ABSTRAK
Gagal jantung akut menyebabkan kegagalan dari jantung untuk mendistribusikan darah keseluruh tubuh,
sehingga membutuhkan diagnosis dan terapi yang segera karena dapat mengancam nyawa. Gagal jantung akut
de novo adalah gagal jantung yang baru terjadi pertama kali. Studi kasus ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami gagal jantung akut de novo di ICCU. Terdapat tiga masalah
keperawatan yang menjadi fokus utama yang muncul, masalah pertama adalah penurunan curah jantung dengan
intervensi perawatan jantung akut dan terapi oksigen; kedua kelebihan volume cairan dengan intervensi
keperawatan manajemen hipervolemia, monitor cairan dan manajemen elektrolit; dan yang ketiga risiko
pendarahan dengan intervensi keperawatan pencegahan pendarahan.
ABSTRACT
Acute heart failure causes failure of the heart to distribute blood throughout the body, thus requiring prompt
diagnosis and treatment because it can be life threatening. Meanwhile, De Novo Acute Heart Failure refers to
heart failure that occurs for the first time. This case study aims to explain the nursing care provided for a patient
with De Novo Heart Failure at the ICCU. The initial examinations showed that there were three nursing
problems found. The first problem was decreased cardiac output with acute cardiac care interventions and
oxygen therapy. Then, there was an excess of fluid volume with hypervolemia management nursing plan,
monitor fluid, and electrolyte management. The third problem was the bleeding risk with a bleeding prevention
nursing interventions.
156
Studi Kasus. JIM FKep Volume I Nomor 3 Tahun 2022
157
Studi Kasus. JIM FKep Volume I Nomor 3 Tahun 2022
20 tetes/jam, heparin 500 iu, clopidogrel 75 menggunakan narasi dari hasil pengkajian,
mg/24 jam, meropenem 1 gr/8 jam, implementasi dan evaluasi.
pantoprazole 40 mg/8 jam, metil prednisolon
6 mg/12 jam, atrovastatin 40gr/hari, HASIL
furosemide 10mg/jam, codipront ekspektorat Berdasarkan hasil pengkajian fisik,
2x1, colcisin 2x1, ventolin /8jam, pulmicort observasi serta data penunjang menunjukkan
/12jam. Elektrokardiogram: sinus takhikardi 3 prioritas masalah:
dengan HR:107x/menit, Q patologis, infark Penurunan curah jantung
inferior. Hasil laboatorium rutin: hemoglobin Hasil pengkajian pasien mengeluh
13,6 g/dL, hematokrit 38%, eritrosit sesak napas, TD : 103/53 mmHg, HR:
4,7.106/mm3, trombosit 250.103/mm3, 106x/menit, RR: 25x/menit, terpasang NRM
leukosit 9,2103/mm3. Laboratorium: natrium 15L, SPO2 95%, CRT >2 detik, edema
130 mmol/dL, kalium 3,20 mmol/dL, Klorida perifer sinistra ekstremitas bawah, hasil
97 mmol/dL, kolesterol HDL 44 mg/dL, pemeriksaan gambaran EKG menunjukkan
kolesterol LDL 211 g/dL, albumin 3,38 g/dL, sinus takikardi, Q patologis, infark inferior.
asam urat 6,5 mg/dL. Equipment: Folley Penurunan curah jantug
Catheter (16), non rebreather mask (NRM) berhubungan dengan perubahan preload
15L. adalah ketidak adekuatan volume darah yang
Pengkajian komprehensif pada dipompa oleh jantung untuk memenuhi
pasien tidak terdapat nyeri dada, dan pasien kebutuhan metabolik tubuh, ditandai dengan
menyangkal memiliki riwayat hipertensi dan dispnea, edema perifer. Luaran yang
diabetes mellitus. Status neurosensori diharapkan pasien menunjukkan peningkatan
didapatkan GCS pasien 15 (composmentis), keefektifan pompa jantung, ditandai dengan
suhu tuhu 36,6̊C, dan pasien tidak memiliki distritmia tidak ada dan edema perifer tidak
masalah pada pendengaran dan penglihatan. ada. Luaran kedua adalah status sirkulasi
Status gastrointestinal didapatkan skore dengan kriteria hasil: tekanan darah normal,
penilaian nutrisi 5 yang berarti tidak perlu nadi normal, akral hangat, urin output normal
rujukan ke bagian ahli gizi. Status eliminasi dan saturasi oksigen (SPO2) dalam normal.
tampilan urin jernih, dengan produksi urin Intervensi perawatan yaitu
100 cc/jam dengan pasien terpasang kateter perawatan jantung akut. Aktivitas
ukuran 16. Integumen dan brader scale kulit keperawatan yang dilakukan monitor tanda-
utuh, warna kulit normal, tidak terdapat ruam tanda vital setiap jam, monitor distritmia
atau kemerahan dan tidak ikterik, nilai brader jantung setiap satu jam, monitor dysnea, dan
scale 18 (resiko rendah). Sehingga masalah kolaborasi pemberian terapi farmakologi
keperawatan yang menjadi fokus utama (heparin 500 iu/jam, clopidogrel 75 mg/24
adalah penurunan curah jantung, kelebihan jam, KSR 1200mg, methilprednisol 6 mg/12
volume cairan, dan risiko perdarahan. jam, atrovastatin 40 gr, codipront
Studi kasus ini di ruang ICCU yang ekspektorat, colcisin). Intervensi selanjutnya
dilakukan dari tanggal 2-4 Juni 2022, asuhan ialah terapi oksigen. Aktivitas keperawatan
keperawatan diawali dengan tahap yang dilakukan monitor saturasi osigen
pengkajian dan analisa data dengan cara setiap satu jam dan pemberian terapi oksigen
memaparkan fakta dan membandingkan NRM 15L.
dengan teori serta dituangkan ke dalam Hasil evaluasi hari ke 3 tidak adanya
pembahasan. Analisa yang diakukan perubahan yang signifikan dimana pasien
158
Studi Kasus. JIM FKep Volume I Nomor 3 Tahun 2022
159
Studi Kasus. JIM FKep Volume I Nomor 3 Tahun 2022
yang dilakukan oleh Ayu, Hartawan dan positif. Manajemen cairan adalah
Aryabiantara (2018) yang mengatakan meningkatkan keseimbangan cairan dan
bahwa penderita penyakit gagal jantung akut bertujuan untuk mencegah terjadinya
memerlukan kolaborasi pemberian heparin komplikasi yang diakibatkan oleh tingkat
karena kerja heparin digunakan untuk cairan tidak normal atau tidak diinginkan.
mencegah pembekuan darah, mencegah Implementasi yang telah dilakukan pada
terbentuk dan meluasnya trombus dan manajemen cairan adalah memantau
emboli. intake dan output pasien perjam serta
Intervensi yang belum tercapai pada kolaborasi pemberian terapi diuretik:
perawatan jantung akut adalah belum
furosemide 10 mg/jam. Pemantauan
dilakukannya revaskularisasi koroner yang
balance cairan bertujuan untuk menjaga
merupakan penyebab dari masalah
penurunan curah jantung. Sehingga
keseimbangan cairan tubuh pasien,
intervensi perawatan jantung akut perlu sedangkan pemberian terapi diuretik
dilanjutkan bertujuan untuk menghilangkan natrium
yang berlebih dalam tubuh pasien dengan
Terapi Oksigen masalah gagal jantung akut (Mullens,
Berdasarkan hasil evaluasi belum Damman & Harjola, 2019).
adanya perubahan yang signifikan dimana Implementasi lainnya yang telah
pasien masih merasakan sesak napas dan dilakukan yaitu memantau suara lapang
pasien mendapatkan terapi oksigen NRM paru pasien, dimana kegagalan ventrikel
15L. Terapi oksigen adalah pemberian
kiri dalam menerima darah dari atrium
oksigen dan pemantauan terhadap
kiri, sehingga pada kondisi ini
efektivitasnya. Implementasi yang telah
dilakukan pada intervensi terapi oksigen
menyebabkan tekanan diatrium
adalah monitor saturasi oksigen perjam, dan meningkat dan mengakibatkan aliran
pemberian terapi oksigen NRM 15L.. balik darah di vena pulmonalis ke paru-
Implementasi ini didukung oleh paru karena jantung tidak mampu
penatalaksanaa gagal jantung akut PERKI menyalurkan darah dengan baik yang
(2020) yang mengatakan pasien gagal akhirnya terjadi bendungan darah di paru-
jantung akut dianjurkan untuk pemberian paru yang menimbulkan penyumbatan
terapi oksigen yang bertujuan untuk aliran pada jaringan dan alveolus paru
meningkatkan ventilasi. Posisi pasien dalam sehingga terjadi edema paru. hal tersebut
keadaan fowler dengan posisi head tilt chin
sejalan dengan manajemen edema/
lift yang bertujuan agar jalan napas tetap
kongesti paru akut pada gagal jantung
terbuka sehingga pasien yang mengalami
dispnea yang disebabkan oleh penumpukan
akut berdasarkan (PERKI, 2020).
cairan yang ada di dalam paru-paru tetap
dapat mempertahankan ventilasi yang KESIMPULAN
optimal. Masalah keperawatan yang menjadi
fokus utama pada pasien yang mengalami
Manajemen Cairan gagal jantung akut de novo yaitu penurunan
Berdasarkan hasil evaluasi dengan curah jantung, kelebihan volume cairan dan
auskultasi lapang paru ronkhi, balance cairan risiko perdarahan dengan intervensi
perawatan jantung, terapi oksigen,
160
Studi Kasus. JIM FKep Volume I Nomor 3 Tahun 2022
REFERENSI
Aaronson, P. I., & Ward, J. P. (2010). At
a Glance: Sistem Kardiovaskular. (R.
Estikawati, Ed., & d. J. Surapsari, Trans).
Jakarta: Penerbit Erlangga
Devi Gusti Ayu, Hartawan, Aryabiantara I,
(2018). Profil Penggunaan Antikoagulan
Pada Pasien Kardiovaskular Yang
Dirawat Di Ruang Iccu Rsup Sanglah
Periode Januari 2016- Juni 2016
Isnaeni, N.N., Puspitasari, E., 2018.
Pemberian Aktivitas Bertahap Untuk
Mengatasi Masalah Intoleransi Aktivitas
Pada Pasien Chf. J. Manaj. Asuhan
Keperawatan 2
Isrofah, I., Indriono, A., & Mushafiyah, I.
(2020). Effectiveness of Giving Sleep
Positionof Semifowler on Sleep Quality
and Oxygen Saturation in Congestive
Hearth Faillure Patients. Jurnal Ilmiah
Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal.
10(4), 557-568
161