Anda di halaman 1dari 19

2.

1 Konsep Sanitasi

2.1.1 Definisi Sanitasi

Sanitasi adalah sebuah perilaku yang disengaja untuk membudayakan

hidup dengan bersih dan bermaksud untuk mencegah manusia bersentuhan secara

langsung dengan bahan-bahan kotor dan berbahaya yang mana perilaku ini

menjadi usaha yang diharapkan bisa menjaga serta meningkatkan kesehatan

manusia. Jadi, dengan kata lain pengertian sanitasi ini merupakan upaya yang

dilakukan demi menjamin dan mewujudkan kondisi yang sudah memenuhi syarat

kesehatan.

Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental sanitation) adalah

upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin

(menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi

perkembangan fisik, kesehatan dan dan daya tahan tubuh manusia.Sanitasi adalah

perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mecegah

manusi bersentuh langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya

dengan harapan usaha ini akan meningkatkan kesehatan manusia.Istilah sanitasi

juga mengaju pada pemeliharaan kondisi higienis melalui upaya pengelolaan

sampah dan pengolahan limbah cair. Sanitasi berhubungan dnegan kesehatan

lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat (profil kesehatan

indonesia, 2017).

2.1.2 Manfaat Sanitasi

a. Seperti yang sedikit disinggung dalam pengertian sanitasi bahwa

sanitasi ini memiliki tujuan untuk menjamin serta mewujudkan kondisi


2

yang sesuai dengan persyaratan kesehatan. Selain itu, sanitasi juga

memiliki beberapa tujuan lain yaitu memperbaiki, mengembalikan

serta mempertahankan kesehatan pada manusia. Sanitasi juga

bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi produksi serta menghasilkan


3

b. produk-produk yang sehat dan aman dari berbagai pengaruh yang bisa menyebabkan

penyakit pada manusia.

c. Manfaat sanitasi untuk kehidupan yang perlu diketahui yang antara lain adalah

mencegah beberapa hal seperti penyakit menular, bau tak sedap dan kecelakaan.

Kemudian sanitasi juga bermanfaat untuk menghindari pencemaran, mengurangi

jumlah persentasi manusia yang sakit serta mewujudkan lingkungan yang sehat

nyaman dan juga bersih.

2.1.3 Ruang Lingkup Sanitasi

Secara umum, sanitasi memiliki ruang lingkup yang meliputi beberapa hal, seperti

menjamin lingkungan dan tempat kerja yang baik dan bersih, melindungi setiap individu dari

berbagai faktor yang dapat mengganggu kesehatan fisik ataupun mental, mencegah timbulnya

penyakit menular, mencegah kecelakaan, dan menjamin keselamatan kerja.

Ruang lingkup dan kesehatan lingkungan meliputi:Penyediaan air minum, Pengolahan air

buangan dan pengendalian pencemaran air, Pengendalian vector penyakit, Hygiene sanitasi,

Pengelolaan sampah padat, pengendalian pencemaran udara, kesehatan kerja, pengendalian

kebisingan, pengendalian radiasi, perumahan dan pemukiman, serta pencegahan kecelakaan.

2.1.3 Syarat sanitasi lingkungan

Syarat sanitasi lingkungan meliputi beberapa hal yang berkaitan dengan kesehatan

lingkungan.

1. Penyediaan Sumber Air Bersih

Air adalah salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi peri kehidupan

dibumi. Penyediaan air bersih merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia
4

untuk keberlangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam kesejahteraan dan

kesehatan manusia.

a. Ciri-ciri air bersih

Air diperuntukan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber air bersih

dan aman. Batasan sumber air yang bersih dan aman yaitu, bebas dari

kontaminasi kuman atau penyakit, bebas dari substansi kimia yang berbahaya

dan beracun, tidak berasa dan tidak berbau.

b. Sumber air

1. Air angkasa (Hujan)

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi dan

air yang paling bersih. Air hujan uap air atau penyubliman awan

menjadi air murni ketika turun dan melalui udara akan melarutkan

benda-benda yang terdapat di udara, dalam keadaan murni sangat

bersih. Benda-benda terkait dari udara ialah, Gas (O₂, CO₂, H₂,),

jasad-jasad renik dan debu). Jadi setelah mencapai permukaan bumi air

hujan bukan merupakan air murni lagi.

2. Air permukaan

Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku

air bersih. Sumber- sumbernya berasal dari sungai, selokan, rawa,

parit, air laut, bendungan dan air terjun. Dibandingkan sumber air

lain, air permukaan sumber air yang paling tercemar akibat

kegiatan manusia, flora, fauna, dan zat lainnya.

3. Air tanah
5

Air tanah dibedakan atas dua jenis yaitu, air lapisan (layer

water), air celah (fissure water). Air lapisan adalah air yang

terdapat di dalam ruang antara butir-butir tanah. Sedangkan air

celah air yang terdapat di dalam retak-retak batuan di dalam tanah.

Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai ke

permukaan bumi dan menyerap ke dalam tanah dan menjadi air

tanah. Air ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia

dengan cara membuat sumur atau pompa air.

2. Pengolahan air buangan atau limbah

Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari industry, rumah tangga dan

tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-zat

yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian

lingkungan.Air buangan tidak boleh dibiarkan begitu saja ditempat terbuka, karena air

buangan dapat menjadi media penularan penyakit karena air, terutama penyakit perut

atau diare.

Ada beberapa metode sederhana yang dapat digunakan untuk mengelola air

limbah, diantaranya: pengenceran (disposal by dilution), kolam oksidasi (oxidation

ponds), irigasi (irrigation).

3. Pembuangan kotoran manusia


6

Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan

mengumpulkan kotoran atau najis manusia, yang disebut kakus atau wc. Sehingga

kotoran tersebut akan tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi

penyebaran dan penyebab penyakit serta tidak mengotori lingkungan pemukiman

(Depkes RI, 2013).

Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus

sebagai sisa dari proses pencernaan (tractus digestifus). ditinjau dari sudut kesehatan,

kotoran manusia merupakan masalah yang sangat penting karena jika

pembuangannya tidak baik, maka dapat mencemari lingkungan dan akan

mendatangkan bahaya bagi kesehatan manusia. Kurangnya perhatian terhadap

pengelolaan tinja akan mempercepat penyebaran penyakit yang disebabkan oleh

kotoran manusia seperti, disentri, kolera , typus, bermacam-macam cacing dan

sebagainya. Pembuangan kotoran manusia harus disuatu tempat tertentu atau jamban

yang sehat.(Dwi Ermavianti Wahyu Sulistyorini, Ani Susilowati, 2021 : 32).

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam mengelola pembuangan kotoran manusia

adalah sebaiknya jamban harus tertutup, bangunan jamban terlindung dari panas dan

hujan, serangga dan binatang, terlindung dari pandangan orang lain, bangunan lantai

harus mempunyai lantai yang kuat, bangunan jamban ditempatkan pada tempat yang

tidak menghalangi padangan, tidak menimbulkan baud an tersedia alat pembersih

seperti sabun, air,serta tisu. (Utami,Tri Niswati. 2015 : 102).

4. Pengelolaan sampah padat

1. Pengertian sampah
7

Menurut American public health association, sampah (waste)

adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak disenangi, tidak terpakai, dan

sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi

dengan sendirinya. (Arif Sumantri, 2017).

2. Sumber sampah

Sampah berasal dari berbagai macam sumber yaitu dari permukiman,

tempat umum, perkantoran, jalan raya, industry, pertenakan, perkebunan

perikanan maupun pertanian. Sampah yang dihasilkan berupa sampah kering

dan sampah basah. Seperti sisa-sisa makanan, buah-buahan yang membusuk

dan sisa-sisa bangunan.

