Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan

Komunitas Diare

Adelia Arfira 1914201001


Arju Yudistira H. Situmeang 19142010
Asmida Sari Hasibuan 19142010
Dilla Andini Sirait 19142010
Yanti Rhamadani 19142010
DIARE
Pengertian diare :

Diare merupakan salah satu penyakit sistem pencernaan yang sering dijumpai di

masyarakat yaitu penyakit yang ditandai dengan buang air besar encer lebih dari

tiga kali dalam sehari (WHO, 2009).


Etiologi Diare

i. Faktor infeksi : E.coli, Salmonela, Vibrio cholerae (kolera)


Shigella,Yersinia enterocolitica, virus Enterovirus echovirus

ii. Faktor makanan : makanan yang tercemar, basi, beracun,

terlalu banyak lemak, mentah (sayuran), dan kurang matang


iii. Faktor lingkungan : kurang air bersih dengan sanitasi yang
jelek penyakit mudah menular, penggunaan sarana air yang
sudah tercemar, pembuangan tinja dan tidak mencuci tangan
dengan bersih setelah buang air besar, kondisi lingkungan
sekitar yang kotor dan tidak terjaga kebersihannya.
Tanda dan Gejala

Bising usus meningkat, sakit perut atau mules


Diare, vomitus, tanda dehidrasi (+)
Asidosis, hipokalemia, hipotensi, oliguri, syok, koma
Bisa ada darah dan mukus (lendir) dalam feses.

Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau


encer.
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek
(elastisitas kulit. menurun), ubun-ubun dan matu cekung,
membran mukosa kering
Lemah, Pucat
Patofisiologi
Diare
Penyakit diare baik pada bayi, anak-anak dan maupun dewasa biasanya disebabkan
oleh mikroorganisme (misalnya: Rotavirus, Adenovirus enteris Virus Norwalk),
Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia coli, Yersinia
dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium)).Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau
melekat pada dinding halus.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah adanya peningkatan
bising usus dan sekresi isi usus sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan
agen iritasi atau agen infeksi. Selain itu menimbulkan gangguan sekresi
akibat toksin di dinding usus. sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat
kemudian terjadi diare dan absorpsi air serta elektrolit terganggu. Sebagai
homeostasis tubuh, sebagai akibat dari masuknya agen pengiritasi pada
kolon, maka ada upaya untuk segera mengeluarkan agen tersebut. Sehingga
kolon memproduksi mukus dan HCO3 yang berlebihan yang berefek pada
gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan
hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan
elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan
gizi, dan gangguan sirkulasi darah.
Tinjauan kasus

SD Airlangga merupakan salah satu Sekolah Dasar di kota X tepatnya di wilayah
kecamatan Makmur Raya. SD Airlangga memiliki siswa sebanyak 235 siswa
dengan rincian 30 siswa kelas 1, 35 siswa kelas 2, 35 siswa kelas 3, 40 siswa
kelas 4, 45 siswa kelas 5 dan 50 siswa kelas 6 dengan jumlah guru pengajar
sebanyak 25 orang. Siswa SD Airlangga mayoritas beragama islam dan bersuku
Jawa. SD Airlangga terdiri dari 2 lantai, pada tiap lantai ada 2 buah kamar mandi
yang dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Di SD Airlangga juga memiliki
kebiasaan setiap hari Senin selalu dilaksanakan upacara bendera, setiap hari
Jumat ada senam bersama yang kemudian dilanjutkan dengan sarapan bersama,
siswa diminta untuk membawa bekal dari rumah. SD Airlangga terletak di
tengah kota namun berbatasan dengan tempat pembuangan sampah, sehingga
halaman samping sekolah terlihat kumuh dan terkadang tercium bau tidak sedap
di ruang kelas. Setiap minggunya selalu ada laporan siswa yang mengalami sakit
perut di UKS, diduga karena sering mengkonsumsi jajanan di depan sekolah.
Data subsistem komunitas
 Lingkungan : SD Airlangga terdiri dari 2 lantai, lantai satu
digunakan untuk siswa kelas 1-3, musholla, ruang guru, kantin
dan UKS, lantai 2 digunakan untuk ruang kelas 4-6 dan
perpustakaan. Pada tiap lantai ada 2 buah kamar mandi yang
dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Mayoritas siswa
beragama islam
 Lingkungan terbuka : Pada halaman depan sekolah terdapat
penjual makanan kaki lima dan pada halaman samping sekolah
merupakan tempat pembuangan sampah.
 Kebiasaan : Setiap hari Senin selalu dilaksanakan upacara
bendera, setiap hari Jumat ada senam bersama yang kemudian
dilanjutkan dengan sarapan bersama, siswa diminta untuk
membawa bekal dari rumah
 Pusat pelayanan terdekat : SD Airlangga berdekatan dengan
Masjid Agung dan taman bermain
Analisa data

 Data subjektif  Banyak siswa yang membeli


 Orang tua wali siswa mengatakan tidak makanan/jajanan di depan sekolah dan
pernah membawakan bekal makanan di kantin sekolah
 Kepala sekolah mengatakan belum
 Tidak ada fasilitas wastafel, dan di tiap
menyediakan fasilitas wastafel kamar mandi tidak ada sabun untuk
 Halaman samping sekolah terlihat
mencuci tangan
kumuh dan terkadang bau tidak sedap
 Wilayah Barat sekolah berbatasan
sampai di ruang kelas dengan TPS Kota, setiap harinya ada
 Kesadaran para siswa dalam Perilaku
sekitar 7 truk sampah yang membuang
sampah disana
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih
kurang, siswa tidak melakukan cuci
 Belum pernah dilakukan penyuluhan
tangan ketika akan mengkonsumsi tentang cuci tangan pada siswa SD
makanan dan tidak sedikit siswa yang Airlangga, kader dokter kecil juga
jajan sembarangan di depan sekolah. belum dibentuk.
 Data objektif
Diagnosa Keperawatan

1. Defisiensi kesehatan komunitas siswa SD Airlangga b.d


ketidakcukupan sumber daya: pengetahuan
2. Perilaku kesehatan siswa SD Airlangga cenderung
berisiko b.d kurang pemahaman
Intervensi keperawatan

Diagnosa 1 : Defisiensi kesehatan komunitas siswa SD

Airlangga b.d ketidakcukup an sumber daya: pengetahuan


Tujuan :

1. Mengatasi penyakit sakit perut yang sering diderita oleh


siswa,

2. mengatasi kurang nya perilaku hidup bersih dan sehat


bagi siswa.
 NOC : Perilaku yang meningkat kan kesehatan

 NIC :

1. Pendidikan kesehatan: Cuci tangan sebelum makan,


2. Menejemen lingkungan Komunitas : dengan
mengajarkan siswa untuk membuang sampah pada
tempatnya;
Diagnosa 2 : Perilaku kesehatan siswa SD Airlangga

cenderung berisiko b.d kurang pemahaman


Tujuan :

1. Menciptakan Perilaku kesehatan Ssiswa SD


Airlangga tidak berisiko

2. Meningkatkan kesadaran siswa agar menerapkan

perilaku hidup bersih


NOC : Perilaku yang meningkat kan kesehatan

NIC :

1. Manajemen perilaku orang tua agar tidak membiarka n anaknya


jajan sembarangan

2. Menyediakan fasilitas wastafel dan sabun untuk cuci tangan


dilingkungan sekolah

3. Mengadakan kegiatan erjak bakti sekolah dan memberi batas berupa


tembok agar sampah dari TPS tidak masuk ke halaman sekolah.
Implementasi keperawatan

Diagnosa 1 : Defisiensi kesehatan komunitas siswa SD

Airlangga b.d ketidakcukupan sumber daya: pengetahuan


Implementasi :

1. Mendemonstrasikan cara cuci tangan yang benar kepada siswa SD


Airlangga
2. Memberikan pemahaman kepada siswa SD Airlangga tentang
pentingnya menjaga kesehatan lingkungan dan tidak jajan
sembarangan
Diagnosa 2 : Perilaku kesehatan siswa SD Airlangga cenderung

berisiko b.d kurang pemahaman


Implementasi :

1. Mendiskusikan tentang pentingnya fasilitas wastafel dan sabun cuci tangan di


sekolah
2. Mendiskusikan tentang manfaat membawakan anak bekal makanan ke sekolah
bagi kesehatan anak
3. Mendiskusikan upaya pengendalian lingkungan agar tidak kumuh dengan
beberapa cara seperti kerja bakti
Evaluasi

 Evaluasi pada Dx 1 :

 Peserta yang hadir 98% siswa SD Airlangga


 100% peserta yang hadir mampu mempraktekkan cara cuci tangan yang
benar
 100% peserta yang hadir memahami pentingnya perilaku hidup bersih dan
sehat di sekolah
 Evaluasi keperawatan pada Dx 2 :

 Peserta yang hadir 15 orang


 100% peserta aktif dalam kegiatan diskusi
 100% peserta yang hadir memahami pentingnya perilaku hidup bersih dan
sehat di sekolah
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai