5 dapat pula terjadi pada tahap lanjut syok hipovolemik dan syok
septik. Hal-hal yang dapat menyebabkannya antara lain : iskemik,
hipertrofi ventrikel, kardiomiopati restriktif, syok hipovolemik dan syok
septik yang berlama-lama, kompresi eksternal akibat tamponade
jantung (3) Peningkatan afterload yang terlalu besar. Hal ini dapat
terjadi pada keadaan stenosis aorta, kardiomiopati hipertrofik,
koarktasio aorta, hipertensi maligna. (4) abnormalitas katup dan
struktur jantung. Hal ini dapat terjadi pada keadaan mitral stenosis,
endokarditis, regurgitasi mitral dan aorta, obstruksi yang disebabkan
oleh atrial myxoma atau thrombus, ruptur ataupun disfungsi otot-otot
papilaris, ruptur septum dan tamponade. (5) Menurunnya kontraktilitas
jantung. Hal ini terjadi pada keadaan, infark ventrikel kanan, iskemia,
hipoksia dan asidosis. Kegagalan ventrikel kanan dapat disebabkan
oleh berbagai peristiwa antara lain: (1) peningkatan afterload yang
terlalu besar misalnya, emboli paru, penyakit pembuluh darah paru
(hipertensi arteri pulmonalis dan penyakit oklusif vena), vasokonstriksi
pulmonal hipoksik, tekanan puncak akhir ekspirasi, fibrosis
pulmonaris, kelainan pernafasan saat tidur, PPOK. (2) Artimia.
Ventrikel takiaritmia sering berkaitan dengan syok kardiogenik.
Sementara bradiaritmia dapat menyebabkan atau memperburuk syok
yang disebabkan oleh etiologi lain. Sinus takikardia dan takiaritmia
atrial dapat menyebabkan hipoperfusi dan memperburuk syok.1,3
Penyebab syok kardiogenik dapat pula dibedakan berdasarkan infark
miokard akut atau non-infark miokard seperti berikut ini : Infark
miokard akutKegagalan pompa jantung Infark luas, > 40% ventrikel
kiri Infark kecil namun dengan riwayat disfungsi ventrikel kiri atau
riwayat infark sebelumnya Infark yang meluas Reinfark
Komplikasi mekanik Mitral regurgitasi akut akibat/disfungsi ruptur
otot papilari atau korda tendinea Defek septum ventrikel yang
disebabkan roleh ruptum septum intraventrikular Ruptur dinding
ventrikel kiriUniversitas Sumatera Utara
6 Tamponade perikard Infark ventrikel kanan Kondisi
lainKardiomiopati tahap akhir (end stage) Miokarditis Syok septik
dengan depresi miokard berat Obstruksi jalan keluar ventrikel kiri
Stenosis aorta Kardiomiopati obstruktif hipertrofik Obstruksi jalan
masuk (pengisian) ventrikel kiri Stenosis mitralMyxoma atrium kiri
Regurgitasi mitral akut (ruptur korda) Insufisiensi katup aorta
akutKontusio miokardial Bypass kardiopulmonari yang
berkepanjangan2Menentukan etiologi syok kardiogenik merupakan
suatu tantangan yang tidak mudah. Anamnese dan pemeriksaan klinis
dapat memberikan informasi penting dalam menentukan etiologi syok
kardiogenik. Misalnya, jika keluhan utama pasien yang masuk adalah
nyeri dada, maka hal yang dapat diperkirakan adalah adanya infark
miokard akut, miokarditis, atau tamponade perikard. Selanjutnya, jika
ditemukan murmur pada pemeriksaan fisik, maka dapat dipikirkan
kemungkinan adanya ruptur septum ventrikel, ruptur otot-otot
papillaris, penyakit akut katup mitral atau aorta. Adanya murmur pada
syok kardiogenik merupakan suatu indikasi untuk segera dilakukan
pemeriksaan echocardiography.1,3PatofisiologiSyok kardiogenik
merupakan akibat dari gangguan dari keseluruhan system sirkulasi
baik yang besifat temporer maupun permanen. Kegagalan ventrikel
kiri atau ventrikel kanan (akibat disfungsi miokardium) memompakan
darah dalam jumlah yang adekuat merupakan penyebab primer syok
kardiogenik pada infark miokard akut (gambar 1). Akibatnya adalah
hipotensi, hipoperfusi jaringan, serta kongesti paru atau kongesti vena
sistemik. Kegagalan ventrikel kiri
merupakan bentuk yang paling sering dari syok kardiogenik, namun
bagian lain dari sistem sirkulasi juga ikut bertanggung jawab terhadap
gagalnya mekanisme kompensasi. Kebanyakan abnormalitas ini
sifatnya reversibel sehingga bagi pasien-pasien yang selamat, fungsi
jantung mungkin masih dapat dipertahankan.8.9 Hipotensi sistemik,
merupakan tanda yang terjadi pada hampir semua syok kardiogenik.
