TINJAUAN PUSTAKA
Sehat ialah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial
yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan (World Health Organization,
2015). Menurut Undang – Undang No. 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan
sehat baik secara fisik, mental atau psikis, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
harapan hidup, menurunkan angka kematian ibu, anak, dan bayi, menurunkan
angka kesakitan dan kecacatan serta perbaikan status gizi masyarakat (Kemenkes
RI, 2020).
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat komplek yang saling
berkaitan dengan masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Pemecahan masalah
kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tetapi
harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat
6
7
untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai ialah
penyebab utama diseluruh dunia dan sanitasi dampak positif bagi kesehatan baik
penyakit diare membunuh satu anak di dunia ini setiap 15 detik, karena akses pada
sanitasi masih terlalu rendah. Hal ini menimbulkan masalah kesehatan lingkungan
yang besar, serta merugikan pertumbuhan ekonomi dan potensi sumber daya
dasar yang sangat rentang untuk menjadi wadah perkembangan penyakit seperti
penyakit kulit, pernafasan, mata, penyakit menular seperti diare, malaria dan lain
sebagainya. Upaya sanitasi dasar pada masyarakat meliputi penyediaan air bersih,
8
jamban sehat, pengelolaa sampah dan saluran pembuangan air limbah (Ghassani
kematian. Air adalah sumber utama kehidupan manusia untuk minum, makan,
mencuci, memasak dan untuk menunjang sarana kehidupan lainnya (Utina dan
Baderan, 2009).
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat penyediaan sumber air bersih
harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena penyediaan air bersih yang
kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150 – 200 liter atau 35 – 40
galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim,
terjangkau dan berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik
Kesehatan RI No. 429 tahun 2010 tentang kualitas air minum disebutkan bahwa
air minum harus memenuhi persyaratan kesehatan secara fisik, kimia, dan
a. Tidak keruh
b. Tidak berwarna
9
c. Tidak berasa
e. Tidak berbau.
2.2.2. SPAL
Air limbah adalah buangan atau air yang dibuang berasal dari rumah
tangga, industry maupun dari tempat – tempat umum lainnya. Umumnya air
limbah mengandung bahan – bahan atau zat yang dapat membahayakan kesehatan
manusia serta mengganggu lingkungan hidup. SPAL adalah suatu bangunan yang
digunakan untuk membuang air buangan di kamar mandi, tempat cuci, dapur dan
lain-lain bukan dari jambanan atau peturasan. SPAL di rumah tangga berupa
perpipaan atau lainnya yang digunakan sebagai tempat pembuangan air buangan
air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratan berikut (Chandra, 2012):
dengan jarak minimal antara SPAL dengan sumber air minum minimal
10 m.
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air
penyakit.
2.2.3. Jamban
kesehatan anggota keluarga. Jamban sehat adalah suatu fasilitas pembuangan tinja
sarana pembuangan kotoran manusia atau feses adalah bagian dari usaha sanitasi
terutama dalam mencemari tanah dan sumber air (Soeparman dan Suparmin, 2002
Jamban terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran dan air untuk membersihkannya (Abdullah, 2010). Jamban sehat ialah
suatu fasilitas pembuangan tinja atau feses manusia yang efektif untuk
a. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-
b. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.
e. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna.
f. Cukup penerangan
baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :
2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan saran yang aman
2.2.4. Sampah
suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya
yang ada hanyalah produk – produk tidak bergerak. Smber sampah terbanyak
yang dihasilkan tanpa adanya peningkatan sarana pembuangan sampah yang baik
memahami dengan baik jenis – jenis sampah agar nantinya pengelolaan sampah di
tatanan rumah tangga tepat dan benar. Berdasarkan krakteristiknya, sampah dapat
a. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan – bahan hayati
yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini
dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga
sampah dari dapur, sisa – sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet, dan
b. Sampah Anorganik
hayati, aik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan
– produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik,
sampah detergen. Sebagian besar sampah anorganik tidak dapat diurai oleh
lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada
tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas platik, dan kaleng.
sebagai berikut.
sampah terbesar. Lebih dari 60% sampah yang dikirim ke TPA (Tempat
Sebetulnya, hampir setiap orang sudah mengetahui akan adanya dampak yang
Biasanya, semakin tinggi tingkat ekonomi dan status sosial sebuah rumah
oleh rumah sakit, industri, dan tempat - tempat umum seperti kantor, sekolah,
terminal, dan pasar, biasanya sangat kompleks jenisnya dan cukup banyak
jumlahnya. Ditinjau dari dampaknya, sampah jenis ini ada yang tidak berbahaya,
ada yang berbahaya, dan ada yang sangat berbahaya. Sampah – sampah ini
sampah pasarmenjadi tanggung jawab dinas pasar bekerja sama dengan dinas
fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara
produktif. Oleh karena itu keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur
sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.
Secara umum Rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebegai berikut :
1. Syarat Fisiologis
aliran udara yang masuk dan kapasitas ruangan untuk suatu hunian atau
d. Ruangan (space), tersedia ruang yang cukup untuk kegiatan bermain bagi
2. Syarat psikologis
d) Jumlah kamar tidur yang cukup jumlah kamar tidur disesuaikan dengan
usia penghuninya.
mempunyai peranan dalam penyebaran penyakit yang terjadi disekitar rumah yang
rumah tidak menjadi sarang ataupun tempat terjadinya penularan penyakit. Simak
baik sebagai sarana pembersih maupun sebagai bahan untuk air minum
syarat sanitasi
17
2,75 – 3 m.
kebocoran gas.
sebagainya.
c) Jauh dari pohon besar, Bangunan rumah jauh dari pepohonan besar yang
d) Garis rooi. Bangunan harus mengikuti garis rooi (garis sempadan). Jarak
e) Lantai yang selalu basah (kamar mandi, kamar kecil) tidak licin, baik
f) Bagian bangunan yang dekat api atau listrik terbuat dari bahan tahan api
18
anak.
5. Lantai
Lantai rumah dari semen atau ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang
dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak becek pada musim hujan. Lantai yang basah dan berdebu merupakan
sarang penyakit.
6. Atap
pedesaan. Di samping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat
Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka
atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun
asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan
7. Ventilasi
menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti
berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di
dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan
penyerapan.
8. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama
cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat
yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu
banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat
merusakkan mata.
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya,
konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan
b) Pembuangan tinja,
d) Pembuangan sampah,
e) Fasilitas dapur,
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran pada diri individu di dalam keluarga
individu atau kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan
2.4.1. PHBS
Tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keluarga, yaitu:
4. pengasuh anak
21
kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta
meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya
2. tatanan pendidikan,
22
3. tempat umum,
5. institusi kesehatan.
yang ingin dicapai dari program PHBS pada substansi dasarnya adalah klasifikasi
IV, sehingga penggolongan pada klasifikasi I, II, III dapat saja digabungkan
menjadi satu klasifikasi tersendiri tanpa mengurangi makna target yang dicapai.
dilakukan stratifikasi untuk melihat sejauh mana hasil yang telah dicapai.
Penggabungan klasifikasi I, II, dan III merupakan tingkat PHBS yang belum
mencapai target dapat dijadikan satu klasifikasi tersendiri selain tidak mengurangi
makna target, juga dapat terjadi keluarga yang berada di klasifiksi langsung
daerah .
ketika bersama anggota rumah tangga lainnya, hal ini biasa dilakukan pada pagi
hari disaat sarapan bersama anak-anak dan sore sampai malam hari ketika sedang
yang dilakukan Depkes dan instansi lainnya, walau penetrasi sabun telah masuk
menggunakan sabun untuk cuci tangan, hanya 12% yang mencuci tangan
buang air besar bayi, hanya 14% CTPS dilakukan sebelum makan, 7% sebelum
Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga adalah suatu alat ukur untuk
setiap hari)
h. Tersedia Jamban
diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur
jumlah, jarak, dan usi ideal melahirkan anak, mengatur kehamilan dan membina
Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur yang salah satu pasangannya
tersebut. Target menurut SPM ialah 70% pada Tahun 2010. Pasangan Usia Subur
(Depkes, 2010).
2.6. Imunisasi
kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
25
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu. Cara kerja imunisasi yaitu dengan memberikan antigen
bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan
tubuh seseorang secara aktif sehingga dapat mencegah atau mengurangi akibat
penularan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi tersebut (Kemenkes RI,
2016).
awal kehidupan anak belum mempunyai kekeban sendiri (humoral), anak baru
imunisasi Mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan
bayi, balita/anak-anak pra sekolah, menurut sumber lain disebutkan juga untuk
mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari Dosis Hepatitis B, 1 Dosis
BCG, 3 Dosis DPT-HB-HIB, 4 Dosis polio tetes, dan 1 Dosis campak dengan