BENGKULU
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIENCONGESTIVE
HEART FAILURE (CHF)
a.Kelas 1 yaitu tidak ada batasan: aktivitas fisik yang biasa tidak dapat menyebabkan seperti
dipsnea napas, palpitasi atau keletihan yang berlebihan.
b.Kelas 2 yaitu gangguan aktivitas ringan : merasa nyaman pada saat istirahat,tetapi aktivitas
biasa dapat menyebabkan timbulnya keletihan dan palpitasi.
c.Kelas 3 yaitu keterbatasan aktivitas fisik yang nyata : biasanya akan merasakan nyaman ketika
beristirahat, tetapi aktivitas berkurang dari biasa dapat menimbulkan gejala tertentu.
d. Kelas 4 yaitu tidak dapat melakukan aktivitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman: gejala
yang di temukan adalah pada saat sedang beristirahat dan ketidak nyamanan semakin bertambah
pada saat melakukan aktivitas.
2
Etiologi
Menurut(Rahmatiana & Clara, 2019) ada 6 macam penyebab dari CHF
adalah sebagai berikut :
Oleh
Manifestasi Klinis
Menurut wijaya & putri (2013), manifestasi klinis congestive heart failure (CHF) adalah
sebagai berikut :
• Dispnea
• Orthopnea
• Batuk
• Mudah lelah terjadi karenacurah jantung yang kurang.
• Suara nafas ronkhi.
• Nyeri dada
b.Gagal jantung kanan dapat menyebabkan peningkatan vena sistemik
dengan gejala:
• Oedema perifer
• Peningkatan berat badan
• Distensi vena jugularis
• Hepotemogali
• Ansietas
• Anoreksia
• Mual
Komplikasi
Komplikasi yang sering muncul pada pasien Congestive Heart Failure
(CHF) menurut Arif Muttaqin, 2014 yaitu :
• Pada pasien CHF biasanya akan menggalami edema paru akut karena
gagal jantung di bagian kiri.
• Syok kardiogenik terjadi karena gagal jantung kiri kongestif.
• Episode trimbolitik yang di sebabkan oleh imobilitas pada pasien dan
terjadilah gangguan sirkulasi dengan aktivitas.
• Efusi pericardial dan tamponade jantung yang di sebabkan karena
masuknya cairan ke dalam kantung pericardium,
04
Pemeriksaan Penunjang
5
Penatalaksaan pasien Congestive Heart Failure (CHF) menurut Amin & Hardi, 2016 dibagi menjadi
beberapa bagian:
1. Terapi secara farmakologi, terapi yang biasa diberikan antara golongan diuretic,
angiotensin converting enzyme inhibitor, beta bloker,glikosida jantung, antagonis
aldosterone serta pemberian laksaria pada pasien dengan keluhan konstipasi.
2. Terapi non farmakologi, antara lain melakukan tirah baring, perubahan gaya hidup,
pendidikan kesehatan mengenai penyakit, prognosis, obat-obatan serta pencegahan
kekambuhan, monitoring pembatasan cairan (± 1200-1500 cc/hari) dan control faktor
resiko.
05
TINJAUAN KASUS
05
KASUS
Pasien bernama Tn. G berumur 65 tahun berjenis kelamin laki – laki dating ke Rumah Sakit Dr.
M Yunus Bengkulu pada tanggal 25 Januari 2024 pukul 20.00 WIB dengan keluhan mengeluh sesak
napas. Saat di IGD pasien mendapatkan terapi injeksi furosemide 2 amp, pemasangan infus (Nacl
0.9%), pemasangan kateter, Cek DL + KK, kapsul garam 3x1, acarbose, metformin 3x500mg,
injeksi novorapid 3x8 ui (SC), diit DM cardiovaskuler 1900 kalori, lalu pasien rawap inap di ICCU.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 26 Januari 2024 pukul 08.00 WIB pasien mengatakan
merasa sesak napas seperti ngos – ngosan, dengan TD: 110/76 mmHg, Nadi: 97x/menit, Suhu:
36.9o C, RR: 32-40x/menit, SpO2: 98%, terpasang nasal kanul 4lpm.
05
PENGKAJIAN
1.Quick Assesment
a.Airway
Kepatenan jalan napas: bebas, tidak ada sumbatan jalan napas
b.Breathing
Terdapat sesak nafas, batuk, frekuensi RR 32-40 x/mnt, SPO2 98%, terdapat penggunaan
otot bantu pernapasan, pola napas: takipnea, suara nafas : vesikuler, terdapat suara ronkhi.
c.Circulation
Irama jantung: reguler, bunyi jantung: S1 - S2 tunggal, akral: hangat, kering, merah, ictus
cordis: normal, CRT: < 2 detik, TD: 110/76 mmHg. Map: 87, tidak ada perdarahan, perfusi
kaki dingin sampai batas paha, kering, pucat, N: 97 x/menit, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4V5M6
05
d.Drugs
Inj. Novorapid 3x8ui Untuk menurunkan gula darah 10- 20 menit setelah
disuntikkan kedalam tubuh.
Metformin 3x500mg Untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes
Laxadin Syrup Syrup 3x1 Untuk mengatasi susah buang air besar (konstipasi)
25.00-40.00
Diagnostik GDS
19.00
EKG
TANGGAL HASIL
Sinus 90x/menit T
25 Januari 2023
inv V4-V6 LVH
05
ECHO
1.Moderate MR with dilatatlon annulus 8.Decreased RV Systolic Function
MV 9.LV Hypertrophy eccentric
2.Mild TR 10.Thrombus LV 2.2x2.0 cm, LVSEC +
3.Mild AR
11.Hypokinetic inferior (B-M-A), Inferoseptal
4.Mild PR
5.Diatatin of all cardiac chambers. (B-M), other segments Akineti
12.Normal Pericardium
6.Decreased LV Systolic Function 13.Intact IAS and IVS
(EF by Teich 13%, Mod A4C 18%,
Kesan :
Mod A2C 24%, Biplane 17%)
7.Decreased LV Diastolic Function
oICM
gr III oLV Thrombus
oModerate MR
05
oMild AR, TP, PR
Comprehensive Admission Assessment (Pengkajian Lengkap)
05
1.Past Medical History
05
Pengkajian Fisik
A.Sistem Pernafasan C.Sistem Persarafan
Auskultasi : terdapat suara bising usus 21x/ menit Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Pasien BAB 1x sehari, dengan konsistensi lembek warna kuning kecoklatan, konsistensi lembek,
klien terpasang kateter dengan urin berwarna kuning jernih
- Sistem Endokrin
Teraba hangat pada extremitas atas, edema tangan kanan kiri (+), edema kaki (+), terpasang infus di
tangan kanan.
05
Analisa Data
Data Senjang Etiologi Masalah
DS :
Pasien mengatakan merasa sesak Hambatan Pola Napas
DO : Uapaya Napas Tidak Efektif
- RR: 32-40 x/menit dengan penggunaan nasal
kanul 4lpm dan SpO2: 98%
- Pola napas: dyspnea
- Batuk (+)
- Terdapat otot bantu pernapasan
- Terdengar suara Ronkhi
- Pasien tampak lemah
- Terdapat retraksi dinding dada
- TTV
TD: 110/76 mmHg,
- N: 97x/menit
05
DS :
- Pasien mengatakan merasa sesak Perubahan Penurunan
- Pasien mengatakan dirinya batuk tapi Kontraktilitas Curah Jantung
tidak berdahak Jantung
DO :
- Decreased LV Systolic Function (EF by Teich
13%, Mod A4C 18%,
- Mod A2C 24%, Biplane 17%) –
- Kesimpulan ECHO : ICM, LV Thrombus,
Moderate MR, Mild AR, TR, PR
- Terdapat suara nafas tambahan: ronkhi
- Nadi : 97x/menit,
- RR : 32- 40x/menit,
TD : 110/76 mmHg
05
DS : Kelebihan Hipervolemia
- Pasien mengatakan sesak Asupan
DO : Cairan
- Edema anasarka (+)
- Hasilfoto thorax: Cardiomegali
dan Congestive Pulmonum
- CTR: 70%
- (jam 08.00-09.00 WIB)
Intake : 200cc Output :
150cc Balance cairan : -
50cc
05
Diagnosa Keperawatan
05
Intervensi Keperawatan
INTERVENSI
1. Pola napas tidak efektif b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan SIKI : Pemantauan Respirasi
hambatan upaya napas Observasi:
selama 3x24 jam, maka diharapkan pola napas
1. Monitor frekuensi, irama,
membaik. kedalaman dan upaya
2. napas
Dengan kriteria hasil:
3. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
Dispnea menurun
hiperventilasi, kussmaul)
Penggunaanotot bantu napas 4. Monitor tanda-tanda vital
menurun
Terapeutik :
Pernapasan cuping hidung
menurun 5. Posisikan semi fowler atau fowler
6. Berikan oksigen, jika perlu
Ortopnea menurun
7. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
Frekuensi napas pasien
membaikKedalaman napas
membaik Kolaborasi :
05
3. Hipervolemia b/d Setelah dilakukan tindakan SIKI: Manajemen Hipervolemia
kelebihan asupan Observasi :
cairan keperawatan selama 3 x 24
jam maka, diharapkan 1. Identifikasi tanda dan gejala hypervolemia (misal
keseimbangan cairan ortopnea, dyspnea, edema, JVP meningkat, suara
menigkat. napas tambahan)
Dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi penyebab hypervolemia
1. Edema menurun 3. Monitor status hemodinamik (misal frekuensi
2. Haluaran urin meningkat jantung, tekanan darah, MAP, CVP)
3. Tekanan darah membaik
4. Denyut nadi membaik Terapeutik :
5. Berat badan membaik
4. Batasi asupan cairan dan garam
Edukasi :
6. Ajarkan cara membatasi cairan
TERIMA KASIH
05