Hipotensi terjadi akibat menurunnya volume sekuncup/stroke volume
serta menurunnya indeks kardiak. Turunnya tekanan darah dapat
dikompensasi oleh peningkatan resistensi perifer yang diperantarai
oleh pelepasan vasopresor endogen seperti norepinefrin dan
angiotensin II. Namun demikian gabungan dari rendahnya curah
jantung dan meningkatnya tahanan perifer dapat menyebabkan
berkurangnya perfusi jaringan. Sehubungan dengan itu, berkurangnya
perfusi pada arteri koroner dapat menyebabkan suatu lingkaran setan
iskemik, perburukan disfungsi miokardium, dan disertai dengan
progresivitas hipoperfusi organ serta kematian. Hipotensi dan
peningkatan tahanan perifer yang disertai dengan peningkatan PCWP
terjadi jika disfungsi ventrikel kiri merupakan kelainan jantung
primernya. Meningkatnya tekanan pengisian ventrikel kanan terjadi
jika syok akibat kegagalan pada ventrikel kanan, misalnya pada gagal
infark luas ventrikel kanan. Namun pada kenyataannya sebuah
penelitian SHOCK trial menunjukkan pada beberapa pasien post MI,
syok malahan disertai oleh vasodilatasi. Hal ini mungkin terjadi
sebagai akibat adanya respon inflamasi sistemik seperti yang terjadi
pada sepsis. Respon inflamasi akut pada infark miokard berkaitan
dengan peningkatan konsentrasi sitokin. Aktivasi sitokin
menyebabkan induksi nitrit oksida (NO) sintase dan meningkatkan
kadar NO sehingga menyebabkan vasodilatasi yang tidak tepat dan
berkurangnya perfusi koroner dan sistemik. Sekuens ini mirip dengan
yang terjadi pada syok septik yang juga ditandai dengan adanya
vasodilatasi sistemik.
Prognosis dan KomplikasiSyok kardiogenik merupakan penyebab
kematian tersering pada infark miokard akut. Tanpa penanganan yang
agresif dan ahli yang berpengalaman, mortalitas syok kardiogenik
Universitas Sumatera Utara
9 mencapai 70-90%. Kunci untuk mencapai prognosis yang baik
adalah, diagnose yang cepat, terapi suportif sesegera mungkin, serta
revaskularisasi arteri koroner secara tepat pada pasien yang
mengalami iskemik dan infark miokard. Mortalitas pasien-pasien yang
dirawat inap secara keseluruhan mencapai 57%. Pasien dengan usia
>75 tahun, mortalitas 64,1%. Mortalitas syok kardiogenik yang
disebabkan STEMI dan NSTEMI adalah sama. Infark yang melibatkan
ventrikel kanan memiliki prognosis yang lebih buruk. Prognosis
pasien-pasien yang berhasil selamatt dari syok kardiogenik belum
diteliti dengan baik namun mungkin lebih baik jika penyebab yang
mendasarinya berhasil dikoreksi dengan tepat.3 Namun penelitian
terbaru menunjukkan mortalitas syok kardiogenik di era modern saat
ini ≈ 50%. Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosisnya antara lain:
usia, tanda-tanda klinis hipoperfusi perifer, kerusakan organ
anoksik,LVEF, serta kemamuan pompa jantung. Mortalitas jangka
pendek dipengaruhi oleh data hemodinamik pasien sedangkan angka
keselamatanjangka panjang dapat dilihat pada tabel 1
Manifestasi KlinisSyok kardiogenik merupakan kasus
kegawatdaruratan. Penilaian klinis yang lengkap sangat penting untuk
mendapatkan penyebabnya dan menetapkan sasaran terapi untuk
mengatasi penyebabnya. Syok kardiogenik yang muncul akibat infark
miokard biasanya muncul setelah pasien masuk ke rumah sakit,
namun demikian, sebagian kecil pasien datang ke rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
11sudah dalam keadaan syok. Pada pasien terlihat tanda-tanda
hipoperfusi (curah jantung yang rendah) yang terlihat dari adanya
sinus takikardia, volume urine yang sedikit, serta ekstremitas dingin.
Hipotensi sistemik ( TDS < 90mmHg atau turunnnya TD < 30 mmHg
dari TD rata-rata) belakangan akan muncul dan meyebabkan
hipoperfusi jaringan.3,10Kebanyakan pasien yang datang dengan
infark miokard akut merasakan nyeri dada yangmuncul tiba-tiba
seperti diperas atau ditimpa beban berat di substernal. Nyeriini dapat
menyebar hingga ke lengan kiri atau leher. Nyeri dada bisa saja tidak
khas, terutama jika lokasinya hanya di epigastrium, leher atau lengan.
Kualitas nyerinya bisa seperti terbakar, seperti ditusuk-tusuk atau
seperti ditikam. Bahkan nyeri bisa saja tidak dirasakan pada pasien-
pasien diabetes dan usia tua. Gejala-gejala autonomik lain bisa juga
muncul seperti mual, muntah, serta berkeringat. Riwayat penyakit
jantung sebelumnya, riwayat penggunaan kokain, riwayat infark
miokard sebelumnya, atau riwayat pembedahan jantung sebelumnya
perlu ditanyakan. Faktor resiko penyakit jantung perlu dinilai pada
pasien yang disangkakan mengalami iskemik miokardial. Evaluasinya
antara lain mencakup riwayat hiperlipidemia, hipertrofi ventrikel kiri,
hipertensi, riwayat merokok, serta riwayat keluarga yang mengalami
penyakit jantung koroner premature. Keberadaan 2 atau lebih faktor
resiko meningkatkan kecenderungan suatu infark miokard.Gejala-
gejala lain yang berkaitan antara lain : diaphoresis, sesak nafas saat
beraktifitas, sesak nafas saat beristrahat. Presinkop, sinkop, palpitasi,
ansietas generalisata serta depresi.3,11Syok kardiogenik didiagnosa
jika ditemukan adanya disfungsi miokardium setelah mengeksklusikan
penyebab lain yang mungkin misalnya hipovolemia, perdarahan,
sepsis, emboli paru, tamponade perikard, diseksi aorta atau penyakit
katup jantung. Dikatakan syok jika terdapat bukti adanya hipoperfusi
organ yang dapat dideteksi pada pemeriksaan fisik. Adapun
karakteristik pasien-pasien syok kardiogenik antara lain :Kulit
berwarna keabu-abuan atau bisa juga sianosis. Suhu kulit dingin dan
bisa muncul gambaran mottled skin pada ekstremitas.Nadi cepat dan
halus/lemah serta dapat juga disertai dengan iramayang tidak teratur
jika terdapat aritmiaDistensi vena jugularis dan ronkhi basah di paru
biasanyaada namun tidak harus selalu. Edema perifer juga biasanya
bisa dijumpai.Suara jantung terdengar agak jauh, bunyi jantung III
dan IV bisa terdengarTekanan nadi lemah dan pasien biasanya
dalam keadaan takikardia
Tampak pada pasien tanda-tanda hipoperfusi misalnya perubahan
status mental dan penurunan jumlah urineMurmur sistolik biasanya
terdengar pada pasien dengan regurgitasimitral, murmur biasanya
terdengar di awal sistolDijumpainya thrill parasternal menandakan
adanya defek septum ventrikel.3,11Diagnosa diferensial yang mungkin
dipikirkan pada kasus syok kardiogenik antara lain 3 Sepsis
bakterialSyok septikSyok distributifSyok hemoragikInfark
miokardIskemik miokardRuptur miokardMiokarditisEdema paru
kardiogenikEmboli paru