3. Jenis sampah

Jenis- jenis sampah berdasarkan sifatnya terbagi menjadi tiga yaitu:

a. Sampah organik atau sampah basah adalah jenis sampah yang berasal

dari sisa makhluk hidup, sehingga sampah dapat mudah hancur dan

membusuk dengan cara alami.

b. Sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah jenis sampah di

mana zat penyusunan dari senyawa yang non organik yang biasanya

berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui lagi

seperti minyak bumi, proses industri, mineral atau tambang.

c. Sampah B3 merupakan bauangan berbahaya dan beracun bersifat

toksik karena itu perlu penanganan khusus. (Huda, 2020).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampah


8

berikut beberapa faktor yang dapat memengaruhi jumlah sampah.

a. Jumlah penduduk. yaitu bergantung pada aktivitas dan kepadatan

penduduk. Semakin padat penduduk maka sampah semakin meningkat

dan ruang untuk menampung sampah kurang. Misalnya, pada aktivitas

pembangunan, industri, perdagangan dan sebagainya.

b. Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai. Seperti

pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika

dibandingkan dengan truk.

c. Faktor musim. pada musim hujan sampah mungkin akan tersangkut

pada selokan pintu air atau penyaringan air limbah.

d. Faktor geografis. yaitu lokasi tempat pembuangan apakah di daerah

pegunungan, pantai, atau di dataran rendah.

e. Kebiasaan masyarakat. misalnya, jika seseorang suka mengonsumsi

satu jenis makanan atau tanaman maka sampah makanan itu akan

meningkat.

5. Komposisi sampah padat

Komposisi sampah padat sangat bervariasi tergantung dari

sumbernya, ada yang berbentuk sangat padat seperti besi hingga berbentuk

busa atau gabus. Komposisi sampah suatu daerah yang ingin diketahui

tergantung pada rencana pengelolaan sampah yang akan dipakai. Faktor-

faktor yang mempengaruhi komposisi sampah padat ialah sumber dari

mana smapah itu berasal, aktivitas penduduk, geografi, sistem


9

pengumpulan yang dipakai dan adanya sampah yang dibuang sendiri

kemudian dibakar. (Arif Sumantri, 2017).

6. Cara pengelolaan sampah

Cara pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan pengumpulan,

pengangkutan sampah, pemusnahan, pengolahan sampah, pencacahan sampah

dan penyiapan activator didalam bak pengomposan. (Dwi Ermavianti Wahyu

Sulistyorini, Ani Susilowati, 2021 : 32).

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Sebelum orang mengadopsiperilaku baru (berperilaku baru didalam diri seseorang terjadi proses

yang berurutan), yakni :

1. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest (merasatertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah

mulai timbul.

3. Evaluation (menimbang-menimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya.

4. Trial Sikap dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh stimulus.


10

5. Adaption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran

dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengetahuan merupakan hasil yang dihasilkan setelah individu melakukan pengindraan

terhadap suatu objek tertentu.pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu

pendengaran, penciuman, penglihatan,raba dan rasa. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.Tingkat pengetahuan didalam

domain kognitif terdiri dari 6 tingkatan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui

wawancara atau angket untuk menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden (Notoatmdjo,2012).

1. Mengetahui (know), termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

atau recall sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Oleh karena itu, tingkatan ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Misalnya, dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak

balita.

2. Memahami (Comprehension) yaitu sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obje yang diketahui dan dapat menjelaskan atau menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. (Ira nurmala,2018 : 19).

3. Aplikasi (Application) adalah apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud

dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang

lain. Contohnya, seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat

membuat perencanaan program kesehatan di tempat ia bekerja atau dimana saja. Orang

yang telah paham metodologi penelitian, ia akan mudah membuat proposal penelitian, ia

akan mudah membuat proposal penelitian dimana saja, dan seterusnya.


