Farmakokinetik
Absorpsi
Absorpsi fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum dan jejenum
proksimal; makin ke distal absorpsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah di absorpsi dalam
bentuk fero. Transportnya melalui sel mukosa usus terjadi secara transport aktif. Ion fero yang
sudah di absorpsi akan di ubah menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion feri akan
masuk kedalam plasma dengan perantara transferin, atau di ubah menjadi feritin dan di simpan
dalam sel mukosa usus. Secara umum, bila cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat
besi rendah, maka lebih banyak fe di ubah menjadi feritin. Bila cadangan rendah atau kebutuhan
meningkat, maka fe yang baru di serap akan segera di angkut dari sel mukosa ke sum-sum tulang
untuk eritropoesis.
Distribusi
Setelah di absorpsi, fe dalam tubuh akan di ikat dalam transferin ( siderofilin ), suatu beta
1-globulin glikoprotein, untuk kemudian di angkut ke beberapa jaringan, terutama ke sumsum
tulang dan depot fe
Metabolisme
Bila tidak digunakan untuk eritropoesis, fe meningkat suatu protein yang di sebut
apoferitin dan membentuk feritin. Fe disimpan terutama pada sel mukosa usus halus dan dalam
sel-sel retikuloendotelial ( di hati, limpa dan sumsum tulang ). Cadangan ini tersedia untuk di
gunakan oleh sumsum tulang dalam proses eritropoesis; 10% di antaranya terdapat dalam labile
pool yang cepat dapat dikerahkan untuk prose ini, sedangkan sisanya baru di gunakan bila labile
pool telah kosong. Besi yang terdapat dalam parenkim jaringan tidak dapat di gunakan untuk
eritropoesis.
Bila fe diberikan IV , cepat sekali di ikat oleh apoferitin ( protein yang membentuk feritin
) dan di simpan terutama di dalam hati. Sedangkan setelah pemberian per oral terutama akan di
simpan di limpa dan sumsum tulang. Fe yang berasal dari pemecahan eritrosit akan masuk ke
dalam hati dan limpa. Penimbunan fe dalam jumlah abnormal tinggi dapat terjadi akibat
transfusi darah yang berulang-ulang atau akibat penggunaan preparat fe dalam jumlah
berlebihan yang di ikuti absorpsi yang berlebihan pula.
Eksresi
Jumlah fe yang dieksresi setiap hari sedikit sekali, biasanya sekitar 0,5-1 mg sehari.
Ekskresi terutama berlangsung melalui sel epitel kulit dan saluran cerna yang terkelupas, selain
itu juga melalui keringat, urin, feses, serta kuku dan rambut yang di potong. Pada proteinuria
jumlah yang di keluarkan dengan urin dapat meningkat bersama dengan sel yang mengelupas.
Pada wanita usia subur dengan siklus haid 26 hari. Jumlah fe yang diekskresikan sehubungan
dengan haid di perkirakan sebanyak 0,5-1 mg sehari.
Indikasi
Sediaan fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan anemia defisiansi fe
penggunakan diluar indikasi ini, cenderung menyebabkan penyakit penimbunan besi dan
keracunan besi. Anemia defisiensi fe paling sering disebabkan oleh kehilangan darah. Selain itu,
dapat pula terjadi misalnya pada wanita hamil ( terutama multipara ) dan pada masa
pertumbuhan, karena kebutuhan yang meningkat. Banyak anemia yang mirip anemia defisiensi
fe. Sebagai pegangan untuk diagnostik dalam hal ini ialah, bahwa pada anemia defisiensi fe
dapat terlihat granula berwarna kuning emas di dalam sel-sel retikuloendotelial sumsum tulang
Efek samping
Efek samping yang paling sering timbul berupa intoleransi terhadap sediaan oral, dan ini
sangat tergantung dari jumlah fe yang dapat larut dan yang diabsorpsi pada tiap pemberian.
Gejala yang timbul dapat berupa mual dan nyeri lambung (± 7-20% ), konstipasi (± 10% ), diare
(± 5% ) dan kolik. Gangguan ini biasanya ringan dan dapat di kurangi dengan mengurangi dosis
atau dengan cara ini diabsorpsi dapat berkurang. Perlu diterangkan kemungkinan timbulnya
feses yang berwarna hitam kepada pasien.
Pemberian fe secara IM dapat menyebabkan reaksi lokal pada tempat suntikan yaitu
berupa rasa sakit, warna coklat pada tempat suntikan, peradangan lokal dengan pembesaran
kelenjar inguinal. Peradangan lokal lebih sering terjadi pada pemakaian IM dibanding IV , selain
itu dapat pula terjadi reaksi sistemik yaitu pada 0,5-0,8% kasus. Reaksi yang dapat terjadi dalam
10 menit setelah suntikan adalah sakit kepala, nyeri otot dan sendi, hemolisis, takikardia,
flushing, berkeringat, mual, muntah, bronkospasme, hipotensi, pusing dan kolaps sirkulasi,
sedangkan reaksi yang lebih sering timbul dalam ½-24 jam setelah suntikan misalnya sinkop,
demam, menggigil, rash, urtikaria, nyeri dada, rasa sakit pada seluruh badan dan ensefalopatia.
Reaksi sistemik ini lebih sering terjadi pada pemberian IV, demikian pula syok atau henti
jantung.
Dosis
Sediaan oral besi dalam bentuk fero paling mudah diabsorpsi maka preparat besi untuk
pemberian oral tersedia dalam bentuk berbagi garam fero seperti fero sulfat, fero glikonat, dan
fero fumarat. Ketiga preparat ini umumnya efektif dan tidak mahal. Tidak ada perbedaan
absorpsi di antar garam-garam fe ini. Jika da, mungkin disebabkan oleh perbedaan kelarutannya
dalam asam lambung. Dalam bentuk garam sitrat, tartrat, karbonat, pirofosfat, ternyata fe sukar
diabsorpsi: demikian pula sebagai garam feri ( Fe3+ ).
Jumlah elemen besi yang berasal dari berbagai preparat garam besi berbeda (table).Untuk
mengatasi defisiensi Fe dengan cepat umumnya dibutuhkan sekitar 200-400 mg elemen besi
selama kurang lebih 3-6 bulan.
Preparat Tablet Elemen besi tiap Dosis lazim untuk
tablet dewasa (∑tablet/hr)
Fero sulfat(hidrat) 325 mg 65 mg 3-4
Fero glukonat 325 mg 36 mg 3-4
Fero fumarat 200 m 66 mg 3-4
Fero fumarat 325 mg 106 mg 2-3
yang perlu diingat dalam meminum pil atau tablet Fe yaitu :
Per oral: untuk defisiensi B12 karena faktor asupan makanan: dewasa 50-150 mikrogram
atau lebih, anak 50-105 mikrogram sehari, 1-3x/hari
Injeksi intramuskular: dosis awal 1mg, diulang 10x dengan interval 2-3 hari. Dosis
rumatan 1 mg per bulan.
KOBAL
Kobal dapat meningkatkan jumlah hemotokrit, hemoglobin dan eritrosit pada beberepa
pasien dengan anemia refrakter, seperti yang terdapat pada pasien talasimea, infeksi kronik atau
penyakit ginjal,tetapi mekanisme yang pasti tidak diketaui. Kobal merangsang pembentukan
eritropoietin yang berguna untuk meningkatkan pengambilan Fe dalam sumsum tulang, tetapi
ternyata pada pasien anemia refrakter kadar eritropoietin sudah tinggi.Penyelidikan lain
mendapatkan bahwa Kobal menyebabkan Hipoksia intrasel sehingga dapat merangsang
pembentukan eritrosit.Sebaliknya, Kobal dalam dosis besar justru menekan pembentukan
eritrosit.
2. ERITROPOIETIN
Eritropoietin, suatu gliko protein dengan berat molekul 34-39 DA, merupakan factor
pertumbuhan hematopoietic yang pertama kali diisolasi.Eritropoietin merupakan factor
pertumbuhan sel darah merah yang diproduksi terutama oleh ginjal dalam sel peritubuler dan
tubuli proksimalis. Dalam jumlah kecil eritropoietin juga diproduksi oleh hati.untuk kepentingan
pengobatan eritripoietin diproduksi sebagai rekombinan eritropoetin manusia yang disebut
epoetin alfa. secara medis, obat antianemia yang mengandung EPO dapat meningkatkan daya
ingat.
Farmakodinamik
Eritroproetin,berinteraksi dengan reseptor eritropoietin pada permukaan sel induk sel
darah merah, menstimulasi poloferasi dan diferensiasi eritroit. Eritropoietin juga menginduksi
pelepasan retikulosis dari sumsum tulang. Eritrpoietin endogen diproduksi oleh ginjal sebagai
respon terhadap hipoksia jaringan. Bila terjadi Anemia maka eritropoietin diproduksi lebih
banyak olh ginjal, dan hal ini merupakan tanda bagi sumsum tulang untuk memproduksi sel
darah.
Farmakokinetik
Setelah pemberian intravena masa paru eritropoietin pada pasien gagal ginjal kronik
sekirar 4-13 jam. Eritropoietin yang dikeluarkan melalui dialisis. Darbopoietin alfa merupakan
eritropoietin bentuk glikolisasi memiliki masa paru 2-3 kali eritropoietin. Darbepoetin alfa
adalah bentuk sintetis dari eritropoietin. Ini merangsang eritropoiesis (meningkatkan sel darah
merah tingkat) dan digunakan untuk mengobati anemia , umumnya terkait dengan gagal ginjal
kronis dan kanker kemoterapi.
Indikasi
Eritropoietin terutama di indikasikan untuk anemia pada pasien gagal ginjal kronik. Pada
pasien ini pemberian eritropoietin umumnya meningkatkan kadar hematokrik dan hemoglobin,
dan mengurangi/menghindarkan kebutuhan transfusi. Peningkatan jumlah retikulosit umumnya
terlihat dalam sekitar 10 hari, dan peningkatan kadar hematokrik dan hemoglobin dalam 2-6
minggu. Pada kebanyakan pasien kadar hematokrik sekitar 35% dapat dipertahankan dengan
pemberian eritropoietin 50-150 IU/Kg secara intravena atau subkutan 3 kali seminggu.
Pemberian secara subkutan umumnya lebih disenangi karena absorpsinya lebih lambat dan
jumlah yang dibutuhkan berkurang 20-40%. Respons pasien dialisis terhadap pemberian
eritropoietin tergantung pada beratnya kegagalan ginjal, dosis eritropoietin dan cara pemberian,
serta keberadaan besi. Kegagalan respons paling sering disebabkan oleh adanya difisiensi, yang
dapat di atasi dengan pemberian preparat besi secara oral. Pasien yang mendapat eritropoietin
harus di monitor ketat, dan dosis perlu di sesuaikan agar peningkatan hematokrik terjadi secara
bertahap untuk mencapai 33-36% dalam waktu 2-4 bulan. Kadar hematokrit yang dicapai
dianjurkan tidak melebihi 36% untuk menghindari kemungkinan infark miokard.
Umumnya pasien anemia akibat gangguan primer atau sekunder pada sumsum tulang
kurang memberikan respons terhadap pemberian eritropoietin. Respons paling baik bila kadar
eritropoietin kurang dari 100 IU/L. Umumnya untuk pasien ini di butuhkan dosis lebih tinggi,
sekitar 150-300 IU/L tiga kali seminggu dan responsnya biasanya tidak terlalu baik.
Efek samping
Yang paling sering adalah bertambah beratnya hipertensi yang dapat terjadi pada sekitar 20-
30% pasien dan paling sering akibat peningkatan hematokrit yang terlalu cepat. Meskipun masih
kontroversial dilaporkan peningkatan tendensi trombosit pada pasien dialisis.
Adapun beberapa obat yang digunakan dalam pengobatan anemia, diantaranya sebagai
berikut :
1.IRON DEXTRAN ( imferon )
a.Indikasi
Intravena atau intramuskular suntikan dekstran besi yang ditunjukkan untuk perawatan
pasien dengan defisiensi zat besi yang tidak dapat diberikan secara oral.
b. dosis
Mengandung 50 mg fe setiap mL (larutan 5%) untuk penggunaan IM atau IV. Respons
terapeutik terhadap suntikan IM ini tidak lebih cepat dari pada pemberian oral. Dosis total yang
diperlukan dihitung berdasarkan beratnya anemia, yaitu 250 mg fe untuk setiap gram kekurangan
hb. Pada hari pertama disuntukkan 50 mg, dilanjutkan dengan 100-250 mg setiap hari atu
beberapa hari sekali. Penyuntikan dilakukan pada kuadran atas luar m. Gluteus dan secara dalam
untuk menghindari pewarnaan kulit.
Untuk memperkecil reaksi toksin pada pemberian IV, Dosis permulaan tidak boleh melebihi
25 mg, dan di ikuti dengan peningkatan bertahan untuk 2-3 hari tercapai dosis 100 mg/hari. Obat
harus di berikan perlahan-lahan yaitu dengan menyuntikkan 25-50 mg/ menit.
c.Efek samping
Efek samping yang harus dilaporkan kepada dokter atau ahli kesehatan sesegera mungkin:
reaksi alergi seperti ruam kulit , gatal atau gatal-gatal , pembengkakan wajah, bibir, atau
lidah
bibir biru, kuku, atau kulit
gangguan pernapasan
perubahan tekanan darah
nyeri dada
detak jantung cepat dan tidak teratur
perasaan pusing, atau jatuh pingsan
demam atau kedinginan
nyeri otot atau nyeri sendi
nyeri, kesemutan, mati rasa di tangan atau kaki
kejang
Efek samping yang biasanya tidak memerlukan perhatian medis (laporkan ke dokter atau ahli
kesehatan jika gejala menetap atau mengganggu):
diare
sakit kepala
iritasi didaerah suntikan
mual, muntah
sakit perut
2.ADFER
a.Kandungan
Fe glukonat 250 mg, Mangan sulfat 200 µg, Tembaga sulfat 200 µg,Vitamin C 50 mg, Asam
folat 1000µg, Vitamin B12 7,5µg, Sorbito l25 mg.
b.Indikasi
Anemia yang disebabkan kekurangan Fe, anemia akibat traumatik atau anemia
endogenik, anemia akibat perdarahan selama masa pertumbuhan, usia lanjut & masa
penyembuhan, kehamilan, menyusui, anemia yang disebabkan malnutrisi umum atau diet.
c.Kontra indikasi
Penumpukan Fe, gangguan penggunaan Fe.
d. Efek samping
Gangguan saluran pencernaan.
e. dosis
Dosis awal 1-2 kapsul sehari.
f.Penyajian
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan.
3.ARTOFERUM
a.Indikasi
Anemia (kekurangan zat besi) & sebagai sebuah pencegahan, pengobatan, dan sumber vitamin
dan mineral bagi negara-negara kekurangan.
b.Cara Penggunaan
1 kaplet sehari-hari, atau seperti yang ditentukan oleh dokter.
4.DASABION KAPSUL
KOMPOSISI
Tiap kapsul mengandung :
Besi (II) Fumarat 360 mg
Kalsium Pantotenat 20 mg
Asam Folat 1,5 mg
Vitamin B12 15 mkg
Vitamin C 75 mg
Vitamin D3 400 SI
Sorbitol 25 mg
DESKRIPSI
Dasabion mengandungBesi (II) Fumarat, Asam Folat dan Vitamin B12 yang sangat
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah. Karena anemia sering dijumpai pada wanita
hamil, maka zat-zat tersebut sangat dibutuhkan untuk pencegahan dan pengobatannya. Vitamin
C membantu mempertahankan zat besi dalam bentuk ferro agar tidak teroksidasi menjadi bentuk
ferri, sehingga lebih mudah untuk diabsorbsi untuk saluran pencernaan.
Vitamin D3 sangat dibutuhkan pada masa kehamilan, karena erat hubungannya dalam
proses pembentukan tulang. Kalsium Pantotenat merupakan prekursor koenzim A yang sangat
diperlukan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Sorbitol bersifat sebagai laksans,
dapat menetralisir konstipasi yang mungkin terjadi pada pemberian secara terus menerus.
INDIKASI
- Segala macam anemia
- Pada masa kehamilan
EFEK SAMPING
Nyeri pada saluranpencernaan disertai mual,muntah dan diare. Pemberian secara terus
menerus dapat menyebabkan konstipasi.
ATURAN PAKAI
Sehari 1 kapsul atau menurut petunjuk dokter
PERHATIAN
Pemakaian obat ini dapat menyebabkan fases berwarna hitam.
5. EMINETON
membantu mengurangi gejala anemia
a.Komposisi & Informasi nilai gizi
Takaran saji: 1 tablet (620 mg) Jumlah sajian per kemasan : 100 % AKG
Ferrous Fumarate 90 mg
Cupric Sulfate 0,35 mg
Cobaltous Sulfate 0,15 mg
Manganese Sulfate 0,05 mg
Pyridoxine Hydrochloride 0,192 mg
Cyanocobalamine 5 mCg
AscorbicAcid 60 mg
dl - a - Tocopherol Acetate 5 mg
FolicAcid 400 meg
Calcium Phosphate, Dibasic 60 mg
*AKG berdasarkan pada diet 200 Kcal Farmakologi :
EMINETON adalah tablet yang mengandung zat besi organik (Ferrous Fumarate) dalam
dosis terapeutik dengan kombinasi mangan, tembaga, asam askorbat, vitamin B, kalsium,
vitamin E dan asam folat, sehingga sangat membantu mempercepat proses pembentukan sel-sel
darah. Dapat digunakan untuk menghilangkan gejala anemia dan kurang gizi pada segala tingkat
usia.
b.Indikasi
Untuk membantu mengurangi gejala anemia karena kekurangan zat besi.
c.Efek samping
Pemakaian EMINETON secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan gastroenterik seperti
diare atau gastritis, mual dan muntah.
d.Peringatan dan perhatian
Ada kemungkinan timbul faeces berwarna hitam setelah makan obat ini.
e.Dosis dan cara pemakaian :
b.Dosis
Kecuali bila dianjurkan lain oleh dokter, satu kapsul tiap hari sesudah makan pagi - bila perlu
dapat sampai 2 kapsul tiap hari.
c.Kontra indikasi :
• Terapi besi kontra indikasi untuk pasien dengan iron storage disease atau pasien yang
oenderung kearali penyakit tersebut yang disebabkan oleh chronic hemolytic anemia
(seperti anomali keturunan dari struktur/sintesa hemoglobin dan/atau defisiensi enzim
darah merah).
• Anemia oleh kekurangan Piridoksina Hidroklorida.
• Sirosis hati.
d.Efek samping
INDIKASI
Dalam hal - hal yang tak memungkinkan penyunukan dengan preparat hati,
misalnya oleh karena terlalu peka. Sebagai tonikum umum untuk pertumbuhan anak -
anak yang tidak sehat.Sesudah mengalami berbagai penyakit infeksi dan dalam masa
sembuh dari suatu penyakit.
DOSIS
PENY1MPANAN :
Simpan pada suhu kamar (suhu di bawah 30°C),hindarkan dari cahaya dan
kelembaban.
NEOGOBION
komposisi
Fe Gluconate 250 mg
manganese sulfate 0.2 mg
tembaga sulfat 0.2 mg
vitamin C 50 mg
asam folat 1 mg
vitamin B12 7.5 mcg
INDIKASI
Anemia defisiensi Fe, suplemen selama hamil dan menyusui. Anemia disebabkan
haemorrhage (perdarahan), usia lanjut dan pemulihan kesehatan.
KONTRA INDIKASI
Akumulasi Fe, ketidakteraturan dalam memanfaatkan Fe.
PERHATIAN
Interaksi obat dengan tetrasiklin dan antasida.
EFEK SAMPING
Kelainan saluran pencernaan.
KEMASAN
kapsul 25 x 4's
DOSIS
1-2 kapsul sehari.
NONEMI
komposisi
BesiFumarat ...........................................................................................90 mg
TembagaSulfa
........................................................................................... 0,3 mg
t
............................................................................................
Kobalt Sulfat 0,5 mg
.
............................................................................................
Mangan Sulfat 0,15 mg
.
Vitamin B6 ............................................................................................10 mg
.
............................................................................................
Vitamin B12 10 mg
.
............................................................................................
Vitamin C 100 mg
.
............................................................................................
Asam Folat 1 mg
.
Kalsium ............................................................................................
60 mg
Fosfat dibase .
INDIKASI
Pencegahan & pengobatan anemia akibat kekurangan zat Besi & kekurangan Vitamin
B.
KEMASAN
Tablet 100 biji.
DOSIS
Sediaan: tablet tiamin hidroklorida 50 mg dan 100 mg, tablet vitamin B kompleks, injeksi
intramuscular potensi tinggi (Pabrinex im: isi vitamin C 500 mg, nicotinamide 160 mg,
pyridoxine HCl 50 mg, riboflavin 4 mg, tiamin HCl 250mg/7 ml), injeksi intravena potensi
tinggi (Pabrinex iv: isi vitamin C 500 mg, glukosa anhidrosa 1 g, nicotinamide 160 mg,
pyridoxine HCl 50 mg, riboflavin 4 mg, tiamin HCl 250mg/10 ml).
Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia. Di
dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim flavin mononukleotida
(flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD).
Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi.
Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan
glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku.
Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur,
dan susu. Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik,
mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan
Sinar dan iradiasi dapat merusak riboflavin. Hal inilah yang meyebabkan susu jarang dijual
dalam gelas transparan. Di sisi lain, riboflavin stabil terhadap panas, sehingga pemanasan tidak
akan merusaknya. Vitamin ini juga digunakan sebagai food additive, E101.
Kebutuhan
RDA untuk riboflavin adalah 0,6 mg/1000 kkal perhari. Jadi sekitar 1,2 mg perhari untuk
2000 kkal diet. Anak-anak dan wanita hamil membutuhkan tambahan riboflavin karena vitamin
ini penting untuk pertumbuhan.
Sumber-sumber utama
Susu dan produk-produk susu, misalnya keju, merupakan sumber yang baik untuk
riboflavin. Untuk itu ketersediaannya dalam makanan sehari-hari sangat penting. Hampir semua
sayuran hijau dan biji-bijian mengandung riboflavin; brokoli, jamur dan bayam merupakan
sumber yang baik.
Fungsi
Seperti halnya thiamin, riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu
enzim untuk menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh manusia. Riboflavin berperan
pada tahap akhir dari metabolisme energi nutrisi tersebut
Gejala kekurangan
Tidak ada penyakit yang berhubungan dengan kekurangan riboflavin. Kekurangan riboflavin
dapat menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah dan keretakan kulit dekat dengan sudut
mata dan bibir seperti halnya sensitivitas yang berlebihan terhadap sinar (photophobia) . Hal ini
dapat juga menyebabkan keretakan pada sudut mulut (cheilosis).
Dosis:
Terapi defisiensi vitamin B2, per oral: dosis dewasa dan anak hingga 30 mg sehari.
Pencegahan defisiensi vitamin B2, per oral: dosis dewasa dan anak 1-2 mg per hari.
Per oral: untuk defisiensi B12 karena faktor asupan makanan: dewasa 50-150 mikrogram
atau lebih, anak 50-105 mikrogram sehari, 1-3x/hari
Injeksi intramuskular: dosis awal 1mg, diulang 10x dengan interval 2-3 hari. Dosis
rumatan 1 mg per bulan.
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal,
vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan
bagian berminyak dari makanan. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena tidak larut
dalam air. Bagian berikut memberikan gambaran terperinci dari setiap vitamin jenis ini.
Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan
dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah
satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting
dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh
paparan panas, cahaya matahari, dan udara.
Kebutuhan
Sulit untuk menentukan jumlah kebutuhan vitamin A. Vitamin ini diproduksi dari dua
senyawa yang berbeda yang diubah di dalam tubuh menjadi vitamin A. Dalam sumber makanan
hewani, tersedia dalam bentuk retinol; dalam sumber makanan nabati berada dalam bentuk beta-
karoten, yang kurang efisien dibanding retinol untuk produksi vitamin A. Hal inilah yang mebuat
jumlah vitamin A yang disarankan diberikan dalam bentuk retinol ekivalen, RE. Jumlah vitamin
A yang direkomendasikan adalah 1000 mikro-gram RE perhari untuk pria dan 800 mikro-gram
untuk wanita.
Sumber-sumber utama
Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan pembawa vitamin A terbanyak. Sebagian
besar makanan yang mengandung vitamin A adalah yang berwarna cerah (meskipun tidak semua
makanan yang berwarna cerah mengandung vitamin A). Sayuran yang kaya akan vitamin A
adalah wortel, ubi, labu kuning, bayam dan melon. Susu, keju mentega dan telur juga
mengandung vitamin A.
Fungsi
Vitamin A penting untuk pemeliharaan sel kornea dan epitel dari penglihatan. Vitamin A
juga membantu pertumbuhan dan reproduksi tulang dan gigi. Selain itu vitamin A juga berperan
dalam pembentukan dan pengaturan hormon serta membantu melindungi tubuh terhadap kanker.
Gejala kekurangan
Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius. Hal ini biasanya
disertai kekurangan protein dan mineral seng. Vitamin A dapat disimpan didalam tubuh selama
setahun. Hal ini berarti bahwa gejala kekurangan tidak tampak segera setelah berhentinya
konsumsi dari vitamin ini. Bagaimanapun, jika hal ini tampak setelah waktu yang lama dari saat
tidak ada konsumsi, gejalanya mungkin sangat jelas dan berat.
Satu dari gejala pertama adalah kebutaan di malam hari. Jika kekurangan berlanjut, hal
ini juga dapat berperan dalam penurunan fungsi kornea dan menyebabkan kebutaan. Kekurangan
vitamin ini juga dapat mencegah pertumbuhan tulang, atau menyebabkan perubahan bentuk
tulang, membentuk celah dan kerusakan pada gigi dan terhentinya pertumbuhan sel-sel
pembentuk gigi. Anemia merupakan akibat yang lain. Sebagai tambahan, defisiensi ini
mempengaruhi sistem tulang dan syaraf, dan dapat mengakibatkan kelumpuhan.
Keracunan
Keracunan vitamin A terjadi pada saat protein yang mengikatnya telah terpenuhi
sehingga vitamin A yang bebas dapat menyerang sel-sel tubuh. Hal ini biasanya tidak terjadi jika
vitamin berasal dari makanan sehari-hari, tetapi hal ini dapat terjadi jika seseorang menggunakan
suplemen. Gejala-gejalanya adalah mual, muntah, nyeri pada perut, diare dan kehilangan berat
badan. Sistem syaraf dan otot juga bisa dipengaruhi, menyebabkan gejala seperti kehilangan
nafsu makan, sifat mudah marah, lelah, susah tidur, gelisah, sakit kepala dan lemah otot.
Vitamin D
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan
hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang
paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu
metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat
terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet).
Kebutuhan
Vitamin D mempunyai suatu karakteristik yang membedakannya dari vitamin yang lain
yaitu dapat diproduksi oleh sinar matahari. Hal ini berarti bahwa vitamin D dapat diperoleh
dengan penerpaan tetap sinar matahari secara teratur, dan tidak perlu tambahan konsumsi
vitamin D. RDA untuk vitamin D adalah 5 mikro-gram perhari.
o Untuk semua orang yang berusia dari 50-70 tahun dianjurkan 10 mikrogram sehari-hari (400 IU),
o For those who are over 70 years-old, 15 micrograms daily (600 IU) is suggested.Bagi mereka
yang berusia ≥70 tahun disarankan 15 mikrogram sehari-hari (600 IU).Some authors have
questioned whether the current recommended adequate levels are sufficient to meet
physiological needs, particularly for individuals deprived of regular sun exposure.
o Children older than one year should not exceed the "upper limit" (UL) of 50 micrograms (2,000
IU) per day; children younger than one year should not exceed the UL of 25 micrograms (1,000
IU) per day.Anak ≥1 tahun tidak boleh melebihi "batas atas" (UL) dari 50 mikrogram (2.000 IU)
per hari;Anak ≤ 1tahun tidak boleh melebihi dari 25 mikrogram UL (1.000 IU) per hari.
Meskipun jumlah vitamin D yang terbentuk meningkat sepanjang kulit terkena sinar
matahari, tetapi sinar matahari sendiri tidak dapat menyebabkan vitamin D sampai pada tingkat
keracunan.
Sumber-sumber Utama
Sumber-sumber makanan dari vitamin D adalah telur, hati dan ikan, seperti halnya susu
dan margarine yang diperkaya dengan vitamin D.
Fungsi
Vitamin D bekerja pada mineralisasi tulang dengan meningkatkan penyerapan kalsium
dan fosfor di dalam sistem pencernaan,sehingga kadarnya di dalam darah meningkat. Hal ini
dilakukan dengan mengambil kalsium dari tulang dan dengan mendorong penyimpanannya oleh
ginjal.
Gejala kekurangan
Penyebab kekurangan vitamin D sama dengan gejala kekurangan kalsium. Tulang tidak
dapat mengeras dengan cara biasa.Tulang dapat menjadi lemah seperti halnya tulang bengkok
akibat berat badan.Kekurangan vitamin D dapat juga menyebabkan kelainan bentuk dan rasa
nyeri pada lengan dan tungkai, punggung, torax (rongga dada) dan panggul. Kekurangan vitamin
D juga merusak sistem syaraf dan otot, yang menyebabkan kekejangan otot.
Keracunan
Kelebihan vitamin D menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium didalam darah. Kalsium
dapat membentuk batu ginjal. Kadar kalsium yang tinggi di dalam darah juga dapat
menyebabkan pembuluh darah mengeras, yang sangat berbahaya bagi arteri pada hati dan paru-
paru dan dapat berakibat fatal. Gejala tambahan dari keracunan vitamin D adalah kehilangan
nafsu makan, sakit kepala, lemah, lelah, dahaga yang berlebihan, sifat lekas marah dan lesu.
3. Vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari
jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi
paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam
tubuh sebagai senyawa antioksidan alami.
Kebutuhan
RDA untuk vitamin E adalah 10 mg perhari untuk pria dan 8 mg perhari untuk wanita.
Sumber-sumber utama
Vitamin E banyak tersedia dalam sayuran dan minyak biji-bijian, yang dapat ditemukan
dalam bentuk margarine, salad dressing, dan shortening. Minyak kacang dan minyak kulit
gandum mempunyai konsentrasi vitamin E yang tertinggi. Tingkat selanjutnya adalah minyak
jagung dan minyak biji bunga matahari. Satu sendok makan dari sumber tersebut mengandung
lebih dari RDA vitamin E. Sebaliknya, lemak hewani seperti butter dan susu hampir tidak
mengandung vitamin E. Hal ini karena vitamin E mudah rusak oleh pemanasan, maka akan lebih
baik memperolehnya dari makanan segar.
Fungsi
Seperti halnya vitamin C, Vitamin E juga merupakan antioksidan. Vitamin E membantu
menstabilkan membran sel, mengatur reaksi oksidasi dan melindungi vitamin A. Dalam
peranannya sebagai anti oksidan, vitamin E mempunyai pengaruh besar terhadap sel, seperti sel
darah merah dan sel darah putih yang melewati paru-paru.
Gejala kekurangan
Ketika kadar vitamin E dalam darah sangat rendah, sel darah merah dapat terbelah.
Proses ini disebut hemolisis eritrodit dan dapat dihindari dengan vitamin E. Kekurangan vitamin
E dapat berakibat pada sistem syaraf dan otot yang menyebabkan kelemahan, kesulitan berjalan
dan nyeri pada otot betis.
Keracunan
Keracunan dapat terjadi jika konsumsi berlebih, tetapi hal ini tidak mudah terjadi seperti
pada vitamin A dan D. Gejalanya adalah sakit kepala, lemah, lelah, pusing dan penglihatan tidak
normal.
Penelitian di Amerika Serikat yang melibatkan 77 ribu partisipan mengindikasikan bahwa
mengonsumsi 400 miligram per hari dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko kanker
hingga 28 persen, khususnya di antara para perokok. Hasil riset yang dipublikasikan dalam
American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine ini juga memberi peringatan akan
ancaman serupa dari beta-karoten bila dikonsumsi secara berlebihan.Peneliti menganjurkan,
asupan vitamin E sebaiknya tidak diperoleh dari obat-obatan sintetis. Untuk mendapatkan
manfaat terbaik, vitamin E sebaiknya diperoleh dari sumber alami seperti buah-buahan dan
sayuran.
Vitamin K
Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan
penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan
kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan.Selain itu, vitamin K juga berperan
sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat.
Kebutuhan
Kebanyakan sumber vitamin K didalam tubuh adalah hasil sintesis oleh bakteri di dalam
sistem pencernaan. Sumber vitamin K dalam makanan adalah hati, sayur-sayuran berwarna hijau
yang berdaun banyak, sayuran sejenis kobis (kol) dan susu.
Sumber-sumber utama
Sistem pencernaan dari manusia mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K,
yang sebagian diserap dan disimpan didalam hati. Tubuh perlu mendapat tambahan vitamin K
dari makanan.
Fungsi
Vitamin K merupakan kebutuhan penting untuk sintesis beberapa protein termasuk dalam
pembekuan darah. Vitamin K juga dibutuhkan untuk pembentukan tulang.
Gejala Kekurangan
Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku. Hal ini dapat
meyebabkan penyakit hemoragik. Bagaimanapun, jarang terjadi kekurangan vitamin K: hanya
bayi yang mudah mengalami hal tersebut. Hal ini karena sistem pencernaan bayi yang baru lahir
masih steril dan tidak mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K, air susu ibu
mengandung hanya sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi diberi sejumlah vitamin K saat
lahir.
Keracunan
Keracunan vitamin K terjadi hanya pada orang yang menerima pengganti vitamin K larut
air. Gejala-gejalanya adalah hemolisis sel darah merah, penyakit kuning dan kerusakan otak.
EFEK SAMPING VITAMIN
Penggunaan vitamin secara berlebihan, terutama untuk vitamin yang tidak larut dalam air
akan menimbulkan gejala-gejala hipervitaminosis, seperti yang ditunjukkan beberapa vitamin di
bawah ini:
1. Vitamin A
Penggunaan vitamin A 25.000 hingga 50.000 UI sehari pada anak-anak dapat
menimbulkan nyeri tulang, lesi kulit, rambut rontok, hepatosplenomegali, papiludem, perdarahan
dan kelemahan. Vitamin A memiliki efek kumulatif yang tinggi pada hati dan lemak.
Kebanyakan hipervitaminosis A terjadi akibat terlampau bersemangatnya para ibu memberikan
minyak ikan kepada anak-anaknya setiap hari karena percaya akan kemujarabannya.
2. Vitamin D
Hipervitaminosis D dimanifestasikan dalam bentuk hiperkalsemia, kalsifikasi ektopik
pada jaringan lunak, kelemahan, mengantuk, mual, nyeri abdomen, haus, konstipasi, kehilangan
berat hingga kerusakan ginjal. Pada orang dewasa amat berbahaya mengkonsumsi vitamin D
dengan dosis perhari di atas 10.000 UI lebih dari dua belas minggu. Hipervitaminosis D dapat
diatasi dengan penghentian pemberian vitamin D, diet rendah kalsium, minum banyak dan
pemakaian glukokortikoid untuk mengurangi absorpsi kalsium.
3. Vitamin E
Pemakaian vitamin E dengan dosis 400-800 unit perhari dapat menimbulkan kaburnya
penglihatan, pembesaran payudara pada wanita dan laki-laki, diare, pusing, gejala-gejala seperti
flu, sakit kepala, mual dan gejala kelemahan yang tidak lazim.
Pemakaian vitamin E dengan dosis lebih 800 unit perhari pada periode lama dapat
meningkatkan risiko perdarahan pada pasien yang mengalami vitamin K defisiensi, mengganggu
metabolisme hormon, imunitas dan fungsi seksual.
4. Vitamin C
Pemakaian vitamin C dosis tinggi dapat menimbulkan gangguan tidur, sakit kepala dan
gangguan pencernaan. Dosis di atas 4 gram sehari dalam waktu panjang, dapat meningkatkan
kadar oksalat di urin yang berperan dalam pembentukan batu oksalat. Diare juga sering terjadi
dengan dosis di atas satu gram sehari.
Pemakaian dosis tinggi vitamin C dapat menimbulkan batu ginjal pada individu-individu
tertentu. Pada individu dengan glucose 6-P defisiensi, krisis hemolitik dapat segera terjadi.
B.MINERAL
a.pengertian
Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam kehidupan alam maupun
dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan unsur penting dalam tanah, bebatuan, air dan
udara. Sekitar 50% mineral tubuh terdiri atas kalsium, 25% fosfor, dan 25% lainnya terdiri atas
mineral lain.
Perilaku mineral sering dipengaruhi oleh adanya kandungan makanan lain. Penyerapan
mineral diturunkan oleh serat dan perilaku besi, seng, dan kalsium menunjukkan bahwa antaraksi
terjadi dengan fitat. Fitat dapat membentuk senyawa kompleks yang tidak larut dengan besi dan
seng yang dapat mengganggu penyerapan kalsium dengan menimbulkan pengikisan pada protein
pengikat kalsium dan usus.
Mineral dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah yang diperlukan oleh tubuh,
antara lain:
a.Makromineral (Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium, Kalium, Klorida dan Sulfur).
b.Mikromineral (Zat besi, Seng, Tembaga dan Florida).
c.Ultrace mineral diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil (Yodium, Selenium,
Mangan, Kronium, Molibdenim, Baron dan Kobalt).
Mineral terdapat dalam makanan maupun dalam tubuh terutama dalam bentuk ion yang
dapat bermuatan positif/negative. Selain itu juga dapat merupakan bagian dari senyawa organik
yang berperan dalam metabolisme tubuh.
Selain dari makanan alami, mineral juga dapat diperoleh dalam suplemen atau pil.
Suplementasi mineral dapat dikonsumsi bila kebutuhan dari makanan tidak dapat terpenuhi. Di
daerah pegunungan dengan kandungan yodium yang rendah pada tanah dan airnya, sementara
bahan makanan sumber seperti ikan laut sulit didapat, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi
garam beryodium untuk menghindari efek yang tidak diinginkan dari kekurangan yodium jangka
panjang.
Sedangkan pada wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi bahan makanan sumber
kalsium di atas kebutuhan normal, selain untuk pertumbuhan bayi yang dikandungnya, juga
untuk menghindari berkurangnya kepadatan massa tulang dan gigi. Pada tubuh yang mengalami
infeksi sering dibutuhkan mineral seng yang lebih tinggi dari normal untuk mengoptimalkan
sistem kekebalan tubuh serta mineral selenium untuk membantu menetralkan radikal bebas yang
terbentuk lebih banyak pada infeksi.
b.Fungsi Mineral dalam proses biokimia pada bahan makanan.
1.Komponen penting senyawa dalam tubuh seperti Kalsium dan Fosfor sebagai penyusun
struktur tulang dan gigi.
2.Kofaktor/metaloenzim dalam reaksi biologis.
Mineral akan berkaitan dengan enzim tertentu dan mengaktifkan enzim yang
bersangkutan, sehingga berbagai reaksi biologis dalam tubuh dapat terus berlangsung. Selain itu,
mineral berkaitan dengan komponen protein dan mempengaruhi aktivitas protein yang
bersangkutan, yakni peran besi sebagai bagian dari hemoglobin pada sel darah merah.
3.Fasilitator penyerapan dan transport zat gizi.
Penyerapan dan transport beberapa zat gizi sangat bergantung pada beberapa mineral,
seperti sodium yang berperan penting dalam penyerapan karbohidrat dan kalsium yang
memfasilitasi penyerapan vitamin B12.
4.Menjaga keseimbangan asam-basa tubuh.
Sebagian besar reaksi kimia di tubuh dapat berlangsung bila keasaman cairan tubuh
sedikit di atas netral. Keasaman cairan tubuh sangat ditentukan oleh konsentrasi relative dari ion
H+ dan OH- . Beberapa mineral memiliki tendensi untuk berikatan dengan ion lainnya.
5.Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Mineral dalam bentuk ion mempunyai pengaruh besar terhadap perpindahan cairan tubuh
baik dari luar sel maupun inter sel ke pembuluh darah. Mekanisme ini secara keseluruhan turut
serta mengontrol keseimbangan cairan di seluruh tubuh sehingga proses metabolisme dapat terus
berlangsung.
6.Penghantar impuls saraf
Prinsip mekanisme ini adalah perpindahan ion mineral antar sel saraf di sepanjang
serabut saraf. Mineral yang berperan terutama adalah Natrium dan Kalium yang bekerja
menghantarkan impuls antar membran sel serta kalsium yang akan merangsang keseluruh saraf
untuk mengeluarkan molekul Neuro transmitter, mengikatnya dan menghantarkan ke sel saraf
lain.
7.Regulasi kontraksi otot
yakni mineral yang terdapat di antara sel yang berperan dalam aktifitas otot. Kontraksi
otot memerlukan ion kalsium dalam jumlah cukup. Sedangkan relaksasi otot dapat berlangsung
normal berkat aktivitas ion Natrium, Kalium dan Magnesium.
c.Jenis garam mineral yang dibutuhkan tubuh manusia
Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan dari konsumsi mineral, maka terdapat kadar
minimal dan maksimal konsumsi setiap jenis mineral. Adapun beberapa fungsi dan kegunaan
dari garam mineral, yaitu:
1. Yodium / Iodium / I
Zat mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas di pasaran,
namun tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung yodium. Yodium berperan penting
untuk membantu perkembangan kecerdasan atau kepandaian pada anak. Yodium juga dapat
membatu mencegah penyakit gondok, gondong atau gondongan. Yodium berfungsi untuk
membentuk zat tirosin yang terbentuk pada kelenjar tiroid.
2. Phospor / Fosfor / P
Fosfor berfungsi untuk pembentukan tulang dan membentuk gigi. Pentingnya peranan
mineral fosfor, menempati urutan kedua setelah kalsium dalam total kandungan tubuh.
Fosfor yang berbentuk kristal kalsium fosfat yang terdapat dalam tubuh sebanyak 80% berada
dalam tulang dan gigi.
Fungsi utamanya sebagai pemberi energi dan kekuatan untuk metabolisme lemak dan
pati, sebagai penunjang kesehatan gigi dan gusi, untuk sintesa DNA serta penyerapan dam
pemakaian kalsium.
Kandunagn fosfor dalam makanan banyak terdapat dalam makanan yang tinggi protein,
seperti ikan, ayam, daging, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, dan serelia atau gandum.
Kandungan fosfor dalam makanan olahan juga banyak seperti daging proses, roti, havermut atau
bahan makanan yang mengandung bahan makanan utama pengandung fosfor seperti disebutkan
diatas. Kebutuhan fosfor untuk anak-anak berfungsi untuk penunjang perkembangan disaat
pertumbuhan.
Kebutuhan fosfor bagi ibu hamil tentu lebih bnayak dibandingkan saat-saat tidak
mengandung, karena ibu hamil membutuhkan fosfor lebih banyak untuk tulang janinnya. Jika
intake kalsium kurang, janin akan mengambilnya dari sang ibu. Ini salah satu penyebab penyakit
tulang keropos pada ibu, kebutuhan fosfor akan terpenuhi apabila konsumsi protein juga
diperhatikan.
http://www.e-samarinda.com/forum/index.php?showtopic=1812
3. Cobalt / Kobal / Kobalt / Co
Cobalt memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah serta pembangun B.
4. Chlor / Klor / Cl
Chlor digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada lambung. HCl
memiliki kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung dan juga mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin.
5. Magnesium / Mg
Fungsi atau kegunaan dari magnesium adalah sebagai zat yang membentuk sel darah
merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.
6. Mangaan / Mangan / Mn
Mangan berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh kita dan sistem reproduksi.
7. Tembaga / Cuprum / Cu
Tembaga pada tubuh manusia berguna sebagai pembentuk hemoglobin pada sel darah merah.
8. Kalsium / Calcium / Ca
Kalsium atau disebut juga zat kapur adalah zat mineral yang mempunyai fungsi dalam
membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam vitalitas otot pada tubuh.
Fungsi Utama adalah dalam proses pembentukan tulang & gigi. Kalsium juga berperan
dlm tekanan darah & sistem hormonal. Kalsium meningkatkan kemampuan konsentrasi selama
hari-hari Pramenstruasi, saat perubahan hormonal dpt mempenaruhi suasana emosi.
Kebutuhan Kalsium meningkat pada fase pertumbuhan, u/ membangun sistem tulang yg
kuat. Juga masa Menopause, u/ mempertahankan kekuatan tulang & mencegah risiko
Osteoporosis.
Sumber dari makanan : Susu & produk olahannya (keju, yogurt); brokoli, & mustard hijau.
Kegunaan : Membantu pembentukan gigi & tulang, pembekuan darah pada luka, &
mempertahankan kesehatan fungsi syaraf & otot. Dosis RDA 1.000mg/hari.
http://zona-kedokteran.blogspot.com/2010/09/mineral-yg-dibutuhkan-tubuh.html
9. Kalium / K
Kalium kita butuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot jantung. Bersama dg Natrium,
Kalium adalah mineral utama yg dibutuhkan dalam kegiatan metabolisme tubuh. Kalium
berfungsi menjaga tekanan Osmotik cairan dalam sel, menjaga keseimbangan air tubuh,
mengatur fungsi normal jantung, sbg katalis karbohidrat, mengantar pesan syaraf ke otot,
menurunkan tekanan darah, mengirim Oksigen ke Otak, & membantu aktivasi reaksi Enzim.
Defisiensi Kalium dapat menyebabkan stress fisik & mental, Edema, serta hipoglikemia,
meskipun kalium biasanya bisa cukup diperoleh dari makanan.
Sumber dari makanan : Jeruk, semangka, tomat, sayur berdaun hijau, pisang, kentang,
kacang polong, susu, & daging.
Kegunaan : Untuk mempertahankan keseimbangan garam dan air dalam tubuh, & kesehatan
fungsi syaraf dan Otot. Dosis RDA 800 mg/ hari.
10. Zincum / Zinc / Seng / Zn
Seng oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon penting.
Selain itu zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis enzim, hormon dan aktifitas
indera pengecap atau lidah kita.
Seng adalah trace mineral yg berperan sbg Co-factor untuk berbagai enzim penting di
dalam tubuh yg berkaitan dg sistem kekebalan, pemeliharaan mata, indra rasa dan penciuman,
usaha menghambat virus, mengurangi resiko terjadi Kanker, menjaga sintesa protein &
pertumbuhan sel, mempertahankan elastisitas jaringan, mempercepat proses penyembuhan.
Defisiensi Zn mengakibatkan rusaknya fungsi indra & muncul gejala mudahnya kena infeksi,
menurunny kesehatan, berkurangny kepekaan thd rasa dan bau, serta penyakit kulit sperti
jerawat. Walaupun kekurangan asupan Zn sangat jarang terjadi, tetapi pd usia lanjut / stress,
penyerapan Zn oleh tubuh akan terganggu.
Sumber dari makanan : Kerang, tiram, ikan , daging merah, kacang-kacangan, biji-
bijian, & gandum.
Kegunaan : Dosis RDA 15 mg/ hari. Sebagai Anti-Oksidan u/ meningkatkan imunitas
dosis 25 mg/ hari.
11. Sulfur atau Belerang
Zat ini memiliki andil dalam membentuk protenin di dalam tubuh.
12. Natrium / Na
Natrium adalah zat mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk faram di dalam tubuh dan
sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf dan tekana osmosis pada sel yang menjaga
keseimbangan cairan sel dengan cairan yang ada di sekitarnya.
Kalsium 1000mg 1200mg Flour berperan untuk pembentuk lapisan email
Dosis
Gizi Gejala dan Penyakit
Beracun
Tidak ada efek samping dari pemberian oral pada dosis terapi
Biotin n/a
telah dilaporkan
Fluoride,
5 mg Fluorosis (bercak putih pada gigi), kelainan tulang.
kronis
Niacin (B3),
100 mg Transient pembilasan, sakit kepala, kram, mual, muntah
akut
Asam
Dosis Sesekali diare. Peningkatan kebutuhan untuk thiamin,
pantotenat
tinggi mungkin menyebabkan gejala-gejala kekurangan thiamin.
(B5)
Riboflavin B2) N / A Tidak ada efek racun telah dicatat. Lihat Thiamin.
Thiamin (B1) N/A Tidak ada efek toksik mencatat bagi manusia setelah
pemberian oral. Namun, karena B Vitamin yang saling
bergantung, lebih dari satu dapat menghasilkan kekurangan
orang lain.
Vitamin A,
2 juta IU Sakit kepala, mengantuk, mual, muntah
akut (dewasa)
Vitamin B12 Tidak ada efek samping dari pemberian oral telah dilaporkan.
N/A
(Cobalamin) (See thiamin) (Lihat thiamin)
Vitamin C,
10 gm Mual, diare, perut kembung
akut
Vitamin C, 3 gm Peningkatan oksalat kemih dan kadar asam urat dalam kasus
kronis yang jarang, gangguan pemanfaatan karoten, khelasi
(mengikat vitamin C dengan mineral) dan hilangnya resultan
dari mineral mungkin terjadi, penghentian tiba-tiba dapat
menyebabkan rebound kudis. Ginjal dan batu kandung
kemih, iritasi saluran kemih, meningkatnya kecenderungan
untuk darah menggumpal, kerusakan sel darah merah pada
orang dengan kelainan genetik tertentu yang umum (seperti
6-fosfat dehidrogenase kekurangan-glukosa, umum pada
orang asal Afrika), dapat menyebabkan kekurangan vitamin
B12.