akan menyebabkan jantung
mengalami kegagalan dalam pengisian darah ke ventrikel (Lind et al., 2021).

3
PATOFISIOLOGI
Tahap awal terjadinya CHF kegagalan mekanisme kompensasi untuk
mempertahankan curah jantung dan memenuhi kebutuhan sistemik, karena
meningkatnya tekananan pada miokardium menyebabkan kompensasi menjadi
gagal sehingga memperburuk kondisi tegangan pada dinding jantung.

Curah jantung menurun merangsang pelepasan epinefrin,


norepinefrin dan vasopresin. Mereka menyebabkan
vasokonstriksi sehingga terjadi peningkatan afterload
(Kemp and Conte, 2012)

Source : JAMA Cardiology


5
KOMPLIKASI
1. Penurunan kualitas hidup
2. penurunan kemampuan fungsional, penurunan berat badan,
disfungsi ginjal (kardiorenal) hinga disfungsi hati (kongesti
hepatik).
3. Kematian mendadak yang menjadi komplikasi potensial yang
bisa terjadi pada pasien.
4. Komplikasi pengobatan jika pasien mengalam kardiorenal
bisa terjadi meliputi kondisi hipotensi hingga infeksi
nasokomial karena terlalu sering dirawat di rumah sakit
Source : (Habal and Garan, 2017)

6
PENUNJANG

Pemeriksaan diagnostik meliputi :


1. Radiografi : untuk menilai derajat kongesti paru dan menentukan
apakah terjadi kardiomegali.
2. Ekokardiogarfi : untuk menilai apakah terjadi kelainan pada katup
jantung melalui penilaian sistolik dan diastolic. Selain itu, penilaian
ejection fraction menjadi penilaian penting untuk melihat
keteraturan denyut jantung.
3. Elektrokardiogram : untuk menilai gerakan dinding jantung dan
penebalan dinding

7
ANALISA KASUS
Pengkajian Pembahasan kasus dengan uraian sebagai berikut :
a. Identitas Klien Nama : Tn. M, Usia : 45 Tahun,
b. Status : Menikah
c. Riwayat Kesehatan
d. Keluhan Utama Sesak nafas dan batuk berdarah.
e. Riwayat penyakit sekarang Pasien mengeluhkan sesak napas yang timbul 1 hari
SMRS dan tidak BAK 2 hari.
f. Riwayat penyakit dahulu Pasien memiliki riwayat diagnosis CHF EF 21% CAD
Mitral Regurgitasi severe CKD
g. Pemeriksaan Diagnostik Hasil rontgen : CTR 56%, ECG : Sinus takikardia dengan
ST depresi di I, AVL.V6, EF 21%, Tekanan darah 98/56 mmHg, nadi 110 bpm,
h. Pemeriksaan tanda-tanda vital

8
Lanjutan
• Pemeriksaan Laboratorium AGD PH 7,46 PaCo2 35 mmhg, PO2 131 mmhg, HCO3 25,1
• Laboratorium darah prokalsitonin 2,41 ng/ml, laktat 1,6, Protein total 6,2 g/ul, albumin 2,9
g/ul, globulin 3,2 g/ul. Cultur specimen ETT tapylococus saprophyticus,.
• Terapi Farmakologi Levoploksasin 2 x 250 mg, Dobutamin 3 mikro/kgBB, Dopamin 3
mikro/kgBB, Triofusin 500 cc/24 jam.
• Penggunaan Alat a. Ventilator mode SIMV 8 terpasang denga FiO2 35%, RR 14%, Tidal
Volume 420 cc, P Peak 20 CmH2O, PEEP
• Respon pasien RR : 18x/I, Tidal Volume Ins 370-410, Minute volume 6840, SpO2 98%.

9
DIAGNOSA

1. Penurunan Curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard Data


Mayor : Pasien mengeluhkan sesak nafas, Takikardi ( BPM 110x/menit), Hasil EKG :
Sinus Takikardi Lead I AVL V6, ECHO : EF 21%, Rontgen : CTR 56% menunjukkan
adanya kongesti, TTV : TD 98/56 mmHg RR 18x/I
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler- alveolar
Data mayor : Pasien mengeluhkan sesak napas, pasien mengeluhkan batuk berdarah,
Hasil pemeriksaan AGD PH 7,46 PaCo2 35 mmhg, PO2 131 mmhg, HCO3 25
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan Infeksi saluran kemih Data mayor :
Pasien mengeluhkan tidak BAK 2 Hari, Hasil Laboratorium : ditemukan stapylococus
saprophyticus, laboratorium darah prokalsitonin 2,41 mg/ml
4. Resiko infeksi berhubungan dengan proses penyakit Data mayor : pasien terpasang
ventilator, hasil laboratorium ditemukan bakteri
10 stapylococus saprophyticus
INTERVENSI

Dx 1 : Penurunan Curah jantung berhubungan dengan perubahan


kontraktilitas miokard :

• Identifikasi penuruan curah jantung (ditandai oleh dyspnea, kelelahan


dan edema)
• Monitor keluhan nyeri dada pasien,
• Monitor tekanan darah dan status pernapasan pasien,
• periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat,
• edukasi dan bimbingan tentang pemantauan gejala di rumah
• kolaborasi farmakolog

11
INTERVENSI
Dx 2 : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane kapiler- alveolar :

 Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas,


 Monitor nilai AGD,
 atur posisi kepala 45-60o untuk mencegah aspirasi ,
 Periksa indikasi ventilator mekanik (kelelahan otok napas,disfungsi
neurologis),
 Monitor efek negative ventilator,
 Monitor gangguan mukosa oral ,
 Kolaborasi mode ventilator (control volume, tekanan, PEEP)

12
INTERVENSI

Dx 3 : Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan Infeksi


saluran kemih :

 identifikasi kebiasaan berkemih pasien,


 monitor eliminasi pasien,
 identifikasi faktor yang menyebabkan retensi urine,
 ajarkan pasien proses berkemih

13
INTERVENSI

Dx 4 : Resiko infeksi berhubungan dengan proses penyakit :

 Kaji tanda-tanda infeksi,


 monitor kerentanan infeksi terhadap pemasangan alat,
 monitor hasil laboratorium,
 kolaborasi pemberian antibiotic

14
IMPLEMENTASI
Dx 1 : Penurunan Curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas miokard

• Mengidentifikasi adanya penuruan curah jantung dengan tanda dyspnea,


kelelahan dan edema,
• Monitoring keluhan nyeri dada pasien,
• Monitoring tekanan darah dan status pernapasan pasien,
• Melakukan pemeriksaan tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum
pemberian obat,
• kolaborasi farmakologi bersama dokter dan apoteker : Dobutamin 3
mikro/kgBB, Dopamin 3 mikro/kgBB
• memberikan kepatuhan minum obat
• Evaluasi : Tidak ada dyspnea dan edemia, keluhan nyeri dada berkurang,
tanda-tanda vital normal 15
IMPLEMENTASI
Dx 2 : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler- alveolar

• Monitoring pernapasan pasien, b) Monitoring nilai AGD ,


• Memeriksa ventilator mekanik yang terpasang pada pasien (kelelahan
otok napas,disfungsi neurologis),
• Monitoring alarm ventilator,
• Melakukan perawatan mulut ,
• memberikan edukasi pada pasien menegani pembatasan cairan harian
hingga 2 L/hari
• Kolaborasi bersama dokter : penentuan mode ventilator (control volume,
tekanan, PEEP)
• Evaluasi : Hasil AGD normal, pernapasan teratur, pasien tidak
menggunakan ventilator 16
IMPLEMENTASI

Dx 3 : Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan Infeksi saluran kemih

• Mengkaji kebiasaan berkemih pasien selama di rumah,


• monitoring eliminasi pasien,
• mengidentifikasi faktor yang menyebabkan retensi urine,
• mengajarkan pasien proses berkemih
• Evaluasi : Pasien mampu berkemih dengan baik, pasien mengetahui penyebab
retensi urine

17
IMPLEMENTASI

Dx 4 : Resiko infeksi berhubungan dengan proses penyakit :

• Mengkaji tanda-tanda infeksi,


• monitoring kerentanan infeksi terhadap ventilator ,
• monitoring hasil laboratorium prokalsitonin,
• kolaborasi bersama dokter pemberian levoploksasin 2 x 250 mg
• Evaluasi : tidak ditemukan tanda-tanda infeksi pada system perkemihan
dan pemasangan ventilator, hasil laboratorium prokalsitonin dalam
rentang normal.

18
TERIMAKASIH

19

Anda mungkin juga menyukai