11

4. Analisis (Analysis)adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan,

kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu

masalah atau onjek yang diketahui.Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah pasti

pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah membedakan, mengelompokan,

memisahkan, dan membuat diagram atau bagan terhadap pengetahuan atas objek

tersebut.misalnya, dapat membedakan nyamuk aedes aegepty dengan nyamuk biasa, dapat

mebuat diagram (flow chart) siklus cacing kremi dan lainnya

5. Sintesis (Synthesis) adalah menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan

yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya, dapat meringkas atau

membuat dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal yang telah dibaca atau didengar

dan dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca.

6. Evaluasi (Evaluation) berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian

terhadap suatu objek tertentu. penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Misalnya,

seorang ibu dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak

dan lainnya.

2.3 Sikap (Attitude)

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimukus atau onjek tertentu, yang

sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan yaitu senang-tidak senang,

setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya.Newcomb, salah seorang ahli psikologi
12

social menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan

yaitu reaksi terbuka atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau

reaksi (tertutup).

1. komponen pokok sikap

a. Kepercayaan, yaitu bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang

terhadap objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek yaitu bagaimana penilaian

yang terkandung didalamnya faktor emosi orang tersebut terhadap objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) yaitu sikap merupakan

komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-

ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka.

2. Tingkatan sikap

a. Menerima (receiving) yaitu bahwa seseorang atau subyek menerima stimulus

yang diberikan atau objek. Misalnya, sikap seseorang terhadap periksa hamil

dapat diketahui dan diukur dari kehadiran ibu untuk mendengarkan penyuluhan

dilingkungannya.

b. Menanggapi (Responding) yaitu memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya, seorang ibu yang mengikuti suatu

penyuluhan kemudian ditanya dan diminta menanggapi oleh penyuluh kemudian

dia menjawab atau menanggapinya.


13

c. Menghargai (valuing) yaitu subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif

terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan

bahkan mengajak, mempengaruhi dan menganjurkan orang lain merespon.

d. Bertanggung jawab ( Responsible) sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah

bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

1. Pengalaman Pribadi untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap

akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam

situasi yang melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting pada umumnya, individu

cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap

orang yang dianggap penting.kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh

keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting

tersebut.

3. Pengaruh Kebudayaan tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis

pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah

4. Media Massa, dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya factual disampaikan secara

objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap

5. Lembaga Pendidikan dan lembaga agama konsep moral dan ajaran dari

lembaga pendidikan dan agama sangat menentukan sitem kepercayaan


14

tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut

mempengaruhi sikap.

6. Faktor Emosional Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari

emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan

bentuk mekanisme pertahanan ego.

f. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak

langsung.Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan. Pertanyaan

secara langsung juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan

menggunakan kata “setuju” atau “tidak setuju” terhadap pernyataan-pernyataan objek

tertentu, dengan menggunakan skala likert(Notoatmodjo, 2011).

2.4 Konsep Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku manusia adalah refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan,

persepsi, minat, keinginan dan sikap. Hal-hal yang mempengaruhi perilaku seseorang

sebagian terletak dalam diri idividu sendiri yang disebut faktor internal sebagian lagi

terletak diluar dirinya atau disebut faktor exsternal yaitu faktor lingkungan

(Notoatmodjo, 2012) Menurut Skiner (1938) dalam Soekidjo (2007:133) Perilaku

merupakan suatu reaksi atau respon dari seseorang terhadap stimulus (rangsang dari

luar).Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus Skiner membagi perilaku menjadi

dua yaitu:
15

a. Perilaku tertutup (covert behaviour) Bentuk respons ini masih tertutup, terbatas

hanya pada persepsi, perhatian, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi

pada seseorang dan dapat diamati oleh orang lain.

b. Perilaku Terbuka (overt behaviour) Merupakan respons seseorang

terhadaparangsangan berupa tindakan nyata. Dapat dilihat oleh orang lain dalam

bentuk tindakan / praktik.

2. Perilaku Kesehatan Lingkungan

Perilaku seseorang untuk menjaga lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial dan

budaya agar tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga atau

masyarakat.Sedangkan menurut Becker (1979) dalam Soekidjo (2007) menyebutkan

perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health relatedbehaviour) adalah:

a. Perilaku Kesehatan (health behaviour)yaitu hal hal yang berkaitan dengan tindakan

dalam memelihara kesehatan, termasuk didalamnya tindakan mencegah penyakit,

hygiene perorangan, kebersihan memilih makanan, sanitasi, dan sebgainya.

b. Perilaku Sakit (illness behaviour) segala tindakan yang dilakukan seseorang yang

merasa sakit untuk mencoba mengenal kemampuan atau pengetahuan individu,

penyebab sakit, serta usaha usaha untuk mencegah sakit.

c. Perilaku Peran Sakit (the sick role behaviour) segala tindakan individu atau seseorang

yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini berpengaruh terhadap

kesehatannya sendiri, juga terhadapa orang lain, anak anak misalnya yang belum

memiliki tanggung jawab sendiri tentang kesehatannya.

d. Domain Perilaku
16

Perilaku merupakan aktivitas seseorang yang merupakan bentuk respons terhadap

suatu stimulus dari luar, dan berbeda beda tiap respons yang diberikan tergantung

pada faktor faktor darin orang yang bersangkutan, baik faktor internal ataupun

eksternal.

2.5 Kajian Integrasi Keislaman

2.5.1 Konsep Sanitasi Menurut Al qur’an dan Hadist

Sanitasi terkait erat dengan upaya penyehatan lingkungan, pengolahan sampah,

limbah, penataan saluran dan buangan air atau drainase di lingkungan tempat tinggal

kita.Al-Qur’an sangat menekankan agar manusia, terutama yang beriman kepada Al-

Qur’an, memperhatikan sanitasi, dalam arti perilaku dan pembudayaan pola hidup bersih.

Seperti dijelaskan dalam Surat An-Anfal ayat 11:

‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء لِّيُطَ ِّه َر ُك ْم‬


َّ ‫اس اَ َمنَةً ِّم ْنهُ َويُنَ ِّز ُل َعلَ ْي ُك ْم ِّم َن ال‬
َ ‫ش ْي ُك ُم النُّ َع‬
ِّ ‫يُ َغ‬

‫ش ْي ٰط ِن َولِيَ ْربِطَ َع ٰلى قُلُ ْوبِ ُك ْم َويُثَبِّتَ بِ ِه ااْل َ ْق َدا َم‬ َ ‫بِ ٖه َويُ ْذ ِه‬
َّ ‫ب َع ْن ُك ْم ِر ْج َز ال‬
Artinya: “(ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi

ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu

untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-

gangguan setan dari dirimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh

pendirian)”.

Konsep kesucian yang digariskan Al-Qur`an tidak hanya menjadi pengetahuan

dan pemahaman yang bersifat kognitif, tetapi menjadi sikap, perilaku dan budaya bersih
17

dikalangan kaum muslm, baik dirumah maupun perkarangan dan lingkungan hidup kaum

beriman. Terdapat hubungan erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air disatu sisi,

sementara itu disisi lain sanitasi berhubungan langsung dengan masalah kesehatan dan

penggunaan air. Oleh karena itu, dapat dimaknai bahwa salah satu syarat untuk

melengkapi unsur keberimanan seseorang adalah harus peduli terhadap sanitasi

lingkungan.Dengan demikian, dalam wacana teologi tersebut dapat mendasari pernyataan

bahwa sanitasi lingkungan sebagian dari iman, islahu al-bay’ati min al-iman.

2.5.2 Konsep Pengetahuan dan Sikap menurut Al-Qur’an

Dalam Islam pencarian pengetahuan merupakan keharusan dan kewajiban bagi

setiap muslim. Pengetahuan dalam bahasa Arab digambarkan dengan istilah ‘al-‘lmi, al-

ma’rifah dan al-syu’ur atau kesadaran. Namun dalam pandangan dunia islam , al –‘ilmi-

lah yang terpenting, karena ia merupakan salah satu sifat Tuhan yaitu al-‘Alim, al- Aliim,

dan Allam, yang bermakna Maha Mengetahui. Pengetahuan yang utuh, sempurna dan

absolute adalah pengetahuan yang secara kategoris, diklaim Al-Qur’an sebanyak 30 kali.

Semua keutuhan pengetahuan Tuhan apa yang ada yang ada di langit dan dibumi beserta

rahasia-rahasianya, pengetahuan-Nya, seperti yang ditunjukan Al-Qur’an meliputi

partikularitas, seperti jatuhnya buah dari ranting nya pembuahan atau kelahiran seorang

bayi. Dia mengetahui yang ghaib atau tidak terlihat, yang nyata atau zhahir dan rahasia

atau bathin.

Firman Allah Swt dalam Surah Az-zummar ayat 9 :


18

ْ َ‫قَائِ ًما يَ ْح َذ ُر اآْل ِخ َرةَ َويَ ْر ُجو َر ْح َمةَ َربِّ ِه ۗ قُ ْل َه ْل ي‬


َ ‫ستَ ِوي الَّ ِذ‬
‫ين‬

ِ ‫ون ۗ إِنَّ َما يَتَ َذ َّك ُر أُولُو اأْل َ ْلبَا‬


‫ب‬ َ ‫ون َوالَّ ِذ‬
َ ‫ين اَل يَ ْعلَ ُم‬ َ ‫يَ ْعلَ ُم‬

Artinya : “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah

orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,

sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat

Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui

dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”Sesungguhnya orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Akan tetapi, titik paling penting bagi perkembangan etika individu dan evolusi

sosial adalah gagasan tentang pengetahuan Tuhan yang dekat dan kehadiran-Nya. Dia

mengetahui segala sesuatu yang dilakukan orang, termasuk rahasia hatinya, tidak ada

rencana dan pikiran rahasia yang tersembunyi bagi-Nya.

Secara logis, pengetahuan harus diikuti dengan perbuatan yang baik.Bukan hanya

karena takwa kepada Tuhan yaitu khasyah dan taqwa didefinisikan dalam istilah-istilah

perbuatan yang baik, secara individual maupun sosial, pribadi atau umum, tetapi karena

perbuatan termasuk dalam lingkup istilah ‘alim itu sendiri. Karena ‘Alim bukan hanya

berarti orang yang memiliki sifat pengetahuan, tetapi dalam bentuk gramatisnya sendiri

berarti orang yang bertindak sesuai dengan pengetahuannya, inilah yang dinamakan

dimensi praktis, yang merupakan bagian dari konsep pengetahuan, contohnya konsep

pengetahuan Islam dengan Cina yang lebih banyak menekankan praktek daripada
19

pengetahuan, atau konsep pengetahuan India yang lebih asyik dengan pemikiran abstrak

lebih menekankan pada tindakan ke belakang.

2.5.3 Pandangan Ulama Terhadap Sanitasi

Permasalahansampah telah menjadi permasalahan nasional yang berdampak

buruk bagi kehidupan sosial, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan. Hal ini berdampak

pada Air, Kebersihan, Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan Menurut Agama Islam 57,

“Tiga hal yang menjernihkan pandangan, yaitu: menyaksikan pandangan yang hijau-

hijau, air jernih yang mengalir dan wajah rupawan” (H.R. Ahmad).

Permasalahan sampah telah menjadi permasalahan nasional yang berdampak

buruk bagi kehidupan sosial, kesehatan, ekonomi dan lingkungan.Hal ini berdampak pada

terjadinya peningkatan pencemaran lingkungan hidup, yang antara lain disebabkan masih

rendahnya kesadaran masyarakat dan kalangan industri dalam mengelola sampah,

padahal agama Islam sudah sangat jelas melarang umatnya untuk membuat kegiatan yang

dapat mencemarkan lingkungan karena akan merugikan masyarakat itu sendiri dan

kerusakan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai