Anda di halaman 1dari 32

POLTEKKES KEMENKES

BENGKULU

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIENCONGESTIVE
HEART FAILURE (CHF)

Muhammad Gilang Ilahi


Rada Fitriani Hersanti
M. Iqbhal Fadillah
Akbar Herlambang
Definisi Congestive Heart Failure (CHF)

Congestive Heart Failure (CHF) atau sering di sebut dengan gagal


jantung kongestif adalah keadaan dimana jantung tidak mampu
untuk memompakan darah yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi, sehingga penderita
biasanya akan mengalami sesak napas karena tidak ada oksigen
yang dapat di terima oleh tubuh. Istilah gagal jantung kongestif
lebih sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi
kanan (Brunner & Suddarth, 2017).
Klasifikasi
Klasifikasi Congestive Heart Failure (CHF) menurut (Suryajaya et al., 2014) dapat di
klasifikasikan sebagai berikut:

a.Kelas 1 yaitu tidak ada batasan: aktivitas fisik yang biasa tidak dapat menyebabkan seperti
dipsnea napas, palpitasi atau keletihan yang berlebihan.
b.Kelas 2 yaitu gangguan aktivitas ringan : merasa nyaman pada saat istirahat,tetapi aktivitas
biasa dapat menyebabkan timbulnya keletihan dan palpitasi.
c.Kelas 3 yaitu keterbatasan aktivitas fisik yang nyata : biasanya akan merasakan nyaman ketika
beristirahat, tetapi aktivitas berkurang dari biasa dapat menimbulkan gejala tertentu.
d. Kelas 4 yaitu tidak dapat melakukan aktivitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman: gejala
yang di temukan adalah pada saat sedang beristirahat dan ketidak nyamanan semakin bertambah
pada saat melakukan aktivitas.

2
Etiologi
Menurut(Rahmatiana & Clara, 2019) ada 6 macam penyebab dari CHF
adalah sebagai berikut :

• Kelainan pada otot jantung karena menurunnya kontraktilitas


pada jantung.
• Aterosklerosis coronera.karena terganggunya aliran darah ke
bagian otot-otot jantung.
• Hipertensi sistemik atau pulmonal dapat meningkatkan beban
kerja pada jantung
• Peradangan dan penyakit miokardium karena kondisi pada
serabut jantung rusak, menyebabkan kontraktilitas menurun.
• Faktor sistemik berperan pada perkembangan dan beratnya gagal
jantung meningkatnya laju metabolisme
07
Patofisiologi
Kekuatan jantung untuk merespon sters tidak mencukupi dalam
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Jantung akan gagal melakukan
tugasnya sebagai organ pemompa, sehingga terjadi yang namanya gagal
jantung Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme
respon primer yaitu meningkatnya aktivitas adrenergik
simpatis,meningkatnya beban awal akibat aktifitas neurohormon dan
hipertrofi ventrikel Mekanisme dasar dari gagal jantung adalah gangguan
kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari
curah jantung normal.
WOC

Oleh
Manifestasi Klinis
Menurut wijaya & putri (2013), manifestasi klinis congestive heart failure (CHF) adalah
sebagai berikut :

a. Gagal jantungkiri menyebabkan kongestif, dan gangguan pada mekanisme


control pernapasan di tandai dengan gejala :

• Dispnea
• Orthopnea
• Batuk
• Mudah lelah terjadi karenacurah jantung yang kurang.
• Suara nafas ronkhi.
• Nyeri dada
b.Gagal jantung kanan dapat menyebabkan peningkatan vena sistemik
dengan gejala:

• Oedema perifer
• Peningkatan berat badan
• Distensi vena jugularis
• Hepotemogali
• Ansietas
• Anoreksia
• Mual
Komplikasi
Komplikasi yang sering muncul pada pasien Congestive Heart Failure
(CHF) menurut Arif Muttaqin, 2014 yaitu :

• Pada pasien CHF biasanya akan menggalami edema paru akut karena
gagal jantung di bagian kiri.
• Syok kardiogenik terjadi karena gagal jantung kiri kongestif.
• Episode trimbolitik yang di sebabkan oleh imobilitas pada pasien dan
terjadilah gangguan sirkulasi dengan aktivitas.
• Efusi pericardial dan tamponade jantung yang di sebabkan karena
masuknya cairan ke dalam kantung pericardium,

04
Pemeriksaan Penunjang

• .Foto thorax : dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, edema


atau efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF.
• EKG: dapat menunjukan adanya takikardia, hipertrofi bilik jantung dan
iskemi (jika di sebabkan akut miocard infark), ekokardiogram.
• Pemeriksaan laboratorium: hiponatremia, hiperkalemia, pada tahap
lanjutan dari gagal jantung, blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin
meningkat, kemudian terjadilah peningkatan bilirubin dan enzim pada
hati.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien Congestive Heart Failure (CHF)menurut (Nurarif, Amin
Huda,dkk. 2015) adalah sebagai berikut :

• Dukung istirahat pasien untuk mengurangi beban kerja pada jantung.


• Meningkatkan kekuatan pada efisiensi kontraksi pada jantung dengan terapi
farmakologis
• Menganjurkan menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan
terapi diuretic diet dan istirahat yang cukup.

5
Penatalaksaan pasien Congestive Heart Failure (CHF) menurut Amin & Hardi, 2016 dibagi menjadi
beberapa bagian:

1. Terapi secara farmakologi, terapi yang biasa diberikan antara golongan diuretic,
angiotensin converting enzyme inhibitor, beta bloker,glikosida jantung, antagonis
aldosterone serta pemberian laksaria pada pasien dengan keluhan konstipasi.

2. Terapi non farmakologi, antara lain melakukan tirah baring, perubahan gaya hidup,
pendidikan kesehatan mengenai penyakit, prognosis, obat-obatan serta pencegahan
kekambuhan, monitoring pembatasan cairan (± 1200-1500 cc/hari) dan control faktor
resiko.

05
TINJAUAN KASUS

05
KASUS

Pasien bernama Tn. G berumur 65 tahun berjenis kelamin laki – laki dating ke Rumah Sakit Dr.
M Yunus Bengkulu pada tanggal 25 Januari 2024 pukul 20.00 WIB dengan keluhan mengeluh sesak
napas. Saat di IGD pasien mendapatkan terapi injeksi furosemide 2 amp, pemasangan infus (Nacl
0.9%), pemasangan kateter, Cek DL + KK, kapsul garam 3x1, acarbose, metformin 3x500mg,
injeksi novorapid 3x8 ui (SC), diit DM cardiovaskuler 1900 kalori, lalu pasien rawap inap di ICCU.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 26 Januari 2024 pukul 08.00 WIB pasien mengatakan
merasa sesak napas seperti ngos – ngosan, dengan TD: 110/76 mmHg, Nadi: 97x/menit, Suhu:
36.9o C, RR: 32-40x/menit, SpO2: 98%, terpasang nasal kanul 4lpm.

05
PENGKAJIAN

1.Quick Assesment
a.Airway
Kepatenan jalan napas: bebas, tidak ada sumbatan jalan napas
b.Breathing

Terdapat sesak nafas, batuk, frekuensi RR 32-40 x/mnt, SPO2 98%, terdapat penggunaan
otot bantu pernapasan, pola napas: takipnea, suara nafas : vesikuler, terdapat suara ronkhi.
c.Circulation

Irama jantung: reguler, bunyi jantung: S1 - S2 tunggal, akral: hangat, kering, merah, ictus
cordis: normal, CRT: < 2 detik, TD: 110/76 mmHg. Map: 87, tidak ada perdarahan, perfusi
kaki dingin sampai batas paha, kering, pucat, N: 97 x/menit, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4V5M6

05
d.Drugs

Pengobatan Saat Ini

edikasi Dosis Indikasi

Inj. Novorapid 3x8ui Untuk menurunkan gula darah 10- 20 menit setelah
disuntikkan kedalam tubuh.
Metformin 3x500mg Untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes

Aspilet 80mg 0-1-0 Analgesik, antipiretik, antiinflamasi dan anti-platelet.

Laxadin Syrup Syrup 3x1 Untuk mengatasi susah buang air besar (konstipasi)

Simarc Menghambat koagulasi dengan jalan mencegah reduksi vitamin


2mg 0-0-1 K secara enzimatik di dalam hati sehingga aktivasi faktor
pembekuan darah terganggu atau tidak terjadi
ISDN tab Untuk mencegah dan meredakan angina (nyeri dada) akibat
3x5mg penyakit jantung koroner
Furosemide Pump Membuang cairan berlebih di dalam tubuh
10mg/jam

Bisoprolol Untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi, angina


2.5mg 0-0-1 pektoris, aritmia, dan gagal jantung

Atrovastatin Untuk menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, serta


20mg 0-0-1 meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) di dalam darah

Infus NS lifeline Untuk mengganti elektrolit dan cairan yang hilang di


500cc intravaskuler
e.Equipment LABORATORIUM
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilaormal

DARAH LENGKAP Hemoglobin


15.20 13.2-17.3
 Terpasang alat bantu Hematokrit
45.20 40.0-52.0
napas O2 nasal 4 lpm Eritrosit
5.51 4.40-5.00
 Terpasang kateter Trombosit
222.00 150-400
PCT
 Terpasang infus 0.196 1.09-1.82
Leukosit
 Hasil 9.38 3.80-10.60
Neutrofil 7
50-70
Pemeriksaan Limfosit
1.90

25.00-40.00
Diagnostik GDS
19.00

KIMIA 242 74-106


KLINIK BUN
17 10-24
Kreatinin
1.19 0.6-1.5
Natrium
133.9 135-147
Kalium
4.89 3.0-5.0
Clorida
101.7 95-105
Normal : <5.7
IMUNOLOGI HbA1Cl 10.6
Prediabetes : 5.7-
6.4 05
Diabetes : >=6.5
RADIOLOGI

Foto thorax tanggal 19 Januari 2024, hasil :


Cardiomegali dan Congestive Pulmonum

EKG

TANGGAL HASIL

Sinus 90x/menit T
25 Januari 2023
inv V4-V6 LVH

05
ECHO
1.Moderate MR with dilatatlon annulus 8.Decreased RV Systolic Function
MV 9.LV Hypertrophy eccentric
2.Mild TR 10.Thrombus LV 2.2x2.0 cm, LVSEC +
3.Mild AR
11.Hypokinetic inferior (B-M-A), Inferoseptal
4.Mild PR
5.Diatatin of all cardiac chambers. (B-M), other segments Akineti
12.Normal Pericardium
6.Decreased LV Systolic Function 13.Intact IAS and IVS
(EF by Teich 13%, Mod A4C 18%,
Kesan :
Mod A2C 24%, Biplane 17%)
7.Decreased LV Diastolic Function
oICM
gr III oLV Thrombus
oModerate MR
05
oMild AR, TP, PR
Comprehensive Admission Assessment (Pengkajian Lengkap)

05
1.Past Medical History

 Keluhan Utama  Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan sesak nafas
Keluarga pasien mengatakan anggota keluarga yang lain juga
 Riwayat Keperawatan Dahulu
Pasien mengatakan bahwa mempunyai riwayat belum pernah yang mengalami sakit seperti ini. Tidak ada yang
penyakit dahulu yaitu CHF mengalami penyakit kronis seperti : TBC, DM, dan penyakit
+ DM sejak 5 tahun yang lalu (Obat yang jantung serta tidak mempunyai riwayat penyakit menular lainnya
dikonsumsi: metformin, glukos, acarbose 100mg,
furosemide, Niitrocaf, Clopidogrel 75/platogrix, 2.Social History
B.Concore 2.5mg). Pada tahun 2022 pasien MRS di
 Nama Pasien : Tn. G
Rumah Sakit Dr. M Yunus selama 4 hari karena ada
 Pekerjaan : Pegawai Swasta
pembengkakan pada jantung (CHF)  Umur : 65 Tahun
 Riwayat Kesehatan Sekarang  Pendidikan : S1
 Suku : Lembak
Saat pengkajian pada tanggal 25 Januari 2024
 Alamat : Jl. Timur Indah V
pukul 08.00 WIB pasien mengatakan merasa sesak
 Status Perkawinan Kawin
napas seperti ngos – ngosan, dengan TD: 110/76  Agama : Islam
mmHg, Nadi: 97x/menit, Suhu: 36.9o C, RR: 32- 
Berat badan terakhir : 66 Kg
40x/menit, SpO2: 98%, terpasang nasal kanul 4lpm
 Tinggi badan :169 Cm,
 IMT : 23.11 (N: 18.5-25) Normal
3.Psychosocial Assessment
Menarik diri, penurunan keikutsertaan dalam aktivitas,
gangguan komunikasi dan interaksi denganorang lain.
4.Spiritual
Pasien mengalami kesulitan untuk menjalankan ibadah
karena kondisi nya saat ini.

05
Pengkajian Fisik
A.Sistem Pernafasan C.Sistem Persarafan

a) Inspeksi : Bentuk normochest, pergerakan Kesadaran : composmentis, nilai GCS E4V5M6


simetrs, , terdapat retraksi dinding dada, RR - N-I:dapat mengidentifikasi bau
32- 40 x/menit, irama cepat - N-II: mata kiri melihat dengan baik
b) Palpasi : taktil premitus teraba simterits - N-III: pergerakan pupil simetris
c) Perkusi : Sonor
- N-IV: pergerakan pupil kanan-kiri
d) Auskultasi: Terdengar suara nafas ronkhi
- N-V: dapat membuka mulut, mengunyah
- N-VI: dapat menggerakan mata ke arah lateral
B.Sistem Kardiovaskular
- N-VII: dapat mengerutkan dahi, senyum simetris
- N-VIII: mendekatkan suara
e) Inspeksi : Ictus Cordis terlihat dan teraba di Intercosta 5-
6 garis aksila anterior sinistra - N-IX: dapat menelan
f) Palpasi : Nadi 97 x/menit, TD 110/76 mmHg - N-X: ada reflek muntah
g) Perkusi : Redup (dullnes) - N- XI: mampu menolehkan leher tanpa menggerakan bahu
h) Auskultasi: Terdengar Bunyi Jantung S1 dan S2 tunggal - N- XII: bicara normal, tidak ada nyeri tekan, reflek
cahaya kanan: - / kiri: +, reflek pupil kanan: - / kiri: 3
mm, reflek fisiologis : biceps (+), triceps (+), patela (+),
achiles (+), reflek patologis: tromner(-), babinski (-),
05
laseque (-), kernig(-).
D.Sistem Gastrointestinal
- Mulut
Mukosa bibir kering
- Abdominal
Inspeksi : Tidak ada luka atau lesi

Auskultasi : terdapat suara bising usus 21x/ menit Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi : terdengar suara timpani


- Bowel

Pasien BAB 1x sehari, dengan konsistensi lembek warna kuning kecoklatan, konsistensi lembek,
klien terpasang kateter dengan urin berwarna kuning jernih
- Sistem Endokrin

Klien tidak memiliki riwayat alergi obat atau makanan


- Sistem Integumen

Teraba hangat pada extremitas atas, edema tangan kanan kiri (+), edema kaki (+), terpasang infus di
tangan kanan.

05
Analisa Data
Data Senjang Etiologi Masalah
DS :
Pasien mengatakan merasa sesak Hambatan Pola Napas
DO : Uapaya Napas Tidak Efektif
- RR: 32-40 x/menit dengan penggunaan nasal
kanul 4lpm dan SpO2: 98%
- Pola napas: dyspnea
- Batuk (+)
- Terdapat otot bantu pernapasan
- Terdengar suara Ronkhi
- Pasien tampak lemah
- Terdapat retraksi dinding dada
- TTV
TD: 110/76 mmHg,
- N: 97x/menit

05
DS :
- Pasien mengatakan merasa sesak Perubahan Penurunan
- Pasien mengatakan dirinya batuk tapi Kontraktilitas Curah Jantung
tidak berdahak Jantung
DO :
- Decreased LV Systolic Function (EF by Teich
13%, Mod A4C 18%,
- Mod A2C 24%, Biplane 17%) –
- Kesimpulan ECHO : ICM, LV Thrombus,
Moderate MR, Mild AR, TR, PR
- Terdapat suara nafas tambahan: ronkhi
- Nadi : 97x/menit,
- RR : 32- 40x/menit,

TD : 110/76 mmHg

05
DS : Kelebihan Hipervolemia
- Pasien mengatakan sesak Asupan
DO : Cairan
- Edema anasarka (+)
- Hasilfoto thorax: Cardiomegali
dan Congestive Pulmonum
- CTR: 70%
- (jam 08.00-09.00 WIB)
Intake : 200cc Output :
150cc Balance cairan : -
50cc

05
Diagnosa Keperawatan

1.Pola napas tidak efektif b/d hambatan upaya napas


2.Penurunan curah jantng b/d perubahan kontraktilitas
3.Hipervolemia b/d kelebihan asupan cairan

05
Intervensi Keperawatan
INTERVENSI

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI) TUJUAN/KRITERIA HASIL (SLKI) RENCANA TINDAKAN (SIKI)

1. Pola napas tidak efektif b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan SIKI : Pemantauan Respirasi
hambatan upaya napas Observasi:
selama 3x24 jam, maka diharapkan pola napas
1. Monitor frekuensi, irama,
membaik. kedalaman dan upaya
2. napas
Dengan kriteria hasil:
3. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
 Dispnea menurun
hiperventilasi, kussmaul)
 Penggunaanotot bantu napas 4. Monitor tanda-tanda vital
menurun
Terapeutik :
 Pernapasan cuping hidung
menurun 5. Posisikan semi fowler atau fowler
6. Berikan oksigen, jika perlu
 Ortopnea menurun
7. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
 Frekuensi napas pasien
membaikKedalaman napas
membaik Kolaborasi :

8. Kolaborasi pemberian bronkodilator,


ekspektoran, mukolitik, jika perlu
05
2. Penurunan curah Setelah dilakukan SIKI: Perawatan Jantung
jantung b/d perubahan
kontraktilitas tindakan keperawatan
Observasi:
selama 3x24 jam maka,
diharapkan curah jantung 1. Monitor tekanan darah
meeningkat. 2. Monitor intake dan output cairan
3. Monitor saturasi oksigen
Dengan kriteria hasil :
1. Kekuatan nadi perifer Terapeutik :
2. Palpitasi menurun
3. Dispnea menurun 4. Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
4. Tekanan darah 5. Posisikan pasien semifowler atau fowler dengan kaki
membaik
ke bawah atau posisi nyaman
5. Bradikardia/takikardia
menurun
6. Gambaran EKG Edukasi :
aritmia menurun
6. Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Kolaborasi :
7. Kolaborasi pemberian antiplatelet

05
3. Hipervolemia b/d Setelah dilakukan tindakan SIKI: Manajemen Hipervolemia
kelebihan asupan Observasi :
cairan keperawatan selama 3 x 24
jam maka, diharapkan 1. Identifikasi tanda dan gejala hypervolemia (misal
keseimbangan cairan ortopnea, dyspnea, edema, JVP meningkat, suara
menigkat. napas tambahan)
Dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi penyebab hypervolemia
1. Edema menurun 3. Monitor status hemodinamik (misal frekuensi
2. Haluaran urin meningkat jantung, tekanan darah, MAP, CVP)
3. Tekanan darah membaik
4. Denyut nadi membaik Terapeutik :
5. Berat badan membaik
4. Batasi asupan cairan dan garam

5. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40O

Edukasi :
6. Ajarkan cara membatasi cairan
TERIMA KASIH

05

Anda mungkin juga menyukai