Anda di halaman 1dari 2

Stop Buang Air Besar di Sembarangan 

 (SBS)
Mengapa harus STOP BABS

Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang dan berinduknya bibit
penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila tinja tersebut dibuang di
sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai, dll maka bibit penyakit tersebut akan menyebar
luas ke lingkungan, dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulkan
penyakit pada seseorang dan bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang
lebih luas.

Stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan manfaat dalam hal-hal
sebagai berikut :
a. Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau dan lebih indah
b. Tidak mencemari sumber air /badan air yang dapat dijadikan sebagai air baku air minum
atau air untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll
c. Tidak mengundang vector (serangga dan binatang) yang dapat menyebarluaskan bibit
penyakit, sehingga dapat mencegah penyakit  menular

Kemana tinja harus dibuang


Mengingat tinja merupakan bentuk kotoran yang sangat merugikan dan membahayakan
kesehatan masyarakat, maka tinja harus dikelola, dibuang  dengan baik dan benar. Untuk itu
tinja harus dibuang pada suatu “wadah” atau sebut saja JAMBAN. Jamban yang digunakan
masyarakat bisa dalam bentuk jamban yang paling sederhana, dan murah,  misal jamban
CEMPLUNG, atau jamban yang lebih baik, dan lebih mahal misal jamban leher angsa dari tanah
liat, atau bahkan leher angsa dari bahan keramik.  

Prinsip utama tempat pembuangan tinja /jamban sehat


d. Tidak mencemari sumber air /badan air atau Jarak tempat penampungan tinja terhadap
sumber air di atas 10 meter.
e. Tidak mencemari lingkungan (bau)
f. Tidak ada kontak dengan Vektor
g. Konstruksi yang aman
h. Sebagai tambahan adalah adanya saluran SPAL, pengelolaan tinja dan milik sendiri.

Untuk mencegah terjadinya terjadinya pencemaran sumber air dan Badan air, maka pada secara
tahap mulai Cara tempat penampungan tinja dibuat jaraknya diatas 10 meter, lebih lanjut dibuat
septictank dan mengurasnya secara berkala. Dan untuk mencegah bau tidak mencemari
lingkungan secara bertahap yakni dengan menutup tempat penampungan tinja, dan membuat
saluran /plensengan dan pada tahap akhir adalah dengan membuat kloset leher angsa.
Siapa yang harus menggunakan jamban

Semua anggota keluarga harus menggunakan jamban untuk membuang tinja, baik anak-anak
(termasuk bayi dan  anak balita) dan lebih-lebih orang dewasa.

Dengan pemikiran tertentu, seringkali tinja bayi dan anak-anak dibuang sembarangan oleh orang
tuanya, misal kehalaman rumah, kebon, dll. Hal ini perlu diluruskan, bahwa tinja bayi dan anak-
anak juga harus dibuang ke jamban, karena tinja bayi dan anak-anak tersebut sama bahayanya
dengan tinja orang dewasa.

Apa peran kader  masyarakat.

Kader kesehatan, atau kelompok masyarakat desa yang berkesadaran dan berkepentingan untuk
memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam
promosi perilaku stop buang air besar sembarangan, yaitu anttara lain:
a. memanfaatkan setiap kesempatan di dusun/desa untuk memberikan penyuluhan tentang
pentingnya perilaku buang air besar yang benar dan sehat
b. melakukan pendataan rumah tangga yang anggota keluarganya masih BAB
Sembarangan, mendata rumah tangga yang sudah memiliki jamban “sederhana” dan
mendata keluarga yang sudah memiliki jamban yang sudah lebih sehat (leher angsa)
c. mengadakan kegiatan yang sifatnya memicu, mendampingi, dan memonitor perilaku
masyarakat dalam menghentikan kebiasaan buang air besar sembarangan, sehingga
dalam tatanan dusun/desa terwujud kondisi TERBEBAS DARI PERILAKU BUANG
AIR BESAR SEMBARANGAN
d. menggalang daya (bias tenaga ataupun dana)  antar sesama warga untuk memberi
bantuan dalam pembangunan jamban bagi warga yang lain
e. menjadi resource-lingker (penghubung) antar warga masyarakat dengan berbagai pihak
terkait yang berkepentingan dalam mewujudkan jamban yang sehat (improved jamban).

Anda mungkin juga menyukai