Anda di halaman 1dari 35

Askep pada lansia dengan chf

(congestive heart failure)

Kelompok 2 :

Arju Yudistira
Asmida Sari
Rena Yunita
Milda Sintia
Nabilah Putri
Hufaira​Wardani
Pengertian

 Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung


sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah
untuk metabolisme jaringan (Wijaya & Yessie, 2013). Gagal
jantung didefinisikan sebagai kondisi dimana jantung tidak
lagi dapat memompakan cukup darah ke jaringan tubuh.
Keadaan ini dapat timbul dengan atau tanpa penyakit jantung.
Gangguan fungsi jantung dapat berupa gangguan fungsi
diastolik atau sistolik, gangguan irama jantung, atau
ketidaksesuaian preload dan afterload. Keadaan ini dapat 10
menyebabkan kematian pada pasien (Santoso dkk,2007).
Gagal jantung adalah suatu kegagalan jantung dalam
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh
2
3
ETIOLOGI
1. Kelainan otot jantung Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan
otot jantung, menyebabkan menurunya kontraktilitas jantung. Kondisi yang
mendasari penyebab kelainan fungsi otot jantung mencakup aterosklerosis
koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi.

2. Aterosklerosis koroner Mengakibatkan disfungsi miokardium karena


terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis
(akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung)
biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.

3. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) Meningkatkan


beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut
otot jantung.
KLASIFIKASI
1. Gagal jantung akut-kronik
a. Gagal jantung akut terjadinya secara tiba-tiba, ditandai dengan penurunan kardiac output dan
tidak adekuatnya perfusi jaringan. Ini dapat mengakibatkan edema paru dan kolaps pembuluh
darah.
b. Gagal jantung kronik terjadi secara perlahan ditandai dengan penyakit jantung iskemik,
penyakit paru kronis. Gagal jantung kronik terjadi retensi air dan sodium pada ventrikel
sehingga menyebabkan hipervolemia, akibatnya ventrikel dilatasi dan hipertrofi.

2. Gagal jantung kanan-kiri


a. Gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel gagal untuk memompa darah secara adekuat
sehingga menyebabkan kongesti pulmonal, hipertensi dan kelainan pada katub aorta/mitral 12.
b. Gagal jantung kanan disebabkan peningkatan tekanan pulmo akibat gagal jantung kiri yang
berlangsung cukup lama sehingga cairan yang terbendung akan berakumulasi secara sistemik di
kaki, asites, hepatomegali, efusi pleura.
3. Gagal jantung sistolik-diastolik

a. Sistolik karena penurunan kontraktilitas ventrikel kiri sehingga ventrikel kiri tidak
mampu memompa darah akibat kardiak output menurun dan ventrikel hipertrofi.

b. Diastolik karena katidakmampuan ventrikel dalam pengisian darah akibat stroke


volume cardiac output turun. (Kasron, 2012) Menurut Wijaya & Yessie (2013),
klasifikasi Congestif Heart Failure (CHF) terbagi menjadi empat kelainan
fungsional :

1) Timbul sesak pada aktifitas fisik berat

2) Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang

3) Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan

4) Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat


MANIFESTASI KLINIS
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), klasifikasi gagal jantung menurut letaknya yaitu :

1. Gagal jantung kiri Kongestif paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena vetrikel kiri
tidak mampu memompa darah yang datang dari paru, sehingga 13 peningkatan tekanan dalam
sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Manifestasi klinis yang terjadi
pada gagal jantung kiri yaitu :

a. Dispnea

b. Batuk

c. Mudah lelah

d. Insomnia

e. Kegelisahan dan kecemasan


2. Gagal jantung kanan Kongestif jaringan perifer dan viscelar menonjol, karena
sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga
tidak dapat mengakomondasikan semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi
vena. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :

a. Edema ekstremitas bawah

b. Distensi vena leher dan escites

c. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena di hepar.

d. Anorexia dan mual

e. Kelemahan
PATOFISIOLOGI 
Kekuatan jantung untuk merespon sters tidak mencukupi dalam memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh. Jantung akan gagal melakukan tugasnya sebagai organ pemompa, sehingga terjadi yang namanya
gagal 14 jantung. Pada tingkat awal disfungsi komponen pompa dapat mengakibatkan kegagalan jika
cadangan jantung normal mengalami payah dan kegagalan respon fisiologis tertentu pada penurunan
curah jantung. Semua respon ini menunjukkan upaya tubuh untuk mempertahankan perfusi organ vital
normal. Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme respon primer yaitu meningkatnya
aktivitas adrenergik simpatis, meningkatnya beban awal akibat aktifitas neurohormon, dan hipertrofi
ventrikel. Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curah jantung
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh
tiga faktor yaitu perload (jumlah darah yang mengisi jantung), kontraktilitas (perubahan kekuatan
kontraksi yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung
dan kadar kalsium), dan afterload (besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa
darah melawan 15 perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol).
Apabila salah satu komponen itu terganggu maka curah jantung akan menurun. Kelainan fungsi otot
jantung disebabkan karena aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau
inflamasi. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggu alirannya
darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CONGESTIVE HEART
FAILURE (CHF) PADA LANSIA DI RSUD PARU

KASUS :

Klien mengatakan napasnya


Seorang lansia bernama Tn.S berusia 86 tahun, berjenis kelamin laki-laki.
sesak, Klien mengatakan pernah datang ke IGD tanggal 6 juli 2017 Pukul 13:00 WIB, Klien
merupakan klien rujukan dari RSUD Piru dengan keluhan sesak napas, GCS : 15 ( E4 M6
V5 ), RR : 27 x/menit, TD : 120/60 mmHg, P : 80 x/menit, T : C. Klien mengeluh sesak
napas kurang dari 1 minggu yang lalu, dan dirawat 3 hari dengan keluhan prostat.
Keluarga klien mengatakan klien tidak memepunyai obat dan klien jarang berobat .
Keluarga klien mengatakan klien pernah oprasi di bagian paha kanan terdapat benjolan ±
3 tahun yang lalu. Keluarga klien mengatakan tidak mempunyai riwayat peryakit
hipertensi tidak mempunyai riwayat peryakit DM, Asma, dan peryakit menular seperti
HIV, TBC, Hepatitis dll.
PENGKAJIAN GERONTIK
Pengkajian PSQI (kualitas tidur) : skore 6 (dimana pasien mengatakan kualitas tidurnya
terganggu karena sering merasa sakit di bagian dada terutama dimalam hari)

Pengkajian katz indeks : indeks katz A (mandiri )

Pengkajian screening fall fungsional reach (FR) test : lebih dari 6 inchi (tidak resiko jatuh)
 
1. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien

Nama : Tn.S

Umur : 86 Tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam

BB : 50 kg

No. Rekam Medik : 00334874

Tanggal Pengkajian : 11 juli 2017

Diagnosa Medik : CHF (Congestive Heart Failure)


2. Riwayat penyakit
Keluhan Utama : Klien mengatakan napasnya sesak.

3. Riwayat penyakit sekarang :


Klien mengeluh sesak napas tanggal 8 juli 2017 masuk ke ICU. Pada tanggal 11 juli 2017 klien masih mengeluh sesak
nafas dengan GCS : 15 ( E4 M6 V5 ), RR : 31, TD : 120/60 mmHg, MAP : 80 mmHg, Nadi : 85 x/m Suhu : 36 ºC, klien
terpasang Binasal kanul 4 L/m, dan terpasang Infus RL 20 tpm.

4. Riwayat penyakit dahulu :


Riwayat saat di IGD: Klien datang ke IGD tanggal 6 juli 2017 Pukul 13:00 WIB, Klien merupakan klien rujukan dari
RSUD Piru dengan keluhan sesak napas, GCS : 15 ( E4 M6 V5 ), RR : 27 x/menit, TD : 120/60 mmHg, Nadi : 80
x/menit, Suhu : 36 oC. Klien mengeluh sesak napas kurang dari 1 minggu yang lalu, dan dirawat 3 hari dengan
keluhan prostat.

5. Riwayat pengobatan: Keluarga klien mengatakan klien tidak mempunyai obat dan klien jarang berobat .
Riwayat penyakit sebelumnya: Keluarga klien mengatakan klien pernah oprasi di bagian paha kanan terdapat
benjolan ± 3 tahun yang lalu.

6. Riwayat penyakit keluarga : Keluarga klien mengatakan tidak mempunyai riwayat peryakit hipertensi tidak
mempunyai riwayat peryakit DM, Asma, dan peryakit menular seperti HIV, TBC, Hepatitis dll.
3. Pengkajian Kritis B6

a. B1 (Breathing)
B .TD : 120/60 mmHg
- RR : 27 x/m
- Map : 80 mmHg
- Binasal kanul 4 L/m
- N : 90 x/m
- Pergerakan dada simetris
- S: 36 ºC
 Napas spontan.
- akral dingin

- tidak terdapat sianosis.

- B2 (Blood)
c. B3 (Brain)

- Kesadaran CM, GCS : 15 ( E4 M6 V5 )

- KU lemah

- Pupil Isokor

- Rangsang cahaya : R : 2(+) L : 2(+)

- Gelisah

d. B4 (Bowel)
- Peristaltik usus 11 x/m
- Abdomen supel
- Mukosa bibir kering
- Tidak ada pembesaran hepar
- Tidak ada nyeri tekan di abdomen
d. B4 (Bowel)

- Peristaltik usus 11 x/m

- Abdomen supel

- Mukosa bibir kering

- Tidak ada pembesaran hepar

- Tidak ada nyeri tekan di abdomen

e. B5 (Bladder)

- Warna urin kuning dan masih sedikit

- Terpasang DC dengan produksi urin 50 cc

f. B6 (Bone)

- Kekuatan otot atas 5/5, bawah 5/5 ,

- Terdapat edema pada tungkai kaki kanan.


4. Pola fungsional

1. pola oksigenasi

Sebelum sakit : klien dapat bernafas secara normal tanpa alat bantu pernafasan.

Saat dikaji : klien mengeluh sesak nafas, RR: 27 x/menit, bernapas spontan, menggunakan binasal kanul 4l/m.

2. Pola nutrisi

Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan klien sebelum sakit makan sehari 3x sehari 900gr dengan nasi dan
lauk pauk, serta minum air putih ±8 gelas/hari 2500ml serta minum teh dan kopi.

Saat dikaji : klien mengatakan kurang nafsu makan dan hanya menghabiskan ½ porsi makanan RS.

3.Pola kebutuhan istirahat dan tidur

Sebelum sakit : Klien dapat beristirahat dengan nyenyak, tidur ± 5-6 jam

Saat dikaji : Klien gelisah dan hanya bisa tidur ± 5-6 jam
4. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan klien BAK 4-5 x/hari urin berwarna kuning jernih dan BAB 1 x/hari feses
berwarna kuning kecoklatan.
Saat dikaji : Klien sudah BAB 1x dipagi hari dan klien mengatakan tidak ada masalah saat BAB tetapi harus dibantu perawat
atau keluarga jika ingin ke kamar mandi.
5. Pola aktivitas
Sebelum sakit : Klien dapat beraktivitas tanpa bantuan orang lain.
Saat dikaji : Klien beraktivitas seperti biasa
6. Pola berpakaian
Sebelum sakit : Klien dapat berpakaian secara mandiri
Saat dikaji : Klien dalam berpakaian seperti biasa
7 Pola menjaga suhu tubuh
Sebelum sakit : Klien jika merasa dingin menggunakan selimut atau pakaian tebal serta minum air hangat, jika panas
memakai pakaian tipis dan menggunakan kipas angin
Saat dikaji : Klien menggunakan pakaian dari ruang ICU dan menggunakan selimut.

8. Pola personal hygiene

Sebelum sakit : Klien mandi 2x sehari dan menggosok gigi 2x sehari secara mandiri

Saat dikaji : Klien mandi seperti biasa


9. Pola Aman dan nyaman

Sebelum sakit : Klien merasa aman dan nyaman berada diantara keluarganya dan mampu mengindari dari
bahaya sekitar

Saat dikaji : Klien merasa aman dan nyaman

10. Pola komunikasi

Sebelum sakit : Klien mengatakan mampu berkomunikasi dengan baik di lingkungannya

Saat dikaji : Klien dapat berbicara dengan baik

11. Pola rekreasi

Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan klien senang berkumpul dengan keluarganya untuk berekreasi

Saat dikaji : Klien mengatakan senang berkumpul dengan keluarganya untuk berekreasi
12. Pola spiritual

Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan klien dapat beribadah sholat 5 waktu dan membaca Al- Quran

Saat dikaji : Klien dapat beribadah sholat 5 waktu dan membaca Al- Quran

5. Pemeriksaan umum

Keadaan Umum : Lemah

kesadaran : Compos Mentis GCS : 15 ( E4 M6 V5 )

TD : 120/60mmHg

MAP : 80 mmHg

N : 90 x/menit

RR : 27 x/menit

S : 36 ºC
a. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : mesoschopal, rambut beruban, tampak sedikit kotor.
2) Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid.
3) Mata : simetris, konjungtiva ananemis, sclera normal.
4) Telinga : simetris, tidak terdapat serumen.
5) Mulut : tidak ada stomatitis, gigi tampak sedikit kotor, gigi tampak mulai ompong
6) Dada

• Paru-paru Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi, terdapat retraksi dinding dada, Palpasi : Focal vremitus tidak
teraba, expansi dinding dada simetris, Perkusi : Sonor, Auskultasi : Bunyi paru vesikuler.

• Jantung Inspeksi : Ictus cordis normal terlihat Palpasi : Ictus cordis teraba di interkosta 4-5 Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 dan S2 reguler (lup dup)

• Abdomen Inspeksi : Supel, tidak ada lesi dan tidak ada bekas operasi Auskultasi : Bising usus 11 x/menit
palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan limpha perkusi : Timpani
7 ) Genetalia dan Rektum : Bersih dan tidak tampak kelainan

8 ) Ekstermitas :

Atas : Tidak ada edema.

Bawah : - Tungkai kaki kanan terdapat piting edema, terpasang infuse RL 20 tpm pada kaki kanan

6. Data Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

11 Juli 2017 Lekosit 11,53 H 3.8-10.6


Eritrosit 3.96 L 4.4-5.9 juta/L
Hematokrit 39.9 L 40-52
MCV 100.6 H 80-100
Trombosit 48 L 150-440

b. Pemeriksaan Lain-lain Hasil pemeriksaan

- Ro. Thorak : Cardiomegaly


7. Terapi
NO TANGGAL NAMA THERAPY DOSIS
1 Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr
Inj. Ciprofloxacin 2 x 200 mg
Inj. Metilprednisolone 2 x 62.5 mg
Inj. OMZ 2 x 1 ampul
Inj. Kalnex 3 x 500 mg
Curcuma 3 x 1
Antasida Syr 3 x 2
Lansoprazole 2 x 1
Concor 1 x 2.5

2 ISDN 2x½
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr
Inj. Ciprofloxacin 2 x 200 mg
Inj. Metilprednisolone 2 x 62.5 mg
Inj. OMZ 2 x 1 ampul
Inj. Kalnex 3 x 500 mg
2. ANALISA DATA
No TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH
1. 1/12/2019 DS : Klien mengatakan sesak nafas Perubahan Preload Penurunan curah
DO : jantung
- KU Lemah
- Pasien tampak susah bernafas
- Terdapat piting oedema pada tungkai dan
sudah sedikit mengempes - GCS : 15
- TTV : TD : 120/60 mmHg
MAP : 80 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 27x/menit
S : 36oC
- Thoraxs : tanggal 07 juli 2017 pulmo masih
tampak normal
cardiomegaly.

2. 1/12/2019 DS : Klien mengatakan sesak nafas Dipneu Pola nafas tidak


DO : efektif
- Pasien tampak susah bernafas,
RR : 27 x/m
- Tampak retraksi dinding dada
- Terpasang binasal kanul 4lpm
3. 1/12/201 DS : Klien mengatakan tidak tahu tentang Kurangnya Defisit pengetahuan
9 penyakit yang dideritanya. informasi tentang
DO : penyakitnya
- Klien dan keluarganya tampak bingung
- Klien dan keluarganya tampak bertanya-
tanya penyakit yang di derita klien.
4. 1/12/201 DS : klien mengatakan kurang nafsu makan Kurangnya Defisit Nutrisi
9 dan hanya menghabiskan ½ porsi makanan asupan makan
RS.
DO :
-klien tampak lemas dan lesuh
-KU : lemah
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan dipneu
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makan

26
4. INTERVENSI KEPERAWATAN

no Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1. Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan a. Posisikan semi fowler
jantung b.d keperawatan selama 3 x 12 jam, b. Monitor status pernafasan yang
Perubahan preload diharapkan tidak terdapat penurunan menandakan gagal jantung
curah jantung pada pasien, dengan c. Monitor BC
kriteria hasil : d. Monitor adanya perubahan TD dan
a. Vital sign batas normal berikan lingkungan yang tenang
b. Dapat mentoleransi aktifitas, tidak e. Monitor TTV
kelelahan f. Monitor adanya dyspnea
c. Tidak ada edema paru perifer dan g. Instruksikan pasien oksigen sesuai indikasi
tidak ada asites untuk istirahat total di tempat tidur
d. Tidak ada penurunan kesadara h. Atur periode latihan dan istirahat untuk
menghindari kelelahan
i. Anjurkan untuk menurunkan stres
j. Berikan terapi
k. Kolaborasi terapi obat diuretik dan
antibiotic dengan dokter
2. Ketidak efektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 a. Posisikan pasien semi fowler
pola napas b.d x 12 jam, diharapkan pola nafas pasien efektif, untuk memaksimalkan ventilasi
dipneu dengan dan pertahankan posisi pasien
kriteria hasil : b. Identifikasi pasien perlunya
a. Menunjukan jalan napas yang paten (klien tidak c. Auskultasi suara napas, catat
merasa tercekik, irama nafas, frekuensi adanya suara tambahan
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara d. Atur inteke untuk cairan
nafas abnormal) mengoptimalkan keseimbangan
b. Tanda-tanda vital dalam rentang normal e.Monitor vital sign
(TD,nadi,pernafasa n) f. Monitoring respirasi dan 02
c. Tidak menggunakan otot bantu pernafasan
3. Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 a. Kaji tingkat pemahaman
pengetahuan b.d x 30 menit, diharapkan defisiensi pengetahuan pasien dan keluarga tentang
kurangnya teratasi, penyakit
informasi tentang dengan kriteria hasil : b. Beritahu pasien dan keluarga
penyakit a. Pasien dan keluarganya mengerti akan pasien tentang informasi
penyakitnya penyakit : pengertian,
b. Pasien dan keluarganya penyebab, proses penyakit,
menyatakan pemahaman mengenai kondisi/proses tanda dan
penyakit dan pengobatan gejala dan pengobatan
c. Beri kan wa ktu kepada
pasien untu k mengaju kan
pertanyaan
d. Tekankan pentingnya terapi
diuretik dan antibiotik pada
4. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan a. Menimbang berat badan
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 30 menit, pasien
kurangnya asupan diharapkan defisiensi pengetahuan b. Monitor pertumbuhan dan
makan teratasi, perkembangan
dengan kriteria hasil : c. Tentukan banyaknya
Kesadaran umum normal penambahan berat badan
Nafsu makan Kembali meningkat selama periode
Makan 3x sehari antepartum
d. Monitor tugor kulit dan
mobilitas
e. Monitor adanya mual dan
muntah
f. Monitor diet dan asupan
kalori
g. Indentifikasi perubahan
nafsu makan dan aktifitas
sehari-hari

29
5. IMPLEMENTASI
TANGGAL DX IMPLEMENTASI RESPON ttd
WAKTU
1/12/2019 1 - Posisikan semi fowler - Klien kooperatif
08 : 00 - Monitor TTV - TD : 130/85 mmHg MAP : 100 mmHg N : 80
09 : 00 - Memantau TTV x/m RR : 26 x/m S : 36,3 ºC
11 : 00 - Berikan lingkungan yang - Klien kooperatif dan bersedia makan
12 : 00 tenang dan batasi sedikit demi sedikit
12 : 30 Pengunjung - TD : 110/80 mmHg
13 : 00 - Memberikan obat oral MAP : 90 mmHg
13 : 30 - Tingkatkan istirahat N : 80 x/m
  RR : 25 x/m
  S : 36 ºC
- Keluarga kooperatif
- Curcuma 1 tablet Antasida syr 2 sendok
 
2 -Posisikan semi fowler Klien kooperatif
- Monitor TTV - TD :110/75 mmHg
15 : 30 -penuhi kebutuhan 02 tubuh dan untuk MAP : 87 mmHg
  menghindari kelelahan N : 75 x/m
 17 : 00 - Menyeka pasien RR : 22 x/m
    S : 36,5 ºC
17 : 00 - Memberikan obat injeksi - Klien kooperatif dan
  - Menghitung BC : Input - Inj. Kalnex 500 mg
 17 : 05 -output = (400+250)-(50+310) = 700 – 360 Inj. Ceftriaxon 1 gr
18 : 00 = +340 cc/10 jam Inj. Ciprofloxacin 200 mg
Inj. Methilprednisolon 62,5 mg Inj.
Omeprazole 1

2/12/20 3 - kaji pemahaman pasien dan keluarga -Pasien dan keluarga kooperatif dan tampak
19 pasien tentang penyakit yang di derita sudah begitu paham tentang penyakit
08 : 00 pasien - Pasien dan keluarga kooperatif
09 : 00 - Melakukan kontrak waktu dengan pasien
11 : 00 dan keluarga untuk melakukan edukasi
tentang penyakit Congestive Heart
Vailure (CHF)
2/12/20 4 a. Timbang berat badan pasien Nafsu makan Kembali meningkat
19 b. Monitor pertumbuhan dan perkembangan Makan 3x sehari
c. Tentukan banyaknya penambahan berat
badan selama periode antepartum
d. Monitor tugor kulit dan mobilitas
e. Monitor adanya mual dan muntah
6.EVALUASI
tanggal dx soap ttd
1/12/2019 1 S : Klien mengatakan masih sesak napas
0 : - KU cukup - Kesadaran CM
GCS : 15 E4 V5 M6
- TTV : TD : 120/60 mmHg
MAP : 80 mmHg N : 85 x/menit
RR : 28 x/menit
S : 36,4 ºC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Pantau vital sign
- pantau penurunan kesadaran

1/12/2019 2 S : Klien mengatakan masih sesak napas


0 : TTV :
TD : 120/60 mmHg
MAP : 80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 28 x/menit
S : 36,4 ºC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Pantau vital sign
- Pantau irama dan suara nafas tambahan
5/12/2019 3 S : Klien dan keluarga klien mengatakan sudah tentang penyakit
0:
- Keluarga klien dan klien dapat menjawab dan menjelaskan
pertanyaan yang di ajukan oleh perawat
- Keluarga klien kooperatif mau bertanya tentang penyakit yang
di derita klien
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
5/12/2019 4 S : Klien dan keluarga klien mengatakan sudah mulai nafsu
makan
0:
-kesadaran umum normal
-nafsu makan normal
-makan 3X sehari
-klien menghabiskan makanan RS dalam porsi besar
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
TERIMA KASIH
Ada yang ingin bertanya ???

Anda mungkin juga menyukai