Anda di halaman 1dari 2

Apakah sanitasi mempengaruhi stunting?

Sanitasi yang buruk dapat menimbulkan penyakit infeksi pada balita seperti diare dan
kecacingan yang dapat menganggu proses pencernaan dalam proses penyerapan
nutrisi, jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan
masalah stunting.

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang
sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.

Faktor-faktor yang Menyebabkan Stunting


1. Kurang Gizi dalam Waktu Lama

2. Pola Asuh Kurang Efektif

3. Pola Makan

4. Faktor Sanitasi

Sanitasi yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih akan mempertinggi
risiko stunting pada anak. Bila anak tumbuh di lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang
tidak layak, hal ini dapat memengaruhi pertumbuhannya. Rendahnya akses terhadap pelayanan
kesehatan juga merupakan salah satu faktor penyebab stunting.

Faktor sanitasi dan akses air bersih menjadi salah satu fokus yang bisa Anda lakukan untuk
mencegah stunting pada anak. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan agar tidak ada bakteri,
jamur, kuman, dan virus yang mengontaminasi tubuh Anda dan si kecil. Anda juga disarankan
selalu memperhatikan kebersihan tubuh maupun tangan. Sebab, apabila tangan kotor, bukan
tidak mungkin kuman menjangkiti makanan yang masuk ke dalam tubuh sehingga
menyebabkan masalah kurang gizi. Dalam waktu lama, masalah kurang gizi yang
berkepanjangan tersebut dapat menyebabkan stunting.

“SANIMAS SAPL-D yakni Pengolahan air Limbah domestic dengan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) yang bertujuan meningkatkan perluasan akses
sanitasi (berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, meningkatkan
pemahaman tentang sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan Menciptakan
dengan sasaran Desa/Kelurahan yang memiliki angka stunting tinggi, desa/kelurahan yang
memiliki/kelurahan yang memiliki angka BABS tinggi.

Melalui program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang merupakan


sebuah pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Lima upaya pemicuan
yang dilakukan untuk perubahan perilaku masyarakat yaitu 1) stop buang air
besar sembarangan; 2) cuci tangan pakai sabun; 3) pengelolaan air minum dan
makanan rumah tangga ; pengamanan sampah rumah tangga; dan 5)
pengamanan limbah cair rumah tangga. Adapula kampanye pengenalan PHBS
(perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada masyarakat yang beberapa
diantaranya terkait sanitasi yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di air bersih
yang mengalir, menggunakan jamban sehat, serta penggunaan air bersih untuk
minum, dan banyak lagi upaya terkait kesehatan lingkungan lainnya.
Terkait dengan pendekatan keluarga, lima pilar ini adalah pendekatan untuk perubahan perilaku
masyarakat. Tujuannya untuk menurunkan penyakit yang berbasis lingkungan. Termasuk juga stunting
akibat diare kronik yang disebabkan kekurangan gizi, Dampaknya, pertumbuhan tubuh terganggu

Anda mungkin juga menyukai