Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan derajat kesehatan dapat terwujud melalui terciptanya

masyarakat Indonesia yang ditandai dengan perilaku masyarakat di lingkungan

yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu, secara adil serta merata. Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang.Derajat kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu : lingkungan,

perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku

sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan yaitu keadaan

pemukiman atau perumahan, tempat kerja, sekolahan dan tempat umum, air dan

udara bersih, teknologi, pendidikan, sosial dan ekonomi. Sedangkan perilaku

tergambar dalam kebiasaan sehari-hari seperti pola makan, kebersihan perorangan,

gaya hidup, dan perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2012).

Menurut World Health Organization (WHO), sanitasi lingkungan

merupakan upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang akan

menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan

daya tahan tubuh. Upaya sanitasi lingkungan yang luas telah dilakukan sejak

puluhan tahun silang, terutama dalam aspek penggunaan air bersih dan

pembuangan tinja. Contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui air termasuk

kolera, tipus, hepatitis A dan banyak penyakit diare. Peraturan Pemerintah nomor

1
2

3 tahun 2014, menjelaskan bahwa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

merupakan sebuah pendekatan dan paradigma baru dalam mewujudkan perilaku

masyarakat yang higienis dan mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatan.

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) atau dikenal juga dengan nama

Community Led Total Sanitation (CLTS) merupakan program pemerintah dalam

rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah

penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat,

serta mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses air

minum dan sanitasi dasar berkesinambungan. STBM terdiri dari 5 pilar yaitu stop

Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS),

Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT), Pengelolaan

Sampah Rumah Tangga (PSRT), dan Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga

(PALRT). Strategi Nasional STBM memiliki indikator outcome yaitu menurunnya

kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan

dengan sanitasi dan perilaku (A.D,dkk, 2016).

Kementerian kesehatan mengembangkan teknik pendekatan perilaku hidup

bersih dan sehat, yaitu dengan pendekatan Community Led Total Sanitation (CLTS)

atau yang sekarang disebut Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang pada

akhirnya bisa mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan yang baru yaitu dari

defekasi ditempat terbuka atau sembarang tempat atau Open Defecation menjadi

bebas dari perilaku defekasi di tempat terbuka atau sembarang tempat di sembarang

tempat Open Defecation Free (ODF). Dengan mendeklarasikan ODF harapan


3

pemerintah salah satunya adalah dapat mengurangi bahkan mencegah penyakit

diare (Chandra, 2016).

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan Open Defecation Free (ODF)

yaitu faktor predisposing yang meliputi: tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan

tentang jamban keluarga, sikap tentang jamban keluarga dan kebiasaan atau tradisi

buang air besar. Faktor penguat (reinforcing factor) yaitu dukungan keluarga,

petugas kesehatan dan dukungan tokoh masyarakat. Sementara faktor pemungkin

(enabling factor) meliputi: tingkat pekerjaan, ketersediaan air bersih, jarak rumah

ke tempat BAB selain jamban.

Hal ini yang melatar belakangi peneliti mengambil judul tentang “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan Open Defecation Free (ODF)

di dusun Tanah Merah desa Sutera Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara

Kalimantan Barat “. Dalam menjalankan tugas pemerintah di wilayahnya, desa

Sutera Kecamatan Sukadana memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan,

kesehatan masyarakat, ekonomi masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi

masyarakat, pemerintah, lembaga masyarakat, hingga pemberdayaan kesejahteraan

keluarga. Selain itu, ada organisasi sosial kemasyarakatan seperti karang taruna,

karang werda, kader lingkungan, PSM (Pekerja Sosial Masyarakat), gapoktan

(Gabungan kelompok tani dan nelayan), KKB (Kader Keluarga Berencana), BKB

(Bina Keluarga Balita), WKSB (Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis

Masyarakat), Tokoh masyarakat, PLKB, Paud (pendidikan anak usia dini), TK,

Satgas dan Linmas.

Berdasarkan hasil data Puskesmas Sukadana penulis melakukan penelitian

di dusun Tanah Merah desa Sutera Kecamatan Sukadana karena tingkat kesadaran
4

masyarakat yang paling rendah memiliki kebiasan buang air besar sembarangan

mengatakan bahwa mereka bekerja sebagai petani sawah ladang, pekebun sudah

terbiasa buang air besar di sembarang tempat seperti kebun, sawah, sungai dan

dipinggir bukit atau semak-semak. Pada umumnya mereka bekerja sebagai petani

dan nelayan dengan latar belakang pendidikan dan penghasilan yang rendah.

Kondisi latar belakang tipologi yang ada juga dapat memungkinkan masyarakat

setempat masih berperilaku buang air besar sembarangan.

Masyarakat juga kurang memahmi bahwa stop buang air besar sembarangan

dapat menyebabkan sanitasi kurang baik dan menyebabkan penyakit. Kepala

keluarga kurang memberikan contoh yang baik agar anggota keluarganya

membiasakan diri stop buang air besar di jamban yang tentunya dengan kriteria

jamban sehat. Peran petugas kesehatan/kader dalam menyampaikan informasi

tentang stop buang air besar sembarang tidak rutin dilakukan karena belum ada

juknis yang ditetapkan oleh kepala puskesmas sehingga mereka belum

memprioritaskan penyuluhan tentang stop buang air besar sembarang. Demikian

juga dengan peran tokoh masyarakat yang kurang peduli terhadap kebiasaan

masyarakat stop buang air besar sembarang tempat.

Berdasarkan informasi awal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kayong Utara

tahun 2022 menunjukkan bahwa Kabupaten Kabupaten Kayong Utara merupakan

salah satu kabupaten cukup tinggi di Kalimantan Barat dengan 42% rumah tangga

yang tidak memiliki fasilitas buang air besar (BAB). Jumlah desa di kabupaten

Kayong Utara yang telah terverifikasi Open Defecation Free (ODF) hanya 5 desa

dari total 43 desa yang telah dilakukan kegiatan pemicuan. Open Defecation Free

(ODF) merupakan suatu kondisi dimana individu dalam komunitas tidak lagi
5

melakukan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) yang berpotensi

mengurangi penyebaran penyakit.

Menurut data Puskesmas Sukadana 2022 Desa Sutera terdapat 5 dusun yaitu

dusun Tanah Merah, dusun Sukadana, dusun Sekip, dusun Selimau dan Payak Itam

dengan jumlah penduduk 8348 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 4.140 jiwa

dan jumlah penduduk perempuan 4.208 jiwa. Masyarakat di Desa Sutera yang

masih menggunakan jamban cemplung, dan menggunakan jamban leher angsa

(Prokesga Desa Sutera, 2022). Untuk mencegah kontaminasi terhadap lingkungan,

maka pembuangan tinja manusia harus dikelola dengan baik, yaitu jamban. Jamban

sehat menurut Notoatmodjo (2012) adalah sebagai berikut: tidak mengotori

permukaan tanah di sekelilingnya, tidak mengotori air permukaan tanah

disekitanya, tidak terjangkau oleh serangga, tidak menimbulkan bau, mudah

digunakan dan dipelihara, sederhana desainnya dan murah. Umumnya masyarakat

pedesaan menggunakan jamban langsung dan permukaan tanah sebagai tempat

pembuangan tinja. Hal ini disebabkan karena faktor pendidikan yang masih rendah

tentunya akan mempengaruhi faktor pengetahuan, dengan pendidikan rendah maka

faktor pengetahuan juga akan ikut rendah. Selain itu penyebabnya adalah faktor

ekonomi yangkurang pada masyarakat tersebut, jamban leher angsa memerlukan

biaya yang mahal untuk membuatnya (Joharudin, 2010).

Di dusun Tanah Merah Desa Sutera Kecamatan Sukadana Kabupaten

Kayong Utara masyarakatnya masih melakukan kebiasaan BAB sembarangan di

sungai, di kebun, di semak-semak, dipinggir pantai dan lainnya. Ada sebagian

warga yang sudah mempunyai jamban dan ada yang belum mempunyai jamban.

Bagi masyarakat yang belum mempunyai jamban pemerintah sudah menindak


6

lanjuti dengan memberikan subsidi berupa kloset untuk membuat jamban yang

sesuai dengan kriteria atau standart yang baik menurut kesehatan. Akan tetapi,

masyarakat masih belum mempunyai kesadaran untuk membuat jamban tersebut.

Padahal membuang tinja pada jamban dapat membuat lingkungan bersih tidak

tercemar dan menjaga kesehatan tubuh. Pola BAB pada masyarakat ditentukan oleh

persepsi masyarakat. Banyaknya perilaku masyarakat yang masih melakukan BAB

di sembarangan dikarenakan mereka mempersepsikan BAB mudahan dan praktis.

Persepsi yang kurang tepat dalam melakukan BAB di sembarangan tempat

tersebut dipengaruhi oleh tingkat kesadaran masyarakat yang kurang, pengetahuan

yang kurang hal ini tercemin oleh hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis

kepada masyarakat yang bernama Mutiah dan keluarga mengungkapkan perilaku

Buang Air Besar sembarangan (open defecation) sering dilakukan karena sudah

terbiasa BAB dengan alasan bahwa buang air besar dijamban susah dikarenakan

belum terbiasa atau tidak nyaman buang air besar dijamban dan kurangnya

kesadaran, sehingga masyarakat lebih nyaman buang air besar di sungai, di kebun,

di semak-semak, pinggir pantai dan lainnya.

Penelitian mengambil lokasi penelitian di Dusun Tanah Merah Desa Sutra

Kecamatan Sukadana sebagai daerah penelitian karena banyaknya rumah penduduk

di dekat jalan masuk obyek wisata pantai Pulau Datok Kecamatan Sukadana tidak

memiliki WC atau jamban sehingga mereka melakukan BAB di sembarangan

tempat. Pada hal pantai Pulau Datok Sukadana adalah salah satu taman wisata alam

yang ramai dikunjungi pada saat liburan atau hari biasa. Kawasan ini tergolong

ramai bahkan dapat disebut sebagai tempat wisata yang nomor satu (terbanyak

pengunjungnya). Tiap tahun wisata pantai ini bias menyedot ribuan pengunjung
7

yang datang dari berbagai kecamatan di wilayah kabupaten Kayong Utara. Pantai

yang teletak di kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) ini memiliki

panorama alam yang indah. Perpaduan antara pantai dan bukit serta teluk

merupakan tempat yang ideal untuk parawisata. Pada saat musim liburan dan

lebaran, pengunjung akan semakin banyak datang ke pantai Pulau Datok.

Perkembangan kawasan wisata pantai pulau datok yang membawa perubahan

positif dan negatif terhadap kehidupan sosial-ekonomi Kecamatan Sukadana.

Perkembangan sosial-ekonomi dengan menguraikan gejala-gejala yang terdapat di

sekitar permasalahan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memiliki jamban

keluarga di setiap rumah penduduk sebagai penyangga wisata pantai pulau datok.

Dari berbagai masalah yang terjadi langkah awal yang dilakukan yaitu

dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat yaitu dengan cara bekerja sama

dengan pihak kesehatan terkait untuk membentuk kader-kader kesehatan untuk

memberikan pengarahan terhadap masyarakat luas tentang pentingnya

pemeliharaan kesehatan terutama BAB di jamban yang sehat. Selain itu harus sering

diadakannya penyuluhan kesehatan tentang BAB yang baik dan benar dan juga cara

pembuatan dan perawatan jamban yang baik dan benar kepada masyarakat. Dengan

pendekatan seperti ini diharapkan masyarakat sendiri akan bergerak dan ada

kesadaran yang tumbuh di masyarakat yang pada akhirnya bisa menumbuhkan

upaya hidup yang lebih sehat. Melihat dari data di atas penulis ingin mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan Open Defecation Free

(ODF) di dusun Tanah Merah desa Sutera Kecamatan Sukadana Kabupaten

Kayong Utara.
8

B. Ruang Lingkup/ Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya ruang lingkup permasalahan, maka untuk

kejelasan masalah serta memudahkan dalam pemecahannya diperlukan adanya

gambaran tentang apa yang akan diteliti, penulis merasa perlu memberi batasan

masalah penelitian “Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan

Open Defecation Free (ODF) di dusun Tanah Merah desa Sutera Kecamatan

Sukadana Kabupaten Kayong Utara”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah dikemukakan dalam latar belakang di atas,

maka ada rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian

yang akan dilakukan, hal ini bertujuan untuk mempermudah penulisan penelitian

ini. Selain itu, rumusan masalah ini diperlukan sebagai cara untuk mengambil

keputusan dari akhir penulisan penelitian yang dilakukan.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut, permasalahan dirumuskan

mempermudah penulisan penelitian yaitu: "Bagaimana faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat keberhasilan Open Defecation Free (ODF) di dusun

Tanah Merah desa Sutera Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara”.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan

Open Defecation Free (ODF) di dusun Tanah Merah desa Sutera Kecamatan

Sukadana Kabupaten Kayong Utara.


9

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui faktor predisposing yaitu tingkat pendidikan, tingkat

pengetahuan tentang jamban, dan sikap tentang jamban.

2. Mengetahui faktor penguat yaitu dukungan keluarga.

3. Menganalisis faktor ekonomi tentang penggunaan jamban di dusun Tanah

Merah desa Sutera Kecamatan Sukadana.

4. Mengetahui faktor pemungkin yaitu ketersediaan Air Bersih dan jarak

rumah ke tempat BAB selain Jamban.

5. Mengetahui faktor eksternal yaitu peran Fasilitator program dan peran

aparat desa Sutera Kecamatan Sukadana.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat desa

Untuk menambah wawasan tentang program STBM pilar 1 Stop BABS

2. Bagi Peneliti

Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan teori yang telah didapatkan di

bangku perkuliahan ke dalam kasus nyata dalam pemanfaatan program

STBM pilar 1 Stop Buang Air Besar sembarangan.

3. Bagi institusi Poltekes Pontianak Jurusan Kesehatan Lingkungan Program Studi

Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan informasi dan tambahan kepustakaan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat keberhasilan open defecatin free (ODF). Temuan yang

dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi (manfaat) dalam

mengembangkan keilmuan terutama berkaitan langsung dengan kesehatan

masayarakat yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan Open


10

Defecation Free (ODF) di dusun Tanah Merah desa Sutera Kecamatan Sukadana

Kabupaten Kayong Utara. Kontribusi penelitian ini tidak hanya dalam memperkaya

khasanah teori, tetapi hasil temuan yang diolah secara proposional dan profesional,

diharapkan menjadi sumbangan pemikiran bagi sumbangan bacaan, referensi dan

ilmu pengetahuan serta pendidikan khususnya dibidang kesehatan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai