JAMBAN SEHAT
Kelompok :
AKADEMI KEPERAWATAN
TAHUN 2019
Kata Pengantar
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “JAMBAN
SEHAT”
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan untuk kepentingan proses
belajar dan pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan
saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini dan untuk pelajaran
bagi kita semua dalam pembuatan di masa mendatang.
Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan
kemajuan ilmu pengetahuan.
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar
BAB I
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian jamban
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hingga saat ini belum dijumpai adanya definisi jamban di tingkat peraturan pemerintah
dalam sistem perundangan di Indonesia. Dengan demikian tidak ada pula istilah itu dalam
tataran undang-undang. Bisa jadi dengan akan dirampungkannya rencana undang-undang
(RUU) tentang Air Limbah Permukiman maka definisi jamban, kakus, WC, toilet, atau
apapun nama lainnya akan terwadahi secara formal dalam sistem regulasi di Indonesia.
Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 16/2008 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman tidak
disebutkan adanya istilah jamban. Namun di dalam Keputusan Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah nomor 534/2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal
disebutkan adanya sarana sanitasi individual dan komunal berupa jamban beserta MCK-nya.
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 852/2008 tentang Strategi Nasional
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat disebutkan bahwa jamban sehat adalah fasilitas
pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit. Di dalam
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 715/2003 tentang Persyarakan Hygiene Sanitasi
Jasaboga disebutkan bahwa usaha jasaboga harus menyediakan WC Umum dengan fasilitas
jamban dan peturasan sesuai dengan jumlah karyawannya.
Kepemilikan tempat buang air besar secara nasional menurut SUSENAS 2007 baru
59,86%. Dari 59,86% itupun yang mempunya kloset tipe leher angsa-pun baru 71,5%. Di
dalam laporan tersebut tidak disebutkan bagaimana sebenarnya kualitas dari tempat buang
air besar yang ada di lapangan. Dari 59,86% itupun baru 49,13% yang memiliki tangki
septik. Lagi-lagi tidak disebutkan bagaimana pula sebenarnya kualitas dari tangki septik
yang ada di lapangan. Apalagi menurut Laporan Indonesian Sanitation Sector Development
Program (ISSDP, 2004) disebutkan bahwa masyarakat Indonesia yang masih melakukan
buang air besar sembarangan masih lebih dari 40%. PBB pun menyebutkan kalau masih ada
lebih dari 2,6 milyar orang di dunia yang tidak punya akses sanitasi yang memadai (PBB,
2004). Berbagai informasi ini tentu saja menggambarkan bagaimana sebenarnya buruknya
pelayanan publik untuk sanitasi.
Di Indonesia, penduduk pedesaan yang menggunakan air bersih baru mencapai
67,3%. Dari angka tersebut hanya separuhnya (51,4%) yang memenuhi syarat bakteriologis.
Sedangkan penduduk yang menggunakan jamban sehat (WC) hanya 54%. Itulah sebabnya
penyakit diare sebagai salah satu penyakit yang ditularkan melalui air masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat dengan angka kesakitan 374 per 1000 penduduk. Selain itu
diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada Balita dan nomor 3 bagi bayi serta
nomor 5 bagi semua umur.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jamban
Kita berdomisili disuatu wilayah pemukiman, sebut saja wilayah itu setingkat dengan
desa atau kelurahan. Pernahkah kita befikir berapa jumlah rumah di wilayah kita yang
memiliki jamban, dan berapa jumlah rumah yang belum memiliki jamban. Bila rumah yang
memiliki jamban melebihi 80% dari jumlah rumah yang ada, berarti wilayah tersebut
termasuk wilayah yang cukup baik dalam hal pembuangan kotoran manusia.
Bagi rumah yang belum memiliki jamban, sudah dipastikan mereka mereka itu
mamanfatkan sungai, kebun, kolam, atau tempat lainnya untuk buang air besar (BAB).
Bagi yang telah memiliki jamban bisa dipastikan BAB di jamban. Tapi tidak selalu begitu ,
terkadang walaupun memiliki jamban ada sebagian kecil yang masih BAB di tempat lain,
karena alasan tertentu.
Sebaiknya semua orang BAB di jamban yang memenuhi syarat, dengan demikian
wilayahnya terbebas dari ancaman penyakit penyakit tersebut. Dengan BAB di jamban
banyak penyakit berbasis lingkungan yang dapat dicegah, tentunya jamban yang memenuhi
syarat kesehatan. Kalau membahas soal jamban maka tentunya harus lengkap dengan
sarana Air Bersih untuk menunjang keberlangsungan pemanfaatan jamban.
C. Jenis Jamban Yang Digunakan
a. Jamban cemplung
Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan
dan meresapkan cairan kotoran/ tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar
lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
2. Tidak berbau.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hingga saat ini belum dijumpai adanya definisi jamban di tingkat peraturan pemerintah
dalam sistem perundangan di Indonesia. Dengan demikian tidak ada pula istilah itu dalam
tataran undang-undang. Bisa jadi dengan akan dirampungkannya rencana undang-undang
(RUU) tentang Air Limbah Permukiman maka definisi jamban, kakus, WC, toilet, atau
apapun nama lainnya akan terwadahi secara formal dalam sistem regulasi di Indonesia.
Buang air besar (BAB) sembarangan bukan lagi zamannya. Dampak BAB sembarangan
sangat buruk bagi kesehatan dan keindahan. Selain jorok, berbagai jenis penyakit ditularkan.
Sebagai gantinya, BAB harus pada tempatnya yakni di jamban. Hanya saja harus
diperhatikan pembangunan jamban tersebut agar tetap sehat dan tidak menimbulkan dampak
buruk bagi lingkungan.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang pembaca, terutama mahasiswa
keperawatan. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan.Semoga makalah ini dapat menjadi pokok bahasan dalam berbagai diskusi dan
forum terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.cwasta.org/index.php?option=com_content&view=article&id=59:definisi-jamban-
sehat&catid=2:berita&Itemid=35 (diakese pada 23 November 2019 pukul 10.12 WIB)