Anda di halaman 1dari 31

nnnn

Jurnal Makalah Umum

Journal (Makalah)

Rabu, 26 November 2014

STOP Buang Air besar Sembarangan (SBS)

Stop Buang Air Besar di Sembarangan (SBS)

Latar belakang

Diperkirakan sekitar 47% masyarakat Indonesia masih Buang Air Besar Sembarangan (BABs). Dari
data SIM (1 Juli 2011), Dusun yang SBS : 31,42%, (target 80%), Persentasi KK yang akses jamban
sebesar, 52,30% (taget100%), dan penambahan jumlah orang akses 1. 951.086 jiwa,(target 6-10
juta). Dengan tempat berperilaku buang air besar ke sungai, kebon, sawah, kolam dan tempat-
tempat terbuka lainnya. Perilaku seperti tersebut jelas sangat merugikan kondisi kesehatan
masyarakat, karena tinja dikenal sebagai media tempat hidupnya bakteri E-coli yang berpotensi
menyebabkan terjadinya penyakit diare. Tahun 2006 angka kejadian diare sebesar 423 per 1000
penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) diare sebesar 2,52 %.

Hasil Study WHO tahun 2007, menyatakan bahwa melalui pendekatan sanitasi Total, dapat
menurunkan kejadian diare sebesar 94%,

Berbagai alasan digunakan oleh masyarakat untuk buang air besar sembarangan, antara lain
anggapan bahwa membangun jamban itu mahal, lebih enak BAB di sungai, tinja dapat untuk pakan
ikan, dan lain-lain yang akhirnya dibungkus sebagai alasan karena kebiasaan sejak dulu, sejak anak-
anak, sejak nenek moyang, dan sampai saat ini tidak mengalami gangguan kesehatan.

Alasan dan kebiasaan tersebut harus diluruskan dan dirubah karena akibat kebiasaan yang tidak
mendukung pola hidup bersih dan sehat jelas-jelas akan memperbesar masalah kesehatan. Dipihak
lain bilamana masyarakat berperilaku higienis, dengan membuang air besar pada tempat yang
benar, sesuai dengan kaidah kesehatan, hal tersebut akan dapat mencegah dan menurunkan kasus-
kasus penyakit menular. Dalam kejadian diare misalnya, dengan meningkatkan akses masyarakat
terhadap sanitasi dasar, dalam hal ini meningkatkan jamban keluarga, akan dapat menurunkan
kejadian diare sebesar 32% dan 45% dengan Perilaku CTPS

Mengapa harus STOP BABS

Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang dan berinduknya bibit
penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila tinja tersebut dibuang di
sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai, dll maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas
ke lingkungan, dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulkan penyakit
pada seseorang dan bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas.

Stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan manfaat dalam hal-hal sebagai
berikut :

Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau dan lebih indah

Tidak mencemari sumber air /badan air yang dapat dijadikan sebagai air baku air minum atau air
untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll

Tidak mengundang vector (serangga dan binatang) yang dapat menyebarluaskan bibit penyakit,
sehingga dapat mencegah penyakit menular

Kemana tinja harus dibuang

Mengingat tinja merupakan bentuk kotoran yang sangat merugikan dan membahayakan kesehatan
masyarakat, maka tinja harus dikelola, dibuang dengan baik dan benar. Untuk itu tinja harus
dibuang pada suatu “wadah” atau sebut saja JAMBAN. Jamban yang digunakan masyarakat bisa
dalam bentuk jamban yang paling sederhana, dan murah, misal jamban CEMPLUNG, atau jamban
yang lebih baik, dan lebih mahal misal jamban leher angsa dari tanah liat, atau bahkan leher angsa
dari bahan keramik.

Prinsip utama tempat pembuangan tinja /jamban sehat


- Tidak mencemari sumber air /badan air atau Jarak tempat penampungan tinja terhadap
sumber air di atas 10 meter.

- Tidak mencemari lingkungan (bau)

- Tidak ada kontak dengan Vektor.

- Konstruksi yang aman

- Sebagai tambahan adalah adanya saluran SPAL, pengelolaan tinja dan milik sendiri.

Untuk mencegah terjadinya terjadinya pencemaran sumber air dan Badan air, maka pada secara
tahap mulai Cara tempat penampungan tinja dibuat jaraknya diatas 10 meter, lebih lanjut dibuat
septictank dan mengurasnya secara berkala. Dan untuk mencegah bau tidak mencemari lingkungan
secara bertahap yakni dengan menutup tempat penampungan tinja, dan membuat saluran
/plensengan dan pada tahap akhir adalah dengan membuat kloset leher angsa.

Siapa yang harus menggunakan jamban

Semua anggota keluarga harus menggunakan jamban untuk membuang tinja, baik anak-anak
(termasuk bayi dan anak balita) dan lebih-lebih orang dewasa.

Dengan pemikiran tertentu, seringkali tinja bayi dan anak-anak dibuang sembarangan oleh orang
tuanya, misal kehalaman rumah, kebon, dll. Hal ini perlu diluruskan, bahwa tinja bayi dan anak-anak
juga harus dibuang ke jamban, karena tinja bayi dan anak-anak tersebut sama bahayanya dengan
tinja orang dewasa.

Apa peran kader masyarakat.

Kader kesehatan, atau kelompok masyarakat desa yang berkesadaran dan berkepentingan untuk
memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam
promosi perilaku stop buang air besar sembarangan, yaitu anttara lain:

memanfaatkan setiap kesempatan di dusun/desa untuk memberikan penyuluhan tentang


pentingnya perilaku buang air besar yang benar dan sehat
melakukan pendataan rumah tangga yang anggota keluarganya masih BAB Sembarangan,
mendata rumah tangga yang sudah memiliki jamban “sederhana” dan mendata keluarga yang sudah
memiliki jamban yang sudah lebih sehat (leher angsa)

mengadakan kegiatan yang sifatnya memicu, mendampingi, dan memonitor perilaku masyarakat
dalam menghentikan kebiasaan buang air besar sembarangan, sehingga dalam tatanan dusun/desa
terwujud kondisi TERBEBAS DARI PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

menggalang daya (bias tenaga ataupun dana) antar sesama warga untuk memberi bantuan dalam
pembangunan jamban bagi warga yang lain

menjadi resource-lingker (penghubung) antar warga masyarakat dengan berbagai pihak terkait
yang berkepentingan dalam mewujudkan jamban yang sehat (improved jamban).

Community Led Total Sanitation (CLTS)

Menyadari pentingnya integrasi kegiatan sanitasi total untuk menurunkan angka diare maka
pemerintah telah menetapkan Strategi Penurunann angka diare melalui salah satu bentuk
pendekatan yang dianut oleh Program Pamsimas adalah dengan pendekatan PEMICUAN, yang lebih
dikenal dengan sebutan Community Led Total Sanitation (CLTS). Pemicuan ini untuk merubah
perilaku masyarakat dalam menuju buangan air besar yang benar dan sehat secara totalitas dan
keseluruhan dalam desa/dusun tersebut. Adapun prinsip dan ciri penting CLTS adalah sebagai
berikut:

Prinsip – prinsip pemicuan CLTS, adalah :

Tanpa subsidi kepada masyarakat

Tidak menggurui, tidak memaksa dan tidak mempromosikan jamban

Masyarakat sebagai pemimpin

Totalitas; seluruh komponen masyarakat terlibat dalam analisa permasalahan - perencanaan –


pelaksanaan serta pemanfaatan dan pemeliharaan

Ciri-ciri penting dalam CLTS adalah :


inisiatif masyarakat

Total atau keseluruhan, keputusan masyarakat dan pelaksanaan secara kolektif adalah kunci
utama.

Solidaritas masyarakat, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin, semua akan sangat terlibat
dalam pendekatan ini.

Langkah yang dipertimbangkan dalam merencanakan

Stop Buang Air Besar Sembarang (BABs) melalui proses pemicuan.

Komponen Kegiatan Stop BABs

A. Peningkatan kebutuhan sanitasi yang sehat dan perilaku higiene (demand)

(advokasi, promosi higiene, pemahaman sanitasi, pemicuan (baru dilakasnakan) dan tekanan
kolektif, pendampingan, penciptaan penghargaan (reward).

Pelaksanaan Pemicuan :

- Pra Pemicuan / Persiapan Pemicuan

Yang perlu dilakukan adalah

- Pengenalan masyarakat yang perlu dipertimbangkan adalah pemicuan Identifikasi Permasalahan,


Analisa Permasalahan, Tetapkan tujuan kegiatan Indentifikasi Kelompok Sasaran, Tetapkan pesan
yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan dan Target Sasaran, Identifikasi sumber pendanaan.

- Persiapan Pelaksanaan pemicuan : Penentuan waktu dan tempat, Persiapan alat dan bahan dan
pembagian peran.

- Pelaksanaan Proses Pemicuan.

- Pasca Pemicuan Belum berjalan Verifikasi berjalan belum menggunakan format monitoring
sesuai dengan Panduan Serifikasi Pemicuan),

Sertifikasi CLTS : adalah sertifikasi terhadap proses pelaksanaan pemicuan bukan terhadap hasil
pemicuan dan dilakukan oleh sanitarien puskesmas yang telah dilatih TOT CLTS.

- Monitoring Pemicuan.

B. Peningkatan penyediaan produk dan layanan sanitasi yang mencukupi dan tepat guna (supply).
C. Penciptaan lingkungan yang mendukung (environment)

Pilihan Jenis Kegiatan :

Pertemuan setengah hari Stop BABs (arisan dasa wisma, pengajian taklim, kelompok Pos Ronda,
Hari penimbangan posyandu, Hari jumat bersih)

Pemicuan CLTS

Gebiar SBS/lomba Dusun SBS

Lomba lingkungan Sehat.

Kampanye melalui Radio (stop BABs dan CTPS)

Radio Spot (stop BABs dan CTPS)

Lomba Cuci tangan, lomba merancang sarana CTPS

Pembuatan media promosi (stiker, Papan Informasi/pengumunan, Baliho, spanduk, dll)

Lomba Foto

Pertandingan berbasis sekolah

Pembuatan sarana Sanitasi di sekolah

Inspeksi sanitasi

Pemasaran Sanitasi

a. Pengadaan Contoh Cetakan Kloset dan Jamban /Bess

b. Pelatihan Tukang pembuatan kloset dan jamban/bes

c. Pembentukan Kelompok arisan sarana sanitasi

d. Pembinaan dan monitoring kelompok arisan.

Pelatihan :

a. Pelatihan Promosi kesehatan


b. Pelatihan PHBS : bagi guru, masyarakat , dan anak sekolah

c. Pelatihan Pemetaan Lingkungan sekolah, rumah dan sekitarnya

d. Identifikasi sanitasi dan perilaku hygiene dimasyarakat sekolah

e. Identifikasi sanitasi dan perilaku hygiene dimasyarakat

f. Indentifikasi penyakit

g. Perilaku Baik buruk Bagi kesehatan

h. Sarana air bersih dan sanitasi di sekolah

i. Alur penularan penyakit

j. Cara penghambatan penyakit

k. Pemilihan pencegahan penyakit menular

l. Anak sebagai agen perubahan

m. Praktek Lapangan

n. Mikro Facilitaling

o. Pelatihan pematuan kualitas air secara Fisik

Apa peran kader masyarakat

Kader kesehatan, atau kelompok masyarakat desa yang berkesadaran untuk memajukan dan
meningkatkan derajat kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam promosi perilaku cuci
tangan pakai sabun, diantaranya adalah:

memanfaatkan setiap kesempatan di dusun/desa untuk memberikan penyuluhan tentang


pentingnya perilaku CTPS

mengadakan kegiatan yang sifatnya “suatu gerakan” cuci tangan pakai sabun sehingga dapat
menarik perhatian masyarakat, seperti pada hari besar kesehatan, pesta desa, dll.

Monitoring :
Monitoring bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan rencana tindaklanjut yang disepakati. Hasil
dari monitoring menjadi bahan masukan bagi evaluasi dan rencana kegiatan selanjutnya.

Pelaksanaan

Monitoring dilakukan oleh petugas kesehatan dan atau Fasilitator masyarakat bersama dengan
masyarakat (kader kesehatan, natural leader, tokoh masyarakat, guru dan anak sekolah). Monitoring
dan evaluasi dilakukan secara partisipatif dan berkala oleh masyarakat dan didukung oleh fasilitator.

Peran fasilitator adalah sangat penting dalam melakukan monitoring dan evaluasi Hal I ni dilakukan
untuk memberikan monitifasi bagi masyarakat yang sdang dalam masa perubahan di bidang sanitasi.

Monitoring dan Evaluasi :

Dalam memonitoirng dan evaluasi Perubahan Adopsi perilaku Stop BABs dengan cara :

Bertanya menggunakan kwuisioner dengan pertanyaan :

Dimana anda / KK ini membuang air besar.

Melihat Jamban : Jenis Jamban Sehat, Jamban dengan Leher angsa dan septictank

Melihat adanya sarana air.

Dan sebagai tambahan adanya sabun.


Format Data Dasar.

No

Dusun

Nama Pemilik Rumah

Miskin

Jumlah

KK

Jumlah Jiwa

Perilaku Buang air besar

Tdk ada

Jamban Sehat

Sederhana

Jamban Leher anggsa & septictank

Kumunal
BOTTLE

SYRINGE
1

15

B
4

20

12
01

16

01
20

Catatan : Tempat BAB : (v) sebelum pamsimas masuk, (o) / dilingkari setelah pamsimas

01/02 : jumlah jamban kumunal yang digunakan

Cara Memonitoring /pengambilan data :

1. Melihat sampel RT

2. Secara berkala Bulanan.

3. Melihat Catatan dari Kepala Dusun/Kader

Pelaporan

Format pelaporan akan mengacu pada hasil kesepakatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Mekanisme pelapooran sesuai dengan yang telah disepakati

Untuk memastikan tidak adanya kontak tinja dengan manusia, maka perubahan perilaku stop BABS
harus selalu diikuti dengan perilaku CTPS karena :

CTPS dapat mencegah penyakit Diare

CTPS dapat membunuh kuman.


MATERI

CUCI TANGAN PAKAI SABUN

Latar belakang

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan salah satu pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) yang tertuang dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 852/SK/Menkes/IX2008.
Pentingnya CTPS adalah dapat mencegah penyakit seperti diare, typhus perut, kecacingan, flu babi,
flu burung dan virus baru H1N1. Menurut hasil Penelitian (Curtis tahun 2011), CTPS dapat
menurunkan angka diare sebesar 47% dan menurunkan kejajian ISPA dan Flu Burung 50%..

Seperti halnya perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci tangan, terlebih cuci tangan
pakai sabun merupakan masih merupakan sasaran penting dalam promosi kesehatan, khususnya
terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini disebabkan perilaku tersebut masih sangat rendah,
yakni 43,50% (KPI Juli 2011). Dan berdasarkan Human Services (BHS) di Indonesia Tahun 2006,
perilaku CTPS, dilihat dari sisi waktu kritis CTPS ditemukan bahwa :

· 12% setelah buang air besar,

· 9% setelah membersihkan tinja bayi dan balita

· 7% sebelum memberi makan kepada bayi.


· 14% sebelum makan.

Mengapa perlu CTPS

Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan merupakan perilaku yang biasa dilakukan sehari-
hari oleh masyarakat pada umumnya. Rendahnya perilaku cuci tangan pakai sabun dan tingginya
tingkat efektifitas perilaku cuci tangan pakai sabun dalam mencegah penularan penyakit, maka
sangat penting adanya upaya promosi kesehatan bermaterikan peningkatan cuci tangan tersebut.
Dengan demikian dapat dipahami betapa perilaku ini harus dilakukan, antara lain karena berbagai
alasan sbb:

Mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit yang dapat menyebabkan ratusan ribu
anak meninggal setiap tahunya.

Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup

CTPS adalah satu-satunya intervensi kesehatan yang paling “cost-effective” jika dibanding dengan
hasil yang diperolehnya.

Kapan harus cuci tangan

Ada 5 waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan, yaitu saat-saat sebagai
berikut:

Sebelum makan

Sebelum menghidangkan makanan

Sebelum memberi makan kepada bayi/balita

Setelah buang air besar/buang air kecil / Setelah menceboki bayi/anak

Setelah memegang unggas/hewan


Pada saat promosi kesehatan, selain 5 waktu kritis tersebut, ada beberapa waktu lain yang juga
penting dan harus dilakukan CTPS, yaitu:

Setelah bermain di lumpur/ tanah.

Setelah batuk/bersin, setelah membuang ingus/membersihkan hidung

Setelah mengucak mata

Setelah memegang Kapur Tulis

Setelah bekerja di kebun / membersihkan sampah

Sebelum menyusui bayi

Apa manfaat cuci tangan

Manfaat yang diperoleh setelah seseorang melakukan cuci tangan pakai sabun, yaitu antara lain:

membunuh kuman penyakit yang ada ditangan

mencegah penularan penyakit, seperti diare, ISPA, , flu burung, flu babi, disentri, typhus, dll

tangan menjadi bersih dan indah

Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun

Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir

Gunakan Sabun dan gosok hingga berbusa

Gosok dengan seksama selama 20 meint

Gosoklah telapak tangan, punggung tangan, pergelangan tangan, antara / sela-sela jari dan bawah
kuku

Bilas sampai bersih


Keringkan dengan lap bersih.

Langkah yang dipertimbangkan dalam merencanakan

Identifikasi Permasalahan

Analisa Permasalahan

Tetapkan tujuan kegiatan

Indentifikasi Kelompok Sasaran

Tetapkan pesan yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan dan Target Sasaran

Identifikasi sumber pendanaan

Pelaksanaan kegiatan

Monitoring.

Pilihan Jenis Kegiatan :

a. Pertemuan setengah hari CTPS (arisan dasa wisma, pengajian taklim, kelompok Pos Ronda,
Hari penimbangan posyandu, Hari jumat bersih)

b. Pemicuan CTPS

c. Demostrasi Cuci tangan.

d. Kampanye melalui Radio

e. Radio Spot

f. Lomba Cuci tangan, lomba merancang sarana CTPS

g. Pembuatan media promosi (stiker, Papan Informasi/pengumunan, Baliho, spanduk, dll)

h. Lomba Foto

i. Pertandingan berbasis sekolah

j. Pembuatan sarana CTPS di sekolah

k. Pelatihan CTPS
Apa peran kader masyarakat

Kader kesehatan, atau kelompok masyarakat desa yang berkesadaran untuk memajukan dan
meningkatkan derajat kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam promosi perilaku cuci
tangan pakai sabun, diantaranya adalah:

a. Memanfaatkan setiap kesempatan di dusun/desa untuk memberikan penyuluhan tentang


pentingnya perilaku CTPS

b. Mengadakan kegiatan yang sifatnya “suatu gerakan” cuci tangan pakai sabun sehingga dapat
menarik perhatian masyarakat, seperti pada hari besar kesehatan, pesta desa, dll.

Monitoring :

Monitoring bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan rencana tindaklanjut yang disepakati. Hasil
dari monitoring menjadi bahan masukan bagi evaluasi dan rencana kegiatan selanjutnya.

Pelaksanaan

Monitoring dilakukan oleh petugas kesehatan dan atau Fasilitator masyarakat bersama dengan
masyarakat (kader kesehatan, natural leader, tokoh masyarakat, guru dan anak sekolah). Monitoring
dan evaluasi dilakukan secara partisipatif dan berkala oleh masyarakat dan didukung oleh fasilitator.

Peran fasilitator adalah sangat penting dalam melakukan monitoring dan evaluasi Hal I ni dilakukan
untuk memberikan monitifasi bagi masyarakat yang sdang dalam masa perubahan di bidang sanitasi

Dalam memonitoirng dan evaluasi Perubahan Adopsi perilaku CTPS dengan cara :

Bertanya menggunakan kwuisioner dengan pertanyaan :

Apakah anda / KK ini sudah mencuci tangan dengan air

· Dimana anda / KK ini mencuci tangan

· Melihat adanya sarana air yang mengalir


Melihat adanya Sabun

Dan sebagai tambahan adanya sarana media.

Format Data Dasar. Monitoring CTPS

No

Dusun

Nama Pemilik Rumah

Miskin

Jumlah

KK

Jumlah Jiwa

Adopsi CTPS

Belum adopsi

Sarana CTPS dan sabun

Media Promosi CTPS

1
A

15

20
C

12

D
5

16

Catatan : Adopsi CTPS : (v) sebelum pamsimas masuk, (o) / dilingkari setelah pamsimas

Cara Memonitoring :

1. Melihat sampel RT

2. Secara berkala Bulanan.

3. Melihat Catatan dari Kepala Dusun/Kader

Pelaporan

Format pelaporan akan mengacu pada hasil kesepakatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Mekanisme pelapooran sesuai dengan yang telah disepakati

MATERI

PENGAMANAN AIR MINUM RUMAH TANGGA


Mengapa perlu air bersih

Air merupakan kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, mandi, cuci, dan
keperluan lainnya. Bila kita tidak menggunakan air yang bersih.

Air banyak dijumpai di alam, dan merupakan benda social yang melimpah ruah seperti kita lihat di
laut, sungai, danau dan lain-lain. Namun demikian air yang bersih yang sehat merupakan benda
ekonomi, yang kini susah untuk diperoleh bagi masyarakat.

Air merupakan suatu unsure yang sangat penting dalam aspek kesehatan masyarakat, dimana air
dapat menjadi sumber dan tempat perindukan dan media kehidupan bibit penyakit. Banyak penyakit
yang tterkait dengan air, baik air kotor dan bahkan juga air yang bersih secara fisik, seperti diare,
demam berdarah, dll

Air dialam akan digunakan sebagai sumber air baku air minum bagi masyarakat. Air yang tercemar
akan menyebabkan susah dalam pengolahanya, memerlukan teknologi yang kadang-kadang canggih.
Untuk itu air dialam harus dipelihara, dan diccegah dari pencemaran.

Apa syarat air bersih

Air bersih dan air minum harus memenuhi syarat kesehatan, baik syarat fisik, biologi maupun
kimiawi.

Syarat fisik dapat dibedakan melalui inder kita, seperti dapat dilihat, dirasa, dicium, diraba. Secara
fisik air harus memenuhi syarat sbbi:

air tidak berwarna, bening/jernih

air tidak keruh, bebas dari lumpur, sampah, busa, dll

air tidak berasa, tidak rasa asin, tidak rasa asam, tidak payau
air tidak bberbau, tidak bau amis, anyir, busuk, tdak bau belerang, dll

Apa manfaat air

Air yang bersih dan sehat, akan memberi menfaat bagi kesehatan masyarakat, seprti terhindar dari
gangguan penyakit diare, cholera, disentri, thypus, penyakit kulit, dll Disamping dari aspek penyakit,
air juga sangat penting untuk aspek kebersihan diri, atau hygiene perorangan.

Dari sumber air bersih dapat diperoleh

Air bersih untuk kebutuhan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Namun seringkali sumber air
bersih jauh dari lokasi tempat tinggal suatu kelompok masyarakat, sehingga sulit dan membutuhkan
tenaga dan biaya untuk mendapatkannya.

Sumber-sumber air tersebut adalah:

mata air

air sumur (bias sumur dalam atau sumur dangkal)

air ledeng atau perusaahan air minum

air hujan

air dalam kemasan


Bagaimana menjaga sumber air bersih

· Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar, baik cemaran fisik, cemaran biologi
maupun cemaran kimiawi

· Sumur gali, sumur pompa, kran-kran umum dan juga mata air harus dijaga bangunannya agar
tidak rusak, seperti lantai sumur tidak boleh retak, tidak rusak, bibir sumur diplester, dll

· Lingkungan sumber air harus dijaga kebersihannya, seprti tidak boleh untuk tempat
pembuangan sampah, tidak ada genangan air, dll

· Gayung, timba, dan ember pengambil air harus dijaga tetap bersih, tidak diletakan di lantai.

· Jarak sumber air (misal sumur) tidak boleh berdekatan dengan tangki jamban keluarga, tidak
boleh ada berdekatan dengan kandang ternak.

· Dan lain-lain

Bagaimana menjaga air minum yang ada di rumah supaya sehat

Meskipun air terlihat bersih, namun air tersebut belum tentu bebas dari kuman penyakit. Untuk itu
air harus direbus dulu sampai mendidih, karena kuman akan mati ppada suhu 100 derjat C (saat air
,mendidih).

Dismaping cara tersebut diatas, ada beberapa cara untuk membunuh kuman dalam air, misal
derngan member bahan-bahan kimia terbatas yang sudah dinyatakan aman bagi kesehatan (misal air
rahmat, dll)

Pemeriksaan Kualitas air secara sederhan

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksanaan Kimia

Pemeriksaan secara biologis


Apa peran kader

Melakukan pendataan rumah tangga mana yang sudah dan yang belum memiliki ketersedian air
bersih/air minum di rumahnya

Bersama dengan tokoh masyarakat/pemerintah desa, berusaha untuk mencari sumber air,
berupaya mencari jalan kemudahan n=bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih bagi
lingkungannya

Membentk kelompok pemakai air (pokmair misalnay) untuk mengawasi sumber air, memelihara
saluran air dan memperbaiki kerusakan bilamana terjadi

Menggalang pihak lain, termasuk dunia usaha untuk member bantuan dalam penyedian air bersih
dan air minum

Memanfaatkan setiap kesemapatan untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang


hidup bersih dan sehat , tentang air yang sehat bagi masyarakat, dll.
Diposting oleh Wahid Riyadi di 21.01 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Foto saya

Wahid Riyadi

Seorang pria bernama suromenggolo, lahir di Klaten,1 Agustus 1981 Menyukai hal-hal baru dan
tantangan. Kalo mau kenal lebih dekat,visit my blog ya :) wahid riyadi thanks ♥

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

▼ 2014 (18)

► Desember (6)

▼ November (12)

Tupoksi Satlak KKM dan Bpspams

Naskah Deklarasi SBS/ODF

Profil Desa Sawit Kec Gantiwarno Kab Klaten

Profil Desa Sengon Kecamatan Prambanan Kab Klaten

Profil Desa Kotesan Prambanan Klaten


Profil Desa Gedongjetis Kec. Tulung Kab. Klaten

Kode Pos se Kabupaten Klaten

DAFTAR HOTEL KLATEN

Surat Perjalanan Dinas

STOP Buang Air besar Sembarangan (SBS)

Promosi Kesehatan

PENGADAAN BARANG DAN JASA

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalise ads and to analyse traffic.
Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use
of cookies.Learn moreGot it

Anda mungkin juga menyukai