Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN

Penggunaan Jamban Sehat

(Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kebijakan Kesehatan


Dosen Pengampu: Dr. H. Iwan Somantri, S.Kp, M.Kep

Disusun oleh:

Kelompok 6:

Asry Nurianty P2.06.20.1.15.046

Jimi Adrian P2.06.20.1.15.046

Nur Dwi Rahayu P2.06.20.1.15.046

Siti Mila Nurhikmah P2.06.20.1.15.046


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PRODI D III KEPERAWATAN
Jalan Cilolohan No.35 Tasikmalaya
2017

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II

Landasan Teori

A. Definisi Jamban Sehat

Jamban adalah pengumpulan kotoran manusia di suatu tempat sehingga tidak


menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran manusia dan menganggu estetika
(Hasibuan, 2009). Sementara menurut Kementrian Kesehatan RI jamban sehat adalah
fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus rantai penularan penyakit
(Kepmenkes, 2008: 852).
Berdasarkan uraian di atas maka dapatlah dikatakan yang dimaksud dengan
jamban adalah suatu bangunan yang berfungsi mengumpulkan kotoran manusia yang
tersimpan pada tempat tertentu sehingga tidak menjadi penyebab suatu penyakit atau
mengotori permukaan bumi.
Jamban keluarga sangat berguna bagi manusia dan merupakan bagian dari
kehidupan manusia, karena jamban dapat mencegah berkembangnya berbagai
penyakit saluran pencernaan yang disebabkan oleh kotoran manusia yang tidak di
kelola dengan baik.
B. Tujuan Jamban Sehat
1. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau.
2. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya.
3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran
pencernaan, penyakit kulit dan keracuanan.

C. Manfaat Jamban Sehat

Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan
memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :
1. Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit
2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman.
3. Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit.
4. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan.

D. Syarat Jamban Sehat


Jamban keluarga yang sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut (Depkes RI, 2004).
1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15
meter dari sumber air minum.
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat di jamah oleh serangga maupun tikus.
3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari
tanah sekitar.
4. Mudah di bersihkan dan aman penggunannya.
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan warna.
6. Cukup penerang
7. Lantai kedap air
8. Ventilasi cukup baik
9. Tersedia air dan alat pembersih.
E.
F. Program Jamban Sehat

BAB III

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus
Menurut data yang dipublikasikan oleh World Health Organisatio, yang
diperoleh dari sensus tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia berada diurutan ke-
dua di dunia sebagai negara dengan jumlah terbesar masyarakat yang melakukan
buang air besar sembarang (WHO : 2012). Sekitar 17 persen rumah tangga pada tahun
2010 atau sekitar 41 juta orang masih buang air besar di tempat terbuka
(UNICEF:2012).
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi Indonesia yang memiliki tingkat
permasalahan kesehatan yang cukup tinggi, terutama masalah sanitasi yang layak.
Menurut profil kesehatan Kementerian Kesehatan pada tahun 2014, Jawa Barat
merupakan provinsi yang memiliki tingkat sanitasi paling rendah di pulau Jawa
dibandingkan Provinsi lainnya. Selain itu dari data Riskesdas Tahun 2013, di Provinsi
Jawa Barat masih terdapat permasalahan sanitasi. Kabupaten Garut masuk kedalam 5
kabupaten terendah dalam masalah akses terhadap fasilitas sanitasi Improved.
Cakupan akses sanitasi di kota Garut sendiri menurut aplikasi STBM Smart sebesar
57,46%, serta salah satu desa dengan akses sanitasi yang rendah adalah desa
Sukamaju kecamatan Talegong sebesar 22,61%. Jamban merupakan suatu bangunan
yang digunakan untuk tempat membuang dan mengumpulkan kotoran/najis manusia
yang lazim disebut kakus atau WC, sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu
tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori
lingkungan pemukiman. Kotoran manusia yang dibuang dalam praktek sehari-hari
bercampur dengan air, maka pengolahan kotoran manusia tersebut pada dasarnya
sama dengan pengolahan air limbah.
B. Implikasi dan Saran

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai