Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Faktor Air dan Sanitasi

dengan Kejadian Stunting pada


Balita
Sanitasi yang baik bisa cegah Stunting
• Menurut Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes, stunting tak
hanya dipicu asupan gizi yang tidak mencukupi, tetapi juga
sanitasi yang buruk.
• Sanitasi yang buruk bukan hanya sekadar perilaku BAB
sembarangan, tetapi juga jamban dengan septic tank yang tidak
disedot dengan baik secara rutin. Hal tersebut memungkinkan
terjadinya kebocoran yang dapat mencemari air tanah.
• Dalam sebuah jurnal juga disebutkan
bahwa hygiene dan sanitasi yang
buruk menyebabkan gangguan inflamasi usus
kecil yang mengurangi penyerapan zat gizi dan
meningkatkan permeabilitas usus yang disebut
juga Environmental Enteropathy (EE) dimana
terjadi pengalihan energi, dimana seharusnya
digunakan untuk pertumbuhan tetapi akhirnya
digunakan untuk melawan infeksi dalam tubuh.
• Melalui program STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat).
• Lima upaya pemicuan yang dilakukan untuk
perubahan perilaku masyarakat yaitu 1) stop
buang air besar sembarangan; 2) cuci tangan
pakai sabun; 3) pengelolaan air minum dan
makanan rumah tangga ; pengamanan
sampah rumah tangga; dan 5) pengamanan
limbah cair rumah tangga.
Faktor Air Dengan Kejadian Stunting Pada
Balita di Indonesia
• Ketersediaan air minum yang jarak sumber air
terlalu dekat dengan jamban, pengolahan air yang
tidak sesuai sebelum dikonsumsi dapat
menyebabkan gangguan gizi pada anak-anak.
• Hal ini terjadi karena air mengandung
mikroorganisme patogen dan bahan kimia lainnya,
menyebabkan anak mengalami penyakit diare. Jika
diare berlanjut melebihi dua minggu dapat
mengakibatan anak mengalami gangguan gizi
berupa stunting.
Faktor Sanitasi Dengan Kejadian Stunting Pada
Balita di Indonesia
• Penggunaan fasilitas jamban yang tidak memenuhi syarat
kesehatan, praktek open defecation dan pembuangan
feces balita tidak pada jamban menyebabkan anak-anak
terkontaminasi dengan pencemaran lingkungan, sehingga
memudahkan penularan patogen yang berasal dari tinja
dan meningkatkan kejadian stunting pada balita.
• pembuangan tinja balita yang tidak aman, penggunaan
jamban oleh anak-anak yang rendah akibat resiko tinggi
jatuh pada anak, meningkatkan prevalensi diare, penyakit
cacingan dan kejadian stunting pada balita (Brown et al.,
2013).
SIMPULAN
Berbagai faktor dihubungkan dengan kejadian
stunting pada balita dan saling berhubungan satu
sama lain. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
bukti bahwa faktor air dan sanitasi yang tidak layak
mencakup sumber air minum unimproved,
pengolahan air yang tidak sesuai, sanitasi
penggunaan fasilitas jamban, kepemilikan jamban,
perilaku open defecation, dan pembuangan tinja
balita tidak pada jamban berhubungan dengan
peningkatan kejadian stunting pada balita di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai