LATAR BELAKANG
kehidupan, bahan dan kondisi di sekitar manusia yang memiliki potensi untuk
interaksi dinamis berbagai pajanan atau agen lingkungan (fisik, radiasi, kimia,
biologi, dan perilaku) melalui wahana udara, air, limbah, makanan dan
masyarakat.
minum, higienitas dan sanitasi masih sangat besar. Pada konferensi yang
berada di urutan kedua di dunia sebagai negara dengan sanitasi buruk. Menurut
penduduk Indonesia tidak memiliki toilet dan masih buang air besar
berdampak buruk pada kesehatan dan terutama pada orang miskin yang paling
menyebabkan kerugian lebih dari 31 triliun rupiah per tahun (Tim Water and
2
Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial
budaya dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar sembarangan
(BABS), khususnya ke badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi
dan kebutuhan higienis lainnya. Hanya 38,4% dari penduduk pedesaan yang
peningkatan akses sanitasi yang lebih cepat, murah, dan berkelanjutan. Disebut
Sanitasi Total karena target yang ingin dicapai adalah suatu komunitas
mencapai kondisi : (1) Tidak buang air besar sembarangan (Stop BABS); (2)
Mencuci tangan pakai sabun (CTPS); (3) Mengelola air minum dan makanan
yang aman (PAMM RT); (4) Mengelola sampah dengan benar dan (5)
Lingkungan, 2013).
tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan buangan
media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan
Perilaku Kegiatan Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) Program
STBM Kabupaten Boyolali tahun 2014, baru 4 desa dari 16 desa di Kecamatan
Karanggede yang 100% warganya tidak BABS yaitu Desa Pinggir, Tegalsari,
3
Sranten, dan Mojosari. Walaupun begitu, cakupan sanitasi layak sesuai MDGs
2015 yaitu minimal 62,41% sudah terpenuhi di semua desa. Lima desa dengan
cakupan terendah adalah Desa Kebonan (71%), Desa Sendang (78%), Desa
Sempulur (79%), Desa Grogolan (85%) dan Desa Bangkok (89%). Sesuai
Pemicuan dan sosialisasi telah dilakukan di beberapa desa dengan hasil yang
cukup baik, yaitu terpicunya warga untuk membuat jamban, baik dalam bentuk
Mojosari dan 2 KK Desa Sendang yang terpicu untuk stop BABS di triwulan
stop BABS.
cakupan terendah dan belum dilakukan pemicuan dan sosialisasi pada tahun
4 RW, 16 RT dengan 581 rumah, 641 KK dan total penduduk sebanyak 2.301
orang. Pada laporan STBM 2014 triwulan ketiga tercatat sebanyak 174 warga
cemplung dan 250 warga menggunakan jamban leher angsa. Dengan dilakukan
sanitasi layak yang lebih baik dan akhirnya tercapai kondisi masyarakat yang
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
yang menekankan pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat dengan
penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan
Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air
sembarangan.
Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang
mengalir.
benar, (iv) menjaga pangan pada suhu aman, dan (v) menggunakan air dan
5
dengan cara yang tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan
lingkungan.
Proses pengelolaan limbah cair yang aman pada tingkat rumah tangga
6
2. Peningkatan Kebutuhan
produk dan layanan sanitasi yang layak dan terjangkau dalam rangka
4. Pengelolaan Pengetahuan
riset agar pihak yang berkepentingan memiliki akses yang mudah, cepat dan
murah.
5. Pembiayaan
site system)
III. PERMASALAHAN
1. Individu
a. Masyarakat kurang memahami gangguan kesehatan yang akan
ditimbulkan bila buang air besar di sembarang tempat.
7
2. Lingkungan
a. Masyarakat mengalami kesulitan dalam memperoleh sumber air
bersih.
IV. PERENCANAAN
V. INTERVENSI
No
Prioritas Masalah
Rencana Kegiatan
(Intervensi)
1.
Masyarakat kurang
mengetahui gangguan
tempat.
Memberi edukasi
kepada masyarakat
mengenai dampak
BABS dan
mengenai STBM
yang meliputi:
1) 5 Pilar STBM
2) Pemaparan alasan
masyarakat masih BABS
3) Penyakit-penyakit yang
dapat timbul karena
Polio
melalui BAB
(jamban cemplung,
mengenai pembuatan
BABS
2.
Masyarakat memiliki
keterbatasan ekonomi
dalam membangun wc
maupun jamban
cemplung
Melakukan diskusi
memberikan pilihan
solusi
Melakukan diskusi antar warga
dengan:
hemat pembuatan
paket hemat pembuatan
wilayah Karanggede
3.
Masyarakat terutama
sembarangan
memiliki perasaan
psikologis bahwa ia
Memberikan
edukasi kepada
masyarakat
terutama lansia
besar.
4. Masyarakat kurang
mengetahui mengenai
cara menjaga
kebersihan.
Memberi edukasi
kepada masyarakat
mengenai
pentingnya cuci
tangan, penyediaan
pembuangan
limbah rumah
tangga
masyarakat senantiasa
membersihkan tangan
sehat (PHBS)
dapat diupayakan
10
c. Mengajari cara mengatur
pembuangan limbah rumah
maupun air
5.
Masyarakat
mengalami kesulitan
dalam memperoleh
Melakukan diskusi
memberikan pilihan
solusi
pamsimas.
VI. EVALUASI
1. Evaluasi Proses
- Materi STBM tersampaikan dengan baik oleh bidan desa dan dokter,
dilanjutkan dengan diskusi.
- Dari pihak Puskesmas hadir 6 orang yang terdiri dari 1 bidan desa
dan 5 dokter.
11
c. RT 11 & 17 RW 03, Krajan, Bangkok
2. Evaluasi Hasil
1. SIMPULAN
a. Masih adanya masyarakat Desa Bangkok yang buang air besar
sembarangan (BABS) yaitu masyarakat RT 07 RW 02, Dukuh
Karangsalam.
12
c. Beberapa hal yang menjadi alasan sulitnya masyarakat untuk tidak
BABS adalah kebiasaan (habit), keterbatasan ekonomi, dan sulitnya
2. SARAN
a. Dilakukan follow up pada warga yang membuat kontrak sosial
b. Dilakukan pemicuan dan sosialisasi ulang pada desa lain yang masih
memiliki angka cakupan sanitasi layak yang rendah (Kebonan, Sendang,
Sempulur)
Nasional.