Anda di halaman 1dari 18

 

ASUHAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS DIARE
 
KELOMPOK 5 :
 
1. NUR KHADIJAH
2. SARI YANTI
3. SINTIA REZA
4. SITI KHODIJAH
5. VINCENCIA SHEILA MARLINTO MANAO
6. ELVIA YULANDA SARAGIH
Definisi Diare

• Diare adalah kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering
(biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
• Menurut Depkes RI, 2005 diare merupakan penyakit yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia,
di sebabkan karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare
adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering
(biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011 ).
Etiologi Diare
• Diare disebabkan oleh sejumlah organisme bakteri, virus dan parasit yang sebagian
besar disebarkan oleh air yang tercemar feses. Infeksi lebih sering terjadi ketika
sanitasi yang buruk dan kebersihan air yang aman untuk minum, memasak dan
membersihkan kurang memadai.
• Rotavirus dan Escherichia coli adalah dua agen etiologi paling umum dari
penyebab diare sedang hingga berat di negara-negara berpenghasilan rendah.
Patogen lainnya seperti spesies cryptosporidium dan shigella mungkin juga
penyebab dari infeksi diare. Pola etiologi spesifik lokasi juga perlu
dipertimbangkan.
• Penyebab diare selanjutnya yaitu kekurangan gizi. Anak-anak yang meninggal
akibat diare sering menderita kekurangan gizi yang membuat mereka lebih rentan
terhadap diare.
Patofisiologi Diare
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga
timbul diare). Selain itu, menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga
sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian menjadi diare. Gangguan motilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit
(dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik dan
hypokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia, dan gangguan
sirkulasi darah (Zein dkk, 2004). Mekanisme terjadinya diare dan termasuk juga peningkatan
sekresi atau penurunan absorpsi cairan dan elektrolit dari sel mukosa intestinal dan eksudat
yang berasal dari inflamasi mukosa intestinal (Wiffen et al, 2014). Infeksi diare akut
diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non-inflamasi dan diare
inflamasi. Diare inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitoksin di kolon dengan manifestasi
sindrom disentri dengan diare disertai lendir dan darah.
Pembahasan Kasus
• Seorang perawat komunitas melakukan pengkajian keperawatan komunitas melalui observasi
langsung ke sebuah sekolah dasar (SD). Saat jam istirahat anak-anak menyerbu pedagang kaki
lima untuk jajan, terlihat anakanak tersebut tidak mencuci tangannya sebelum dan sesudah makan
jajanan. Mayoritas pedagang kaki lima berada diluar pagar sekolah dan dipinggir jalan raya.
Tempat pedagang kaki lima berjualan makanan tampak kotor dan makanannya terpapar langsung
dengan debu jalanan. Jenis jajanan yang paling banyak dijual adalah cilok, kue-kue, dan baso
goreng dengan saus warna merah terang, minuman yang dijualpun beraneka warna yang
mencolok. Warung sekolah ada dua kios kecil, namun hanya menyediakan jajanan kering
gorengan saja. Tempat cuci tangan yang disediakan sekolah hanya ada 1 keran air tanpa sabun.
Dan di sekolah tersebut sudah ada promosi kesehatan, tetapi kurikulumnya tidak berjalan dengan
baik, dikarenakan kekurangan tenaga kerja. Selain itu, banyak siswa yang mengeluh sulit
menyeberang jalan karena kendaraan yang lewat banyak. Tidak ada petugas yang menyeberangkan
siswa saat pulang sekolah. Dari hasil studi dokumen yang dilakukan perawat komunitas, selama
tiga bulan terakhir didapatkan data bahwa dari 186 siswa, rata-rata 3 siswa/bulan pernah absen
karena diare. Dan beberapa siswa setiap pulang kerumah mengeluh sakit perut.
PENGKAJIAN

1. INTI (CORE)
SD negeri 1 Cinta Kasih berada di daerah Kasih Sayang yang terletak dipinggir kota
Peduli Kasih. SD ini terletak di pemukiman yang padat dengan penduduk, selain itu SD ini
dekat dengan tempat pembuangan sampah (TPS). SD ini didirikan pada tahun 1995,
dengan kontruksi bangunannya masih sederhana dan banyak pedagang kaki lima yang
berjualan makanan di pinggir jalan dekat SD, serta banyak mobil-mobil pabrik sepatu yang
melewati sekolah tersebut. SD ini memiliki 6 kelas, 1 ruang guru, 2 kios kecil warung
sekolah namun hanya menyediakan jajanan kering gorengan saja, 1 uks yang terbengkalai
dan 2 WC untuk siswa-siswi dan guru. SD Cinta kasih memiliki 286 siswa dan gurunya
berjumlah 20 orang.
 2. LINGKUNGAN FISIK
SD negeri 1 Cinta kasih didirikan pada tahun 1995,dengan kontruksi bangunannya masih sederhana,
SD ini memiliki 6 kelas, 1 ruang guru, 2 kios kecil warung sekolah namun hanya menyediakan
jajanan kering gorengan saja, 1 uks yang terbengkalai , 2 WC, dan memiliki 286 siswa dan gurunya
berjumlah 20. SD negeri 1 cinta kasih terletak dipinggir jalan utama desa. Tempat pedagang kaki
lima berjualan makanan di SD tampak kotor dan makanannya terpapar langsung dengan debu jalanan.
Warung sekolah ada dua kios kecil, namun hanya menyediakan jajanan kering gorengan saja. Tempat
cuci tangan yang disediakan sekolah hanya ada 1 keran air tanpa sabun. Terdapat industri pabrik
sepatu yang berjarak ± 6 km dari SD, yang menyebabkan banyaknya mobil pabrik yang berlalu-
lalang melewati SD tersebut sehingga membuat kebisingan dan polusi udara. Kualitas udara di SD
negeri 1 cinta kasih buruk, dikarenakan dekat tempat pembuangan sampah dan terletak di kawasan
padat penduduk.
3. PENDIDIKAN
Di SD cinta kasih 1 terdapat kurikulum tentang promosi kesehatan, tetapi kurikulum ini tidak berjalan
dengan baik, dikarenakan kekurangan tenaga kerja. Di SD Cinta kasih 1 juga terdapat ekstrakurikuler
yang terdiri dari pramuka, PMR. Di SD Cinta kasih juga terdapat pembelajaran tentang kesehatan,
namun pembelajaran ini belum terstruktur dengan baik dan belum dilaksanakan secara rutin.
4. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI
SD Cinta kasih tidak memiliki petugas keamanan, sehingga tidak ada yang membantu siswa
menyebrang jalan ketika akan membeli jajanan. Siswa pun merasa kesulitan ketika akan pulang dari
sekolah karena tidak ada petugas keamanan yang membantu menertibkan sisiwa ketika keluar dari
area sekolah tersebut . Di SD Cinta kasih pun tidak disediakan sarana transportasi seperti bis sekolah
untuk mengantar jemput siswa sehingga dapat menyebabkan banyak siswa yang tidak langsung
pulang ke rumah sepulang dari sekolah, dan sebagian siswa ada yang berangkat dari rumah namun
tidak sampai ke sekolah. kebanyakan siswa menggunakan sepeda sebagai trasportasinya, selain itu
juga banyak siswa yang jalan kaki ketika berangkat dan pulang dari sekolah. Keamanan fasilitas
sekolahnya kurang terjaga dengan baik seperti seperti ruang UKS yang tidak terawat, kantin yang
kurang terjaga kebersihannya dan banyak pedagang kaki lima yang menjul jajanan yang kurang sehat
seperti cilok, kue-kue, dan baso goreng dengan saus warna merah terang, minuman yang dijualpun
beraneka warna yang mencolok.
5. PELAYANAN UMUM DAN KESEHATAN

Tenaga kesehatan setempat rutin datang ke sekolah untuk memberikan pelayanan kesehatan pada siswa sekali
dalam setahun. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan seperti imunisasi, pemberian makanan tambahan, dan
pemeriksaan gigi. Pelayanan kesehatan yang dilakukan terhadap siswa kurang begitu banyak berdampak terhadap
perilaku hidup bersih dan sehat karena kegiatan tersebut hanya dilakukan sekali dalam setiap tahunnya dan tidak
berkelanjutan. Sehingga didapatkan data bahwa banyak siswa selama tiga bulan terakhir dari 186 siswa, rata-rata 3
siswa/bulan pernah absen karena diare. Dan beberapa siswa setiap pulang kerumah mengeluh sakit perut.

6. KOMUNIKASI

Hanya ada beberapa siswa yang membawa alat komunikasi berupa handphone ke sekolah, karena kebanyakan
siswa yang lain berasal dari keluarga yang kurang mampu. Dampak adanya siswa yang membawa alat komunikasi
ke sekolah adalah timbulnya kecemburuan sosial. Alat komunikasi tersebut (handphone) dapat mengganggu
konsentrasi belajar siswa, karena siswa terlalu asik bermain dan mengesampingkan belajar.
7. EKONOMI

Rata-rata penghasilan dari orang tua siswa itu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari misalnya
kebutuhan rumah tangga. Selain itu juga ada beberapa siswa yang bekerja sambilan setelah pulang
sekolah untuk membantu kebutuhan keluarganya,ada yang menjual Koran, membantu ayahnya di
bengkel kecil dan membantu ibunya menjual makanan. Dengan penghasilan yang cukup,maka siswa-
siswi SD Cinta kasih 1 jarang sekali memeriksakan kesehatannya apabila mereka sakit,mereka hanya
membeli obat diwarung-warung.

8. REKREASI

Di daerah sidareja terdapat lapangan sepak bola yang biasa digunakan oleh anak-anak SD Cinta kasih
untuk main bola, layang-layangan dan banyak lagi permainan untuk mengisi waktu kosong saat hari
libur. Selain itu juga mereka mempunyai TV dirumah masing-masing sebagai sarana rekreasi. Mereka
selalu menggunakan hari liburnya untuk bermain bersama teman-temannya.
Analisa Masalah
N
O
Analisa Data Etiologi Problem

1. DO : Perilaku siswa siswi yang tidak Diare

Banyak siswa SD membeli jajanan ke pedagang kaki lima. Siswa SD sehat.


tidak pernah mencuci tangan sebelum makan dan sudah makan. Begitu
juga dengan kualitas air tanahnya, sudah tercemar limbah dari tempat
pembuangan sampah, ditandai dengan air yang keruh dan berbau
DS : -

DO:

Lingkungan sekolah dekat dengan TPS (tempat pembuangan


sampah). Udara terasa pengap dan bau sampah yang menyengat. Resiko gangguan saluran
Lingkungan yang tidak sehat pernafasan.
2. DS :
Siswa juga mengeluh dengan bau sampah.
Diagnosa Keperawatan Komunitas

1. Diare pada siswa-siswi SD Cinta kasih 1 berhubungan dengan perilaku siswa-siswi yang
tidak sehat.
2. Resiko gangguan saluran pernafasan pada siswa-siswi SD Cinta kasih 1 berhubungan
dengan lingkungan yang tidak sehat.
TABEL MASALAH ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS

NO MASALAH A B C D E F TOTAL
KEPERAWATAN

1 Diare 8 9 6 6 9 8 46

2 Resiko gangguan saluran 7 7 5 5 9 8 42


pernafasan
Keterangan :
• Skoring = Nilai 1 –10

A. : Kesadaran komunitas terhadap masalah

B. : Motivasi komunitas dalam menyelesaikan masalah atau mengelola masalah dengan lebih baik

C. : Kemampuan Perawat untuk mempengaruhi atau memberikan solusi penyelesaian masalah

D. : Tersedianya keahlian untuk menyelesaikan masalah

E. : Keparahan atau keseriusan masalah yang dihasilkan jika tidak diselesaikan

F. : Kecepatan masalah dapat diselesaikan


Prioritas Masalah

Berdasarkan skoring di atas, didapatkan diagnosa prioritas yaitu diare pada siswa-siswi SD
Cinta kasih 1 berhubungan dengan perilaku siswa-siswi yang tidak sehat ditandai dengan
banyak siswa SD membeli jajanan ke pedagang kaki lima. Siswa SD tidak pernah mencuci
tangan sebelum makan dan sudah makan. Begitu juga dengan kualitas air tanahnya, sudah
tercemar limbah dari tempat pembuangan sampah, ditandai dengan air yang keruh dan
berbau.
STRATEGI INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
Sasara Wakt Standar
Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Sumber Tempat Kriteria Evaluator
n u Evaluasi
Koordinasi a. Melakukan SD Setiap • 80 % guru Perawat
• Perawat • Respon
dengan pihak Cinta kasih hari mampu komunitas
koordinasi dengan komunitas 1 Jum’at verbal menjelaskan
• Tersedianya sekolah (guru,
orang tua siswa, pihak sekolah tentang pentingnya
kantin sekolah pentingnya Pihak perilaku bersih
petugas •
yang bersih dan Puskesmas dan sehat.
keamanan berperilaku bersih
• 80% siswa
sehat. sekolah) dan dan sehat seperti mampu
promosi Kumpulan menjelaskan
• Tersedianya air mencuci tangan •
kesehatan materi cara mencuci
bersih dan sebelum dan sesudah
kepada siswa pelatihan tangan
Siswa mengalir, serta dan pedagang makan. menggunakan
siswi SD sabun untuk kaki lima yang b. Mengadakan promosi air bersih dan
berjualan di • Kognitif
Cinta mencuci tangan kesehatan dan sabun dengan
Kasih 1 lingkungan benar.
• Adanya tenaga memberikan simulasi
sekolah • 80% Pedagang
kerja yang mencuci tangan kaki lima
mendukung menggunaka air mampu
mengetahui
kurikulum dalam bersih dan sabun
• Psikomotor jajanan sehat
kepada siswa-siswi di
promosi kesehatan
SD 01 Cinta
Kasih.
       
• Siswa-siswi
untuk siswa dan
mampu mampu
memahami dan mengetahui
pentingnya
melaksanakan
perilaku bersih
perilaku sehat dan sehat
yaitu dengan
• 80% siswa
cara mencuci
mampu
tangan dengan c. Meyediakan fasilitas mempraktikan
berupa tempat yang bersih
sabun dan air cara mencuci
dan layak untuk dijadikan
kantin sehat disekolah. tangan
bersih setelah menggunakan
adanya air bersih dan
d. Pengoptimalan fungsi sabun dengan
penyuluhan .
kantin sekolah yang sehat benar.
serta berkoordinasi dengan
pedagang kaki lima
• Pedagang kaki
lima berjualan
di dalam area
sekolah.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai